Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN (LPJ) IMPLEMENTASI

LATIHAN KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL PADA KELOMPOK


LANSIA DIDUSUN KRAJAN KELURAHAN KEBONSARI
KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunitas II

Oleh :
Kelompok III A

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323 450
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN (LPJ) IMPLEMENTASI
LATIHAN KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL PADA KELOMPOK
LANSIA DI DUSUN KRAJAN KELURAHAN KEBONSARI
KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunitas II

Oleh :
1 Sena Wahyu Purwanza NIM 152310101274
2 Helfaya Nauri NIM 152310101277
3 Arfajah NIM 152310101335

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323 450

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Menurut Sandvix Hogne sedikitnya prevalensi wanita usia lanjut yang
mengalami Inkontinensia urin berkisar antara 4% - 6%3. Menurut hasil
penelitian Iglesias di Spanyol pada komunitas usia lanjut umur 65 tahun,
prevalensi Inkontinensia urin pada wanita usia lanjut dalam komunitas
berkisar antara 5% -20%4. Sedangkan menurut Brown kemungkinan usia
lanjut bertambah berat Inkontinensia urinnya 25% - 30% saat berumur 65-74
tahun (Ananingsih, 2013).
Prevalensi inkontinensia urin dilaporkan pada wanita selama transisi
menopause bervariasi 8% - 56% tergantung pada definisi operasional
inkontinensia urin dan sampel populasi. Meskipun menopause menunjukkan
hubungan dengan inkontinensia urin namun pembuktian untuk menjadi faktor
independen pada prevalensi inkontinensia urin belum didapatkan. Di Amerika
Serikat dilaporkan lebih dari 13 juta orang yang mengalami inkontinensia
urin dan kurang lebih 7 juta diantaranya wanita (Ananingsih, 2013).
Di Indonesia, survey Inkontinensia urin yang dilakukan oleh Divisi
Geriatri Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Dr. Cipto
Mangunkusumo pada 208 orang usia lanjut di lingkungan Pusat Santunan
Keluarga di Jakarta (2002), mendapatkan angka kejadian Inkontinensia urin
tipe stress sebesar 32.2 %. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Poli
Geriatri RS Dr. Sardjito didapatkan angka prevalensi Inkontinensia urin
sebesar 14.47 % (Ananingsih, 2013).
Penelitian terkait yang pernah dilakukan oleh Flynn pada tahun 1994
keefektifan latihan otot pelvis dalam mengurangi inkontinensia urgensi dan
inkontinensia stres yang diujikan kepada 37 orang lansia yang bertempat
tinggal di komunitas dengan rentang usia 58 sampai 92 tahun didapatkan hasil
jumlah episode inkontinensia telah berkurang 82%. Latihan-latihan tersebut
efektif untuk kedua jenis inkontinensia tersebut baik tipe urgensi maupun tipe
stres. Interval berkemih meningkat dari rata-rata 2,13 jam menjadi 3,44 jam
(Stanley,2007). Sedangkan penelitian terhadap lansia di Panti Wreda Sindang
Asih Semarang tahun 2009 Kegel Exercise yang dilakukan sebanyak 10 kali
dalam 3 minggu menyebabkan terjadinya penurunan frekuensi inkontinensia
urin sebesar 18,3 % dari 9,86 kali menjadi 6,19 kali (Hidayati, 2009 dalam
Septiastri, 2011).
Hasil pengkajian pada kelompok lansia tanggal 2 Nopember 2015 di
dapatkan hasil dari 5 lansia 2 diantaranya mengalami gangguan pola
berkemih. Lansia cenderung akan berkemih dimalam hari, dan ada beberapa
lansia yang apabila berkemih mengalami masalah.

