Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu keganasan yang paling
sering ditemukan pada wanita. Di Amerika Serikat, insiden kanker
payudara invasif pada wanita mencapai 232.340 kasus baru di tahun 2013
dan diperkirakan 39.620 wanita meninggal karena kanker payudara di
tahun 2013 (Alteri, 2013).
Terjadinya kanker payudara pada seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor risiko terjadinya kanker payudara adalah umur, umur
saat menarche dan menopause,umur saat hamil pertama,riwayat tumor
jinak payudara, riwayat radiasi,hormonal,diet dan riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga.
Terlepas dari ketersediaan terapi lanjutan seperti operasi,
kemoterapi dan radioterapi , kematian akibat penyakit ini cukup tinggi dan
insiden kegagalan pengobatan karena resistensi tumor juga semakin tinggi.
Hal ini telah mendorong pencarian faktor faktor yang memicu terjadinya
kanker payudara dan kegagalan pengobatan.Prolaktin diduga menjadi
salah satu faktor pemicu tersebut.Konsep prolaktin sebagai faktor
penyebab pada kanker payudara bukanlah hal baru.Tingginya angka
kegagalan pengobatan menyebabkan sejumlah studi epidemiologi terbaru
telah kembali menggeser perhatian pada prolaktin. Studi-studi terbaru
memberikan konsep mengenai peranan prolaktin pada kanker payudara
(Sethi dkk, 2012).
Prolaktin (PRL) merupakan suatu hormon peptida yang disekresi
oleh kelenjar hipofisis anterior dan sekian lama hanya dibatasi perannya
dalam hal laktasi dan infertilitas. Telah lama diduga adanya hubungan
antara prolaktin dan kanker payudara tetapi tidak pernah terbukti secara
meyakinkan.Penelitian terbaru telah menekankan peran prolaktin dan
reseptornya (PRLR) yang sangat penting pada kanker payudara dan prostat

1
dan juga pada berbagai kanker lainnya.Prolaktin pertama kali diakui
sebagai suatu hormon yang memberikan kontribusi dalam patogenesis dan
progresi kanker payudara tikus pada tahun 1970 (Cianfrocca,2004;
Muthuswamy, 2012; Pedrini, 2011).
Prolaktin juga dihasilkan oleh tumor serta berbagai jaringan
normal .Plasenta adalah sumber terkaya prolaktin extrahipofise.Desidua
memegang peranan atas tingginya konsentrasi prolaktin dalam cairan
ketuban manusia.Otak , rahim , fibroblas dermal dan sistem kekebalan
tubuh semua menghasilkan prolaktin. Beberapa laboratorium telah
menunjukkan bahwa prolaktin juga dihasilkan oleh sel sel epitel
payudara normal dan ganas dan menjadi faktor autokrin / parakrin untuk
jaringan ini (Mujagic, 2009).
Beberapa studi epidemiologi melaporkan bahwa prolaktin
mempunyai peranan pada kejadian kanker payudara. Pada tahun 2006,
Tworoger dkk melaporkan ada korelasi antara kadar prolaktin serum dan
risiko kanker payudara. Elliassen dkk, 2007, dalam penelitiannya juga
melaporkan adanya peningkatan kadar prolaktin serum pada wanita
premenopause dengan kanker payudara.Kesamaan prolaktin dengan
growth hormon dan kerjanya melalui promosi pertumbuhan jalur JAK /
STAT menunjukkan efek promoting tumornya(Jacobson dkk, 2013).
Terdapat bukti kuat bahwa prolaktin memainkan peran pada
kanker payudara. Insiden hiperprolaktinemia secara signifikan lebih tinggi
pada pasien dengan kanker payudara metastasis dibandingkan pada pasien
dengan kanker payudara nonmetastasis.Hiperprolaktinemiahampir selalu
ditemukan pada pasien dengan kanker payudara lanjut selama perjalanan
penyakitnya. Hasil penelitian menunjukkan kemungkinan hubungan
hiperprolaktinemia dan overekspresi p53 dengan progresivitas tumor,
relaps penyakit yang dini atau metastasis dan buruknya overall
survivalpada pasien kanker payudara dengan node negatif. Pasien
hiperprolaktinemia secara signifikan memiliki risiko lebih tinggi
mengalami rekurensi atau metastasis (Alteri, 2013 ;Jacobson dkk, 2013) .

