Persentase penyebaran fragmen batuannya tidak merata, tergantung dari topografi. Umumnya
fragmen dijumpai banyak yang berukuran besar pada topografi yang terjal, ini disebabkan karena
penyerapan air hujan. Pada slope curam air hujan akan mengalir ke daerah yang lebih rendah
sehingga proses pelapukan yang terjadi semakin kecil pula. Pada topografi yang sedang atau landai
fragmen batuan yang dijumpai berukuran lebih kecil, karena pengaruh penyerapan air hujan ke
batuan yang semakin banyak, sehingga erosi dan pelapukan fisik pun lebih besar.
Dalam Waheed (2008), perubahan mineral serpentin berdasarkan suhunya diuraikan sebagai berikut:
Pada suhu 200 oC - 500oC Forsterit terserpentinisasi menjadi Serpentin (pada suhu kurang dari 200 oC serpentin
TIDAK terbentuk)
Because of its lower solubility than magnesia, silica may often be precipitated in
the saprolitic zone of the laterite profile where magnesia is actively going into solution. In such cases, silica will
frequently form veins, fissure-fillings, and joint
coatings. Some of these inter-connected joint fillings and veins survive well into
the limonitisation stage of the saprolite and result in the formation of silica boxwork.
Secara umum, silika dikaitkan dengan profil laterit dalam dua perbedaancara:
• Sebagai silika masif, membentuk tutup silika tebal atau silcrete, dan
• berstruktur boxwork, lembaran silika, dan melensa pada zona saprolit, limonit, dan transisi.
Silika boxwork di limoniteis sebenarnya diwarisi oleh zona ini saat proses laterisasi matang. Akumulasi silika asli
terjadi di zona saprolit atau zona saprolit keras di mana ruang bebas yang berlimpah tersedia baik di sepanjang celah
kekar dan rekahan alami atau melalui pelindian luas di sepanjang permukaan ini. Ketika saprolit di sekitarnya
menjadi limonit (setelah pelindian dan keruntuhan lebih lanjut), endapan silika asli di zona ini diwarisi oleh limonit.
Jika vein silika di dalam boxwork tebal, box-work dapat mempertahankan bentuk dan geometri aslinya. Jika dinding
silika terlalu halus, boxwork akan menderita dan menunjukkan konsekuensi keruntuhan.
Data yang didapat di lapangan adalah data berupa kelurusan atau breksiasi dan kekar shear
fracture dan gash fracture. Berikut adalah data SF GF yang diambil masing - masing 6 data:
Hasil:
Arah umum Shear N182º E/80º
Arah umum Gash N101ºE/80º
Bidang sesar : N207ºE/84º
Plunge, Bearing 12º,N120ºE
Rake 22º
σ1: 12o/ N049oE
σ2: 12o/ N049oE
σ3: 12o/ N049oE
1. VI.3. Rekomendasi
Berdasarkan Hashari (2015), ketika perbandingan Fe/Ni >7 di dalam proses pengolahan akan menyebabkan
klinker, yaitu penggumpalan besi di kiln sehingga akan menyumbat proses di kiln sedangkan apabila perbandingan
Si/Mg >2,1 maka akan menyebabkan pengikisan pada furnace yang apabila dibiarkan secara terus menerus akan
mengakibatkan kebocoran pada dinding furnace. Selain itu, apabila perbandingan Si/Mg >2,1 akan menyebabkan
penyumbatan pada leher tanur mesin tambang.
Berdasarkan hasil data kimia fraksinasi, hanya titik pertama yang memenuhi segala aspek penambangan.
Kadar Ni > 1.8%, Si/Mg < 2,1, dan Fe/Ni < 7. Pada titik kedua tidak ada kadar Ni yang melebihi 2% serta perbandingan
Si/Mg yang besar bahkan ada yang mencapai 12,7. Pada titik ketiga hanya meter keempat yang memenuhi kadar Ni
untuk diolah, yaitu sekitar 2.11 – 2.6% serta perbandinga Si/Mg dan Fe/Ni juga masih masuk kriteria. Pada titik kelima
hanya meter ketiga fraksi <1 cm yang memenuhi.