1.2 Rumusan Masalah.


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan
yang akan dilakukan ini adalah latihan kekuatan otot dasar panggul pada
kelompok lansia di Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan kekuatan otot dasar panggul ini bertujuan untuk
memberikan latihan kekuatan otot dasar panggul kepada kelompok lansia di
Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Lansia dapat mengontrol berkemih
2. Lansia dapat mengontrol buang air besar (defekasi)
3. Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
4. Menghindari resiko jatuh pada lansia akibat air kencing (urine) dan
kotoran (feses) yang tercecer
5. Menghindari isolasi sosial bagi lansia

2.2 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan informasi kepada kelompok lansia tentang
latihan kekuatan otot dasar panggul
2. Menambah keterampilan kelompok lansia dalam melakukan atau
mempraktikan latihan kekuatan otot dasar panggul dengan tepat di Dusun
Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Latihan otot dasar panggul yang pertama kali dikembangkan tahun
1940 oleh Dr. Arnold Kegel untuk mengatasi stres inkontinensia, dapat
digunakan untuk menguatkan otot dasar panggul. Latihan tersebut berupa
latihan otot dasar panggul secara progresif pada otot levator ani yang
bekerja dibawah kontrol yang selanjutnya dikenal sebagai Kegel Exercise,
Bladder Training dan atau Bowel Training.
Latihan ini berhubungan dengan berbagai perubahan yang terjadi
pada kekuatan otot dasar panggul seperti sphincter uretra dan sphincter
anal. Proses ini dapat meningkatkan tekanan atau tahanan untuk menutup
uretra sehingga dapat mencegah pengeluaran urin diluar kontrol.
Keistimewaan latihan ini adalah sangat mudah dalam pelaksanaanya, tidak
memerlukan ruangan yang luas, dapat dilakukan berbagai macam posisi,
saat perjalanan, bekerja atau istirahat.
Depkes RI dalam Setyoadi (2011), menjelaskan senam kegel
(kegel exercise) adalah bentuk latihan atau kegiatan fisik yang memberi
pengaruh terhadapa tingkat kemampuan fisik manusia bila dilakukan
dengan tepat dan terarah. Maryam, dkk, (2008) menjelaskan, tujuan senam
kegel yaitu untuk menguatkan otot rangka pada dasar panggul, sehingga
memeperkuat sfingter eksternal pada kandung kemih. Latihan otot dasar
panggul ini diperkenalkan oleh kegel untuk terapi pasca melahirkan.
Latihan ini terus dikembangkan dan dilakukan pada lansia yang
mengalami masalah inkontinensia stress. Sedangkan menurut Setyoadi
(2011), menjelaskan tujuan dari senam kegel antara lain:
a. Memperbaiki ketidakmampuan menahan kencing dengan cara melatih
otot pubococcygeus (PC) atau pelvic floor muscle.
b. Meningkatkan tonus otot kandung kemih dan kekuatan otot dasar
panggul serta sfingter urutra agar dapat tertutup dengan baik.
c. Meningkatken efisiensi serta memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit.
d. Meningkatkan aliran darah ke otak
e. Memperpanjang interval waktu berkemih sehingga lansia dapat
menahan sensasi untuk berkemih sebelum waktunya.
f. Mencegah prolaps uteri atau turunnya Rahim
g. Meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi ejakulasi dini
serta ereksi yang lama
Latihan kegel adalah terapi non operatif paling populer untuk
mengatasi inkontinensia urine (Purnomo, 2004). Latihan Kegel awalnya
ditujukan untuk mengatasi inkotinensia (ketidakmampuan menahan
kemih) pada wanita. Inkontinensia bisa timbul post partum atau sebab
lainnya. Senam ini bertujuan untuk melatih atau menguatkan otot-otot
dasar panggul. Latihan ini dapat memperkuat otot-otot di sekitar organ
reproduksi dan memperbaiki tonus tersebut. Latihan Kegel membantu
meningkatkan tonus dan kekuatan otot lurik uretra dan periuretra. Latihan
Kegel sebaiknya dilakukan saat hamil dan 24 jam setelah melahirkan
untuk membantu otot-otot panggul kembali ke fungsi normal. Apabila
dilakukan secara teratur, latihan ini dapat membantu mencegah prolaps
uterus dan stres inkontinensia di kemudian hari (Bobak, 2004).
Keistimewaan latihan ini adalah sangat mudah dalam pelaksanaannya,
tidak memerlukan ruangan yang luas, dapat dilakukan dimana saja.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Memberikan penjelasan singkat tentang pengertian, tujuan


