264172441-Ulkus-Mole Fix
264172441-Ulkus-Mole Fix
ULKUS MOLE
Oleh :
dr. Dewi Mashita Arfani
Pembimbing :
dr. Aprilia Maya Putri S
1
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny.R
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Keluhan Utama:
Keluhan tambahan :
luka seperti sariawan pada bibir kemaluan kanan dan kiri bagian luar dan
dalam sejak 3 minggu yang lalu. Awalnya luka seperti jerawat kecil-kecil
2
banyak. Awalnya karena adanya luka tersebut kemaluan os sempat
kontak dengan air yaitu pada saat berkemih dan saat membersihkan daerah
kemaluan dengan air. Tidak ada luka seperti ini di bagian tubuh yang lain.
suaminya. Demam, batuk dan pilek disangkal, BAB tidak ada keluhan.
- Riwayat DM disangkal
- Riwayat DM disangkal
Riwayat pengobatan
Os sudah pernah berobat ke bidan dan diberikan obat namun os lupa nama
3
Riwayat Sosial :
- Pasien menjaga kebersihan tubuh dengan mandi sehari 2 kali dengan air
Status Generalis :
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
Nadi : 94 x/menit
RR : 20 x/menit
4
Konjungtiva : anemis - / - , hiperemi - / -
Sklera : ikterik + / +, perdarahan - / - , pterygium -/ -
Pupil : refleks cahaya + / +, isokor +
Lensa : tampak jernih
Telinga Bentuk aurikula : normal
Lubang telinga : sekret (-)
Hidung Bentuk : normal, simetris, deviasi septum (-)
Pada keadaan statis, bentuk dinding dada kanan dan kiri terlihat
simetris. Bentuk dan ukuran dinding dada kanan dan kiri terlihat
sama.
Pada keadaan dinamis, dinding dada kanan dan kiri terlihat simetris dan
tidak terlihat pergerakan dinding dada kanan maupun kiri tertinggal
pada waktu pernafasan.
Tidak terdapat retraksi atau penggunaan otot pernapasan tambahan.
Pada permukaan dada : massa (-), jaringan sikatrik (-), jejas (-), spider
naevi (-)
Fossa supraklavikula dan infraklavikula tidak cekung dan simetris.
Fossa jugularis : tidak tampak deviasi trakea.
Pulsasi ichtus kordis tidak tampak
Tipe pernafasan : torako-abdominal dengan frekuensi nafas 18 kali/
menit
Palpasi:
5
Ichtus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra.
Nyeri tekan (-), massa (-), thrill (-), krepitasi (-)
Perkusi:
Dinding abdomen simetris, massa (-), distensi (-), vena kolateral (-),
caput medusa (-), jaringan sikatrik (-)
Auskultasi :
Bising Usus (+) normal, metalic sound ( -), bising aorta (-)
Palpasi :
Turgor : Normal
Tonus : Normal
Nyeri tekan (-), Murphy sign (+), distensi abdomen (-), defense
muscular (-), Nyeri tekan mac burney (-), rovsing sign (-), psoas sign
(-), obturator sign (-), Hepar / Lien / Ren : tidak teraba
6
- - -
- - -
-
Perkusi : - -
Deformitas
- an direct meningkatium dextra, serta murphy sign positif.eri tekan ejak 4 hari SMRS. sar 2 kali/hari, padat, nyeri saa
- -
Sianosis - -
- -
- -
Edema
- -
7
Kelenjar getah Tidak ada pembesaran
bening
Status Dermatologis :
Lokasi :
Efloresensi :
dasar kotor , kulit disekitar ulkus tampak radang akut , lunak dan nyeri pada
perabaan, tidak terdapat indurasi. fluor albus (+) , pembesaran kelenjar KGB
8
Pemeriksaan pengecatan gram: tidak dilakukan
2.6 Resume
keluhan terdapat luka di daerah bibir kemaluan kanan dan kiri bagian
dalam sejak 3 minggu, luka seperti jerawat yang pecah kadang keluar
darah terasa sangat nyeri, panas dan perih, ukuran luka seperti ujung jarum
pentul kemerahan dan berjumlah 4-6 luka. Awalnya karena adanya luka
memberat ketika luka kontak dengan air yaitu pada saat berkemih dan saat
gatal.
Riwayat social, suami pasien bekerja sebagai sopir mobil, multiple sex
2 kali dengan air PDAM dan mengganti celana dalam 2 kali sehari.
