Oleh :
Kelompok III A
Oleh :
1 Sena Wahyu Purwanza NIM 152310101274
2 Helfaya Nauri NIM 152310101277
3 Arfajah NIM 152310101335
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Menurut Sandvix Hogne sedikitnya prevalensi wanita usia lanjut yang
mengalami Inkontinensia urin berkisar antara 4% - 6%3. Menurut hasil
penelitian Iglesias di Spanyol pada komunitas usia lanjut umur 65 tahun,
prevalensi Inkontinensia urin pada wanita usia lanjut dalam komunitas
berkisar antara 5% -20%4. Sedangkan menurut Brown kemungkinan usia
lanjut bertambah berat Inkontinensia urinnya 25% - 30% saat berumur 65-74
tahun (Ananingsih, 2013).
Prevalensi inkontinensia urin dilaporkan pada wanita selama transisi
menopause bervariasi 8% - 56% tergantung pada definisi operasional
inkontinensia urin dan sampel populasi. Meskipun menopause menunjukkan
hubungan dengan inkontinensia urin namun pembuktian untuk menjadi faktor
independen pada prevalensi inkontinensia urin belum didapatkan. Di Amerika
Serikat dilaporkan lebih dari 13 juta orang yang mengalami inkontinensia
urin dan kurang lebih 7 juta diantaranya wanita (Ananingsih, 2013).
Di Indonesia, survey Inkontinensia urin yang dilakukan oleh Divisi
Geriatri Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Dr. Cipto
Mangunkusumo pada 208 orang usia lanjut di lingkungan Pusat Santunan
Keluarga di Jakarta (2002), mendapatkan angka kejadian Inkontinensia urin
tipe stress sebesar 32.2 %. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Poli
Geriatri RS Dr. Sardjito didapatkan angka prevalensi Inkontinensia urin
sebesar 14.47 % (Ananingsih, 2013).
Penelitian terkait yang pernah dilakukan oleh Flynn pada tahun 1994
keefektifan latihan otot pelvis dalam mengurangi inkontinensia urgensi dan
inkontinensia stres yang diujikan kepada 37 orang lansia yang bertempat
tinggal di komunitas dengan rentang usia 58 sampai 92 tahun didapatkan hasil
jumlah episode inkontinensia telah berkurang 82%. Latihan-latihan tersebut
efektif untuk kedua jenis inkontinensia tersebut baik tipe urgensi maupun tipe
stres. Interval berkemih meningkat dari rata-rata 2,13 jam menjadi 3,44 jam
(Stanley,2007). Sedangkan penelitian terhadap lansia di Panti Wreda Sindang
Asih Semarang tahun 2009 Kegel Exercise yang dilakukan sebanyak 10 kali
dalam 3 minggu menyebabkan terjadinya penurunan frekuensi inkontinensia
urin sebesar 18,3 % dari 9,86 kali menjadi 6,19 kali (Hidayati, 2009 dalam
Septiastri, 2011).
Hasil pengkajian pada kelompok lansia tanggal 2 Nopember 2015 di
dapatkan hasil dari 5 lansia 2 diantaranya mengalami gangguan pola
berkemih. Lansia cenderung akan berkemih dimalam hari, dan ada beberapa
lansia yang apabila berkemih mengalami masalah.
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan kekuatan otot dasar panggul ini bertujuan untuk
memberikan latihan kekuatan otot dasar panggul kepada kelompok lansia di
Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
2.2 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan informasi kepada kelompok lansia tentang
latihan kekuatan otot dasar panggul
2. Menambah keterampilan kelompok lansia dalam melakukan atau
mempraktikan latihan kekuatan otot dasar panggul dengan tepat di Dusun
Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
= Pemateri = Sasaran
Pemateri Sasar
an
6.1 KESIMPULAN
Depkes RI dalam Setyoadi (2011), menjelaskan senam kegel (kegel
exercise) adalah bentuk latihan atau kegiatan fisik yang memberi pengaruh
terhadapa tingkat kemampuan fisik manusia bila dilakukan dengan tepat dan
terarah. Maryam, dkk, (2008) menjelaskan, tujuan senam kegel yaitu untuk
menguatkan otot rangka pada dasar panggul, sehingga memeperkuat sfingter
eksternal pada kandung kemih. Latihan otot dasar panggul ini diperkenalkan
oleh kegel untuk terapi pasca melahirkan. Latihan ini terus dikembangkan dan
dilakukan pada lansia yang mengalami masalah inkontinensia stress.
Latihan kekuatan otot dasar panggul merupakan latihan yang
berhubungan dengan berbagai perubahan yang terjadi pada kekuatan otot
dasar panggul seperti sphincter uretra dan sphincter anal. Proses ini dapat
meningkatkan tekanan atau tahanan untuk menutup uretra sehingga dapat
mencegah pengeluaran urin diluar kontrol. Keistimewaan latihan ini adalah
sangat mudah dalam pelaksanaanya, tidak memerlukan ruangan yang luas,
dapat dilakukan berbagai macam posisi, saat perjalanan, bekerja atau
istirahat.
6.2 SARAN
6.2.1 Bagi Sasaran (Lansia)
Saran yang diberikan pada kelompok lansia memberikan informasi
secara baik serta membantu sasaran agar sasaran tersebut dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar dan dari tahu menjadi mau hingga mampu
melakasanan hasil dari demonstrasi yang sudah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
BERITA ACARA
Pada hari ini, tanggal 04 Bulan Nopember tahun 2015 jam 10.00 s/d 11.00 WIB
bertempat di Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Demonstrasi dan
Praktik tentang latihan kekuatan otot dasar panggul oleh Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang
( daftar hadir terlampir).
