Wanprestasi
Oleh :
I GUSTI RAH YUDI PRAMANA ( 1502612010072 )
NI KETUT DIAN PRAMESTI ( 1502612010077 )
SEMESTER IV REGULER C
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2017
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan
RahmatNya kami dapat menyusun makalah yang berjudul Wanprestasi untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak baik secara langsung mau pun tidak langsung. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Gede Bayu Surya
Parwita,SE.,MM selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis yang telah membimbing
kami dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan baik
dari segi bahasa maupun isi sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan dan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang
mempergunakan makalah ini sebagai acuan. Semoga bermanfaat.
Denpasar, 13 Ferbuari
2017
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Wanprestasi..........................................................................................6
B. Sanksi akibat hukum wanprestasi..........................................................................7
C. Bentuk bentuk wanprestasi.................................................................................9
D. Sebab dan akibat dari wanprestasi.......................................................................11
E. Somasi wanprestasi..............................................................................................13
F. Penyelesaian wanprestasi di pengadilan..............................................................14
Bab III Penutup
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial tidak ada yang bisa hidup sendiri di dunia ini.
Maka diperlukan adanya hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain berupa
perikatan, termasuk dalam pencapaian kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia satu
dan manusia lainnya berbeda sesuai usia dan status sosialnya. Dahulu kala, orang
melakukan perikatan dengan yang lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
cara barter (penukaran barang dengan barang), lalu berubah menjadi penukaran barang
dengan uang barang dan kemudian berganti menjadi barang dengan uang.
Ternyata perkembangan zaman sudah merubah peradaban cara hidup manusia
memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya melakukan transaksi secara langsung, tapi juga
bisa dengan kredit, dan lain-lain bahkan ada perjanjian secara tertulis sebelum diadakan
perikatan pemenuhan kebutuhan tersebut. Akibat kian hari kian banyak pula kebutuhan
yang harus dipenuhi yang tidak diiringi dengan jumlah pendapatan, maka lahirlah
ingkar janji dari suatu kesepakatan yang telah dibuat yang dinamakan Wanprestasi yang
tentunya tidak lain merugikan pihak kreditur, baik perjanjian itu berupa sepihak maupun
timbal-balik (atas beban).
Suatu perjanjian dapat dilakukan dengan baik apabila semua pihak telah melakukan
prestasinya masing-masing sesuai dengan yang telah diperjanjikan tanpa ada yang
dirugikan. Tapi adakalanya perjanjian yang telah disetujui tidak berjalan dengan baik
karena adanya wanprestasi dari salah satu pihak. Dari adanya wanprestasi tersebut akan
mengalami beberapa kendala yang nantinya akan terjadi, contohnya seperti terjadi
kerugian kecil maupun besar. Oleh karena itu orang yang melakukan wanprestasi akan
menanggung resiko-resiko yang harus ditanggung, seperti mengganti kerugian yang
telah disebabkan olehnya, maupun pembatalan perjanjian yang telah disepakati tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud wanprestasi?
2. Seperti apa sanksi akibat hukum wanprestasi?
3. Apa saja bentuk bentuk wanprestasi?
4. Bagaimana sebab dan akibat dari wanprestasi?
5. Bagaimana somasi wanprestasi?
6. Bagaimana penyelesaian wanprestasi di pengadilan?
5
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang pengertian wanprestasi
2. Untuk mengetahui bentuk sanksi akibat hukum wanprestasi
3. Untuk mengetahui bentuk bentuk wanprestasi
4. Untuk mengetahui sebab dan akibat dari wanprestasi
5. Untuk mengetahui somasi wanprestasi
6. Untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi di pengadilan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wanprestasi
Wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda
Wanprestatie yang artinya tidak dipenuhinya prestasi atau kewajiban
yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak tertentu didalam suatu
perikatan, baik perikatan yang dilahirkan dari suatu perjanjian
ataupun perikatan yang timbul kerna undang-undang. Wanprestasi
menurut para ahli :
1. Menurut Prodjodikor, wanprestasi adalah tidak adanya suatu prestasi dalam
perjanjian, ini berarti bahwa suatu hal harus dilaksanakan sebagai isi dari
6
Akibat hukum dari debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah hukuman
atau sanksi berupa:
2. Pembatalan perjanjian
3. Peralihan resiko.
8
Disamping debitur harus menanggung hal tesebut diatas, maka yang dapat
dilakukan oleh kreditur dalam menghadapi debitur yang wanprestasi ada lima
kemungkinan sebagai berikut (Pasal 1276 KUHPerdata) :
4. Membatalkan perjanjian
Kewajiban membayar ganti rugi tersebut tidak timbul seketika terjadi kelalaian,
melainkan baru efektif setelah debitur dinyatakan lalai dan tetap tidak melaksanakan
prestasinya. Yang dimaksud kerugian tidak hanya biaya-biaya yang sungguh-sungguh
telah dikeluarkan atau kerugian yang sungguh-sungguh menimpa benda si berpiutang,
9
tetapi juga berupa kehilangan keuntungan, yaitu keuntungan yang didapat seandainya si
berhutang tidak lalai.
