Anda di halaman 1dari 2

AULIYANI YUGAFIATI

1A-MAS / 155244005

Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen Aset

1. Isu Pengembangan Infrastruktur

Bandara Lampung Jadi Bandara Internasional

BANDARLAMPUNG Kementrian Perhubungan (Kemenhub) dan


Pemerintah Provinsi Lampung menetapkan target baru untuk status
Bandara Radin Inten II menjadi Bandara Internasional pada 2017.

Asistem I Sekprov Lampung, Rifki Wiryawan, mengatakan guna


mewujudkan hal tersebut harus dilakukan perluasan landasan pacu.
Perluasan landasan pacu itu telah dilakukan beberapa tahun lalu dan
disempurnakan pada 2015, landasan pacu akan diperluas dari
sebelumnya 2.500 meter menjadi 3.000 meter agar pesawat berbadan
lebar bisa masuk.

Oleh karena itu dibutuhkan lahan seluas 78 hektare dan


pembebasannya dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama akan
dibebaskan seluas 36 hektare pada tahun 2015 ini dan sisanya 42 hektare
akan dibebaskan pada tahun 2016 mendatang. Kementerian Perhubungan
juga telah menyiapkan anggaran untuk pengembangan bandara Radin
Inten II sebesar Rp100 miliar melalui APBN 2015.

Melalui Surat Nomor PL.102/908/II/CT-2015 disebutkan bahwa aset


yang diusulkan untuk dihibahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan RI
berupa Gedung CIP, selasar dan pagar pengatur arus parkir.

Setalah pembahasan beberapa kali, Gubernur menerbitkan Surat


Keputusan pada tanggal 29 Juli 2015 Nomor: G/366/B.XI/HK/2015 tentang
hibah Gedung CIP, selasar dan lahan parkir milik Pemerintah Provinsi
Lampung. Surat itu merupakan persetujuan Pemprov Lampung untuk
melepas aset kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia.

"Dalam pelaksanaannya Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandara


Udara Radin Intan II mengusulkan agar aset dihapuskan dengan cara
pemusnahan seperti dibongkar," terang Hamartoni.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Idrus Effendi


mengatakan, pengembangan Bandara Raden Intan II telah tercantum
dalam RPJMD Provinsi Lampung.
Ia menjelaskan, proses pengadaan tanah mengacu pada Undang Undang
No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
Sumber: Republika, 14 Oktober 2015
(http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/10/14/nw6mjl383-bandara-
lampung-jadi-bandara-internasional)

2. Komentar dan Solusi


a. Komentar
Menurut saya pengembangan Bandara Radin Inten II menjadi bandara
internasional memiliki dampak positif yaitu: akan mengembangkan
ekonomi nasional; meningkatkan arus transportasi barang bagi usaha
kargo dan transportasi manusia bagi sektor pariwisata; akan terdapat
perubahan pada lingkungan fisik seperti pelebaran jalan dan
penerangan lampu jalan yang akan lebih baik dari sebelumnya; dan
akan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat
baik dalam sektor formal maupun informal. Dari sektor formal yaitu
terbukanya kesempatan untuk masyarakat yang ingin bekerja di
Bandara Radin Inten, baik itu sebagai porter, satpam, cleaning service,
maskapai penerbangan dan lain sebagainya, sedangkan dari sektor
informal seperti menjadi tukang ojek dan berdagang disekitar bandara.
Selain akan diperoleh dampak positif, pengembangan Bandara Radin
Inten II juga akan menimbulkan dampak negatif yaitu: masyarakat yang
mayoritas berprofesi sebagai petani tidak bisa lagi bekerja sebagai petani
karena tanah yang dijadikan sumber penghidupan telah dibeli oleh
pemerintah yang kemudian dijadikan lahan untuk pembangunan Bandara
Internasional tersebut. Kebanyakan warga sekarang menjadi
pengangguran dan hanya menonton para pekerja yang sedang
mengerjakan proyek bandara. Pemerintah berharap agar dari hasil
pembebasan tanah dimanfaatkan untuk berusaha dan menciptakan lahan
baru untuk bekerja namun warga yang notabenenya berasal dari tingkat
pendidikan yang rendah dan kurangnya pengetahuan sangat sulit untuk
berpindah profesi ke profesi lain.
b. Saran
Pemerintah harus merencanakan dengan matang pembangunan dan
pengembangan bandara internasional tersebut terutama berkaitan dengan
aspek-aspek sosial ekonomi masyarakat. Alangkah bijaksana apabila
sebelum melakukan pembebasan lahan, pemerintah terlebih dahulu
mempersiapkan lahan relokasi untuk masyarakat sekitar pengembangan
bandara internasional tersebut.
Pemerintah juga perlu mempersiapkan pembekalan bagi masyarakat di
sekitar lokasi pembangunan bandara yang notabenenya adalah petani,
agar mereka tidak menganggur setelah pembebasan lahan yang
merupakan sarana untuk mereka bekerja.

Anda mungkin juga menyukai