Anda di halaman 1dari 38

AKUSTIKA

Kelompok : Yorissa Engeline Parinding (140115147)


Sandi Harlan Pabisa (140115417)
Ari Pramono (140115424)
Karunia Paskah (140115628)
Andreas Joko Prasetyo (140115636)
1. PROSES TIMBULNYA BUNYI/SUARA DAN ISTILAH TEKNIS YANG
MENYERTAI (PANJANG GELOMBANG,FREKUENSI,AMPLITUDO)

Asal dan Perambatan Bunyi

Semua benda yang dapat bergetar mempunyai kecenderungan untuk menghasilkan


bunyi.
Bila ditinjau dari arah getarnya, bunyi termasuk gelombang longitudinal dan bila
dilihat dari medium perambatannya, bunyi termasuk gelombang mekanik.
Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya getaran per banyaknya waktu pada waktu lampau satuan dari
ukuran sebuah frekuensi didefinisikan sebagai banyaknya siklus perdetik (cps).
Frekuensi ditentukan dalam satuan yang disebut Hertz (Hz). Satu Hertz sama dengan satu
siklus perdetik.
Frekuensi yang dapat didengar oleh manusia berkisar 20 sampai 20.000 Hz dan jangkauan
frekuensi ini dapat mengalami penurunan pada batas atas rentang frekuensi sejalan
dengan bertambahnya umur manusia (lipscomb & Taylor, 1978).
Jangkauan frekuensi audio manusia akan berbeda jika umur manusia juga berbeda.
Frekuensi bunyi
dapat
didefinisikan
sebagai jumlah
periode siklus
kompresi dan
regangan yang
muncul dalam
satu satuan
waktu.

F=1/T
dimana :
f = Frekuensi (Hz)
T = Waktu (detik)
Periode

Periode adalah banyaknya waktu per banyaknya getaran, sehingga periode


berbanding terbalik dengan frekuensi.

Amplitudo

Jarak atau simpangan terjauh dari titik keseimbangan disebut amplitudo


Cepat Rambat Bunyi
Bunyi bergerak pada kecepatan berbeda-beda pada tiap media yang dilaluinya.
Pada media gas udara, cepat rambat bunyi tergantung pada kerapatan, suhu, dan
tekanan.

Pada media padat, bergantung pada modulus elastisitas dan kerapatan.

Pada media cair, bergantung pada modulus bulk dan kerapatan.


Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi mempunyai cepat rambat yang
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi.
Semakin rapat susunan partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat,
sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat padat. Tabel 2.2 disajikan beberapa
kecepatan bunyi dalam material tertentu.
2. Suhu medium.
Semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi merambat.
Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan matematis (v = v0 + 0,6.t) dimana
v0 adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium. Besar kecilnya
cepat rambat bunyi pada suatu medium sangat tergantung pada temperatur medium
tersebut (Beranek & Lver, 1992).
Panjang Gelombang
Panjang suatu gelombang bunyi dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh
perambatan bunyi selama tiap siklus.
Hubungan antara panjang gelombang, frekuensi, dan cepat rambat bunyi dapat ditulis sebagai
berikut :

Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi adalah aliran energi yang dibawa gelombang udara dalam suatu daerah per
satuan luas.
Intensitas bunyi dalam arah tertentu di suatu titik adalah laju energi bunyi rata-rata yang
ditransmisikan dalam arah tersebut melewati satu-satuan luasan yang tegak lurus arah tersebut di
titik bersangkutan. Untuk tujuan praktis dalam dalam pengendalian kebisingan lingkungan, tingkat
tekanan bunyi sama dengan tingkat intensitas bunyi (Doelle, 1972).
Intesitas bunyi pada tiap titik dari sumber dinyatakan dengan :
Ambang batas pendengaran manusia, yaitu nilai minimum intensitas daya bunyi yang
dapat dideteksi telinga manusia, adalah 10-6 W/cm2 .

Kecepatan Partikel
Radiasi bunyi yang dihasilkan suatu sumber bunyi akan mengelilingi udara sekitarnya.
Radiasi bunyi ini akan mendorong patikel udara yang dekat dengan permukaan luar sumber
bunyi. Hal ini akan menyebabkan bergeraknya partikel-partikel di sekitar radiasi bunyi yang
disebut dengan kecepatan partikel pada persamaan.
Dengan menggunakan kesetimbangan momentum antara momentum linear dan impuls
gaya pada gelombang longitudinal untuk permasalahan solid borne maka dapat
dianologikan menjadi persamaannya adalah :

dengan asumsi bahwa :


1. Gelombang yang terjadi di solid adalah gelombang bidang
2. Persamaan di atas dapat diturunkan menjadi gerak di benda solid
3. Reaksi medium solid berupa tegangan, sedangkan pada udara berupa tekanan.

