Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu keganasan yang paling
sering ditemukan pada wanita. Di Amerika Serikat, insiden kanker
payudara invasif pada wanita mencapai 232.340 kasus baru di tahun 2013
dan diperkirakan 39.620 wanita meninggal karena kanker payudara di
tahun 2013 (Alteri, 2013).
Terjadinya kanker payudara pada seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah umur,
umur saat menarche dan menopause, umur saat hamil pertama, riwayat
tumor jinak payudara, riwayat radiasi, hormonal,diet dan riwayat penyakit
yang sama dalam keluarga.
Terlepas dari ketersediaan terapi lanjutan seperti operasi,
kemoterapi dan radioterapi, kematian akibat penyakit ini cukup tinggi dan
insiden kegagalan pengobatan karena resistensi tumor juga semakin tinggi.
Hal ini telah mendorong pencarian faktor faktor yang memicu terjadinya
kanker payudara dan kegagalan pengobatan. Prolaktin diduga menjadi
salah satu faktor pemicu tersebut. Konsep prolaktin sebagai faktor
penyebab pada kanker payudara bukanlah hal baru. Tingginya angka
kegagalan pengobatan menyebabkan sejumlah studi epidemiologi terbaru
telah kembali menggeser perhatian pada prolaktin. Studi-studi terbaru
memberikan konsep mengenai peranan prolaktin pada kanker payudara
(Sethi dkk, 2012).
Prolaktin (PRL) merupakan suatu hormon peptida yang disekresi
oleh kelenjar hipofisis anterior dan sekian lama hanya dibatasi perannya
dalam hal laktasi dan infertilitas. Telah lama diduga adanya hubungan
antara prolaktin dan kanker payudara tetapi tidak pernah terbukti secara
meyakinkan. Penelitian terbaru telah menekankan peran prolaktin dan
reseptornya (PRLR) yang sangat penting pada kanker payudara dan prostat

1
dan juga pada berbagai kanker lainnya. Prolaktin pertama kali diakui
sebagai suatu hormon yang memberikan kontribusi dalam patogenesis dan
progresi kanker payudar tikus pada tahun 1970 (Cianfrocca,2004;
Muthuswamy, 2012; Pedrini, 2011).
Prolaktin juga dihasilkan oleh tumor serta berbagai jaringan
normal. Plasenta adalah sumber terkaya prolaktin extrahipofise. Desidua
memegang peranan atas tingginya konsentrasi prolaktin dalam cairan
ketuban manusia. Otak, rahim, fibroblas dermal dan sistem kekebalan
tubuh semua menghasilkan prolaktin. Beberapa laboratorium telah
menunjukkan bahwa prolaktin juga dihasilkan oleh sel sel epitel
payudara normal dan ganas dan menjadi faktor autokrin / parakrin untuk
jaringan ini (Mujagic, 2009).
Beberapa studi epidemiologi melaporkan bahwa prolaktin
mempunyai peranan pada kejadian kanker payudara. Pada tahun 2006,
Tworoger dkk melaporkan ada korelasi antara kadar prolaktin serum dan
resiko kanker payudara. Elliassen dkk, 2007, dalam penelitiannya juga
melaporkan adanya peningkatan kadar prolaktin serum pada wanita
premenopause dengan kanker payudara.Kesamaan prolaktin dengan
growth hormon dan kerjanya melalui promosi pertumbuhan jalur JAK /
STAT menunjukkan efek promoting tumornya(Jacobson dkk, 2013).
Terdapat bukti kuat bahwa prolaktin memainkan peran pada
kanker payudara. Insiden hiperprolaktinemia secara signifikan lebih tinggi
pada pasien dengan kanker payudara metastasis dibandingkan pada pasien
dengan kanker payudara nonmetastasis. Hiperprolaktinemia hampir selalu
ditemukan pada pasien dengan kanker payudara lanjut selama perjalanan
penyakitnya. Hasil penelitian menunjukkan kemungkinan hubungan
hiperprolaktinemia dan overekspresi p53 dengan progresivitas tumor,
relaps penyakit yang dini atau metastasis dan buruknya overall survival
pada pasien kanker payudara dengan node negatif.

