Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TAHUNAN UKS 2009

UPT PUSKESMAS MUNDU


KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN
UPT Puskesmas Mundu terdiri dari 12 Desa yang memiliki 23 SD dan 5
MI. Adapun kegiatan UKS sebagian sudah dilaksanakan di SD dan MI yang
berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Mundu.
Diantaranya : Memberikan penyuluhan, Sikat gigi masal, Pemeriksaan
kesehatan umum dan Pembinaan Dokcil.
.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik
dengan meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat serta derajat
kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuh nya..

2. Tujuan Khusus
a. Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat.
b. Sehat, baik dalam arti fisik mental, sosial maupun lingkungan.
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal
yang berkaitan dengan maslah pornografi dan masalah sosial lainnya.
III. SASARAN UKS
a. Sasaran primer : Peserta didik,
b. Sasaran sekunder : Guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola
opendidikan dan pengelola kesehatan.
c. Sasaran tetier :
1. Lembaga Pendidikan
2. Sarana dan Prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
3. Lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat sekitar sekolah.
IV. PELAKSANAAN
Pelaksanaan UKS dalam rangka penjaringan anak sekolah
dilaksankakan setiap bulan Agustus.

1
2

V. METEDOLOGI
1. Pengumpulan Data
Dilakukan dengan mengunjungi kesekolah SD dan MI secara langsung.
TABEL I
PENJARINGAN

NO KEGIATAN RENCANA HASIL


1. Jangkauan Pelayanan
a. Jumlah SD 23 23
b. Jumlah MI 6 6
c. Jumlah sekolah dengan kader UKS 1 1
2 Penjaringan
a. Jumlah murid SD Kelas I yang diperiksa 2162 2162
3. Frekuensi Kunjungan
a. Jumlah kunjungan ke sekolah 12 12
3

VI. KESIMPULAN
Selama Tahun 2009 telah dilaksanakan Penjaringan SD dan MI secara
langsung mengunjungi ke masing-masing sekolah, dan tidak ditemukan
penyakit. Selain penjaringan juga dilaksanakan penyuluhan, sikat gigi,
pemeriksaan kesehatan.

VII. PENUTUP

Demikian hasil laporan tahunan yang saya buat

Mengetahui : Mundu, 30 Desember 2009


Kepala UPT Puskesmas Mundu Petugas UKS

Hj. Sutiati Bardja, SKM Tety Herawati


NIP. 19560712 198103 2005
4
5

VIII. DATA HASIL WAWANCARA

Tabel 1
Distribusi Penderita Keracunan Makanan Berdasarkan Golongan Umur
SD Jadimulya Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon
Tanggal 10 Nopember 2009

Berdasarkan tabel ditas dapat diketahui bahwa kelompok umur


penderita berada pada usia 8 tahun hingga 9 tahun, dimana Attack Rate
tertinggi berada pada kelompok usia 21-40 tahun (AR=6,98)

Tabel 2
Distribusi Penderita Keracunan Makanan Berdasarkan Gejala
Di Astana Rt 13 Rw 04 Kecamatan Gunung Jati
Kabupaten Cirebon Tanggal 5 Juli 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penderita keracunan


yang mengalami gejala sakit perut, demam dan muntah sebanyak 3,00%
dan yang mengalami gejala pusing dan mual sebanyak 2,00%.

Tabel 3
Distribusi Penderita Keracunan Makanan Jenis Makanan
Di Astana Rt 13 Rw 04 Kecamatan Gunung Jati
Kabupaten Cirebon Tanggal 4 Juli 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua jenis


makanan memiliki attack rate yang sama yaitu 66.60 sehingga semua
6

makanan berpeluang menjadi penyebab terjadinya keracunan. Hanya saja


kita tidak dapat memastikannya karena pada saat investigasi tidak dapat
dilakukan pengambilan sampel makanan.

Tabel 4
Distribusi Penderita Keracunan Makanan Waktu Gejala
Di Astana Rt 13 Rw 04 Kecamatan Gunung Jati
Kabupaten Cirebon Tanggal 4 Juli 2007

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penderita


keracunan mulai timbul gejala lebih dari 4 jam setelah makan dengan
prosentase 5.00 %.

IX. KESIMPULAN
1. Selama Tahun 2009 telah dilaksanakan penjaringan di SD dan MIdi KLB
keracunan makanan di Desa Astana Rt 13 Rw 04 Kec. Gunung Jati pada
tanggal 4 Juli 2007.
2. Jumlah penderita sebanyak 4 orang, dengan gejala sakit perut, muntah,
demam, pusing dan mual.
3. Kelompok umur terbanyak yang mengalami keracunan adalah umur 20-40
tahun.
4. Tidak dapat diidentifikasi penyebab keracunan secara tepat karena dari
ketiga jenis makanan yang dimakan semua penderita tidak diambil sampel
makanan dan sampel muntahan karena kejadian pada hari Rabu jam 2
siang dan pada hari Kamis pagi jam 7 pagi sedangkan laporan diterima
pada hari Kamis jam 09.30 WIB
5. Diduga keracunan berasal dari ikan buntek, karena dari hasil investigasi
ternyata ikan buntek diolah dengan cara ditumis, dan dari hasil wawancara
dengan keluarga penderita, diperoleh informasi bahwa kemungkinan
empedu ikan buntek itu pecah pada saat dimasak karena menurut informasi
yang didapat, bagian dari ikan buntek yang dapat menimbulkan keracunan
adalah pada empedunya. Sedangkan nasi tersebut dimasak pada pagi hari
sekitar jam 10.00 WIB yang berarti nasi yang dimakan baru tidak basi, dan
air minum telah dimasak hingga mendidih.
7

6. Bila dilihat dari waktu timbulnya gejala, sebagian besar penderita


merasakan gejala tersebut lebih dari empat jam kemudian setelah makan.
(Tabel 4)
7. Tidak ada penderita yang meninggal dan semua penderita telah sembuh.

X. PENUTUP
Demikian laporan hasil investigasi penyelidikan LKB Keracunan
Makanan di Desa Astana Rt 13 Rw 04 Kec. Gunung Jati, semoga dapat
bermanfaat.

Mengetahui : Cirebon, 4 Juli 2007


Kepala UPTD Puskesmas Cirebon Utara Petugas Surveilans Puskesmas

dr. Hj. Reno Verina Nurlina Anggita Vella


NIP. 140 363 918

Anda mungkin juga menyukai