Anda di halaman 1dari 6

RIBOSOM

Ribosom terlibat dalam proses sintesis protein. Pada ribosom akan terjadi
proses penerjemahan kode-kode genetik (kodon) yang dibawa oleh mRNA.
Selama proses penerjemahan ribosom menempel dan bergeser sepanjang
molekul mRNA dari ujung 5-3. Dalam penerjemahan tersebut akan terlibat tRNA
yang membawa antikodon, tRNA tersebut menggandeng asam amino.

Ribosom berbentuk globular dengan diameter sekitar 250-350 nm.


Ribosom mampu menyebarkan maupun menyerap elektron dengan sangat kuat
sehingga mikroskop elektron dapat digunakan secara intensif untuk meneliti
ribosom lebih dalam, selain dengan mikroskop elektron ribosom dapat diteliti
dengan difraksi sinar X, sentifugasi atau pemusingan, maupun dengan
imunositokimia.

Keberadaan ribosom dalam sel

Sel Keberadaan Letak Massa molekul


Eukariotik Ada Terdapat bebas di sitosol, matriks Lebih besar dari
mitokondria, stroma kloroplas ribosom sel
atau menempel pada permukaan prokariotik
membran REK
Prokariotik Ada Terdapat bebas di sitosol Lebih kecil dari
ribosom sel
eukariotik

Analisis Sedimentasi adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui massa


molekul ribosom dengan mendasarkan pada pengukuran laju pengendapan
suatu molekul di dalam larutan kental, larutan yang digunakan biasanya larutan
sukrosa yang dipusing/disentrifus dalam kecepatan yang sangat tinggi. Koefisien
sedimentasi dinyatakan dalam S yaitu unit Svedberg, ribosom sel prokariota
memiliki koefisien sedimentasi 70S, sedangkan sel eukariota koefisien
sedimentasinya 80S. Selain koefisien Svedberg, laju pengendapan juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yaitu berat molekul, bentuk makromolekul,
atau susunan makromolekulnya. Beberapa buah ribosom terkadang berkumpul
membentuk lingkaran-lingkaran kecil disebut polisom.

Ribosom subunit kecil, tampilannya mirip embrio yaitu seperti memiliki


kepala dan badan yang dihubungkan dengan leher yang pendek, leher tersebut
dibentuk dengan takikan (sedikit lekukan) pada satu sisi dan lekukan yang dalam
pada sisi yang lain. Badannya berbentuk batang yang membengkak. Pada
subunit kecil terdapat daerah datar pada satu sisi bagian ini menempel pada
subunit besar.

PERBEDAAN ANALISIS KIMIA PADA SUBUNIT RIBOSOM

Jenis Sel Subunit Jumlah Koefisien Jumlah Protein


Ribosom Molekul rRNA Sedimentasi
Prokariota Subunit besar 2 molekul Masing- 3134
rRNA masing 23S macam
dan 5S protein
Subunit kecil 1 molekul 16S 21 macam
rRNA protein
Eukariota Subunit besar 3 molekul Masing- 45-49 macam
rRNA masing 28S, protein
8S, dan 5S
Subunit kecil 1 molekul 18S 33 macam
rRNA protein

SINTESIS PROTEIN DI RIBOSOM

Proses sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga tahap, yaitu
tahap pemrakarsaan (initiation), tahap pemanjangan (elongation), dan tahap
penghentian (termination).

1. Tahap Pemrakarsaan (Inisiasi)


Inisiasi meliputi tahap interaksi antara ribosom subunit besar dan subunit
kecil, mRNA, inisiator aminoasil tRNA, GTP, dan beberapa faktor inisiasi (IF).
Inisiator aminoasil tRNA hanya dapat berikatan dengan kodon AUG yang disebut
juga kodon pemrakarsa (initiating codon). Karena AUG adalah kode untuk asam
amino Metionin. Metionin ini akan digandeng oleh inisiator aminoasil tRNA,
sehingga tRNA ini sering disebut dengan Met-tRNA.
Tahap-tahap dalam inisiasi:
Pemisahan ribosom subunit besar dan ribosom subunit kecil
Met-tRNA berinteraksi dengan GTP
Kombinasi Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom subunit
kecil
Ribosom subunit kecil akan siap untuk bersatu dengan mRNA dalam suatu
reaksi kompleks yang melibatkan hidrolisis ATP, yang diawali dengan
penempelan tudung 5 mRNA pada ribosom subunit kecil, kemudian
ribosom ini akan bergerak terus sepanjang mRNA sampai bertemu
dengan kodon pemrakarsa AUG
Penyatuan ribosom subunit kecil dan ribosom subunit besar yang disertai
dengan hidrolisis GTP menjadi GDP. Gabungan antara ribosom dengan
mRNA dan Met-tRNA menandakan selesainya tahap pemrakarsaan untuk
kemudian siap masuk ke tahap pemanjangan atau elongasi