2
Pasien hiperprolaktinemia secara signifikan memiliki risiko lebih
tinggi mengalami rekurensi atau metastasis (Alteri, 2013 ; Jacobson dkk,
2013) .
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel
yang terdapat pada payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus,
duktus-duktus, lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe.
Pada umumnya kanker berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus,
beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainnya.
Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir
sepertiga dari seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita. Kanker
payudara juga merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher
rahim pada wanita serta menempati insiden tertinggi dari seluruh
keganasan. Setiap tahun, lebih dari satu juta kasus baru kanker payudara
didiagnosa di seluruh dunia dan hampir 400.000 orang akan meninggal
akibat penyakit tersebut. Sampai tahun 2003, kanker payudara merupakan
kanker dengan insidens tertinggi No.2 di Indonesia dan terdapat
kecenderungan dari tahun ke tahun insidens ini meningkat; seperti halnya
di negara barat. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat
92/100.000 wanita pertahun dengan mortalitas yang cukup tinggi
27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Di
Indonesia berdasarkan Pathological Based Registration kanker payudara
mempunyai insidens relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai
insidens minimal 20.000 kasus baru pertahun; dengan kenyataan bahwa
lebih dari 50% kasus masih berada dalam stadium lanjut.
Banyak sekali faktor resiko yang dapat menyebabkan
berkembangnya kanker payudara. Secara statistik resiko kanker payudara
pada wanita meningkat pada nullipara, menarche dini, menopause
terlambat dan pada wanita yang mengalami kehamilan anak pertama di
atas usia 30 tahun. Sebanyak kurang dari 1% kanker payudara terjadi pada
usia kurang dari 25 tahun, setelah usia lebih dari 39 tahun insiden
meningkat cepat. Insiden tertinggi dijumpai pada usia 45-50 tahun.

3
Sedangkan penderita kanker payudara pada pria secara epidemiologi
kurang dari 1% dari seluruh kanker payudara.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan jenis dari kanker payudara?
2. Bagaimana prevalensi kanker payudara di Indonesia dan dunia?
3. Apa sajakah faktor resiko dari kanker payudara?
4. Bagaimana kaitan kanker payudara dengan gizi?
5. Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan kanker payudara?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan jenis kanker payudara
2. Mengetahui prevalensi kanker payudara di Indonesia dan dunia
3. Mengetahui faktor resiko dari kanker payudara
4. Mengetahui kaitan kanker payudara dengan gizi
5. Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan kanker payudara

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kanker Payudara


Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di
payudara kemudian tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi juga pada pria.

B. Jenis-Jenis Kanker Payudara


Berdasarkan The World Health Organization (WHO) tahun 2003,
kanker payudara dibagi atas karsinoma non invasif dan invasif.
1. Karsinoma Non-invasif
Karsinoma non-infasif sering disebut juga dengan in situ breast
cancer. In situ breast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker
tetap berada dalam selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak
menyerang jaringan disekitar saluran air susu atau kelenjar air susu.
Jenisnya antara lain :
a. Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )

Enlargement:
1) Normal duct cells
2) Duct cancer cells
3) Basement membrane
4) lumen ( centre of duct )

5
Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu
yang tidak menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker
payudara stadium awal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah
kondisi sangat awal dari kanker. Hampir semua wanita dengan
DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada juga yang berkembang
menjadi kanker payudara yang invasife. Karsinoma duktus in situ
dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause maupun pasca-
menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun.
b. Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )

Enlargement :
1) Normal lobular cells
2) Lobular cancer cells
3) Basement membrane
Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air
susu, dan tidak menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi
terutama pada wanita pre-menopause. Apabila setelah menopause,
biasanya dihubungkan dengan adanya karsinoma infiltratif. LCIS
ditemukan pada 6% dari seluruh karsinoma mamae. Masalah
utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba, dan ditemukan pada
hasil biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista atau lesi
palpabel jinak lainnya. Masih menjadi kontroversi diantara ahli-
ahli kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat
awal dari kanker ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu
dimasa datang akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga
sepakat bahwa apabila seseorang mempunyai LCIS, berarti di
kemudian hari dia mempunyai resiko untuk mempunyai kanker