2
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel
yang terdapat pada payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus,
duktus-duktus, lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe.
Pada umumnya kanker berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus,
beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainnya.
Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir
sepertiga dari seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita. Kanker
payudara juga merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher
rahim pada wanita serta menempati insiden tertinggi dari seluruh
keganasan. Setiap tahun, lebih dari satu juta kasus baru kanker payudara
didiagnosa di seluruh dunia dan hampir 400.000 orang akan meninggal
akibat penyakit tersebut. Sampai tahun 2003, Kanker payudara merupakan
kanker dengan insidens tertinggi No.2 di Indonesia dan terdapat
kecenderungan dari tahun ke tahun insidens ini meningkat; seperti halnya
di negara barat. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat
92/100.000 wanita pertahun dengan mortalitas yang cukup tinggi
27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Di
Indonesia berdasarkan Pathological Based Registration kanker payudara
mempunyai insidens relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai
insidens minimal 20.000 kasus baru pertahun; dengan kenyataan bahwa
lebih dari 50% kasus masih berada dalam stadium lanjut.
Banyak sekali faktor resiko yang dapat menyebabkan
berkembangnya kanker payudara. Secara statistik resiko kanker payudara
pada wanita meningkat pada nullipara, menarche dini, menopause
terlambat dan pada wanita yang mengalami kehamilan anak pertama di
atas usia 30 tahun. Sebanyak kurang dari 1% kanker payudara terjadi pada
usia kurang dari 25 tahun, setelah usia lebih dari 39 tahun insiden
meningkat cepat. Insiden tertinggi dijumpai pada usia 45-50 tahun.
Sedangkan penderita kanker payudara pada pria secara epidemiologi
kurang dari 1% dari seluruh kanker payudara.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan jenis dari kanker payudara?
2. Bagaimana prevalensi kanker payudara di Indonesia dan dunia?
3. Apa sajakah faktor resiko dari kanker payudara?
4. Bagaimana kaitan kanker payudara dengan gizi?
5. Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan kanker payudara?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan jenis kanker payudara
2. Mengetahui prevalensi kanker payudara di Indonesia dan dunia
3. Mengetahui faktor resiko dari kanker payudara
4. Mengetahui kaitan kanker payudara dengan gizi
5. Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan kanker payudara

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kanker Payudara


Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di
payudara kemudian tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara.. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi juga pada pria.

B. Jenis-Jenis Kanker Payudara


Berdasarkan The World Health Organization (WHO) tahun 2003,
kanker payudara dibagi atas karsinoma non invasif dan invasif.
1. Karsinoma Non-invasif
Karsinoma non-infasif sering disebut juga dengan in situ breast
cancer. In situ breast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap
berada dalam selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang
jaringan disekitar saluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara
lain :
a. Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )

Enlargement:
1) Normal duct cells
2) Duct cancer cells
3) Basement membrane
4) lumen ( centre of duct )

5
Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu
yang tidak menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker
payudara stadium awal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah
kondisi sangat awal dari kanker. Hampir semua wanita dengan
DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada juga yang berkembang
menjadi kanker payudara yang invasife. Karsinoma duktus in situ
dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause maupun pasca-
menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun.
b. Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )

Enlargement :
1) Normal lobular cells
2) Lobular cancer cells
3) Basement membrane
Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air
susu, dan tidak menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi
terutama pada wanita pre-menopause. Apabila setelah menopause,
biasanya dihubungkan dengan adanya karsinoma infiltratif. LCIS
ditemukan pada 6% dari seluruh karsinoma mamae. Masalah
utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba, dan ditemukan pada
hasil biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista atau lesi
palpabel jinak lainnya. Masih menjadi kontroversi diantara ahli-
ahli kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat
awal dari kanker ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu
dimasa datang akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga
sepakat bahwa apabila seseorang mempunyai LCIS, berarti di
kemudian hari dia mempunyai resiko untuk mempunyai kanker

6
pada salah satu payudaranya. Pada payudara yang terdapat LCIS
bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila kanker
berkembang pada payudara yang lain, maka bisa jadi menjadi
Invasife Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.
2. Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive )
Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang sel
kankernya telah keluar/lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan
sekitar yang mendukung saluran dan kelenjar- kelenjar payudara. Sel-sel
kanker ini bisa menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar
getah bening. Jenisnya antara lain :
a. Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )

Enlargement :
1) Normal duct cells
2) Ductal cancer cell breaking through basement membrane
3) Basement membrane
Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang
invasive (85%). Jika seorang wanita mempunyai IDC, maka sel
kanker yang berada di sepanjang saluran air susu akan keluar dari
dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar payudara.
Sel kanker bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya
atau menyebar ( metastasis ) kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh
peredaran darah atau system kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC
solid tubular, meskipun invasive tapi masih lumayan terkendali
dibanding jenis invasive lain.

7
b. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

Enlargment :
1) Normal cells
2) Lobular cancer cells breaking through the basement membrane
3) Basement membrane
Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), type ini juga mempunyai
sifat yang mirip. ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi
susu dan kemudian menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga
bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC,
penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang
dirasakan hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu sensasi
bahwa ada yang berbeda pada payudara. ILC, bisa diditeksi hanya
dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat dalam
mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan
ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada.
Type type yang tidak biasa / Jarang pada kanker payudara:
Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air
susu atau kelenjar air susu. Beberapa jenis yang tidak umum adalah :
1. Inflammatory Breast Cancer
Jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker payudara yang
agresive. Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau
menjadi tebal / besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang
terkelupas. Ini dikarenakan oleh sel kanker yang memblock
pembuluh getah bening yang letaknya dekat permukaan payudara.

