Anda di halaman 1dari 7

1

MENGENAL REVISI TAKSONOMI BLOOM


OLEH ANDERSON DAN KRATHWOHL

Abstrak
Taksonomi Bloom telah dikenal lama dan digunakan oleh guru di Indonesia untuk mendesain
tujuan pembelajaran serta asesmen. Namun Anderson dan krathwohl telah berhasil mengembangkan
taksonomi tersebut dengan merevisi taksonomi tersebut menjadi taksonomi belajar mengajar dan
asesmen. Taksonomi tersebut direpresentasikan dalam dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan
dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif meliputi: (1) mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan, (4)
menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) mencipta. Dimensi pengetahuan meliputi: (1) pengetahuan
faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, (4) pengetahuan metakognisi.
Kata Kunci:Tabel taksonomi Bloom, dimensi kognitif, dimensi pengetahuan

PENDAHULUAN
Sebelum mengenal revisi taksonomi Bloom, marilah kita mengenang Ki Hadjar Dewantoro
sebagai Platform pendidikan karakter bangsa Indonesia yang lahir pada 02 Mei 1899. Salah satu
ajarannya tertuang dalam tiga kalimat, yaitu: Ing ngarsa sung tuladha. Ing madya mbangun karsa. Tut
wuri handayani. Sehingga tanggal 02 Mei dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional untuk
menghormati beliau sebagai pelopor pendidikan Indonesia. Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika
berada di depan dapat memberikan teladan, contoh, dan panutan. Ing madya mbangun karsa, artinya
ketika berada di tengah, hendaknya bisa menjadi penyatu tujuan dan cita-cita peserta didiknya.
Seorang guru senantiasa berkonsolidasi memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan
musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan peserta didik di masa depannya. Tut wuri
handayani, artinya ketika berada di belakang, hendaknya bisa memberikan dorongan dan motivasi,
sehingga peserta didik memiliki semangat dan daya juang dalam mengembangkan potensi dirinya.
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang
berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Suatu contoh taksonomi hewan, taksonomi tumbuhan dan yang akan dibahas dalam
makalah ini taksonomi belajar mengajar dan menilai.
Dalam kaitan dengan taksonomi Bloom ini, Ki Hadjar Dewantoro pada tahun 1936 telah
mengembangkan Cipta, Rasa dan Karsa. 20 tahun kemudian Benyamin S. Bloom dkk.
mengembangkan tujuan pendidikan dalam tiga ranah: Kognitif, afektif dan psikomotor, yang
dipublikasikan pada tahun 1956 dengan judul TAXONOMY OF EDUCATIONAL OBJECTIVES: The
Classification of Educational Goals. Cukup lama kita mengenal Taksonomi Tujuan Pendidikan
(Educational Objective Taxonomy) dari Bloom, yang biasa dikenal dengan Taksonomi Bloom.
Taksonomi itu menunjukkan adanya 6 buah tingkatan knowledge, comprehension, application,
analysis, synthesis, dan evaluation yang sudah biasa kita simbulkan dengan C 1, C2, C3, C4, C5, dan C6.
Taksonomi itu menjadi sering digunakan untuk membuat kisi-kisi tes, baik tes formatif maupun tes
sumatif. Tidak jarang juga digunakan untuk merancang tes objektif tertentu.
Dengan semakin berkembangnya aspek-aspek psikologi termasuk psikologi belajar, melalui
banyak diskusi berbagai kelompok, muncullah pemikiran-pemikiran yang semakin cermat. Dalam
psikologi belajar jelas ada komponen penting yang perlu mendapat perhatian tinggi juga disamping
aspek kognitif, khususnya proses kognitif. Aspek atau komponen penting itu adalah komponen
pengetahuan atau ilmu yang dipelajari. Masing-masing pengetahuan atau ilmu memiliki ciri-ciri
penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajarinya. Mungkin saja ada ciri-ciri yang sama dalam
dua ilmu yang berbeda, meski tidak semua cirinya sama. Dalam matematika misalnya, jelas bahwa
objek kajian langsungnya adalah abstrak dan menggunakan pemikiran deduktif. Hasil revisi
taksonomi Bloom (taxonomi tujuan pendidikan) menjadi taksonomi belajar, mengajar dan asesmen.