6
pada salah satu payudaranya. Pada payudara yang terdapat LCIS
bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila kanker
berkembang pada payudara yang lain, maka bisa jadi menjadi
Invasife Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.
2. Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive )
Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang sel
kankernya telah keluar/lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan
sekitar yang mendukung saluran dan kelenjar- kelenjar payudara. Sel-sel
kanker ini bisa menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar
getah bening. Jenisnya antara lain :
a. Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )

Enlargement :
1) Normal duct cells
2) Ductal cancer cell breaking through basement membrane
3) Basement membrane
Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang
invasive (85%). Jika seorang wanita mempunyai IDC, maka sel
kanker yang berada di sepanjang saluran air susu akan keluar dari
dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar payudara.
Sel kanker bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya
atau menyebar ( metastasis ) kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh
peredaran darah atau system kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC
solid tubular, meskipun invasive tapi masih lumayan terkendali
dibanding jenis invasive lain.

7
b. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

Enlargment :
1) Normal cells
2) Lobular cancer cells breaking through the basement membrane
3) Basement membrane
Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), type ini juga mempunyai
sifat yang mirip. ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi
susu dan kemudian menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga
bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC,
penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang
dirasakan hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu sensasi
bahwa ada yang berbeda pada payudara. ILC, bisa diditeksi hanya
dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat dalam
mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan
ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada.
Type type yang tidak biasa / Jarang pada kanker payudara:
Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air
susu atau kelenjar air susu. Beberapa jenis yang tidak umum adalah :
a) Inflammatory Breast Cancer
Jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker payudara yang
agresive. Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau
menjadi tebal / besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang
terkelupas. Ini dikarenakan oleh sel kanker yang memblock
pembuluh getah bening yang letaknya dekat permukaan payudara.

8
b) Medullary Carcinoma.
Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor
jelas terlihat. Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat
disekitar batas tumor.
c) Tubular carcinoma
Jenis kanker yang jarang ini dinamaidemikian karena bentuk
sel kanker ketika dilihat dibawah microscope. Meskipun
merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik dari
Invasive Ductal Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma.
d) Metaplastic carcinoma
Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru
didiagnosis mempunyai kanker payudara. Perubahan bentuk
jaringan biasanya terlokalisir/terbatas dan berisi beberapa sel yang
berbeda, yang secara typical tidak ditemui pada kanker payudara
yang lain.Harapan kesembuhan dan cara penanganannya sama
dengan Invasive Ductal Carcinoma Sarcoma
Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di
payudara. Jenis tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker
( malignant).
e) Micropapillary carcinoma
Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering
menyebarnya ke kelenjar getah bening, meskipun ukurannya kecil.
f) Adenoid cystic carcinoma
Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya,
tumor local. Termasuk jenis invasive, tetapi lambat dalam
pertumbuhan dan penyebaran.

9
C. Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Payudara

Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling


umum menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki
kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara
1000. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan
kanker ini terjadi, namun beberapa faktor kemungkinannya adalah :

1. Usia dan jenis kelamin, kurang dari 1% kanker payudara timbul pada
pria, dengan demikian jenis kelamin wanita memiliki faktor resiko yang
lebih besar. Seperti karsinoma lain, bertambahnya umur juga
merupakan faktor resiko yang bermakna. Sampai dengan umur 40-45
tahun, rata-rata peningkatan tajam yang kemudian menurun perlahan-
lahan, walaupun insiden kanker payudara terus meningkat sampai usia
tua.

2. Genetik, Ada 2 jenis gen (BRCA1 dan BRCA2) yang sangat mungkin
sebagai resiko sampai dengan 85%.

3. Riwayat keluarga (keturunan). Jika ibu atau saudara wanita mengidap


penyakit kanker payudara, maka ada kemungkinan memiliki resiko
kanker payudara 3 kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam
keluarganya tidak ada penderita satupun.

4. Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen).

5. Pemakaian obat-obatan dan bahan kimia. Misalnya seorang wanita yang


menggunakan therapy obat hormon pengganti hormone replacement
therapy (HRT) seperti Hormon estrogen akan bisa menyebabkan
peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara. Termasuk alat
kontrasepsi yang tinggi estrogen dan DES (dietilstilbestrol). Wanita
yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko
tinggi menderita kanker payudara.

