Anda di halaman 1dari 7

BAB 7

ASPEK DAMPAK SOSIAL, LINGKUNGAN , DAN


HUKUM

7.1 ASPEK SOSIAL


7.1.1 DAMPAK DARI DALAM
Pengetahuan
Dengan adanya internet masyarakat dapat mencari ilmu dari berbagai bidang dan darimana
pun sehingga kegiatan ini dapat menambah pengetahuan penggunanya. Dampak ini
merupakan dampak primer positif.

Keakraban
Kegiatan perkumpulan adalah suatu kegiatan sosial untuk menjalin keakraban karena sering
bertemu. Dampak ini merupakan dampak primer positif.

Kecanduan
Baik disadari maupun tidak sesuatu yang dianggap menyenangkan dan dilakukan secara terus
menerus dapat menyebabkan kecanduan. Sebagaimana kita ketahui kecanduan dapat
mempengaruhi pemikiran seseorang dimana jika tidak terpenuhi dapat menimbulkan efek
negatif berupa kekhawatiran jika keinginannya tidak terpenuhi. Dampak ini merupakan
dampak primer negatif.

Kemalasan
Akibat dari kecanduan seseorang mengharapkan kenginnginannya untuk terpenuhi sehingga
malas melakukan kegiatan yang lain . Dampak ini merupakan dampak sekunder negatif.

7.1.2 DAMPAK DARI LUAR


Kesempatan kerja dan peluang berusaha
Seiring dengan adanya usaha ini, kesempatan kerja pun terbuka. Selain untuk pekerja full-
time dapat juga digunakan oleh pekerja paruh waktu. Dampak ini merupakan dampak primer
yang terjadi dalam tempo yang cukup lama dan positif.
Persepsi masyarakat
Fenomena yang ditemukan adalah sebagian orang memandang negatif orang yang suka keluar
pada larut malam. Selain itu kerumunan yang terkadang membuat gaduh yang dapat
mengganggu ketertiban lingkungan. Namun pada lokasi rencana usaha ditemukan kenyataan
bahwa nilai budaya dan adat istiadat sudah terjadi percampuran karena disekitar lokasi terdiri
dari banyak daerah dan rentang usia sehingga terjadi bias antara kesan negatif dan positif.

7.2 ASPEK LINGKUNGAN


Penurunan kualitas udara
Komponen udara akan mengalami dampak oleh kegiatan di dalam ruang yang menyebabkan
perubahan dan penurunan kualitas udara. Sebagai contoh pada kegiatan merokok yang di
lakukan di dalam ruang serta kenaikan suhu akibat radiasi dari alat elektronik yang menyala
seperti komputer,serve,peralatan internet,dsb. Dampak terhadap komponen udara dan
kebisingan merupakan dampak primer sedangkan sekundernya adalahnya menurunnya
kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan.

Peningkatan kebisingan
Penggunaan alat elektronik seperti komputer beserta aksesorisnya (seperti speaker) akan
menghasilkan suara yang cukup nyaring. Sehingga dengan jumlah barang tersebut yang cukup
banyak dapat menimbulkan polusi suara yang cukup banyak. Hal ini dapat dikategorikan
sebagai dampak negatif. Namun karena bersumber dari dalam lingkungan sendiri dapat di
atasi untuk mengurangi dampak negatifnya.

Peningkatan suhu sekitar


Panas yang bersumber dari alat elektronik dapat dirasakan langsung oleh orang disekitarnya.
Dengan jumlah alat elektronik yang banyak pada suatu warnet panas ini akan terakumulasi
dan dapat meningkatkan suhu disekitar sehingga suhu sekitar menjadi tidak nyaman. Hal ini
dikategorikan sebagai dampak negatif. Namun karena bersumber dari dalam lingkungan
sendiri dapat diatasi untuk mengurang dampak negatifnya.

Kesehatan masyakarat
Komponen kesehatan masyarakat terutama disebabkan oleh perubahan kualitas lingkungan akibat
kegiatan dan operasional warung internet. Dampak ini bersifat lama dan akumulatif , sehingga
dikategorikan dampak negatif.. Namun karena bersumber dari dalam lingkungan
sendiri dapat diatasi untuk mengurang dampak negatifnya.

7.3 ASPEK HUKUM


Untuk mendirikan usaha ini diperlukan syarat ataupun izin yang meliputi :

NPWP pribadi / NPWP perusahaan (Dirjen Pajak).


