Anda di halaman 1dari 3

Bauksit merupakan material dasar untuk memproduksi alumina.

Bauksit
merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan
susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit
(Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit
mengandung Al2O3 sebanyak 45 65%, SiO2 1 12%, Fe2O3 2 25%,
TiO2 >3%, dan H2O 14 36%. Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan
subtropika dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit
terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi,
kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan
tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan
nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan
serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang
kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit
dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di
kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di
Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.
Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang
berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf.
Kekerasan bauksit berkisar antara 1 3 skala Mohs dan berat jenis
berkisar antara 2,5 2,6.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit
secara optimum adalah ;
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang
kaya alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan
mudah
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan
terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
1. Iklim humid tropis dan subtropics
2. Batuan sumber mengandung alumina tinggi
3. Reagent yang sesuai pH dan Eh, sehingga mampu merubah silikat
4. Infiltrasi air meteoric prmukaan secara lambat
5. kondisi bawah permukaan (larutan bawah permukaan) yang
mampu melarutkan
unsure batuan yang dilaluinya
Genesa Endapan Bauksit
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan
tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro,
basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone dan phonolite.
Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang
mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali, sedangkan
mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.

Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari


mineral silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya
terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi terkonsentrasi
sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan
produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan
lateritik.

Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan


syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting
adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.

Laterit adalah suatui bahan yang berupa konkresi berwarna kemeraahan,


bersifat
porous, menutupi hamper sebagian besar daerah tropis dan subtropics,
merupakan lapisan
yang kaya akan aluminium dan besi. Jika kadar aluminiumnya lebih besar
dibandingkan
dengan kadar besi, sehingga warnanya menjadi agak muda, kekuning-
kuningan sampai keputih-putihan, maka latrit semacam ini
dinamakan aluminious laterit atau laterit
bauksit. lateritisasi (proses pertukaran suhu secara terus menerus
sehingga batuan mengalami pelapukan).
Genesa bijih bauksit, alumina dpat bersumber dari batuan
primer (magmatic dan
hidrotermal) maupun dari batuan sekunder (pelapukan dan
metamorphosis). Namun,
secara luas yang berada dipermukaan bumi ini berasal dari batuan
sekunder hasil proses
pelapukan dan pelindian. Genesa dari bauksit sendiri dapt terbentuk dari
4 proses yaitu :
magamatik, Hidrotermal, metamorfosa, dan pelapukan
2.1.2 Klasifikasi Bauksit
Berdasarkan genesanya, bijih bauksit terbagi atas 5 yaitu, bauksit pada
batuan klastik
kasar, bauksit pada terrarosa, bauksit pada batuan karbonat, bauksit pada
batuan sedimen
klastik dan bauksit pada batuan fosfat. Sedangkan berdasarkan letak
depositnya bauksit
terbadi atas 4 yaitu deposit bauksit residual, deposit bauksit koluvial,
deposit bauksit
alluvial pada perlapisan dan deposit bauksit alluvial pada konglomerat
kasar.

Anda mungkin juga menyukai