10
6. Factor reproduksi, diantaranya: periode menstruasi yang lebih lama
(menstruasi pertama lebih awal (<12 tahun) atau menopause lebih
lambat (>55 tahun)), tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak,
melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui
anak. Ibu yang menyusui bayinya setidaknya sampai enam bulan
mengurangi kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker
rahim dan kanker indung telur. Perlindungan terhadap kanker payudara
ini sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui lebih dari
dua tahun, akan 50% lebih jarang menderita kanker payudara.
7. Factor gizi dan lifestyle: obesitas pasca menopause, konsumsi alkohol.
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara, gizi yang buruk pada makanan yang
dimakan, merokok, konsumsi lemak dan serat, kurangnya olahraga

8. Sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa).

9. Pernah menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena


diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat
meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.

10. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.

11. Radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas; tergantung dosis dan
umur saat terkena paparan radiasi.
12. Ukuran payudara besar sebelah.
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia
menjadi faktor terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami
kanker payudara meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini.
Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1
dan BRCA2 dapat meningkatkan resiko wanita terkena kanker sampai
85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari
terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor resiko

11
lainnya memainkan peranan penting. Pentingnya faktor usia sebagai
faktor resiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi
pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada
pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat
ditemukannya kanker adalah 64 tahun.

D. Tanda dan Gejala


Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda
dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan
biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika
didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di
bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding
dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk
benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit
diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa
di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang
abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning
sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur
kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat
tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar
puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri
payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut
bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan
atau ulserasi kulit.
Stadium Kanker Payudara menurut Canadian Cancer Society:
Stadium dalam kanker, adalah untuk menggambarkan kondisi
kanker, yaitu letaknya, sampai dimana penyebarannya, sejauh mana
pengaruhnya terhadap organ tubuh yang lain. Dokter menggunakan test-
test untuk menentukan stadium dari kanker. Jadi stadium belum bisa

12
ditentukan apabila test-test itu belum komplit/selesai. Dengan mengetahui
stadium, ini adalah salah satu cara yang membantu dokter untuk
menentukan pengobatan apa yang cocok untuk pasien.
Salah satu cara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium
dari kanker adalah system TNM. System ini menggunakan tiga kriteria
untuk menentukan stadium kanker. Yaitu :
1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana
lokasinya ( T, Tumor )
2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar
kekelenjar getah bening disekitarnya? ( N, Node )
3. Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain ( M, Metastasis )
a) Stadium 0 :
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu
kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan
kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.
b) Stadium I:
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik
pada pembuluh getah bening.
c) Stadium IIA :
Pasien pada kondisi ini :
1) Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah
ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak
( axillary limph nodes )
2) Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm.
Belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak
( axillary limph nodes ).
3) Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada
titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
d) Stadium IIB :
Pasien pada kondisi ini :
1) Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.
2) Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.

13
3) Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
e) Stadium III A :
Pasien pada kondisi ini :
1) Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-
titik pada pembuluh getah bening ketiak.
2) Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-
titik pada pembuluh getah bening ketiak.
f) Stadium III B :
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Atau
didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah atau
bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening
di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari
organ tubuh.
g) Stadium IIIC :
Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik
pada pembuluh getah bening dalam group N3 ( Kanker telah
menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah bening dibawah tulang
selangka ).
h) Stadium IV :
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi
yang jauh, yaitu : Tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk.
i)Grade
Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsy
dipelajari dibawah microscope. Suatu grade kanker payudara
ditentukan berdasarkan pada bagaimana bentuk sel kanker dan
perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan
memberi petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker itu
berkembang.
Berikut adalah Grade dalam kanker payudara :

14
(1) Grade 1 : Ini adalah grade yang paling rendah, sel
kanker lambat dalam berkembang, biasanya tidak
menyebar.
(2) Grade 2 : Ini adalah grade tingkat sedang.
(3) Grade 3 : Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung
berkembang cepat, biasanya menyebar.

