Anda di halaman 1dari 22

UNSUR GOLONGAN GAS MULIA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Unsur dan Senyawa
Dosen: Dwi Indah Suryani, M.Pd

Disusun Oleh:
Hayati Nufus (2281142315)
Ismawati (2281142292)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG - BANTEN

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan nikmat dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Unsur Golongan Gas Mulia.
Tugas penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Unsur
dan Senyawa.
Terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami
semata-mata, namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang
terkait. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dwi Indah Suryani yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari isi maupun susunannya. Kami mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Amiin.

Serang, 19 September 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2

BAB II ISI

A. Ciri-Ciri Umum Golongan Gas Mulia......................................................3


B. Sifat-Sifat Kimia Golongan Gas Mulia....................................................4
C. Keberadaan Unsur Golongan Gas Mulia di Alam....................................4
D. Pembuatan Unsur Golongan Gas Mulia ..................................................5
E. Kegunaan Unsur Golongan Gas Mulia.....................................................6
F. Persenyawaan Golongan Gas Mulia.........................................................8
G. Kestabilan Golongan Gas Mulia..............................................................12
H. Sintesis Logam Golongan Gas Mulia......................................................15

BAB III PENUTUP

A. Simpulan..................................................................................................27
B. Saran........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18

BAB
iii 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik.


Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi).
Gas ini mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan
bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-
unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya
adalah He (Helium), Ne(Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon),
dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di
luar atmosfer. Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium
dan thorium. Semua unsur - unsur gas mulia terdiri dari atom -atom yang
berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam semesta adalah
Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari
matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan
sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon
bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon
disebut juga sebagai gas jarang.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, diperoleh beberapa rumusan masalah
yaitu:
1. Apa saja ciri-ciri umum golongan gas mulia?
2. Apa saja sifat-sifat kimia golongan gas mulia?
3. Bagaimana keberadaan unsur golongan1 gas mulia di alam?
4. Bagaiman pembuatan unsur golongan gas mulia?
5. Apa saja kegunaan unsur golongan gas mulia?
6. Bagaimana persenyawaan golongan gas mulia?
7. Bagaimana kestabilan golongan gas mulia?
8. Bagaimana proses sintesis logam golongan gas mulia
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah, diperoleh beberapa tujuan dari penulisan
makalah yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan ciri-ciri umum golongan gas mulia.
2. Menjelaskan sifat-sifat kimia golongan gas mulia.
3. Menjelaskan keberadaan unsur golongan gas mulia di alam.
2

4. Menjelaskan pembuatan unsur golongan gas mulia.


5. Menjelaskan kegunaan unusr golongan gas mulia.
6. Menjelaskan persenyawaan unsur golongan gas mulia.
7. Menjelaskan kestabilan golongan gas mulia.
8. Menjelaskan sintesis logam golongan gas mulia.

BAB 2

ISI

A. Ciri-Ciri Umum Golongan Gas Mulia

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA


yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di
alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya, mempunyai sifat
lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia
juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron
valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam
sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar
(Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat
radioaktif. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2, np6,
kecuali He 1s2.

Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia


karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan
bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun
senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut
disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi
oktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi
ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah.

Dari definisi gas mulia tersebut dapat didapat ciri-ciri umum golongan
gas mulia yaitu sebagai berikut :

1. Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.

2. Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron


valensinya 2

3. Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).

4. Bersifat inert.

5. Gas mulia merupakan unsur3 gas pada suhu kamar dan mendidih hanya
beberapa derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih
gasnya bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi
pengionnya berkurang.

B.
4 Sifat Kimia Golongan Gas Mulia
Sifat kimia yang dimiliki oleh golongan gas mulia dipengaruhi pula
oleh sifat fisika golongan gas mulia tersebut. Berikut penjelasan terkait sifat
kimia golongan gas mulia yaitu kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus
dengan jari-jari atomnya. Kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke
Rn. Pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap
elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom
lain. Gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi
elektron yang sudah stabil.

Afinitas elektron bersifat endoterm (sukar menerima elektron).


Perbedaan titik leleh dan titik didih sangat sempit (ikatan antar molekul
sangat lemah). Kelarutan gas-gas mulia dalam air makin kebawah makin
besar.

Gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau


monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga
sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat bereaksi
dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.