Surat TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata).
Surat Ijin Gangguan Lingkungan / HO (Kepolisian).

Dengan ketentuan sebagai berikut :


1). Surat izin gangguan(HO)
a. Dasar Hukum :

Peraturan Daerah Kab. Sleman No. 12 Tahun 2001 tentang Izin Gangguan
Keputusan Bupati Sleman No. 15/Kep. KDH/ A/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kab. Sleman No. 12 Tahun 2001 tentang Izin Gangguan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27 Tahun 2008 tentang Pedoman Penetapan Izin
Gangguan di Daerah
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Ganggua
Peraturan Bupati Nomor 39 Tahun 2013 tentang Tarif Retribusi Izin Gangguan

b. Persyaratan

1. Untuk usaha baru

Foto copy KTP pemohon/pemilik kegiatan usaha

Foto copy akte notaris bagi perusahaan yang berbadan hukum (PT, CV, Firma, Yayasan,
dll yang dianggap perlu)
Fotocopy bukti kepemilikan tanah (Sertifikat, Leter C, D, E) dan atau surat kerelaan bagi
tanah yang bukan milik sendiri
Rekomendasi dari Instansi terkalit untuk Usaha tertentu
SPPL, UKL/UPL atau AMDAL
Surat Keterangan Domisili bagi WNA
Surat Kuasa bermaterai cukup, bagi yang tidak dapat mengurus sendiri
Surat Pernyataan Tidak Keberatan dari pemilik tanah apabila tanah tempat usaha bukan
milik sendiri, disertai Perjanjian Sewa Menyewa para pihak yang terkait
Untuk Usaha Jasa Kontraktor disertai fotocopy IMB
Surat kuasa bermaterai Rp. 6.000,- dan foto copy KTP penerima kuasa (jika diurus orang
lain
2. Foto copy KTP pemohon/pemilik kegiatan usaha

Fotocopy bukti kepemilikan tanah (Sertifikat, Leter C, D, E) dan atau surat kerelaan bagi
tanah yang bukan milik sendiri
Foto copy akte notaris bagi perusahaan yang berbadan hukum (PT, CV, Firma, Yayasan,
dll yang dianggap perlu)
Surat izin gangguan yang lama dan asli
Dokumen lingkungan
Surat kuasa bermaterai Rp. 6.000,- dan foto copy KTP penerima kuasa (jika diurus orang
lain)

2). Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP)


Izin Usaha Permainan dan Ketangkasan
a. Dasar Hukum

Perda Kab. Sleman Nomor 22 Th 1996 ttg Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum
Perda Kab. Sleman Nomor 9 Th 1998 ttg Pajak Hiburan
Perda Kab. Sleman Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tanda Daftar Usaha Pariwisata

b. Persyaratan

Foto copy Izin Gangguan (HO)


Foto copy KTP Pemohon
Foto copy KTP pemegang kuasa (jika dikuasakan)
Surat Kuasa bermeterai Rp.6000,- atau Surat Tugas bila tidak bisa mengurus sendiri
Foto copy Akta Pendirian perusahaan dan atau perubahannya yang dilegalisir bagi CV
atau PT
Ijin Gangguan (HO)

3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Wajib pajak orang pribadi :
Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas berupa:
1. fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia; atau
2. fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap
(KITAP), bagi Warga Negara Asing.
3. Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas berupa:
1. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Warga Negara Indonesia, atau fotokopi
paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal
Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing, dan fotokopi dokumen izin kegiatan
usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan
Listrik/ bukti pembayaran listrik; atau
2. fotokopi e-KTP bagi Warga Negara Indonesia dan surat pernyataan di atas meterai
dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-
benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
4. Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi adalah wanita kawin yang dikenai pajak secara
terpisah karena menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan
dan harta, dan wanita kawin yang memilih melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
secara terpisah, permohonan juga harus dilampiri dengan:
1. fotokopi Kartu NPWP suami;
2. fotokopi Kartu Keluarga; dan
3. fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat pernyataan
menghendaki melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari
hak dan kewajiban perpajakan suami.

Sumber :
http://www.bpmppt.slemankab.go.id/tanda-daftar-usaha-pariwisata/
http://www.bpmppt.slemankab.go.id/izin-gangguan-selain-yang-dilimpahkan-
kepada-camat/
http://www.kemenkeu.go.id/Layanan/mendaftarkan-diri-untuk-mendapatkan-
npwp-orang-pribadi

Anda mungkin juga menyukai