E. Diagnosa
Dokter menggunakan berbagai macam cara untuk mendiagnose
kanker payudara dan untuk menentukan apakah sudah ada metastasis ke
organ lain. Beberapa test juga berguna untuk menentukan pengobatan yang
paling efektive untuk pasien. Kebanyakan pada type kanker, biopsi
(mengambil sedikit jaringan, untuk diteliti dibawah mikroskop, yang
dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan
secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan,
dokter akan mengusulkan test lain untuk membantu diagnosa. Test
Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metastasis.
Dokter akan mempertimbangkan factor-faktor dibawah ini, ketika
akan memutuskan test diagnostic :
1. Usia dan kondisi medis pasien
2. Type kanker
3. Beratnya gejala
4. Hasil test sebelumnya
Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau
dokter menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu
titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray ), pada screening
mammogram. Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita
ditemukan pada pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa
test mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara.
Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test dibawah ini :

15
Imaging Test :
a) Diagnostic mammography.
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih
banyak gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita
dengan tanda-tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan atau ada
benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila
sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening
mammogram.

b) Ultrasound ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang
bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan
pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan
suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang
berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

16
c) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi
images ( gambaran ) detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila
sekali seorang wanita, telah didiagnose mempunyai kanker, maka untuk
mencheck payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak mutlak.
Bisa juga untuk screening saja. Menurut American Cancer Society
(ACS ), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara,
seperti contohnya pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak
anggota keluarganya yang terkena kanker payudara, sebaiknya juga
mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammography.MRI biasanya
lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil pada
payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram.
Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang
padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat
pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan
suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk
memastikan lagi harus dilakukan biopsy.
d) Test Dengan Bedah
1)Biopsi
Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi
hanya biopsy yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sample
yang diambil dari biopsy, di analisa oleh ahli patologi (dokter spesialis
yang ahli dalam menterjemahkan test-test laboratorium dan
mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan penyakit)
(a) Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang
mencurigakan tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine
Needle Aspiration Biopsy (FNAB, menggunakan jarum kecil
untuk untuk mengambil sample jaringan). Stereotactic Core
Biopsy (menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang
akan diambil) atau Vacuum-Assisted Biopsy (menggunakan jarum
yang tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang

17
luas). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju
area yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI.
Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang
akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu
membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi
tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya
butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan menetukan
stadium.
(b) Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan
sel dari suatu massa yang teraba, dan ini semua kemudian dapat
dianalisa untuk menentukan adanya sel kanker.

Fine needle biopsy Sentinel node biopsy


(c) Surgical Biopsy (biopsy dengan cara operasi) mengambil
sejumlah besar jaringan. Biopsy ini bisa incisional ( mengambil
sebagian dari benjolan ) atau excisional (mengambil seluruh
benjolan).

lumpectomy biopsy
Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin
diperlukan untuk mendapatkan clear margin area ( area jaringan
disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker )
kemungkinan, sekalian mengambil jaringan kelenjar getah
bening.
Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh
dokter untuk menentukan pengobatan. Test itu untuk melihat:
(1) Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive (biasanya
menyebar) atau In situ (biasanya tidak menyebar). Ductal
(dalam saluran susu) atau lobular (dalam kelenjar susu). Grade

18
(seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat) dan
apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau
pembuluh getah bening. Margin dari tumor juga di amati.
(2) Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progesteron (PR) test.
Sel kanker payudara apabila diketahui positif mengandung
receptor ini ER (+) dan PR (+) berarti sel kanker ini
berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya
diadakan terapy hormone ( akan dibahas tersendiri ).
(3) Test HER2 neu.(C-erb2). Adanya protein HER2 yang
berlebihan. Rata-rata 25% penderita kanker. Dengan
mengetahui status HER2 (positive atau negative) maka dapat
ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan
obat yang disebut trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak.
(mengenai HERCEPTIN akan dibahas tersendiri )
(4) Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur
biology dari tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai
kanker payudara. Oncotype DX adalah test untuk mengukur
resiko seberapa jauh kekambuhannya.
2) Test Darah:
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker.
Test-test itu antara lain :
a) Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang
ada di dalam sel darah merah
b) Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah
didalam seluruh badan
c) Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi
d) Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah )
e) Differential ( presentase dari beberapa sel darah putih )
3) Jumlah Alkaline Phosphatase
Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran
kanker ke liver, hati dan saluran empedu dan tulang.

