Anda di halaman 1dari 5

1A D4 TKPB

12-09-2014

EKOSISTEM SUNGAI
Pentingnya Ekosistem Sungai
Ada beragam jenis ekosistem yang terkait dan membentuk sebuah
kesatuan utuh dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Salah satu
yang dimaksud adalah ekosistem sungai. Ia dikelompokkan ke dalam
ekosistem air tawar dengan air yang mengalir atau Ekosistem Lotik.
Sungai sendiri merupakan habitat air tawar yang bermuara atau berakhir
di laut. Ekosistem sungai ini megandung nutrient yang kadarnya
bergantung pada wilayah vegetasi yang dilewati sungai tersebut. Apabila
titik yang dilewatinya kaya akan tumbuhan maka bisa dipastikan kadar
nutriennya tinggi khususnya nutrient an-organik. Selain tumbuhan, jumlah
pelapukan bebatuan di aliran sungai juga turut berperan dalam hal
memperkaya air sungai.

Mengapa Ekosistem Sungai Sangat Penting?

Habitat air tawar, termasuk ekosistem sungai di dalamnya, sangat penting


bagi manusia dan lingkungan. Meskipun luas area ekosistem air tawar
sangat terbatas jika dibandingkan dengan ekosistem laut, namun
kehadirannya tetap penting sebab:

1. Ekosistem air tawar termasuk sungai di dalamnya adalah sumber yang


bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga juga industri. Selain itu, ia juga
mudah dan murah untuk didapatkan.
2. Komponen air tawar adalah bottle neck atau leher botol di dalam siklus
hidrologi.
3. Ekosistem air tawar termasuk sungai bersama dengan
ekosistem estuary adalah tempat atau medium paling mudah dan murah
untuk membuang limbah yang bersifat tertier.
Lebih detail pada ekosistem sungai, mengapa penting? Sebab, berikut ini:

1. Sungai mempunyai sifat unik yakni sifat termal dimana ia bisa


mereduksi perubahan suhu, sehingga perubahan suhu di dalam air akan
terjadi dengan lambat ketimbang di udara.
2. Sungai memiliki sifat oada kontunum sungai, dimana terjadi perubahan
yang bersifat longitudinal di dalam sistem metabolisme komunitas
dalam ekosistem.
3. Manfaat lain sungai adalah sebagai tempat ikan berkembang-biak,
sebagai sarana rekreasi, sebagai sarana pengairan dan masih banyak
lagi lainnya.

Pembagian Zona Dalam Ekosistem Sungai

Para ahli membagi dua zona pada ekosistem sungai yang didasarkan pada
aliran airnya, yakni:

1. Zona air deras, adalah wilayah sungai yang cenderung dangkal. Pada
tempet tersebut kecepatan laju arus sangat tinggi dan menyebabkan
bagian dasar sungai menjadi bersih dari berbagai endapan serta materi
lainnya. Hal tersebut kemudian menjadikan dasar zona ini cenderung
padat. Zona ini sendiri dihuni oleh bentos dan juga organisme ferifitik
yang mampu melekat juga berpegang pada dasar yang keras atau padat
dan pada ikan yang bisa berenang dengan kuat. Zona aliran deras ini
berada di bagian hulu sungai tepatnya di wilayah pegunungan.

2. Zona aliran tenang, yakni wilayah sungai dimana yang sedikit dalam dan
arus tidak sekencang pada zona hulu sungai. Pada wilayah ini lumpur
juga materi lainnya cenderung lepas dan mengendap pada dasar sungai.
Hal ini kemudian menjadikan dasar sungai menjadi lunak dan tidak
sesuai lagi untuk bentos. Zona ini lebih cocok bagi nekton juga plankton
yang cenderung menggali bagian dasar sungai. Zona ini umumnya
berada pada wilayah yang landai.