C. Keberadaan Unsur Golongan Gas Mulia di Alam

Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang


merupakan unsur radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di
udara adalah argon yang merupakan komponen ketiga terbanyak dalam
udara setelah nitrogen dan oksigen. Unsur-unsur Gas Mulia, kecuali Radon,
melimpah jumlahnya karena terdapat dalam udara bebas. Argon terdapat di
udara bebas dengan kadar 0,93 %, Neon 1,810-3 %, Helium 5,210-4 %,
Kripton 1,110-4 %, dan Xenon 8,710-6 %. Helium adalah unsur terbanyak
jumlahnya di alam semesta karena Helium adalah salah satu unsur penyusun
bintang. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam di Texas dan Kansas
(Amerika Serikat). Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif
uranium dan thorium. Udara mengandung gas Mulia (Ar, Ne, Xe, dan Kr)
5 walaupun dalam jumlah yang kecil, gas mulia di Industri di peroleh sebagai
hasil samping dalam Industri pembuatan gas nitrogen dan O2.

D. Pembuatan Unsur Golongan Gas Mulia

1. Gas Helium

Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat.


Gas helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8C
sehingga pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara
pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156C) dan gas helium
terpisah dari gas alam.

2. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon

Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr),
dan xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri
diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan
gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.

Gambar 1. Proses Destilasi

Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air)
didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon
6 bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik
didih gas argon (-189,4C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-
182,8C).

Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran


secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk
menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas
nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan
kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-
245,9C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak
terkonsentrasi (tidak mencair). Gas kripton (Tb = -153,2C) dan xenon (Tb
= -108C) mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga
akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi utama.
Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.

Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon (Rn) yang
hanya terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh
dari peluruhan radio aktif atom radium.

Unsur radon (Rn) yang merupakan unsur radioaktif Radium (Ra)


dengan memancarkan sinar alfa (helium) sesuai dengan persamaan reaksi:

88
Ra226 86Rn222 + 2He4

E. Kegunaan Unsur Golongan Gas Mulia

1. Helium

Helium merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar, Helium
biasa digunakan untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif
digunakan untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara buatan yang
dipakai dalam penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan
tinggi. Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara
7 buatan, nitrogen yang terisap mudah
1 terlarut dalam darah dan dapat
menimbulkan halusinasi pada penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini
disebut pesona bawah laut. Ketika penyelam kembali ke permukaan,
(tekanan atmosfer) gas nitrogen keluar dari darah dengan cepat.
Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan rasa sakit
atau kematian. Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat
pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.

2. Neon

Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu
juga neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator
tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.

3. Argon

Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang


atau roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai
pengisi bola lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram
(tungsten) yang panas.

4. Kripton

Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen


bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk
fotografi kecepatan tinggi.

5. Xenon

Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida


(pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron.

6. Radon

Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif.


Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan
menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem
peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan
berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar
radon.

F.
8 Persenyawaan Unsur Golongan Gas Mulia

Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan
memiliki kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi
dengan atom lain. Karena sebenarnya tidak semua sub kulit pada gas mulia
terisi penuh.

Contoh:

Ar : [Ne] 3s2 3p6

Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong


yaitu sub kulit d jadi

Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0

jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.

Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur
gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama
Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas
mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.

Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:

PtF6 + O2 (O2)+ (PtF6)-

PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga


energi ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi
ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba
mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang
stabil sesuai dengan persamaan reaksi:

Xe + PtF6 Xe+(PtF6)-

Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah


anggapan bahwa gas mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya
mencoba melakukan penelitian dengan mereaksikan Xenon dengan zat-zat
oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas Flourin dan menghasilkan
senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.

9 Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF 2.


Radon dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya
saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak stabil).

Tabel 1. Beberapa Persenyawaan Xenon

Tingk Per Bentuk Titik Struktur Tanda-Tanda


at Didih
senyawaan
Oksid
asi
II XeF2 Kristal tak 129 Linear Terhidrolisis
berwarna menjadi Xe +
O2; sangat larut
dalam HF
IV XeF4 Kristal tak 117 Segi-4 Stabil
berwarna
VI XeF6 Kristal tak 49,6 Oktahedra Stabil
berwarna l
terdistorsi

Padatan
Cs2XeF8
kuning Archim.
Cairan tak Antiprism Stabil pada
berwarna a 400C
XeOF4
Kristal tak Piramid Stabil
berwarna segi-4
XeO3 -46
Piramidal
Mudah meledak,
higroskopik;
stabil dalam
larutan
VIII XeO4 Gas tak Tetrahedra Mudah meledak 10
berwarna l
Anion- anion
Garam tak HXeO63-,
XeO6 4-
berwarna H2XeO62-,
Oktahedra
H3XeO6- ada
l
juga

Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat
mungkin karena tingkat kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun
sangat sedikit kandungannya di bumi. Dalam udara kering maka akan
ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut : Helium = 0,00052 %;
Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton = 0,00011 %; Xenon =
0,000008; Radon = Radioaktif*