Status Dermatologis:
Pada regio labium mayor dan minor vagina dekstra dan sinistra terdapat
ulkus multiple dengan diameter 5mm, tepi ulkus sedikit menggaung, dasar
kotor , kulit disekitar ulkus tampak radang akut , lunak dan nyeri pada
9
Diagnosis
Ulkus Mole.
- Herpes genitalis
- Limfogranuloma venereum
- Granuloma inguinal
2.8 Planning
sensitivitas antibiotika.
2. Terapi:
a. Medikamentosa
b. Non Medikamentosa
maupun kimiawi.
- 1 minggu control
10
2.9 Edukasi
2.10 Prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
11
I. Definisi
Ulkus mole adalah penyakit infeksi akut pada alat kelamin, setempat,
klinis yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi dan
II. Sinonim
Ulkus mole juga dikenal dengan nama: soft chancre, chancroid, soft sore. 1,3,4
III. Epidemiologi
Ulkus mole bersifat endemik dan tersebar di daerah tropis dan subtropis,
frekuensi penyakit ini di negara-negara yang lebih maju. Selain ditularkan melalui
hubungan seksual, dapat juga melalui kontak langsung (misal pada jari dokter /
perawat). Frekuensi pada wanita lebih rendah (1:3-25) dan lebih banyak pada
golongan kulit berwarna. Beberapa faktor menunjukkan bahwa wanita tuna susila
mole per tahun, dan lebih banyak dijumpai pada negara berkembang dikarenakan
banyaknya wanita tuna susila, yang tercatat atupun tidak. Ulkus mole
Penularan ulkus mole dari wanita ke pria 45%, sedangkan sebaliknya sebesar
70%. 2,5
IV. Etiologi
12
Haemophilus ducreyi adalah obligat bakteri patogen pada manusia, tidak
ada laporan tentang reservoir lain selain manusia. 2 Dikelompokkan dalam genus
guanosine-sitosin fraksi 0.38 mole,1 sekuetrasi RNA terdiri atas 1.7Mb kromosom
dan 1693 fragmen terbuka, dapat mengeluarkan toksin hemolysin dan cytolethal
2
distending toxin (CDT), thermolabil (mati pada suhu di atas 35C). Basil
biakan sehingga disebut juga Streptobacillus. Basil ini pada lesi terbuka di sekitar
genital sukar ditemukan karena tertutup oleh infeksi sekunder, lebih mudah dicari
bila bahan pemeriksaan berupa nanah yang diambil dengan cara aspirasi abses
disebabkan oleh satu organisme (H. ducreyi) atau disebabkan lebih dari satu
yang ditemukan pada isolasi, timbul pula kesukaran dalam mencari hubungan
V. Patogenesis
13
Belum diselidiki secara mendalam. Adanya trauma atau abrasi, penting
Tiga faktor penting yang mempengaruhi patogenesis dari ulkus mole adalah
diketahui virulen, beberapa yang lain avirulen. Virulensi dapat hilang dengan
pada kulit. Organisme yang avirulen dilaporkan lebih rentan terhadap antimikroba
sifat H. ducreyi yang unik yang menimbulkan suppurasi. Respon imun yang
respon antibodi pada para penderita dengan chancroid dan pada binatang coba.
tes fluoresens antibodi indirek. Reaktivitas silang antara anti sera yang dihasilkan
terhadap antigen H. ducreyi murni dan ekstrak antigen dari spesies Haemophilus
14
Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari, pada umumnya kurang dari 7
hari. Lesi kebanyakan multipel, bisa soliter, biasanya pada daerah genital, jarang
cawan, pinggir tidak rata, sering bergaung dan dikelilingi halo yang eritematosa.
Ulkus sering tertutup jaringan nekrotik, dasar ulkus berupa jaringan granulasi
yang mudah berdarah, dan pada perabaan terasa nyeri. Tempat predileksi pada
korpus penis, dan dapat juga timbul di uretra, skrotum, perineum, atau anus. Pada
Lesi ekstragenital bisa terdapat pada lidah, jari tangan, bibir, payudara,
dengan cepat dapat timbul lesi multipel. Gejala sistemik jarang timbul, kalaupun
Lesi seperti ini dapat timbul pada vulva dan pada daerah genital yang
2. Dwarf chancroid
Lesi sangat kecil dan menyerupai erosi pada herpes genitalis, dasarnya
15
3. Transient chancroid (chancre mou valant)
limfogranuloma venereum.