Penyebab Tercemarnya Ekosistem Sungai


Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Perairan tersebut merupakan salah satu bagian dari
siklus kehidupan manusia dan hidrologi. Bertambahnya jumlah penduduk,
dan kurangnya daerah resapan air serta semakin bertambahnya
pemukiman di sekitar aliran sungai, menyebabkan sungai mengalami
penurunan kualitas mutu air dan pencemaran air yang diakibatkan oleh
pola aktivitas masyarakat sekitar aliran sungai dan resapan air yang
dijadikan tempat tinggal, pembuangan sisa aktivitas rumah tangga dan
limbah sisa hasil industri ke sekitar atau kedalam aliran sungai. Akibat
dari buangan sisa hasil aktivitas manusia (sedimen dan polutan)
menyebabkan terganggunya ekosistem aliran sungai tersebut. Mulai dari
tidak terpenuhinya kualitas air berstandar 3B (tidak berwarna, berbau dan
tidak beracun), berkurangnya jumlah ikan dan satwa air, timbulnya
lingkungan kumuh sampai pada munculnya masalah kesehatan dan
lainnya. Menurut Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Sungai
menjadi tempat pembuangan sampah domestik. Sebanyak 80 persen
sungai sudah dikotori oleh limbah domestik. Sebagai contoh, sungai
ciliwung merupakan DAS dengan kualitas air dalam status tercemar berat.
Bahkan 92% ekosistem ikan di sungai ciliwung sudah mengalami
kepunahan.

Kerusakan lahan berhutan, yang kerap terjadi di daerah dengan


kelerengan curam, berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem sungai,
yang hulunya ke arah hutan. Ini terjadi karena dalam daur hidro-orologis
terdapat suatu rantai perjalanan air: mulai saat hujan hingga bermuara ke
laut. Kawasan hutan yang dikategorikan sebagai daerah tangkapan air
hujan, merupakan bagian dari mata rantai itu. Sebab, hutan pada daerah
perbukitan dan pergunungan berfungsi sebagai penyimpan cadangan air
hujan, sekaligus penyarin yang bekerja secara alami. Proses penyaringan
dari berbagai strata vegetasi, disertai kemampuan vegetasi menahan laju
erosi lapisan atas tanah, mampu mengurangi gangguan pada ekosistem
sungai secara alami pula.

Beberapa bencana seperti erosi, pendangkalan sungai di hilir,


penurunan kualitas air sungai serta kepunahan spesies, terjadi karena
hutan yang berada di hulu mengalami penggundulan. Jika dilakukan
secara besar-besaran, akan mempengaruhi persediaan air tanah pada
musim kemarau. Ini terkait dengan fungsi hutan sebagai kantung
(penahan) air. Pada daerah yang gradien muka air tanahnya tinggi, daerah
itu akan mudah kekurangan air di musim kemarau. Alasannya, permukaan
air sungai lebih rendah dari permukaan air tanah.

Beberapa jenis ikan kurang mampu beradaptasi karena terjadi


perubahan habitat secara cepat. Perubahan intensitas penetrasi sinar
matahari, oksigen, kandungan mineral dan tingkat keasaman (PH), adalah
beberapa penyebabnya. Dengan berkurangnya populasi ikan, ini juga
berdampak secara luas pada siklus rantai makanan. Populasi satwa, di
antaranya, akan ikut berkurang karena kehilangan makanan.

Solusi Untuk Menanggulangi Ekosistem Sungai Agar Tidak Punah


Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan
pencemaran air antara lain:
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya
bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air
bersih lainnya tidak tercemar.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan


penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu
menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir
akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan
penyerap air paling efektif dan handal.
Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata.
Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya
pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya.
Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, menetapkan
beberapa cara penanggulangan pencemaran air yang bisa diterapkan oleh
kita.
Beberapa cara penanggulangan pencemaran air tersebut di antaranya
sebagai berikut.
1. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan
EPCM (Environmental Pollution Control Manager).

Gian Mardhiansyah (15)


1A D4 Teknik Kimia Produksi
Bersih

Anda mungkin juga menyukai