DAFTAR HADIR
Kegiatan Demonstrasi dan Praktik tentang latihan kekuatan otot dasar panggul
oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pada hari
ini, Rabu tanggal 04 Bulan Nopember tahun 2015 pukul 10.00 s/d 11.00 WIB
bertempat di Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur.
Jember, 04 Nopember 2015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember
Lampiran 3 : SOP
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi, sasaran akan dapat mengerti dan memahami
tentang latihan kekuatan otot dasar panggul.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi selama 30 menit sasaran akan mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian latihan kekuatan otot dasar panggul
b. Menjelaskan tentang tujuan latihan kekuatan otot dasar panggul
c. Menjelaskan tentang manfaat latihan kekuatan otot dasar panggul
d. Menjelaskan tentang indikasi latihan kekuatan otot dasar panggul
e. Menjelaskan tentang kontraindikasi latihan kekuatan otot dasar panggul
f. Mendemonstrasikan tentang latihan kekuatan otot dasar panggul
3. Pokok Bahasan :
Latihan kekuatan otot dasar panggul
4. Subpokok Bahasan
a. Definisi
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Indikasi
e. Kontraindikasi
5. Waktu
1 x 30 Menit
6. Bahan / Alat yang digunakan
Leaflet
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Pertemuan kelompok
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
1. Persiapan pasien
a. Lansia masih bisa mengontrol eliminasi
b. Lansia melakukan eliminasi terlebih dahulu
2. Persiapan alat
a. Pakaian olahraga atau pakaian yang longgar
b. Matras atau karpet senam
c. Peralatan eliminasi jika memungkinkan
9. Kegiatan Demonstrasi
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apakah pengertian dari latihan kekuatan otot dasar panggul?
Latihan kekuatan otot dasar panggul adalah suatu bentuk rangkaian
gerakan untuk meningkatkan kekuatan otot dasar penggul (pelvic floor)
akibat dari proses penuaan sehingga akan meningkatkan kontrol defekasi
dan miksi serta menjaga stabilitas organ panggul lansia
b. Sebutkan langkah-langkah dari latihan kekuatan otot dasar panggul?
1. Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong
dengan rileks
2. Badan sedikit membungkuk dengan lengan menyangga pada paha
3. Konsentrasikan kontraksi pada daerah vagina, saluran kemih (uretra)
dan dubur (rectum)
4. Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan buang air besar dan
berkemih
5. Rasakan kontraksi otot dasar panggul
6. Pertahankan kontraksikan sebatas kemampuannya (kurang lebih 10
detik)
7. Rileks, rasakan otot dasar panggul yang rileks
8. Kontraksikan otot dasar panggul lagi, pastikan otot berkontraksi
dengan benar tanpa ada kontraksi otot perut, misal : jangan menahan
nafas. Control kontraksi otot perut dengan meletakkan tangan pada
perut
9. Rileks, coba rasakan perbedaan saat berkontraksi dan rileks
10. Sesekali kontraksi dipercepat. Pastikan tidak ada kontraksi otot yang
lain
11. Lakukan kontraksi yang cepat beberapa kali. Pada latihan awal,
lakukan tiga kali pengulangan karena otot yang lemah akan mudah
lelah
12. Latih untuk mengkontraksikan otot dasar panggul dan
mempertahankannya sebelum dan selama aktivitas tertawa, batuk,
bersin, mengangkat benda, bangun dari kursi atau tempat tidur dan
jogging
13. Target latihan ini adalah 10 kali kontraksi lambat dan 10 kontraksi
cepat. Tiap kontraksi dipertahankan selama 10 hitungan. Latihan
dilakukan selama 6 sampai dengan 8 kali sehari atau setiap saat dapat
melakukannya minimal selama 6 minggu, sehingga akan didapatkan
hasil optimal dari program latihan.
c. Bagaimana tujuan dari latihan kekuatan otot dasar panggul?
1. Lansia dapat mengontrol berkemih
2. Lansia dapat mengontrol buang air besar (defekasi)
3. Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
4. Menghindari dari risiko jatuh pada lansia akibat air kencing (urine)
dan kotoran (feses) yang tercecer.
5. Menghindari isolasi sosial pada lansia
Lampiran 5 : Materi
LATIHAN KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL
1. Definisi
Latihan kekuatan otot dasar panggul adalah suatu bentuk rangkaian gerakan
untuk meningkatkan kekuatan otot dasar penggul (pelvic floor) akibat dari
proses penuaan sehingga akan meningkatkan kontrol defekasi dan miksi serta
menjaga stabilitas organ panggul lansia
2. Tujuan
a Lansia dapat mengontrol berkemih
b Lansia dapat mengontrol buang air besar (defekasi)
c Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
d Menghindari dari risiko jatuh pada lansia akibat air kencing (urine) dan
kotoran (feses) yang tercecer.
e Menghindari isolasi sosial pada lansia
3. Manfaat
a. Menambah pengetahuan dan informasi kepada kelompok lansia tentang
latihan kekuatan otot dasar panggul
b. Menambah keterampilan kelompok lansia dalam melakukan atau
mempraktikan latihan kekuatan otot dasar panggul dengan tepat di Dusun
Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
4. Indikasi
Klien lansia yang mengalami permasalahan miksi dan defekasi dalam
pengontrolan otot dasar panggulnya.
5. Kontraindikasi
Klien lansia yang sudah tidak memiliki kemampuan mengontrol eliminasi
karena akan menambah frustasi pada lansia.Sesuai materi
Lampiran 6 : Leaflet
Tampak Depan
Tampak Belakang