. Titinada
Sifat sensasi pendengaran yang memungkinkan kita menyusun bunyi dalam suatu
skala yang berkisar dari frekuensi rendah ke tinggi disebut dengan titinada. Secara
subyektif fisiologis, titinada sama dengan frekuensi.
Titinada terutama tergantung pada frekuensi bunyi perangsang, makin tinggi
frekuensinya, makin tinggi pula titinadanya.
Warna Nada
Sensasi bunyi yang mempunyai titinada disebut nada.
Nada murni adalah sensasi bunyi frekuensi tunggal, ditandai dengan ketunggalan
titinadanya. Bunyi ini dapat dihasilkan dengan memukul garpu tala atau dengan
memainkan nada rendah secara lembut pada suling.
Kebanyakan bunyi musik tidak menghasilkan nada murni saja, tetapi menghasilkan
bunyi yang terdiri dari beberapa frekuensi tambahan, yang disebut dengan nada
kompleks. Nada kompleks adalah sensasi bunyi yang ditandai oleh lebih dari satu
frekuensi.
Frekuensi terendah yang berada dalam suatu nada kompleks disebut nada dasar,
sedangkan komponen-komponen dengan frekuensi lebih tinggi disebut nada atas atau
parsial.

Kekerasan Bunyi
Kekerasan bunyi adalah sifat sensasi pendengaran yang subyektif dan dalam
besaran kekerasan ini, bunyi dapat disusun pada skala yang berkisar dari lemah sampai
keras. Kekerasan adalah tanggapan subyektif terhadap tekanan 20 bunyi dan intensitas
bunyi. Phon adalah satuan tingkat kekerasan bunyi, yang dibentuk oleh suatu
percobaan psikologis yang sangat luas. Skala phon ikut memperhatikan kepekaan
telinga yang berbeda terhadap bunyi dengan frekuensi yang berbeda.
2.SIFAT-SIFAT BUNYI SEBAGAI GELOMBANG
Difusi
Difusi merupakan fenomena akustik saat gelombang suara dilepaskan
dalam suatu ruang yang tingkat tekanan suaranya tidak sama di setiap
titik. Gelombang yang memiliki tingkat tekanan suara tertentu akan
mengalir menuju semua titik yang tingkat tekanan suaranya lebih
rendah.

Difraksi
Difraksi merupakan fenomena akustik saat arah rambat gelombang suara
yang tadinya merambat pada satu arah menjadi banyak arah(menyebar).
Saat fenomena ini terjadi, energi yang dibawa oleh gelombang suara
menjadi terpecah-pecah dan mengalir sesuai dengan arah variasi difraksi

Refraksi
Refraksi merupakan fenomena akustik saat gelombang suara
berubah
arah rambatnya saat gelombang suara tersebut merambat melalui
dua
lapisan material yang berbeda kerapatannya. Jadi, refraksi bisa
diartikan fenomena pembiasan suara
Refleksi
Refleksi merupakan fenomena akustik saat
gelombang suara mengenai Suatu permukaan
material dan material tersebut mengembalikan lagi
(memantulkan) sebagian atau seluruh energi
gelombang suara yang
membenturnya

Absorbsi
Absorpsi merupakan fenomena akustik saat gelombang suara mengenai
suatu material dan material tersebut mengurangi (menyerap) sebagian
atau seluruh energi gelombang suara yang membenturnya. Dalam
fenomena absorpsi dikenal istilah faktor absorpsi, yaitu perbandingan
energi yang diserap material absorber dari gelombang suara yang
membenturnya dengan energi pada gelombang suara saat sebelum
membentur absorber
3. JENIS-JENIS SUMBER BUNYI (TITIK DAN GARIS)
Menurut jumlah sumber getaran atau gerakan yang terjadi,
bunyi dapat dibedakan menjadi bunyi yang berasal dari sumber
berbentuk titik dan bunyi yang berasal dari sumber berbentuk
garis.
Sumber bunyi yang berwujud sebagai titik adalah sumber
yang muncul oleh adanya satu buah getaran saja (getaran
tunggal). Selanjutnya bunyi ini terdistribusi atau merambat
dengan kekuatan yang sama ke segala arah, sehingga seolah-oleh
membentuk ruang berwujud bola. Gambar 1.3
Sedangkan bunyi berwujud sebagai garis adalah bunyi yang dihasilkan oleh beberapa
atau banyak getaran majemuk.
Pada sumber bunyi berbentuk garis , diasumsikan sebuah garis berada dalam
ruangan. Ketiak bunyi didistribusikan atau merambat ke segala arah, seolah-olah akan
berbentuk ruang berwujud tabung atau silinder dengan subuah garis sebagai pusat atau
sumbu.