Tabel 2. Contoh Reaksi dan Cara Pereaksian pada Gas Mulia

Gas Mulia Reaksi Nama senyawa Cara pereaksian


yang terbentuk
Ar (Argon) Ar(s) + HF HArF Argonhidroflourida Senyawa ini
dihasilkan oleh
fotolisis dan
matriks Ar padat
dan stabil pada
suhu rendah
Kr(Kripton Kr(s) + F2 (s) KrF2 Kripton flourida Reaksi ini
) (s) dihasilkan dengan
cara mendinginkan
Kr dan F2pada
suhu -196 0C lalu
diberi loncatan
muatan listrik atau
sinar X
Xe(g) + F2(g) Xenon flourida XeF2 dan XeF4
XeF2(s) dapat diperoleh
dari pemanasan
Xe dan F2pada
Xe(g) + 2F2(g) tekanan 6 atm, jika
XeF4(s) umlah peraksi F2
lebih besar maka
akan diperoleh
Xe(g) + 3F2(g)
XeF6
XeF6(s)
XeF6(s) + 3H2O(l) Xenon oksida XeO4 dibuat dari
XeO3(s) +6HF(aq) reaksi
disproporsionasi
6XeF4(s) + 12H2O(l)
(reaksi dimana
2XeO3(s) +
unsur pereaksi
4Xe(g) + 3O2(g) +
yang sama
24HF(aq)
sebagian
teroksidasi dan
sebagian lagi
tereduksi) yang
kompleks dari
11

larutan XeO3 yang


bersifat alkain
Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) RnF Radon flourida Bereaksi secara
spontan.

12 Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon


dengan flouor dalam kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-
senyawa ini, Xenon mempunyai bilangan oksidasi genap +2, +4, dan +6,
yang khas bagi kebanyakan senyawaan Xenon. Fluorida-Fluorida adalah
lahan permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya.

Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan


fluor adalah difluoridanya, KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi
selain +2. Dari kira-kira selusin senyawaan krypton yang dikenal, semuanya
merupakan garam kompleks yang diturunkan dari KrF2. Karena radon
bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari, kekimiawiannya
sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon fluorida, baik yang mudah
menguap maupun yang tak mudah menguap, telah didemonstrasikan.

G. Kestabilan Golongan Gas Mulia

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA


yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di
alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya, mempunyai sifat
lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia
juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron
valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam
sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar
(Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat
radioaktif.
13

Tabel 3. Sifat-Sifat Gas Mulia

Gas Nomor Titik Titik Enerrgi Jari-Jari


Mulia atom Leleh Didih Ionisasi Atom
He 2 -272,2 -268,9 2738 0,50
Ne 10 -248,7 -245,9 2088 0,65
Ar 18 -189,2 -185,7 1520 0,95
Kr 36 -156,6 -152,3 1356 1,10
Xe 54 -111,9 -107,1 1170 1,30
Rn 86 -71 -62 1040 1,45

Dari tabel diatas dapat dilihat jari jari atom yang kecil (dalam satu
golongan, semakin keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar
artinya elektronnya sangat sukar dilepaskan, elektron terluar relatif lebih
tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat sukar
untuk bereaksi. Dari atas ke bawah jari jari atom makin besar, energi
ionisasinya makin kecil atau makin mudah melepaskan elektron, sehingga
gas mulia dari atas ke bawah makin reaktif.

Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya


harga energi ionisasi suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar
membentuk ion (terionisasi), artinya sukar untuk melepas elektron agar
berubah jadi ion positif. Selain itu makin besar ukuran sebuah atom, makin
mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari
intinya yang bermuatan positif.

Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya,


jadi kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan
pertambahan jari-jari atom yang mengakibatkan gaya tarik inti atom
terhadap elektron kulit terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan
diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak
reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini
didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat
bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn)
sudah dapat bereaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti
Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat
bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon,
dan argon masih sangat stabil.

14 Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada
suhu kamar (250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud
gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka di alam berada dalam
bentuk monoatomik. Titik leleh dan titik didih unsur unsur gas mulia
perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan
mendidih pada suhu -2460C karena gaya tarik atom atom gas mulia sangat
kecil.

Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu
konfigurasi elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah
Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn.
Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns2 np6.
Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab
semua elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak
memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen dengan atom lain. Energi
ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif dan
berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.

Tabel 4. Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron


He 2 1s2
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Xe 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6
Sr 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa


digunakan untuk penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.

contoh :

Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5

menjadi

Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5

Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur- 15


unsur gas mulia yang lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena
kulit terluarnya telah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif.
Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.