Contoh: Si B datang pada hari itu membawa motor Snoopy, namun datang pada jam
14.00.
Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan
Contoh: Si B datang tepat pukul 10.00 pada hari itu dan membawa motor Snoopy,
namun menyertakan si C sebagai pihak ketiga yang sudah jelas-jelas dilarang dalam
kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.
Untuk mengatakan bahwa seseorang melakukan wanprestasi dalam suatu
perjanjian, kadang-kadang tidak mudah karena sering sekali juga tidak dijanjikan
dengan tepat kapan suatu pihak diwajibkan melakukan prestasi yang diperjanjikan.
Dalam hal bentuk prestasi debitur dalam perjanjian yang berupa tidak berbuat sesuatu,
akan mudah ditentukan sejak kapan debitur melakukan wanprestasi yaitu sejak pada
saat debitur berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam perjanjian.
Sedangkan bentuk prestasi debitur yang berupa berbuat sesuatu yang
memberikan sesuatu apabila batas waktunya ditentukan dalam perjanjian maka debitur
dianggap melakukan wanprestasi dengan lewatnya batas waktu tersebut. Dan apabila
tidak ditentukan mengenai batas waktunya maka untuk menyatakan seseorang debitur
melakukan wanprestasi, diperlukan surat peringatan tertulis dari kreditur yang diberikan
kepada debitur. Surat peringatan tersebut disebut dengan somasi.
D. Sebab dan akibat dari wanprestasi
Dalam pelaksanaan isi perjanjian sebagaimana yang telah
ditentukan dalam suatu perjanjian yang sah, tidak jarang terjadi
wanprestasi oleh pihak yang dibebani kewajiban (debitur) tersebut.
Tidak dipenuhinya suatu prestasi atau kewajiban ini dapat
dikarenakan oleh dua kemungkinan alasan. Dua kemungkinan alasan
tersebut antar lain:
a. Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan
ataupun kelalaiannya.
Kesalahan disini adalah kesalahan yang menimbulkan
kerugian. Dikatakan orang mempunyai kesalahan dalam
peristiwa tertentu kala ia sebenarnya dapat menghindari
terjadinya peristiwa yang merugikan itu bak dengan tidak
11
E. Somasi Wanprestasi
Somasi adalah pemberitahuan atau pernyataan dari kreditur kepada debitur yang
berisi ketentuan bahwa kreditur menghendaki pemenuhan prestasi seketika atau dalam
jangka waktu seperti yang ditentukan dalam pemberitahuan itu dengan kata lain somasi
adalah peringatan agar debitur melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tegoran
kelalaian yang telah disampaikan kreditur kepadanya.
Menurut pasal 1238 KUH Perdata yang menyatakan bahwa:
Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan
sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatan sendiri, ialah
jika ini menetapkan bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya
waktu yang ditentukan.
Dari ketentuan pasal tersebut dapat dikatakan bahwa debitur dinyatakan
wanprestasi apabila sudah ada somasi
3. Pembatalan perjanjian
15
BAB III
PENUTUP
16
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa wanprestasi yaitu pengertian yang
mengatakan bahwa seorang dikatakan melakukan wanprestasi
bilamana tidak memberikan prestasi sama sekali, terlambat
memberikan prestasi, melakukan prestasi tidak menurut ketentuan
yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Wanprestasi memberikan
akibat hukum tehadap pihak yang melakukannya dan membawa
konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak yang dirugikan untuk
menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk memberikan
ganti rugi, sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak
pun yang dirugikan oleh wanprestasi tersebut.
B. Saran
Dalam melakukan suatu transaksi antara debitur dengan keditur harus sesuai dengan
perjanjian yang dilakukan agar tidak terjadi suatu wanprestasi, dimana hal ini akan
berakibat fatal bagi satu pihak karena wanprestasi yang berat akan dilakukan di
pengadilan yang menimbulkan kerugian yang mengakibatkan semua kesepakatan
hilang. Diharapkan kepada semua pihak yang telah melakukan perjanjian untuk tidak
melakukan wanprestasi yang telah nyata menimbulkan kerugian pada kreditur
umumnya dan hakim diharapkan mampu untuk bersikap bijak dalam mencari keadilan
pada perkara wanprestasi
17
DAFTAR PUSTAKA