8
2. Medullary Carcinoma.
Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor
jelas terlihat. Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat
disekitar batas tumor.
3. Tubular carcinoma
Jenis kanker yang jarang ini dinamaidemikian karena bentuk
sel kanker ketika dilihat dibawah microscope. Meskipun
merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik dari
Invasive Ductal Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma.
4. Metaplastic carcinoma
Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru
didiagnosis mempunyai kanker payudara.Perubahan bentuk
jaringan biasanya terlokalisir/terbatas dan berisi beberapa sel yang
berbeda, yang secara typical tidak ditemui pada kanker payudara
yang lain.Harapan kesembuhan dan cara penanganannya sama
dengan Invasive Ductal Carcinoma.Sarcoma
Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di
payudara. Jenis tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker
( malignant).
5. Micropapillary carcinoma
Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering
menyebarnya ke kelenjar getah bening, meskipun ukurannya kecil.
6. Adenoid cystic carcinoma
Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya,
tumor local. Termasuk jenis invasive, tetapi lambat dalam
pertumbuhan dan penyebaran.

C. Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Payudara

Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling


umum menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki

9
kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara
1000. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan
kanker ini terjadi, namun beberapa faktor kemungkinannya adalah :

a. Usia dan jenis kelamin, kurang dari 1% kanker payudara timbul pada
pria, dengan demikian jenis kelamin wanita memiliki faktor resiko
yang lebih besar. Seperti karsinoma lain, bertambahnya umur juga
merupakan faktor resiko yang bermakna. Sampai dengan umur 40-45
tahun, rata-rata peningkatan tajam yang kemudian menurun perlahan-
lahan, walaupun insiden kanker payudara terus meningkat sampai usia
tua.

b. Genetik, Ada 2 jenis gen (BRCA1 dan BRCA2) yang sangat mungkin
sebagai resiko sampai dengan 85%.

c. Riwayat keluarga (keturunan). Jika ibu atau saudara wanita mengidap


penyakit kanker payudara, maka ada kemungkinan memiliki resiko
kanker payudara 3 kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam
keluarganya tidak ada penderita satupun.

d. Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen).

e. Pemakaian obat-obatan dan bahan kimia. Misalnya seorang wanita


yang menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone
replacement therapy (HRT)} seperti Hormon estrogen akan bisa
menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara.
Termasuk alat kontrasepsi yang tinggi estrogen dan DES
(dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah
keguguran memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara.

f. Factor reproduksi, diantaranya: periode menstruasi yang lebih lama


[menstruasi pertama lebih awal (<12 tahun) atau menopause lebih
lambat (>55 tahun)], tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak,

10
melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah
menyusui anak. Ibu yang menyusui bayinya setidaknya sampai enam
bulan mengurangi kemungkinan ibu menderita kanker payudara,
kanker rahim dan kanker indung telur. Perlindungan terhadap kanker
payudara ini sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui
lebih dari dua tahun, akan 50% lebih jarang menderita kanker
payudara.
g. Factor gizi dan lifestyle: obesitas pasca menopause, konsumsi alkohol.
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara, gizi yang buruk pada makanan yang
dimakan, Merokok, Konsumsi lemak dan serat, Kurangnya olahraga

h. Sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa).

i. Pernah menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena


diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat
meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.

j. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.

k. Radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas; tergantung dosis dan


umur saat terkena paparan radiasi.
l. Ukuran payudara besar sebelah.
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia
menjadi faktor terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami
kanker payudara meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini. Para
peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan
BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%.
Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya
kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya
memainkan peranan penting. Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko
diperkuat oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang

11
berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40
tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun.

D. Tanda dan Gejala


Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda
dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan
biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika
didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di
bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding
dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk
benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit
diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa
di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang
abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning
sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur
kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat
tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar
puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri
payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut
bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan
atau ulserasi kulit.

Stadium Kanker Payudara menurut Canadian Cancer Society:


Stadium dalam kanker, adalah untuk menggambarkan kondisi
kanker, yaitu letaknya, sampai dimana penyebarannya, sejauh mana
pengaruhnya terhadap organ tubuh yang lain. Dokter menggunakan test-
test untuk menentukan stadium dari kanker. Jadi stadium belum bisa
ditentukan apabila test-test itu belum komplit/selesai. Dengan mengetahui
stadium, ini adalah salah satu cara yang membantu dokter untuk
menentukan pengobatan apa yang cocok untuk pasien.