19
4) SGOT & SGPT
Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari
salah satu test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa
jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke liver

5) Tumor Marker Test


Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan
pada darah, kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah
tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai
normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses tidak normal dalam
tubuh. Bisa disebabkan karena kanker, bisa juga bukan. Pada kanker
payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3
dengan mengambil sample darah. Pada standard PRODIA tumor
marker tidak boleh melebihi angka 30
Test-test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
a) Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran
keparu-paru
b) Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke
tulang. Pada bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada
pembuluh vena. Yang natinya akan berkumpul pada tulang yang
menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara suntikan dan
pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien
dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah
gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang.
Tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih
gelap dari tulang normal.
c) Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan. Untuk melihat
secara detail letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive
tracer pada pembuluh vena, tapi volumenya lebih banyak sehingga
sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik CT-scan bisa

20
segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi
bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya
akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang
discan 3 dimensi.
(1) Positron Emission Tomography ( PET ) scan. Untuk melihat
apakah kanker sudah menyebar.Dalam PET scan cairan
glukosa yang mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien.
Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut,
dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras
pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai
pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara
fisik.
F. Penyebaran Kanker Payudara/Komplikasi:
1. Penyebaran langsung. Infiltrasi lokal ke otot di bawahnya dan kulit
yang menutupinya secara klinis dapat dideteksi, hal ini mengakibatkan
adanya ulserasi atau kerutan.
2. Limfogen. Infiltrasi ke saluran limfatik kulit menyebarkan timbulnya
tanda klinis berupa peau dorange. Kelenjar limfe aksilaris merupakan
tempat awal penyebaran limfogen yang paling sering, dan pada sekitar
40-50% wanita penderita kanker payudara terdapat metastasis kelenjar
limfe aksilaris pada saat pemeriksaan pertama kali.
3. Hematogen. Metastasis hematogen paling sering mengenai pulmo dan
tulang. Selain itu hepar, adrenal dan otak juga sering terkena. Pleura
pada sisi yang sama dengan tempat kanker dapat merupakan tempat
metastasis, dan menyebabkan terjadinya efusi. Infiltrasi ekstensif ke
sumsum tulang dapat menyebabkan anemia leukoeritroblastik.
Destruksi tulang menyebabkan hiperkalsemia, disertai komplikasi
ginjal.
4. Transelomik. Jika tumor telah menyebar ke rongga tubuh, contohnya
pleura parietalis atau peritoneum, dapat terjadi penyebaran transelomik.
5. Implantasi tumor. Pencemaran sel-sel maligna dari tumor ke dalam
luka pada saat pembedahan awal, dapat menyebabkan pertumbuhan
yang terus menerus dari sel-sel ini pada jaringan parut. Walaupun

21
demikian, banyak kekambuhan pada daerah parut, pada kenyataannya
disebabkan oleh permeasi limfatik sebelumnya.
6. Duktus mammae. Pada beberapa kasus, duktus yang berdekatan dengan
suatu kanker payudara invasif, terisi dengan sel-sel maligna. Keadaan
ini dapat disebabkan oleh penyebaran dari tumor-tumor sepanjang
lumen duktus, tetapi keadaan ini lebih sering merupakan fosi karsinoma
intraduktus yang terpisah. Metode penyebaran sepanjang lumen duktus
ke arah puting susu ini penting pada penyakit paget.
G. Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian
pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi
radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini
ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan
penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara
individual.
1) Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur
pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung
pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien
secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy),
mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan
harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan
seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
2) Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi
untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
3) Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka
hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah
pembedahan atau pada stadium akhir.

22
4) Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap
lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat
kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah
satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral
yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja.
5) Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein
pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien
seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk
menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi
pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk
menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
6) Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50%
pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki
harapan hidup. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu
memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah
kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada kanker
tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya
untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui
terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker
payudara dengan HER2- positif, trastuzumab memberikan harapan
untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.