Karena dihasilkan oleh sumber tunggal, bunyi berbentuk titik memiliki kemampuan
sebaran atau perambatan yang lebih rendah dari bunyi berbentuk garis. Hal ini dibuktikan
oleh sebuah penelitian (BRE/CIRIA, 1993)
Pada sumber bunyi titik, setiap jarak bertambah 2 kali lipat kekuatan bunyi berkurang 6dB
Pada sumber bunyi garis, jarak bertambah 2 kali lipat kekuatan bunyi berkurang 3dB
Jenis bunyi majemuk (berwujud seperti garis) amat mudah dijumpai di jalan raya
yang supersibuk, dimana aliran kendaraan berjalan tidak putus. Objek yang berdiri
disisi jalan tersebut akan menerima distribusi bunyi dari sumber majemuk.
4.PROSES PENDENGARAN PADA MANUSIA DAN
KUANTITAS BUNYI
Sound pressure level (SPL) dBA (satuan decibel berbobot)
Ukuran logaritmik dari tekanan efektif relatif Merupakan ekspresi dari kenyaringan relative dari
suara ke nilai referensi. suara di udara sebagaimana yang dipersepsikan
Tingkat tekanan suara, dinotasikan L p dan diukur oleh telinga manusia.
dalam dB , didefinisikan oleh

dB(satuan decibel ekuvalen)


Merupakan sebuah satuan untuk mengukur
intensitas suara, Desibel juga merupakan
sebuah unit logaritmis untuk mendiskripsikan
suatu rasio.
dB(satuan decibel ekuvalen) Phon
Merupakan sebuah satuan untuk mengukur Merupakan satuan yang berhubungan dengan kekerasan
intensitas suara, Desibel juga merupakan sebuah suara dalam gelombang bunyi yang didengar oleh
unit logaritmis untuk mendiskripsikan suatu rasio. manusia

SOUND WEIGTHING
Merupakan standar nasional yang berkaitan
dengan pengukuran tingkat tekanan suara
dalam gelombang pembobotan diterapkan
untuk tingkat suara instrumen-diukur dalam
upaya untuk menjelaskan relatif kenyaringan
yang dirasakan oleh telinga manusia
Harmoni
Harmoni merupakan keselarasan bunyi dalam
music atau juga dapat dikatakan paduan nada ,
yaitu paduan bunyi nyanyian atau permainan
musik yang menggunakan dua nada atau lebih
yang berbeda tinggi nadanya dan dibunyikan
secara serentak.
Oktaf
Merupakan sebuah interval jarak antara
nada satu dengan yang lainnya, hanya
Oktaf terendah yang bisa didengar
oleh manusia
5.MANFAAT PENGETAHUAN BUNYI TERHADAP PERANCANGAN
ARSITEKTUR

Bunyi dan arsitektur saling terkait dalam hal:


1.Architectural Acoustics
Memperkirakan serta mengatur masalah akustik didalam lingkungan yang dibangun maupun di luar
bangunandan dari mana kita menentukan mikrofon serta titik titik pengeras bunyi yang menhasilkan
desibel tertentu sehingga dapat menghasilkan bunyi yang berkualitas dan berkuantitas terhadap bangunan
(interior maupun eksterior).
2.Speculative Acoustics
Mencoba mencari inti dari logika bunyi dan musik sehingga kita mendapatkan bentuk katredal dan
bagian-bagian yang harmonis,bentuk geometri yang sakral, dan metafisika keharmonisan.
3.The Actual Experience
Suara dalam ruang batu ujian kedua disiplin ini(Bunyi dan Arsitektur)dimana kita merespon sebagai
kehidupan manusia secara utuh dari bermacam-macam bunyi di sekitar kita.
http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/viewFile/182/167
Mengapa disain akustik diperlukan dalam penataan ruang?

Pada prinsipnya, ada tiga kriteria kenyamanan yang diperlukan pada tiap bangunan atau
ruangan, yaitu:

Kenyamanan termal (berhubungan dengan pengkondisian panas/udara)


Kenyamanan audial/akustik (berhubungan dengan pengkondisian suara dan getaran)
Kenyamanan visual (berhubungan dengan pengkondisian pencahayaan).