12
Salah satu cara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium
dari kanker adalah system TNM. System ini menggunakan tiga kriteria
untuk menentukan stadium kanker. Yaitu :
1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana
lokasinya ( T, Tumor )
2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar
kekelenjar getah bening disekitarnya? ( N, Node )
3. Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain ( M, Metastasis )

a. Stadium 0 :
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer.
Yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara
dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.
b. Stadium I:
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada
titik pada pembuluh getah bening.
c. Stadium IIA :
Pasien pada kondisi ini :
1. Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah
ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak
( axillary limph nodes )
2. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm.
Belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak
( axillary limph nodes ).
3. Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada
titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
d. Stadium IIB :
Pasien pada kondisi ini :
1. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.
2. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
3. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
e. Stadium III A :

13
Pasien pada kondisi ini :
1. Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-
titik pada pembuluh getah bening ketiak.
2. Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-
titik pada pembuluh getah bening ketiak.

f. Stadium III B :
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis
sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum
menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan
lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
g. Stadium IIIC :
Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik
pada pembuluh getah bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar
lebih dari 10 titik disaluran getah bening dibawah tulang selangka ).
h. Stadium IV :
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi
yang jauh, yaitu : Tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk.
i. Grade
Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsy
dipelajari dibawah microscope. Suatu grade kanker payudara
ditentukan berdasarkan pada bagaimana bentuk sel kanker dan perilaku
sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan memberi
petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker itu
berkembang.
Berikut adalah Grade dalam kanker payudara :
1) Grade 1 :

14
Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam
berkembang, biasanya tidak menyebar.
2) Grade 2 :
Ini adalah grade tingkat sedang.
3) Grade 3 :
Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat,
biasanya menyebar.

E. Kaitannya dengan Gizi (Current Issue)


Kanker Payudara Incar Wanita Gemuk
Lifestyle + / Minggu, 22 Mei 2011 10:48 WIB (metrotvnews.com)
Anda sedang berusaha keras menurunkan bobot tubuh? Yes! Jangan
ragu, teruskan 'perjuangan' tersebut. Karena berdiet sehat dan seimbang itu
tak hanya akan membuat Anda memiliki tubuh yang lebih keren, namun
juga bisa menyelamatkan nyawa Anda. Fakta mengejutkan baru saja
terungkap: semakin berat bobot tubuh Anda, maka semakin besar pula
risiko terserang berbagai macam penyakit, termasuk kanker payudara.
Novi Audriana menderita kanker payudara di usianya yang terbilang
sangat muda. Vonis itu jatuh pada tahun 2000 saat usianya baru menginjak
22 tahun. Setelah berjuang dan sembuh di tahun 2004, dan memiliki anak
pertama, kanker tersebut timbul lagi. Hingga kini wanita muda ini masih
berjuang melawan kanker stadium 2. "Kalau sedang kambuh, sakitnya luar
biasa. Nyeri dari tangan hingga tulang belakang," ujar Novi. Penyakit ini
menyebabkan ia kehilangan pekerjaannya. "Setiap kali usai mengonsumsi
obat dan menjalani terapi, tubuh saya sangat lemah, tak kuat beraktivitas.
Tapi sekarang saya lebih punya alasan kuat untuk sembuh. Saya harus
sembuh demi anak," lanjutnya mantap.
Kanker payudara. Penyakit yang satu ini memang menjadi momok
bagi wanita. Apalagi bagi wanita dengan sejarah salah satu anggota
keluarga ada yang terkena kanker. Faktor genetik memang jadi salah satu
risiko penyebab. Namun ini bukanlah faktor utama pemicu kanker. Karena

15
sebenarnya kanker bisa dicegah bila Anda rajin menjalani gaya hidup
sehat.
"Masih banyak di antara kita, wanita beranggapan kanker payudara
sangat terkait dengan sejarah keluarga," jelas Melinda Irwin, Ph.D.,
profesor di Yale School of Medicine, AS. "Tetapi sebenarnya, faktor
genetik hanya menyumbang 10% saja dari keseluruhan risiko. Sisanya
90% penyebab kanker payudara dipicu oleh faktor gaya hidup, lingkungan
dan berat badan berlebih."
Berat Badan? Betul. Jadi salah satu risiko menjauhkan kanker
payudara adalah menjaga berat badan dalam skala ideal. Studi yang
dipublikasikan New England Journal of Medicine baru-baru ini
menyatakan, para wanita yang kelebihan bobot tubuh lebih banyak
meninggal akibat kanker payudara, mencapai angka 62% dibanding wanita
dengan berat tubuh ideal.
Bukan hanya itu, hasil riset dari University of California, Berkeley As
menyebutkan bahwa wanita gemuk cenderung malas melakukan
mamogram yang padahal bisa mendeteksi dini munculnya kanker
payudara. Jadi tunggu apalagi? Jika saat ini bobot tubuh Anda masih jauh
di atas angka ideal, segera ikuti panduan gerak di FITNESS. Dan mulailah
menjalani gaya hidup lebih sehat!
The Fat Trap
Lemak bukan hanya berarti naiknya berat badan, tetapi juga
merupakan substansi biologi aktif yang memproduksi hormon seperti
estrogen, yang menjadi salah satu pemicu pertumbuhan tumor. "Semakin
banyak lemak terutama yang berada di sekitar abdomen (perut) maka
semakin banyak pula estrogen yang diproduksi," kata Sharon Rosenbaum
Smith, M.D., direktur Comprehensive Breast Center di New York, AS.
Dalam sebuah studi, para peneliti di Harvard menemukan wanita yang
berat tubuhnya bertambah minimal sekitar 25 kilogram setelah menginjak
usia 18, berisiko terkena kanker payudara pada saat nanti mengalami
menopause. Tingkat risiko ini mencapai satu setengah kali lebih banyak