HASIL PERUBAHAN TAKSONOMI BLOOM MENJADI TAKSONOMI BELAJAR,


MENGAJAR DAN MENILAI.
Bila diperhatikan pada dimensi proses kognitif maka tetap, terdapat 6 tingkatan yang serupa
dengan 6 tingkatan dari Bloom, tetapi ada perubahan pada tingkatan pertama (C1) yang pecah
menjadi dua dan memunculkan dimensi pengetahuan, dan aspek kata kerja. Selain itu, terjadi
perubahan pada C5 dan C6, yakni C5 menjadi evaluate atau mengevaluasi dan C6 menjadi create
atau menciptakan.

Penggunaan dimensi itu memperjelas adanya taksonomi belajar, mengajar dan asesmen. Jadi tidak
lagi taksonomi tujuan pendidikan. Sedangkan aspek tujuan akan berada dalam petak-petak koordinat
itu. Perhatikan skema Taksonomi Belajar, Mengajar dan Asessmen berikut ini.
Dimensi Dimensi Proses Kognitif (K)
Pengetahuan 1)Mengingat 2)Mengerti 3)Mengaplikasik4)Menganalisis 5)Mengevaluasi 6)Menciptakan
(P) (Remember) (Understand) an (Apply) (Analyze) (Evaluate) (Create)
1. Pengetahuan K1,P1
Faktual
2

(Factual
Knowledge)
2. Pengetahuan
Konseptual
(Conceptual K3.P2
Knowledge)
3. Pengetahuan
Prosedural
K6,P4
(Procedural
Knowledge)
4. Pengetahuan
Metakognitif
(Metacognitive
Knowledge)

Sel (K1,P1) artinya kognitif mengingat dan pengetahuan faktual. Misalkan, mengingat simbol x, , , .
Sel (K3.P2) kognitif mengaplikasikan dan pengetahuan konseptual. Misalkan, Hitunglah 25x4-25.
(K6,P3) artinya kognitif menciptakan dan pengetahuan prosedural. Misalkan, membuat berbagai
bangun sebarang yang memiliki luas 96 cm2.
Dimensi proses kognitif
Dimensi pertama dalam dimensi kognitif terdiri atas 6 buah tingkatan, yaitu:
1. Mengingat (remember): Mengingat (memanggil) kembali pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang.
a. Mengenal/ mengidentifikasi (Recognizing /identifying)
Menempatkan pengetahuan di memori jangka panjang konsisten dengan materi yang diajarkan.
Contoh: 1) Mengenal bahwa sudut siku-siku besarnya 90o.
2) Mengenal simbol: , ,
b. Mengingat/ memanggil kembali (Recalling /retrieving).
Menelusuri pengetahuan yang relevan memori jangka panjang
Contoh: 1) Mengingat bahwa sudut siku-siku besarnya 90o.
2) Mengingatl simbol: , ,
.
2. Mengerti (understand): Mengkonstruk makna dari pesan pembelajaran, termasuk komunikasi
lisan, tertulis, dan grafis.
a. Menginterpretasikan (Interpreting: Clarifying, paraphrasing, repre-senting, translating)
Contoh:Menginterpretasikan suatu diagram batang yang diberikan.
b. Memberikan contoh (Exemplifying: Illustrating, instantiating)
Contoh: Memberikan contoh bilangan prima
c. Mengklasifikasikan (Classifying: Categorizing, subsuming)
Contoh: 1) Mengklasifikasikan beberapa bangun yang termasuk bangun ruang sisi datar.
2) Mengelompokkan sekumpulan bilangan dalam bilangan rasional dan bukan rasional
d. Merangkum (Summarizing: Abstracting, generalizing)
Contoh: Merangkum sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu bangun segiempat dari penjelasan
yang diberikan
e. Menyimpulkan (Inferring: Concluding, extrapolating, interpolating, predicting).
Contoh: Menyimpulkan bahwa belahketupat merupakan jajargenjang yang sisi-sisinya sama
panjang.
f. Membandingkan (Comparing: Contrasting, mapping, matching)
Contoh: 1) Membandingkan bilangan 0,35 dan .
2) Perbedaan bilangan rasional dengan pecahan
g. Menjelaskan (Explaining: Constructing causative models)
Contoh: Menjelaskan mengapa dua bangun datar kongruen atau tidak.
3. Mengaplikasikan (apply): Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu (yang
diberikan)
3

a. Mengelola/Melakukan: Menggunakan prosedur pada tugas/latihan yang sudah dikenal, siswa