23
H. Prognosis
Dua faktor utama yang mempengaruhi prognosis pasien dengan kanker
payudara invasif adalah:
1. stadium diferensiasi histologis dari tumor.
2. Stadium tumor pada saat ditemukan.
Kehidupan:
a. Semua kasus yang tidak diobati: 22% pada 5 tahun dan 5% pada 10
tahun.
b. Semua kasus yang diobati: 40% pada 5 tahun dan 25% pada 10
tahun.
c. Stadium 1 histologis, diobati: 80% pada 5 tahun
d. Stadium 3 histologis, diobati: 25% pada 5 tahun.
e. Semua stadium, limfe nodul tidak terlibat: 75% pada 5 tahun
f. Semua stadium, limfe nodul terlibat: 30% pada 5 tahun
g. Pasien dengan hanya karsinoma intraduktus (karsinoma in situ), dan
tanpa bukti karsinoma invasif, mempunyai prognosis yang baik
sekali-lebih dari 95% pada 5 tahun.
h. Karsinoma yang terjadi selama kehamilan dan laktasi, terutama
mempunyai prognosis yang buruk.
i. Malah pada kelompok kecil pasien yang bertahan hidup sampai 20
tahun atau lebih, kematian masih terjadi sebagai akibat kanker
payudara, menunjukkan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan
secara menyeluruh.
I. Pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga


kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu,
dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang
paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi
kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan
yang dilakukan antara lain berupa:

24
1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu


bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat"
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor
risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga
bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang
dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena
kanker payudara ini.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki


risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasiat risk dari kanker
payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi
dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.
Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua
penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi
tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

a. Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan


melakukan cancer risk assessement survey.
b. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukan mammografi setiap tahun.
c. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker


payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak.

25
Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara
hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%

3. Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif


menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker
payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan
dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini
penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan
dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita.

Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi


dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari
pengobatan alternatif.

Berikut cara mencegah kanker payudara secara umum:


a) Kesadaran akan payudara itu sendiri
Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri.
Perhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian penting
perawatan kesehatan wanita. Saat ini, wanita disarankan untuk breast
aware Ini berarti wanita harus tahu seperti apa payudara mereka di
depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada periode
berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal
dapat diketahui segera.
b) Berikan ASI pada bayi
Beberapa penelitin menunjukkan ada hubungan antara pemberian
ASI dan menurunnya resiko berkembangnya kanker payudara

26
meskipun belum ada kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti
mengklaim bahwa lebih muda dan lebih lama seorang ibu
memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini didasari
pada teori bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen.
Pemberian ASI secara berkala akan mengurangi tingkat hormon
tersebut.
c) Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter
Penelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk ke dokter
jika mereka menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut
memiliki kanker. Ini adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika
menemukan gumpalan, segera konsultasi ke dokter karena ini akan
membantu menenangkan pikiran. Jika gumpalan tersebut adalah
kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan
jiwa.
d) Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga
Masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara
menyeluruh semua penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang
perlu untuk diyakini adalah faktor gen. Faktor ini setidaknya
sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap
satu dalam 500 orang membawa gen yang dapat membuat mereka
diduga memiliki penyakit tersebut.
e) Perhatikan konsumsi alkohol
Dalam sejumlah penelitian, alkohol memiliki kaitan dengan
kanker. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol meningkatkan
estrogen.
f) Perhatikan berat badan
Obesitas nampaknya dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
Para peneliti menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55 pound
setelah umur 18 sebanyak 40% memiliki resiko lebih tinggi terkena
kanker dibanding mereka yang berubah-ubah hanya 4 atau 5 pound
semasa remajanya.

27
g) Olahraga secara teratur
Beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat
menurunkan resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian
menunjukkan bahwa semakin kurang berolahraga, semakin tinggi
tingkat esrogen dalam tubuh.

h) Kurangi makanan berlemak


Ada banyak perdebatan tentang hubungan kanker payudara dengan
diet. Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya
dapat meningkatkan resiko penyakit. Pertahankan asupan makanan
rendah lemak, tidak melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan
membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu
menjaga berat badan. Kita menyimpan estrogen di lemak tubuh, jadi
lebih sedikit lemak yang kita bawa, lebih baik.
i) Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.
Meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan
penyebab kanker payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah
faktor usia. 80% kanker payudara terjadi pada wanita berumur diatas
50 tahun.
j) Belajar relaks
Banyak tercatat bahwa stres dapat menyebabkan semua jenis
masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan
ini, menurunkan tingkat stres akan menguntungkan untuk kesehatan
secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara.
k) Masukkan brokoli ke dalam menu harian Anda.
Kira-kira dalam sehari Anda hanya membutuhkan secangkir
brokoli. Tahukah Anda, brokoli mengandung senyawa sulfuraphane
yang secara ilmiah terbukti mengurangi risiko kanker.
l) Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian.

