BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
1:8 23,38 76,62 34,6 65,39 38,2 61,89
1:9 30,86 69,14 32,26 67,74 35,07 64,93
Sumber : data hasil penelitian di laboratorium satuan proses teknik kimia polsri
4.2. Pembahasan
4.2.1 Derajat Substitusi (DS)
Derajat substitusi menentukan kelarutan CMC. Derajat substitusi adalah
jumlah rata rata gugus per anhidroglukosa unit yang disubstitusikan oleh gugus
lain. Apabila gugus yang menggantikan berupa satu gugus anhidroksil pada tiap
unit anhidroglukosa dieterifikasi dengan atau buah gugus asetil, nilai DS
sebesar 1.
Perbedaan nilai derajat substitusi (DS) yang dihasilkan ini berkaitan erat
dengan peran media reaksi selama proses sintesis CMC (Carboxy Methyl
Cellulose). Pengaruh dari media reaksi yang digunakan dilihat dari nilai polaritas
pelarut yang digunakan. Menurut Zhang dkk. (1993), semakin kecil polaritas dari
suatu media pelarut maka akan meningkatkan efektifitas reaksi eterifikasi
(karboksimetilasi) dan menjaga molekul selulosa tetap tidak terdekomposisi oleh
larutan alkali. Selain itu, semakin kecil polaritas media reaksi juga akan
menyebabkan rendahnya kelarutan NaOH dalam sistem karena sifatnya yang non
polar. Pada sistem ini, NaOH yang berbentuk larutan akan membentuk lapisan
disekitar selulosa dan akan menyebabkan semakin banyak jumlah NaOH yang
terdistribusi dalam selulosa dan mengkonversi selulosa menjadi selulosa alkali.
37
0.9
0.8 1:07
1:08
0.7
1:09
0.6
Derajat Substitusi
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
25% 30% 35%
konsentrasi NaOH
Ditinjau dari segi kualitas, semakin tinggi nilai derajat substitusi (DS)
maka CMC semakin baik, karena CMC yang dihasilkan memiliki kelarutan yang
besar terhadap air. Derajat substitusi pada variasi metanol propanol (1:8) dan
konsentrasi NaOH 25%, didapatkan sebesar 0,7711. Berdasarkan standar yang
berlaku, derajat substitusi berada pada kisaran antara 0,6 1,2. Dengan demikian,
CMC (Carboxy Methyl Cellulose) yang dihasilkan dapat digunakan.
4.2.2. pH
Indikator lain yang menunjukkan kualitas CMC (Carboxy Methyl
Cellulose) yang baik adalah pH. Pengaruh Rasio Perbandingan Pelarut dan
Penambahan Konsentrasi NaOH terhadap pH dapat dilihat pada Gambar 8.
5
pH
4 1:07
1:08
3
1:09
2
0
25% 30% 35%
konsentrasi NaOH
4.2.3. Viskositas
Viskositas adalah suatu sifat dari cairan yang lebih bertahan untuk
mengalir. Viskositas adalah kekuatan yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu
permukaan datar ke permukaan lainnya dengan ketentuan cairan digerakkan
dengan gaya tertentu. Pengaruh rasio perbandingan pelarut dan penambahan
konsentrasi NaOH terhadap viskositas ini dapat dilihat pada Gambar 9.
5
Viskositas
4
1:07
3 1:08
1:09
2
0
25% 30% 35%
konsentrasi NaOH
40
30
Kadar NaCl (%)
20
1:07
10 1:08
1:09
0
25% 30% 35%
konsentrasi NaOH
Dilihat pada Gambar 10, Kadar NaCl dalam CMC yang dihasilkan,
cenderung mengalami kenaikan pada setiap penambahan konsentrasi NaOH. Pada
reaksi karboksimetilasi, dimana selulosa alkali yang dihasilkan dari reaksi
alkalisasi bereaksi dengan NaMCA yang ditambahkan menghasilkan hasil
samping NaCl. Selain itu, NaOH yang tidak bereaksi dengan selolusa pada tahap
karboksometilasi akan beraksi dengan NaMCA dan menghasilkan Na-Glikolat
dan NaCl. Semakin banyak NaOH yang ditambahkan maka akan bertambah pula
produk sampingnya. Sehingga menghasilkan kadar NaCl yang semakin tinggi.
42
4.2.5. Kemurnian
Kemurnian dari CMC dipengaruhi oleh banyaknya produk samping yang
dihasilkan dari proses sintesis CMC. Produk samping dari proses sintesis CMC
yaitu natrium glikolat dan natrium klorida. Semakin sedikit jumlah produk
samping maka akan semakin tinggi kemurnian CMC yang dihasilkan. Kemurnian
CMC dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi NaOH pada sistem dan keberadaan
media reaksi. Keberadaan media reaksi pada proses sintesis CMC berperan untuk
mempercepat destruksi struktur kristalin selulosa dan memudahkan substitusi
NaOH dalam selulosa. Dengan media reaksi yang kurang tepat akan
menyebabkan keberadaan NaOH dalam larutan sulit untuk merusak struktur
selulosa dan akan terjadi reaksi antara NaOH dengan NaMCA yang membentuk
produk samping berupa natrium glikolat dan natrium klorida. Selain itu, polaritas
yang dimiliki oleh media reaksi sangat berpengaruh. Dimana semakin rendah
polaritas akan mempermudahkan proses substitusi reagen alkalisasi dan reagen
karboksimetilasi sehingga menghasilkan kemurnian yang tinggi.
80
1:07
1:08
1:09
70
kemurnian(%)
60
50
25% 30% 35%
Konsentasi NaOH
Pada Gambar 11, dapat dilihat bahwa kemurnian menurun pada setiap
penambahan konsentrasi NaOH. Hal ini dikarenakan pada reaksi karboksimetilasi
NaMCA yang bereksi dengan selulosa alkali menghasilkan produk samping
berupa NaCl. Selain itu, NaOH yeng tidak bereaksi dengan selulosa pada tahap
karboksimetilasi akan yang bereaksi dengan NaMCA juga menghasilkan produk
samping berupa NaCl dan Na-Glikolat. Sehingga, penambahan konsentrasi NaOH
menghasilkan tingginya produk samping yang menyebabkan turunnya kemurnian
produk CMC yang dihasilkan. Kemurnian produk CMC yang paling tinggi pada
konsentrasi NaOH 25% dengan perbandingan pelarut metanol propanol yang
digunakan yaitu 1:8, kemurniannya sebesar 76,62 %.