memiliki langkah-langkah urutan tertentu (Executing/carrying out:Using a procedure on familiar
tasks/exercises, has a fixed sequence of steps).
Contoh: Menggunakan rumus dalam menghitung volume limas segiempat yang diketahui
panjang rusuk sisi alas dan tingginya.
b. Mengimplementasikan: Menggunakan prosedur pada tugas/latihan yang tidak dikenal, siswa
harus memilih teknik atau metode dan sering mengubah urutan (Implementing: Using a
procedure on unfamiliar tasks/problems, student has to select technique or method and often
change sequence ).
Contoh: Menggunakan integral untuk menentukan luas daerah tertentu.
4. Menganalisis (analyze): Memecah materi ke dalam bagian-bagian penyusunnya, dan menentukan
bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama lain.
a. Membedakan : Misal bagian-bagian yang relevan dari bagian-bagian yang tidak relevan
(Differentiating: e.g. the relevant from the irrelevant parts.
Contoh: Membedakan persamaan parabola dan hiperbola.
b. Mengorganisasikan: Suatu cara yang unsur-unsurnya cocok dan berfungsi dalam keseluruhan
struktur (Organizing: The ways that elementsfit orfunction within the overall structures).
Contoh: Bagaimana prosedur mengalikan dua bilangan dengan tiga digit.
c. Menandai: Menggarisbawahi tujuan atau perspektif (Attributing: The underlying purpose or
perspective).
Contoh: Menandai hal-hal yang penting dari suatu bacaan dengan cara menggarisbawahi.
5. Mengevaluasi (evaluate: Melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu.
a. Memeriksa: menguji konsistensi atau kesalahan internal pada suatu operasi atau produk
(Checking: Testing for internal consistencies or fallacies in an operation or product).
Contoh: Memeriksa valid tidaknya suatu argumen yang diberikan.
b.Mengkritisi: menilai suatu produk atau operasi berdasarkan kriteria atau standar yang ditetapkan
(Critiquing: Judging a product or operation based on externally imposed criteria and standards).
Contoh: Memberikan penilaian mengapa penggunaan metode tertentu lebih baik daripada metode
yang lain dalam memecahkan masalah.
6. Menciptakan (create): Menempatkan beberapa elemen secara bersama-sama untuk membangun
suatu keseluruhan yang logis dan fungsional, dan mengatur elemen-elemen tersebut ke dalam pola
atau struktur yang baru.
a. Membangkitkan/Menghipotesiskan: Menemukan kriteria tertentu (Generating/Hypothesizing:
meeting certain criteria).
Contoh: Menghipotesiskan kecenderungan suatu data.
b. Merencanakan/mendesain: Menemukan solusi (Planning /Designing: devising a solution).
Contoh: Merencanakan langkah-langkah pembuktian teorema yang lain.
c. Menghasilkan/membuat: Membuat produk asli berdasarkan pola 6a dan 6b)
(Producing/Constructing: Constructing an original product based on 6a and 6b).
Contoh: Menghasilkan jaring-jaring kubus yang berbeda dari jaring-jaring kubus yang
dicontohkan.
Dimensi pengetahuan
Sedangkan dimensi pengetahuan terdiri atas 4 buah tingkatan, yaitu:
1. Pengetahuan Faktual (Factual Knoweledge): Pengetahuan tentang elemen dasar yang harus
diketahui siswa untuk mengenal suatu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan masalah di dalamnya.
a. Pengetahuan tentang istilah (Knowledge of terminology).
Contoh:Pengetahuan simbol 2009, >,
b. Pengetahuan tentang rincian dan unsur tertentu.(Knowledge of specific details and elements).
Contoh:Pengetahuan tentang 4 x 3 = 12
2. Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge): Pengetahuan tentang hubungan timbal balik
antara elemen-elemen dasar dalam suatu struktur yang memungkinkan elemen-elemen tersebut
berfungsi secara bersama-sama.
a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori/penggolongan (Knowledge of classifications and
categories).
Contoh: Pengetahuan tentang pengertian bilangan bulat atau pengertian segitiga
b. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and generalizations).
Contoh: Pengetahuan tentang prinsip dari silogisme, modus ponen, atau modus tollens
c. Pengetahuan tentang teori, model dan struktur (Knowledge of theories, models, and structures).
Contoh: Pengetahuan tentang teorema Pythagoras.
3. Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge): Pengetahuan tentang bagaimana melakukan
suatu hal, metode dan inquiri, dan kriteria untuk menggunakan suatu keterampilan, algoritma, teknik
dan suatu metode.
a. Pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of subject-specific skills
and algorithms).
Contoh: Pengetahuan tentanga lgoritma untuk menentukan akar kuadrat suatu bilangan.
b. Pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subject-specific techniques and
methods).
4

Contoh: Pengetahuan tentang bagaimana cara melukis segitiga samasisi.


c. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang tepat
(Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures).
Contoh: Pengetahuan tentang aturan yang digunakan dalam melakukan operasi campuran
dari beberapa bilangan.
4. Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge): Pengetahuan kognisi secara umum
seperti kesadaran dan pengetahuan tentang kognisinya itu sendiri.
a. Pengetahuan Strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk belajar,
berpikir dan pemecahan masalah.
Contoh:
1) Mengetahui bahwa menggunakan strategi mengerjakan soal-soal matematika berbeda
dengan membuat puisi.
2) Menyadari bahwa belajar di perpustakaan lebih produktif daripada belajar di rumah.
b. Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang
cocok (Knowledge about cognitive tasks,
including appropriate contextual and conditional knowledge).
Contoh: Mengetahui bahwa penggunaan metode pemfaktoran bentuk kuadrat tertentu
mempunyai kelebihan atau kekurangan dibandingkan dengan metode yang lain.
c. Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge).
Contoh: Menyadari bahwa materi tertentu sudah dipahami dan materi lain belum dipahami.

Pemanfaatan Revisi Taksonomi Bloom dalam Pengembangan Tujuan, Kegiatan, Asesmen


Pembelajaran
Berikut ini diberikan contoh pemanfaatan revisi taksonomi Bloom dalam pengembangan
model asesmen autentik dalam pembelajaran matematika untuk materi bangun ruang sisi datar dengan
pembuatan tabel taksonomi tujuan pembelajaran/indikator, kegiatan pembelajaran dan asesmennya.

TAXONOMI BELAJAR , MENGAJAR DAN MENILAI


Dimensi Dimensi Proses Kognitif
Pengetahuan
1)Mengingat 2)Mengerti 3)Mengaplikasikan 4)Menganalisis 5)Mengevaluasi 6)Menciptakan
(Remember) (Understand) (Apply) (Analyze) (Evaluate) (Create)

1. Pengetahuan Ind-1
Faktual (Factual
Knowledge) Akt-1a

Asm-1a

2. Pengetahuan Ind-1
Konseptual
(Conceptual Akt-2b,c
Knowledge)
Asm-2b,c

3. Pengetahuan Ind-2, ind-3, ind-4


Prosedural
(Procedural Akt-2,3,4
Knowledge)
Asm-2,3,4

4. Pengetahuan
Metakognitif
(Metacognitive
Knowledge)

Indikator
1. Indikator 1 Mengurutkan bilangan bulat
2. Indikator 2 Menjumlahkan bilangan bulat
3. Indikator 3 Mengurangkan bilangan bulat
4. Indikator 4 Melakukan operasi hitung campuran
Aktivitas
1a. Siswa diberi sekumpulan bilangan bulat positif, diminta mengurutkan dari kecil ke besar, dan
sebaliknya.
5

1b. Siswa diberi sekumpulan bilangan bulat negatif, diminta mengurutkan dari kecil ke besar dan
sebaliknya.
1c. Siswa diberi sekumpulan bilangan negatif dan positif serta nol, diminta mengurutkannya dari kecil ke
besar dan juga sebaliknya.
2a. Siswa diminta menjumlah dua bilangan bulat positif.
2b. Siswa diminta menjumlah satu bilangan positif dengan satu bilangan negatif.
2c. Siswa diminta menjumlah dua bilangan negatif
3a. Siswa diminta mengurangkan bilangan bilangan positif dari bilangan bulat positif yang lebih kecil.
3b. Siswa diminta mengurangkan bilangan bulat negatif dari bilangan bulat positif
3c. Siswa diminta mengurangkan bilangan bulat negatif dari bilangan bulat negatif
4a. Siswa diminta mengerjakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Misalnya beberapa soal seperti : 30 24 + 15 (- 7)
Asesmen
1.a. Urutkanlah dari kecil kebesar tujuh bilangan bulat positif ini. 6, 4, 8, 2, 12, 18, 20
(atau yang lain, misalnya bilangan ganjil) kemudian urutkan dari besar ke kecil.
1.b. Seperti 1.a. untuk - 2, - 4, - 10, - 16, - 8, - 6, 14.
1.c. seperti 1a. untuk 0, -10, - 8, 8, - 6, 12, 4, - 14
2.a. Siswa diminta mengerjakan soal-soal seperti bila Siti telah memiliki 13 kelereng dan ibunya
membelikan lagi 35 kelereng lagi berapakah kini banyaknya kelereng Siti
2.b. Hitunglah 24 + (- 12 ) atau yang srupa itu.
2.c. Hitunglah - 13 + (- 7) atau yang serupa itu
3.a. Hitunglah 29 - 47 dan yang serupa itu
3.b. Hitunglah 42 (- 12) dan yang srupa itu
3.c. Hitunglah - 45 (- 15) dan yang serupa itu
4..a. Hitunglah 35 + (- 15) + 8 (- 22) + (- 40) dan soal yang serupa.