28
Pilihlah sayuran berwarna hijau dan oranye. Makanlah tomat yang
kaya dengan likopen. Konon likopen juga agen yang berfungsi
memerangi kanker.
m) Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan.
Disamping minum teh hijau, kudaplah dark chocolate sesekali,
karena secara ilmiah terbukti cokelat sebagai agen yang memerangi
kanker. Namun ingat jangan cokelat manis, karena Anda tidak akan
mendapat manfaatnya.
n) Konsumsi kedelai dan olahannya.
Di dalam kedelai terkandung 40 persen protein yang terdiri dari
asam lemak esensial dengan daya cerna yang sangat baik, 15 persen
oligosakarida dan monosakarida, 15 persen serat, 20 persen lemak
yang sebagian besar terdiri dari asam lemak tak jenuh dan 10 persen
adalah bahan lainnya. Selain itu senyawa fitokimia pada kedelai
memiliki aktiviats biologis, salah satunya adalah isoflavon yang tetap
stabil pada suhu panas sehingga tidak berubah struktur oleh suhu
masak dan fermentasi, yang dapat mencegah kanker.

29
KERANGKA TEORI DAN KONSEP

1. Kerangka Teori

30
2. Kerangka Konsep
a. Pencegahan
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan dalam 3
kelompok besar, begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang
dilakukan antara lain berupa:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan agar orang hidup sehay melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko.
Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga
memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu. Pencegahan
sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini, salah satunya
dengan menggunakan mammografi.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang
telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat
penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat
mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita
(Anonim, 2012).
b. Penanganan

Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada


stadium klinik penyakitnya, yaitu:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pangengkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi, yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan
tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

31
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya
pada bagian yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.

2. Radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau
sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang
bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak
hanya sel kanker di payudara, tapi juga seluruh tubuh.
4. Lintasan Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan
osteoporosis yang diinduksi oleh overian suppression, hiperkalsemia
dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk
menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun
pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh,
penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping
seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal (Anonim, 2012).

32
BAB III
PENYELESAIAN MASALAH

Penyelesaian masalah yang akan kami lakukan agar kanker payudara


tidak semakin meningkat kami sebagai tenaga kesehatan melakukan
penyuluhan kepada masyarakat yang masih awam akan pentingnya
kesehatan reproduksi khususnya kanker payudara. Dan mengajarkan kepada
masyarakat tentang melakukan pemeriksaan dini pada payudara khususnya
wanita .
Setelah dilakukan penelitian yang lebih lanjut ditemukkan bahwa wanita
gemuk rentang terkena kanker payudara, sehingga kami menyarankan agar
masyarakat menjaga pola makan .

33
DAFTAR PUSTAKA

Thomson, A.D. 1997. Catatan Kuliah Patologi Edisi III. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
http://saputra83.blog.friendster.com/kanker-payudara/diakses pada Senin 06 Maret
2017 pukul 09.00 WITA
http://kankerpayudara.wordpress.com/2007/12/25/kanker-payudara-gejala-
penyebab-dan-diagnosa/diakses pada Senin 06 Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://www.blogdokter.net/2007/03/13/kanker-payudara/ diakses pada Senin 06
Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/05/22/52363/Kanker-Payudara-
Incar-Wanita-Gemuk/ diakses pada Senin 06 Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16747/5/Chapter%20I.pdf. diakses
pada Senin 06 Maret 2017 pukul 09.00 WITA
http://rumahabi.info/cara-mencegah-kanker-payudara-untuk-wanita.html.diakses
pada Senin 06 Maret 2017 pukul 09.00 WITA

34
http://www.hompedin.org/download/kankerpayudara.pdf.diakses pada Senin 06
Maret 2017 pukul 09.00 WITA

35

Anda mungkin juga menyukai