Perlu kita ketahui bahwa jika pada sel eukariota terdapat daerah tudung 5 yaitu
daerah sebelum kodon pemrakarsa maka pada sel prokariota misalnya E. Coli
sebelum kodon pemrakarsa mempunyai basa dengan urutan tertentu yaitu 5-
AGGAGGU-3 atau disebut urutan Shine-Dalgarno. Pada tempat inilah ribosom
subunit kecil akan terikat. Setelah terikat, maka ribosom subunit kecil akan
bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan kodon pemrakarsa yaitu AUG.
Pada tahap pemrakarsaan, selain ribosom, mRNA, Met-tRNA, dan GTP terdapat
pula sekelompok faktor pemrakarsa (Initiating Factor= IF) masing-masing
dengan fungsi yang berbeda. Faktor pemrakarsa itu antara lain:

IF1 berfungsi menstabilkan ikatan antara tRNA inisiator dengan ribosom


subunit kecil
IF2 berfungsi membentuk kompleks antara GTP dan tRNA inisiator serta
memicu pengikatan tRNA inisiator pada ribosom subunit kecil
IF2B berfungsi memicu perubahan GTP menjadi GDP yang kemudian
bergabung dengan IF2 untuk membentuk kompleks IF2 dan GTP
IF3 berfungsi memicu disosiasi antara subunit ribosom untuk kemudian
menstabilkan subunit ribosom setelah terdisosiasi.
IF4 berfungsi mengikat 5 sebagai segmen yang tidak dapat
diterjemahkan pada mRNA.

2. Tahap Pemanjangan (Elongasi)


Setelah terbentuk kompleks pemrakarsaan (initiating complex) maka
ribosom subunit besar akan menempel pada ribosom subunit kecil dengan
didahului oleh hidrolisis terhadap molekul GTP, sehingga dihasilkan dua tempat
yang terpisah pada ribosom subunit besar yaitu sisi P (peptidil) dan sisi A
(aminoasil).
Dalam proses elongasi ribosom akan bergerak sepanjang mRNA untuk
menerjemahkan pesan yang dibawa oleh mRNA dengan arah gerakan dari 5 ke
3. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Reaksi pengikatan aminoasil tRNA (AA2) dengan GTP
2. Kompleks ini kemudian terikat pada ribosom di sisi A
3. GTP dihidrolisis, Met-tRNA terdapat pada sisi P dan aminoasil-tRNA
(AA2) pada sisi A siap untuk membentuk rantai peptida pertama
4. Metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi P mulai terikat
dengan asam amino yang terikat pada sisi A dengan ikatan peptida
membentuk dipeptida, sehingga sisi P ribosom menjadi kosong. Reaksi
ini dikatalis oleh peptidil transferase yang dihasilkan oleh ribosom
subunit besar
5. Peptidil-tRNA berpindah ke sisi P akibat pergeseran ribosom ke arah 3
dan terbukalah kodon berikutnya pada sisi A dan siap dimasuki oleh
tRNA berikutnya

Setelah kedua tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang menggandeng


asam amino masing-masing, asam-asam amino ini akan berada sangat
berdekatan, akibatnya akan terjadi ikatan peptida diantara keduanya. Terjadinya
ikatan ini dikatalis oleh enzim peptidil transferase. Peptidil transferase bekerja
sama dengan enzim deasilase-tRNA akan memutuskan ikatan antara tRNA
dengan asam amino yang digandengnya. Proses ini akan berlangsung terus
sampai muncul kodon penghenti (Stopping codon).
Pada tahap elongasi terdapat pula faktor elongasi (elongation factor= EF) antara
lain:
- EF1 (EF-Tu) berfungsi berinteraksi dengan aminoasil-tRNA, memicu pengikatan
antara aminoasil-tRNA pada sisi A ribosom
- EF2 (EF-G) berfungsi memacu pengosongan tRNA dari sisi P sesudah terbentuk
rantai peptida dan translokasi ribosom ke kodon berikutnya
- EF3 adalah Ef (EF-Ts) berfungsi memacu perubahan GTP menjadi GDP untuk
kemudian berasosiasi dengan EF1 untuk meregenerasi kompleks EF1-GTP

3. Tahap Penghentian (Terminasi)


Penerjemahan akan berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau
UGA) masuk ke sisi A. Hal ini terjadi karena tidak ada satu pun tRNA yang
memiliki antikodon yang dapat berpasangan dengan kodon-kodon penghenti.
Sebagai ganti molekul tRNA, masuklah faktor pembebas atau RF (Release Factor)
ke sisi A. Faktor ini bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai
polipeptida yang telah usai dibentuk dari tRNA, yang terakhir Ribosom kembali
terpisah menjadi unit besar dan unit kecil serta kembali ke sitosol untuk
kemudian akan berfungsi lagi jika ada penerjemahan baru.

Anda mungkin juga menyukai