16
dibanding wanita yang berat tubuhnya stabil. Selain itu, lemak juga sangat
mungkin menimbulkan inflamasi kronis, yang bisa mencetuskan beragam
penyakit kronis lainnya. "Jaringan lemak mempunyai koneksi langsung
pada sistem kekebalan."
"Belum cukup? Kelebihan berat badan juga bisa membawa kepada
gangguan metabolisme, kombinasi kondisi tingginya tekanan darah dan
kolesterol, yang akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung,
stroke, diabetes dan lagi-lagi kanker payudara. Namun tak berarti, situasi
ini membuat Anda yang bertubuh cenderung kurus bisa melompat
kegirangan. Ingat, walaupun Anda bertubuh kurus namun doyan menjalani
gaya hidup tak sehat (merokok, gemar minuman beralkohol dan malas
berolahraga) maka kanker payudara juga bisa mengintai!" Hal ini terjadi
lantaran, pada tubuh wanita yang malas bergerak akan menyimpan glukosa
sebagai lemak, bukan di otot," jelas Irwin.
Step It Up
"Penelitian kami menemukan wanita yang melakukan latihan aerobik
rutin 60 menit, tiga kali seminggu secara signifikan menurunkan risiko
terkena kanker saat mereka memasuki 30 tahun," ujar Losa Sprod Ph.D.,
peneliti dari University of Rochester, New York, AS.
Khasiat olah tubuh dalam memproteksi diri adalah karena aktivitas ini
bisa memangkas kelebihan bobot tubuh dan lemak. Tetapi lebih dari itu,
wanita yang aktif juga biasanya mempunyai kadar estrogen yang rendah.
Bukan itu saja, olah tubuh juga mengurangi risiko inflamasi dan
menurunkan level insulin. "Hormon insulin sangat sensitif kepada
perubahan gaya hidup, sehingga merupakan faktor kuat pemicu kanker
payudara." tambah Irwin.

F. Diagnosa
Dokter menggunakan berbagai macam cara untuk mendiagnose
kanker payudara dan untuk menentukan apakah sudah ada metastasis ke
organ lain. Beberapa test juga berguna untuk menentukan pengobatan yang

17
paling efektive untuk pasien. Kebanyakan pada type kanker, biopsi
(mengambil sedikit jaringan, untuk diteliti dibawah mikroskop, yang
dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan
secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan,
dokter akan mengusulkan test lain untuk membantu diagnosa. Test
Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metastasis.
Dokter akan mempertimbangkan factor-faktor dibawah ini, ketika
akan memutuskan test diagnostic :
1. Usia dan kondisi medis pasien
2. Type kanker
3. Beratnya gejala
4. Hasil test sebelumnya
Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau
dokter menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu
titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray ), pada screening
mammogram. Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita
ditemukan pada pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa
test mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara.
Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test dibawah ini :
Imaging Test :
a) Diagnostic mammography.
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih
banyak gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita
dengan tanda-tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan atau ada
benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila
sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening
mammogram.

18
b) Ultrasound ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang
bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan
pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan
suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang
berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

c) MRI (Magnetic Resonance Imaging)


MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi
images ( gambaran ) detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila
sekali seorang wanita, telah didiagnose mempunyai kanker, maka untuk
mencheck payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak mutlak.
Bisa juga untuk screening saja.Menurut American Cancer Society
( ACS ), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker
payudara, seperti contohnya pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau
banyak anggota keluarganya yang terkena kanker payudara, sebaiknya
juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammography.MRI
biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil
pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau

19
mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan
payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat
yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa
menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer
maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsy.

d) Test Dengan Bedah


Biopsi
Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi
hanya biopsy yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sample
yang diambil dari biopsy, danalisa oleh ahli patologi (dokter spesialis
yang ahli dalam menterjemahkan test-test laboratorium dan
mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan penyakit)
1) Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang
mencurigakan tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle
Aspiration Biopsy (FNAB, menggunakan jarum kecil untuk untuk
mengambil sample jaringan). Stereotactic Core Biopsy
(menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil)
atau Vacuum-Assisted Biopsy (menggunakan jarum yang tebal untuk
mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas). Dalam
melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang
dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. Metal clip
kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan
biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya
kanker, maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik
ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan
pengobatan dan menetukan stadium.
2) Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel
dari suatu massa yang teraba, dan ini semua kemudian dapat
dianalisa untuk menentukan adanya sel kanker.

