PENDAHULUAN
Batubara merupakan salah satu bahan bakar disamping minyak dan gas bumi dan panas
bumi. Komposisi kimia batubara hampir sama dengan komposisi jaringan tumbuhan,
keduanya mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. hal ini mudah
dimengerti, karena batubara terbentuk dari jaringan tumbuhan yang telah mengalami proses
pembatubaraan (coalification). (Amperiadi,2005)
Batubara terbentuk oleh proses alam, dengan proses dalam jangka waktu ratusan
hingga ribuan juta tahun, maka banyak parameter yang akan berpengaruh pada
pemebentukan batubara. Makin tinggi intensitas parameter yang berpengaruh makin tinggi
mutu batubara yang terbentuk. Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang sudah mati,
dengan komposisi utama terdiri dari cellulosa. Proses pembentukan batubara, dikenal
sebagai proses pembatubaraan (coalification) faktor fisika dan kimia yang ada dialam akan
mengubah cellulosa menjadi lignit, subbitumina, bitumina atau antrasit.
(Sukandarrumidi,2006)
Batubara pada masa mendatang mempunyai prospek yang cerah sebagai bahan bakar
alterantif. Hal ini ditandai dengan makin terbatasnya bahan bakar minyak maupun gas.
Disamping makin berkembangnya kegiatan industri baik skala besar, menengah, dan kecil.
Salah satu nilai penting dari batubara adalah panas (kalor) yang dihasilkan, apabila batubara
tersebut dibakar. Besaran nilai kalor batubara sangat ditentunkan oleh jenis batubara yang
dimanfaatkan oleh industri.
Pemanfaatan secara langsung batubara pada industri besar tidak terlepas sebagai
sumber energi dalam hal ini sebagai bahan bakar yang digunakan untuk bahan bakar boiler.
Sampai dengan saat ini, secara umum dikenal dengan dua macam jenis boiler, yaitu
fire tube boiler (boiler pipa api) dan water tube boler (boiler pipa air). Water tube boiler
mempunyai efisiensi lebih tinggi daripada fire tube boiler, khususnya yang membutuhkan
panas tinggi tekanan tinggi. Oleh karena itu, boiler jenis ini banyak digunakan oleh industri
yang dalam prosesnya membutuhkan tekanan tinggi.
(http://kampongpergam.wordpress.com/tag/boiler/,2010)
Proses pemanasan air untuk mendapatkan steam merupakan proses yang sangat umum
dilakukan. Secara termodinamika, cukup dengan menaikkan suhu air tersebut hingga
mencapai titik yang diinginkan, hal ini dibutuhkan energy untuk menaikkan suhu sehingga
merubah fase dari liquid menjadi fase gas. Contoh yang sederhana mengenai ini adalah alat
kettle boiler. Faktor teknis dan ekonomi yang sangat diperhatikan untuk menghasilkan steam
dengan tekanan yang diinginkan adalah seberapa kecil energy yang dibutuhkan untuk
mendapatkan steam yang sesuai. (Elonka,1982)
1.2. Permasalahan
1. Berapakah nilai kalori batubara yang sesuai digunakan untuk menghasilkan steam
yang maksimal pada boiler jenis pipa air (Water Tube Boiler) .
2. Bagaimana pengaruh nilai kalori batubara terhadap nilai steam yang dihasilkan
oleh boiler jenis pia air (Water Tube Boiler)
Untuk mengetahui pengaruh nilai kalori batubara terhadap steam boiler yang dihasilkan
oleh boiler jenis pipa air (Water Tube Boiler)
Variabel bebas
a. Nilai kalori Batubara (kal/g)