PENUTUP
Demikian telah dibahas sekelumit tentang perubahan taksonomi tujuan pendidikan Bloom versi
1956 menjadi taksonomi belajar, mengajar dan asesmen pembelajaran. Perubahan tersebut diawali oleh
riset bertahun-tahun yang dilakukan Anderson (2001) dan kawan-kawan. Yang diantaranya terjadi
perubahan mendasar dari klasifikasi tujuan pendidikan untuk proses kognitif menjadi dua dimensi yaitu
dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif meliputi: (1) mengingat, (2) mengerti,
(3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, dan (6) mencipta. Dimensi pengetahuan meliputi:
(1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, (4) pengetahuan
metakognisi.

DAFTAR PUSTAKA

Bloom, B.S., Englehart, M.B., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, D.L.(1956). Taxonomy of educational
objectives. The classifications of educational goals. Handbook I.
Loren W. Anderson and David R. Krathwohl, 2001, Taxonomy Learning, Teaching, and Assessing, Longman,
New York
6

Masriyah. 2012. Pengembangan Pedoman Guru SMP/MTs untuk Mengembangkan Asesmen Autentik dengan
Memanfaatkan Hasil Revisi Taksonomi Bloom untuk Pembelajaran Matematika. Makalah hasil
penelitian. PPs Unesa Surabaya.
Soedjadi, R. 2006. Mengenal Revisi Taxonomy Bloom. Surabaya: PPs Unesa.
Widodo, Suryo, Penilaian Hasil Belajar Matematika berdasarkan Kriteria Senk, Jurnal Ilmiah CAKRAWALA
PENDIDIKAN ISSN :1410-9883 Vol. 5 April 2003 Hal 74-87
Widodo, Suryo. 2003, Beberapa Catatan Evaluasi Pembelajaran, Diktat, FPMIPA IKIP PGRI.
A : Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognitif

mengingat mengerti mengaplikasikan menganalisis mengevaluasi Membuat/ mencipta

Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Membandingkan Mengabstraksi

Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Menyimpulkan Mengatur

Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menilai Menganimasi

Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengarahkan Mengumpulkan

Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkritik Mengkategorikan

Mengidentifikasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Menimbang Mengkode

Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Memutuskan Mengkombinasikan

Menunjukkan Menghitung Mengklasifiksi Memerinci Memisahkan Menyusun

Memberi label Mengkontraskan Menghitung Menominasikan Memprediksi Mengarang

Memberi indeks Mengubah Membangun Mendiagramkan Memperjelas Membangun

Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengkorelasikan Menugaskan Menanggulangi

Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan Menafsirkan Menghubungkan

Manandai Menjalin Mencegah Menguji Mempertahankan Menciptakan

Membaca Membedakan Menggambarkan Mencerahkan Memerinci Mengkreasikan

Menyadari Mendiskusikan Menggunakan Menjelajah Mengukur Mengoreksi

Menghafal Menggali Menilai Membagankan Merangkum Merancang

Meniru Mencontohkan Melatih Menyimpulkan Membuktikan Merencanakan

Mencatat Menerangkan Menggali Menemukan Memvalidasi Mendikte

Mengulang Mengemukakan Mengemukakan Menelaah Mengetes Meningkatkan

Mereproduksi Mempolakan Mengadaptasi Memaksimalkan Mendukung Memperjelas

Meninjau Memperluas Menyelidiki Memerintahkan Memilih Memfasilitasi

Memilih Menyimpulkan Mengoperasikan Mengedit Memproyeksikan Membentuk

Menyatakan Meramalkan Mempersoalkan Mengaitkan Merumuskan

Mempelajari Merangkum Mengkonsepkan Memilih Menggeneralisasi

Mentabulasi Menjabarkan Melaksanakan Mengukur Menggabungkan

Memberi kode Meramalkan Melatih Memadukan

Menelusuri Memproduksi Mentransfer Membatas

Menulis Memproses Mereparasi

Mengaitkan Menampilkan

Menyusun Menyiapkan

Mensimulasikan Memproduksi

Memecahkan Merangkum
7

Melakukan Merekonstruksi

Mentabulasi Membuat

Anda mungkin juga menyukai