Kenyamanan akustik setiap ruangan berbeda-beda bergantung pada fungsi ruangan itu sendiri.
Penyimpangan terhadap kondisi ideal dari kenyamanan akustik inilah yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan bagi pengguna ruangan.
Akustik sangat berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan ketika seseorang beraktivitas di
dalam ruangan dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi psikologis orang tersebut.
Tampilan akhir dari aplikasi disain akustik seringkali merupakan hal yang subyektif karena
berkaitan dengan faktor estetika atau kosmetik dari sebuah ruangan. Namun desain akustik itu
sendiri bukanlah hal yang subyektif, melainkan hal yang berdasar dan terukur serta memiliki
kriteria, kaidah atau standard baku sesuai ilmu Fisika Akustik.
KARYA ARSITEKTUR
Sidney Opera House

Arsitek:Jorn Utzon Oberg

Sidney Opera House terletak di Sydney, New


South Wales adalah salah satu bangunan abad ke-
20 yang paling unik dan terkenal.
Gedung ini terletak di Bennelong Point di
Sydney Harbour dekat Sydney Harbour Bridge dan
pemandangan kedua bangunan ini menjadi ikon
tersendiri bagi Australia.
Cangkang

Bagian dasar
bangunan
Gambar Potongan Sidney Opera House

Pemisah antara dasar dan cangkang dibuat dengan konsep funsional.


Bagian mekanik dari teater dan daerah pengunjung dapat bergerak tanpa mengganggu
panggung dan tidak berpengaruh terhadap bagian lain.
Akustik dari bentuk cangkang dapat melindungi ruang dalam dari gangguan luar (noise).
Pembangunan atap berbentuk cangkang ternyata menjadi tantangan teknis tersendiri
sehingga membuat sang arsitek, Utzon, dan perusahaan konstruksi Ove Arup harus
menghabiskan empat tahun untuk memecahkan masalah tersebut.
Berbagai kritik bermunculan akan desain
interior awal.Penasihat akustik untuk Sydney
Opera House, Lothar Cremer, berpendapat
bahwa jumlah kursi (2000 buah) tidak dapat
ditambah tanpa merusak kualitas akustik.
Pada aula utama, efek peredaman suara akan
dilakukan oleh berat dari gulungan maupun panell
(cangkang) itu sendiri.

Geometri ruangan yang fleksibel sehingga


memenuhi kriteria akustik yang baik dan tidak
perlu mengatur suara keluaran tetapi bangunan
tersebut akan mengaturnya sendiri agar sesuai
dengan kriteria akustik yang ada.
Teknologi plywood (lapisan kayu)
digunakan dalam mengeliminasi noise
yang terkonveksi melewati bangunan
dan membuat lapisan permukaan
mereverberasi secara harmoni dari
suara yang dihasilkan dari ruangan
tersebut

Bentuk geometrinya dilapisi dinding yang


tingginya bervariasi dari 4 kaki sampai 30 kaki
yang di atasnya terdapat pintu terbuka, jendela
dan ventilasi lainnya
Sistem pantulan
bunyi pada sidney
Opera house
WALT DISNEY CONCERT
HALL
Frank Owen Gehry
Arsitek : Frank Gehry

Lokasi : 111 S Grand Ave, Los Angeles, CA

Acoustical consultants : Yosuhisa Toyota and Nagata Acoustics Inc.,


Charles M. Salter Associates, Inc.

Theater Consultant : Theatre Projects Consultants, Fisher Dachs


Associates

Client : Los Angeles Philharmonic

Tahun Pembangunan : 2003


DENAH
CONCERT HALL
POTONGAN
PERSPEKTIF
Tempat duduk terletak di setiap
sisi dari panggung.

Gehry bekerja sama dengan


Yasuhisa Toyota, konsultan
akustik, untuk merancang
suara melalui tata ruang dan
meterial.

Untuk manguji akustik, mereka


menggunakan skala 1 : 10 dari
ruang konser. Partisi dan
lengkungan dari ruang konser,
plafond bergelombang adalah
bagian dari sistem akustik dan
juga sebagai representasi dari
exterior bangunan.
Dinding yang mengelilingi ruang konser
adalah ilusi mata.
Dinding-dinding ini terbuat dari jala
transparan yang dimaksudkan agar suara
dapat dengan mudah melewati dan
memantul pada dinding dan juga
lengkungan-lengkungan pada ruang konser
ini
Frank Gehry membatasi jumlah
bukaan pada ruang konser. Hal ini
dilakukan untuk memaksimalkan suara
pada ruang konser, karena orkestra
philharmonik sebagai klien tidak ingin
menggunakan pengeras suara.
Tempat duduk dirancang
mengelilingi panggung agar suara dari
orkestra dapat sampai ke semua
penonton secara merata. Serta
penonto dapat melihat secara detail
pertunjukan dari orkestra tersebut.
CONCERT HALL
TERIMA KASIIH

Anda mungkin juga menyukai