5. Giant chancroid
cara autoinokulasi.
6. Phagedenic chancroid
Lesi kecil menjadi besar dan destruktif dengan jaringan nekrotik yang
organisme fusospirochetes
16
Gambar ulkus mole pada labia minor wanita
17
Sumber : Sexually Transmitted Diseases, 2008, p.690
2. Biakan kuman
Bahan diambil dari pus suppurasi limfadenitis atau lesi, yang kemudian
18
4. Biopsi 1,11
histopatologik ditemukan:
jaringan nekrotik.
- Daerah dalam, infiltrat padat terdiri atas sel plasma dan limfoid.
5. Tes Ito-Reenstierna
Sekarang sudah tidak dipakai lagi karena tidak spesifik. Vaksin yang
dipakai (Dmelcos) terdiri atas 225 juta kuman mati / ml. Disuntikkan
sedangkan kontrol negatif. Tes ini menjadi positif 6-10 hari setelah
timbulnya ulkus mole, dan tetap positif sampai beberapa tahun, bahkan
6. Autoinokulasi
Bahan diambil dari lesi yang dicurigai, diinokulasikan pada kulit yang
sehat daerah lengan bawah atau paha penderita digores lebih dahulu.
Pada tempat tersebut akan muncul ulkus mole. Sekarang sudah tidak
dipakai lagi.
19
20
VIII. Diagnosis Banding 1,2,3,5,6
1. Herpes genitalis
memecah menjadi erosi, tidak terjadi ulkus seperti ulkus mole. Tanda-
tanda radang lebih tampak pada ulkus mole. Pada hapusan dasar ulkus
2. Sifilis stadium I
radang akut tidak terdapat. Jika pun terjadi pembesaran kelenjar getah
turut negatif. Tes serologi sifilis yang diperiksa tiap minggu sampai
satu bulan, kemudian tiap bulan sampai tiga bulan, tetap negatif.
3. Limfogranuloma venereum
Pada LGV, afek primer tidak spesifik dan cepat hilang. Terjadi
serentak. Titer tes ikatan komplemen untuk LGV kurang dari 1/16 dan
4. Granuloma inguinal
Yang khas pada penyakit ini adalah ulkus dengan granuloma. Pada
21
IX. Penatalaksanaan
A. Sistemik 1,2
1. Sulfonamida
2. Streptomycin
dengan sulfonamida.
3. Penicillin
22
I. Di beberapa negara H. ducreyi sudah resisten terhadap antibiotik
ini.
5. Kanamycin
Disuntikkan 2x500mg selama 6-14 hari. Obat ini tidak punya efek
6. Chloramphenicol
digunakan lagi.
7. Eritromycin
8. Quinolone
B. Lokal 1,2
Lesi dini yang kecil dapat sembuh sendiri setelah diberi NaCl fisiologik.
23
3. Azithromycine, 1 gr, per oral, dosis tunggal. Atau;
X. Komplikasi
1. Bubo 1,2,3,4,5,7,8,9,10
Adenitis daerah inguinal timbul pada setengah kasus ulkus mole. Sifatnya
24
Bila disertai sifilis stadium I. Mula-mula lesi khas ulkus mole, tetapi
sulfonamida.
5. Fistel uretra
Timbul karena ulkus pada glans penis yang bersifat destruktif. Dapat
mengakibatkan nyeri pada waktu buang air kecil dan pada keadaan lanjut
6. Infeksi campuran
Dapat disertai infeksi organisme Vincent sehingga ulkus makin parah dan
25
Sumber : Andrews Diseases of the Skin, Clinical Dermatology, 2006, p.274
XI. Prognosis
Ulkus mole punya resolusi yang sempurna dengan diagnosa dini dan
DAFTAR PUSTAKA
26
1. Judanarso, J., dalam: Djuanda Adhi, Prof.Dr.dr.editors. 2009. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta : Balai penerbit FKUI. p. 418-
422.
p. 150-151.
7. Brooks, Geo. F., Butel, J.S., Morse, S.A. 2005. Medical Microbiology.
9. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2006. Andrews Diseases of The
Skin Clinical Dermatology, Tenth Edition. Canada : W.B. Saunders
Company. p. 274-275.
Bioscience. p. 187-189.
11. Cowan, Frances. In: Adler, M., French, P., et al. 2004. ABC of Sexually
27
12. Sanchez, R.L., Raimer, S.S. 2001. Dermatopathology. USA : Landes
Bioscience. p. 128.
28