20
Fine needle biopsy Sentinel node

biopsy
3) Surgical Biopsy (biopsy dengan cara operasi) mengambil sejumlah
besar jaringan.Biopsy ini bisa incisional ( mengambil sebagian dari
benjolan ) atau excisional (mengambil seluruh benjolan).

lumpectomy biopsy
Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan
untuk mendapatkan clear margin area ( area jaringan disekitar tumor
dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker ) kemungkinan,
sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening.
Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter
untuk menentukan pengobatan.Test itu untuk melihat:
1) Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive (biasanya menyebar)
atau In situ (biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran
susu) atau lobular (dalam kelenjar susu). Grade (seberapa besar
perbedaan sel kanker itu dari sel sehat) dan apakah sel kanker
telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah bening.
Margin dari tumor juga di amati.
2) Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progesteron (PR) test. Sel
kanker payudara apabila diketahui positif mengandung receptor
ini ER (+) dan PR (+) berarti sel kanker ini berkembangnya
karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapy
hormone ( akan dibahas tersendiri ).
3) Test HER2 neu.(C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan.
Rata-rata 25% penderita kanker. Dengan mengetahui status
HER2 (positive atau negative) maka dapat ditentukan apakah

21
pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut
trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak. ( mengenai
HERCEPTIN akan dibahas tersendiri )
4) Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur
biology dari tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai
kanker payudara. Oncotype DX adalah test untuk mengukur
resiko seberapa jauh kekambuhannya.

Test Darah:
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker.
Test-test itu antara lain :
1) Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang
ada di dalam sel darah merah
2) Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah
didalam seluruh badan
3) Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi
4) Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah )
5) Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih )

Jumlah Alkaline Phosphatase


Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran
kanker ke liver, hati dan saluran empedu dan tulang.

SGOT & SGPT


Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari
salah satu test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa
jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke liver

Tumor Marker Test


Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan
pada darah, kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor

22
marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya,
mengindikasikan adanya suatu proses tidak normal dalam tubuh. Bisa
disebabkan karena kanker , bisa juga bukan. Pada kanker payudara
tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan
mengambil sample darah. Pada standard PRODIA tumor marker tidak
boleh melebihi angka 30
Test-Test Lain:
Test-test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara
adalah :
1) Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran
keparu-paru
2) Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke
tulang. Pada bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada
pembuluh vena. Yang natinya akan berkumpul pada tulang yang
menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara suntikan dan
pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien
dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah
gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang
yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari
tulang normal.
3) Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan. Untuk melihat secara
detail letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer
pada pembuluh vena, tapi volumenya lebih banyak sehingga
sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik CT-scan bisa
segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi
bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya
akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang
discan 3 dimensi.
Positron Emission Tomography ( PET ) scan. Untuk melihat
apakah kanker sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa
yang mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker

23
akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut, dibanding sel
normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET
scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan,
MRI dan pemeriksaan secara fisik.

G. Penyebaran Kanker Payudara/Komplikasi:


a. Penyebaran langsung. Infiltrasi lokal ke otot di bawahnya dan kulit
yang menutupinya secara klinis dapat dideteksi, hal ini mengakibatkan
adanya ulserasi atau kerutan.
b. Limfogen. Infiltrasi ke saluran limfatik kulit menyebarkan timbulnya
tanda klinis berupa peau dorange. Kelenjar limfe aksilaris merupakan
tempat awal penyebaran limfogen yang paling sering, dan pada sekitar
40-50% wanita penderita kanker payudara terdapat metastasis kelenjar
limfe aksilaris pada saat pemeriksaan pertama kali.
c. Hematogen. Metastasis hematogen paling sering mengenai pulmo dan
tulang. Selain itu hepar, adrenal dan otak juga sering terkena. Pleura
pada sisi yang sama dengan tempat kanker dapat merupakan tempat
metastasis, dan menyebabkan terjadinya efusi. Infiltrasi ekstensif ke
sumsum tulang dapat menyebabkan anemia leukoeritroblastik.
Destruksi tulang menyebabkan hiperkalsemia, disertai komplikasi
ginjal.
d. Transelomik. Jika tumor telah menyebar ke rongga tubuh, contohnya
pleura parietalis atau peritoneum, dapat terjadi penyebaran transelomik.
e. Implantasi tumor. Pencemaran sel-sel maligna dari tumor ke dalam
luka pada saat pembedahan awal, dapat menyebabkan pertumbuhan
yang terus menerus dari sel-sel ini pada jaringan parut-kekambuhan
parut. Walaupun demikian, banyak kekambuhan pada daerah parut,
pada kenyataannya disebabkan oleh permeasi limfatik sebelumnya.
f. Duktus mammae. Pada beberapa kasus, duktus yang berdekatan dengan
suatu kanker payudara invasif, terisi dengan sel-sel maligna. Keadaan
ini dapat disebabkan oleh penyebaran dari tumor-tumor sepanjang
lumen duktus, tetapi keadaan ini lebih sering merupakan fosi karsinoma

24
intraduktus yang terpisah. Metode penyebaran sepanjang lumen duktus
ke arah puting susu ini penting pada penyakit paget.