H. Sintesis Logam Golongan Gas Mulia

Gas mulia merupakan gas yang sangat sukar bereaksi karena


memmpunyai konfigurasi elektron yang stabil. yang termasuk gas mulia
He , Ne ,Ar , Kr , Xe dan Rn. Senyawa gas mulia pertama kali dibuat Neil
bartlet yaitu XePtF6.

Tiga gas mulia yang dapat disintesis adalah Kr , Xe ,Rn.

Keberadaan unsur-unsur Gas Mulia pertama kali ditemukan oleh Sir


William Ramsey. Beliau adalah ilmuwan pertama yang berhasil mengisolasi
gas Neon, Argon, Kripton, dan Xenon dari atmosfer. Beliau juga
menemukan suatu gas yang diisolasi dari peluruhan mineral Uranium, yang
mempunyai spektrum sama seperti unsur di matahari, yang disebut Helium.
Helium terdapat dalam mineral radioaktif dan tercatat sebagai salah satu gas
alam di Amerika Serikat. Gas Helium diperoleh dari peluruhan isotop
Uranium dan Thorium yang memancarkan partikel . Gas Radon, yang
semua isotopnya radioaktif dengan waktu paruh pendek, juga diperoleh dari
rangkaian peluruhan Uranium dan Thorium.

Saat mempelajari reaksi kimia dengan menggunakan gas PtF6 yang


sangat reaktif, N. Bartlett menemukan bahwa dengan oksigen, akan
terbentuk suatu padatan kristal [O-2]+[PtF6]. Beliau mencatat bahwa entalpi
pengionan Xenon sama dengan O2. Dengan demikian, suatu reaksi yang
analog diharapkan dapat terjadi. Ternyata, hal tersebut benar. Pada tahun
1962, beliau melaporkan senyawa pertama yang berhasil disintesis
menggunakan Gas Mulia, yaitu padatan kristal merah dengan formula kimia
[Xe]+[PtF6]. Selanjutnya, berbagai senyawa Gas Mulia juga berhasil
disintesis, diantaranya XeF2, XeF4, XeF6, XeO4, dan XeOF4.

16 Seluruh unsur Gas Mulia merupakan gas monoatomik. Dalam satu


golongan, dari He sampai Rn, jari-jari atom meningkat. Dengan
demikian,ukuran atom Gas Mulia meningkat, menyebabkan gaya tarik-
menarik antar atom (Gaya London) semakin besar. Hal ini mengakibatkan
kenaikan titik didih unsur dalam satu golongan. Sementara energi ionisasi
dalam satu golongan menurun dari He sampai Rn. Hal ini menyebabkan
unsur He, Ne, dan Ar tidak dapat membentuk senyawa (energi ionisasinya
sangat tinggi), sementara unsur Kr dan Xe dapat membentuk senyawa
(energi ionisasinya relatif rendah dibandingkan Gas Mulia lainnya). Gas
Argon merupakan Gas Mulia yang paling melimpah di atmosfer (sekitar
0,934% volume udara), sedangkan Gas Helium paling melimpah di jagat
raya (terlibat dalam reaksi termonuklir pada permukaan matahari.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab 2, maka didapat
kesimpulan sebagia berikut:
Ciri umum golongan gas mulia yaitu Tidak Berwarna, tidak berbau,
tidak berasa, sedikit larut dalam air. Mempunyai elektron valensi 8, dan
khusus untuk Helium elektron valensinya. Molekul-molekulnya terdiri atas
satu atom (monoatom). Bersifat inert serta gas mulia merupakan unsur gas
pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di atas titik cairnya.
Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring bertambahnya
nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang
Sifat kimia gas mulia yaitu kereaktifan gas mulia akan bertambah dari
He ke Rn. Pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap
elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom
lain. Gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi
elektron yang sudah stabil.
Pembuatan unusr golongan gas mulia yaitu yang pertama pada Gas
Helium dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar
-156C) dan gas helium terpisah dari gas alam. Sedangkan pada Gas Argon,
Neon, Kripton, dan Xenon melalui proses destilasi
Kegunana golongan gas mulia yaitu Helium digunakan untuk mengisi
balon udara, Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon,
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau
roket, Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen
bertekanan rendah, Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk
bakterisida (pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron dan Radon
dapat digunakan dalam terapi kanker.
Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan
memiliki kestabilan yang tinggi tetapi masih dapat bereaksi dengan atom
lain
Tiga gas mulia yang dapat disintesis adalah Kr , Xe ,Rn.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan
kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat
memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun
DAFTAR17PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press

Keenan, dkk. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga

18

Anda mungkin juga menyukai