H. Penatalaksanaan Kanker Payudara


Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian
pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi
radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini
ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan
penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara
individual.
1) Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur
pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung
pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien
secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy),
mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan
harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan
seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
2) Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi
untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
3) Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka
hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah
pembedahan atau pada stadium akhir.
4) Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap
lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat
kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah
satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral
yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja.

25
5) Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein
pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien
seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk
menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi
pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk
menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

6) Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit


Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50%
pasien yang
mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan
hidup. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu
memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah
kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada kanker
tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya
untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui
terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker
payudara dengan HER2- positif, trastuzumab memberikan harapan
untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.

I. Prognosis
Dua faktor utama yang mempengaruhi prognosis pasien dengan kanker
payudara invasif adalah:
1. stadium diferensiasi histologis dari tumor.
2. Stadium tumor pada saat ditemukan.
Kehidupan:
1. Semua kasus yang tidak diobati: 22% pada 5 tahun dan 5% pada
10 tahun.
2. Semua kasus yang diobati: 40% pada 5 tahun dan 25% pada 10
tahun.
3. Stadium 1 histologis, diobati: 80% pada 5 tahun
4. Stadium 3 histologis, diobati: 25% pada 5 tahun.
5. Semua stadium, limfe nodul tidak terlibat: 75% pada 5 tahun

26
6. Semua stadium, limfe nodul terlibat: 30% pada 5 tahun
7. Pasien dengan hanya karsinoma intraduktus (karsinoma in situ),
dan tanpa bukti karsinoma invasif, mempunyai prognosis yang
baik sekali-lebih dari 95% pada 5 tahun.
8. Karsinoma yang terjadi selama kehamilan dan laktasi, terutama
mempunyai prognosis yang buruk.
9. Malah pada kelompok kecil pasien yang bertahan hidup sampai 20
tahun atau lebih, kematian masih terjadi sebagai akibat kanker
payudara, menunjukkan bahwa penyakit ini tidak dapat
disembuhkan secara menyeluruh.

J. Pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga


kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu,
dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang
paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi
kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan
yang dilakukan antara lain berupa:

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu


bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat"
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai
faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini
juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)
yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko
terkena kanker payudara ini.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki


risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan

27
memiliki siklus haid normal merupakan populasiat risk dari kanker
payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi
dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.
Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua
penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi
tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

a. Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan


melakukan cancer risk assessement survey.
b. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukan mammografi setiap tahun.
c. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker


payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak.
Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara
hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%

3. Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah


positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita
kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi
kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan
tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta
mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak

28
terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh
bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada
stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik
dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Berikut cara mencegah kanker payudara secara umum:


a) Kesadaran akan payudara itu sendiri
Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri.
Perhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian penting
perawatan kesehatan wanita. Saat ini, wanita disarankan untuk breast
aware? Ini berarti wanita harus tahu seperti apa payudara mereka di
depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada periode
berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal
dapat diketahui segera.
b) Berikan ASI pada bayi
Beberapa penelitin menunjukkan ada hubungan antara pemberian
ASI dan menurunnya resiko berkembangnya kanker payudara
meskipun belum ada kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti
mengklaim bahwa lebih muda dan lebih lama seorang ibu
memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini didasari
pada teori bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen.
Pemberian ASI secara berkala akan mengurangi tingkat hormon
tersebut.
c) Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter
Penelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk ke dokter
jika mereka menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut
memiliki kanker. Ini adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika
menemukan gumpalan, segera konsultasi ke dokter karena ini akan
membantu menenangkan pikiran. Jika gumpalan tersebut adalah
kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan
jiwa.

29
d) Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga
Masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara
menyeluruh semua penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang
perlu untuk diyakini adalah faktor gen. Faktor ini setidaknya
sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap
satu dalam 500 orang membawa gen yang dapat membuat mereka
diduga memiliki penyakit tersebut.
e) Perhatikan konsumsi alkohol
Dalam sejumlah penelitian, alkohol memiliki kaitan dengan
kanker. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol meningkatkan
estrogen.

f) Perhatikan berat badan


Obesitas nampaknya dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
Para peneliti menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55 pound
setelah umur 18 sebanyak 40% memiliki resiko lebih tinggi terkena
kanker dibanding mereka yang berubah-ubah hanya 4 atau 5 pound
semasa remajanya.
g) Olahraga secara teratur
Beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat
menurunkan resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian
menunjukkan bahwa semakin kurang berolahraga, semakin tinggi
tingkat esrogen dalam tubuh.
h) Kurangi makanan berlemak
Ada banyak perdebatan tentang hubungan kanker payudara dengan
diet. Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya
dapat meningkatkan resiko penyakit. Pertahankan asupan makanan
rendah lemak, tidak melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan
membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu
menjaga berat badan. Kita menyimpan estrogen di lemak tubuh, jadi
lebih sedikit lemak yang kita bawa, lebih baik.

30
i) Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.
Meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan
penyebab kanker payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah
faktor usia. 80% kanker payudara terjadi pada wanita berumur diatas
50 tahun.
j) Belajar relaks
Banyak tercatat bahwa stres dapat menyebabkan semua jenis
masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan
ini, menurunkan tingkat stres akan menguntungkan untuk kesehatan
secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara.
k) Masukkan brokoli ke dalam menu harian Anda.
Kira-kira dalam sehari Anda hanya membutuhkan secangkir
brokoli. Tahukah Anda, brokoli mengandung senyawa sulfuraphane
yang secara ilmiah terbukti mengurangi risiko kanker.
l) Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian.
Pilihlah sayuran berwarna hijau dan oranye. Makanlah tomat yang
kaya dengan likopen. Konon likopen juga agen yang berfungsi
memerangi kanker.
m) Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan.
Disamping minum teh hijau, kudaplah dark chocolate sesekali,
karena secara ilmiah terbukti cokelat sebagai agen yang memerangi
kanker. Namun ingat jangan cokelat manis, karena Anda tidak akan
mendapat manfaatnya.
n) Konsumsi kedelai dan olahannya.
Di dalam kedelai terkandung 40 persen protein yang terdiri dari
asam lemak esensial dengan daya cerna yang sangat baik, 15 persen
oligosakarida dan monosakarida, 15 persen serat, 20 persen lemak
yang sebagian besar terdiri dari asam lemak tak jenuh dan 10 persen
adalah bahan lainnya. Selain itu senyawa fitokimia pada kedelai
memiliki aktiviats biologis, salah satunya adalah isoflavon yang tetap

31
stabil pada suhu panas sehingga tidak berubah struktur oleh suhu
masak dan fermentasi, yang dapat mencegah kanker.

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

1. Kerangka Teori

PRL
Hypof
se Sel kanker
payudara
- Motilitas
Prolaktin Reseptor
serum Prolaktin -
payudara

PRL Extra hypofse :

- Mammae
- Otak
- Endometrium
- Plasenta
- Prostat
32
- Sistem imun
2.Kerangka Konsep

PRL hipofse

Penderita kanker payudara

- Status premenopause
Prolactin
dan post menopause
- Stadium dini dan stadium serum
lanjut

PRL
extrahipofse lain
: variable dependent
: variable independen

:: : variable independent

33
BAB III
PENYELESAIAN MASALAH

A. Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative
yang endemic pada wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh
berbagai macam factor, diantaranya faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang
di dunia ini memiliki resiko untuk terkena kanker payudara, walaupun
wanita lebih berresiko daripada laki-laki. Oleh karena itu, sangat
diperlukan pencegahan dini dimulai dari diri sendiri dengan SADARI,
memperbaiki pola makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle. Karena menurut
penelitian World Cancer Research Fund (WCRF), memperbaiki gizi dan
lifestyle dapat mencegah kanker payudara hingga 42%.

B. Saran
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis memberi
saran agar setiap wanita dan laki-laki hendaknya menjaga kesehatan
dengan mengurangi atau menjauhi factor resiko yang bisa menyebabkan
kanker payudara dan menjaga/memperbaiki pola makan/gizi serta gaya
hidup. Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini, sebab kebanyakan
kanker payudara berkembang dalam jangka waktu yang lama, dan sering
kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala pada stadium
awal. Dalam proses promotif, preventif dan protektif ini hendaknya ada
kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah serta
komponen lainnya demi menurunkan prevalensi di Indonesia mengingat
kemungkinan kecil untuk sembuh total jika sudah terkena penyakit ini.

34
DAFTAR PUSTAKA

Thomson, A.D. 1997. Catatan Kuliah Patologi Edisi III. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
http://saputra83.blog.friendster.com/kanker-payudara/diakses pada Senin 06 Maret
2017 pukul 09.00 WITA
http://kankerpayudara.wordpress.com/2007/12/25/kanker-payudara-gejala-
penyebab-dan-diagnosa/diakses pada Senin 06 Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://www.blogdokter.net/2007/03/13/kanker-payudara/ diakses pada Senin 06
Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/05/22/52363/Kanker-Payudara-
Incar-Wanita-Gemuk/ diakses pada Senin 06 Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16747/5/Chapter%20I.pdf. diakses
pada Senin 06 Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://rumahabi.info/cara-mencegah-kanker-payudara-untuk-wanita.html.diakses
pada Senin 06 Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://www.hompedin.org/download/kankerpayudara.pdf.diakses pada Senin 06
Maret 2017 pukul 09.00 WITA

35

Anda mungkin juga menyukai