dan manfaat dari Latihan kekuatan otot dasar panggul

Mengajarkan dan Mendemonstrasikan tentang


Latihan kekuatan otot dasar panggul

Memberikan reinforcement positif pada kelompok


lansia setelah melakukan dan mendemonstrasikan
tentang Latihan kekuatan otot dasar panggul

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Demonstrasi tentang latihan kekuatan otot dasar panggul merupakan upaya
untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman belajar atau menciptakan
suatu kondisi bagi kelompok lansia untuk menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan melakukan latihan kekuatan otot dasar panggul. Dalam penyelesaian
kasus ini dapat dilakukan latihan kekuatan otot dasar panggul pada kelompok
lansia terutama lansia dengan masalah inkontinensia.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan demonstrasi atau latihan ini yaitu kelompok
lansia (5 lansia) yang telah dilakukan pengkajian.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan demonstrasi
2. Landasan teori : diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menjelaskan maksud dan tujuan dari pertemuan ini
c. memberikan penjelasan tentang latihan kekuatan otot dasar panggul
d. Memberikan kesempatan pada lansia untuk mempraktekan secara
mandiri
e. memberikan reinforcement positif kepada kelompok lansia

= Pemateri = Sasaran

Pemateri Sasar
an

BAB V. HASIL KEGIATAN


5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil Kegiatan
5.1.1 Evaluasi Struktur
1) Kegiatan demonstrasi latihan kekuatan otot dasar panggul
dilakukan pada hari Rabu, tanggal 04 Nopember 2015 pukul 10.00
WIB - Selesai.
2) Pemateri dan rekan menuju tempat dilakukannya demonstrasi
latihan kekuatan otot dasar panggul di Dusun Krajan Kelurahan
Kebonsari Kecamatan Sumbersari pada pukul 08.00 WIB. Acara
dimulai pada pukul 10.00 WIB.
3) Persiapan lain yang dilakukan adalah menyiapkan ruang dan
perlengkapan untuk demonstrasi latihan kekuatan otot dasar
panggul seperti Leaflet dan SPO.
4) Persiapan demonstrasi latihan kekuatan otot dasar panggul yang
terdiri dari preplanning (Bab I-IV), SAP, SPO, Leaflet, lembar
daftar hadir dan berita acara.
5) Pemateri mampu menyiapkan diri untuk bersikap empati, netral,
menghargai dan caring pada masyarakat khususnya kelompok
lansia.
6) Pemateri telah melakukan pengkajian yang akurat dari berbagai
sumber (klien, masyarakat) sebagai data dasar sebelum memulai
proses demonstrasi latihan kekuatan otot dasar panggul.
7) Kelompok lansia menyatakan bersedia mengikuti proses
demonstrasi latihan kekuatan otot dasar panggul.
8) Telah terbina mutual relationship dan trust relationship antara
kelompok lansia dan pemateri.

5.1.2 Evaluasi Proses


Selama proses kegiatan berjalan dengan lancar dan dengan durasi waktu 5
menit untuk pembukaan dan penjelasan maksud serta tujuan, demonstrasi
20 menit dan Tanya Jawab 5 Menit, dimana pada perencanaan awal
waktunya 30 menit. Proses demonstrasi dilakukan secara optimal dengan
adanya fasilitator, sehingga mempermudah pemateri memberikan contoh
kepada kelompok lansia.

5.1.3 Evaluasi Hasil


a. Kegiatan demonstrasi latihan kekuatan otot dasar panggul dihadiri
oleh orang yang terdiri dari 10 kelompok lansia dan 11 mahasiswa
Universitas Jember.
b. Kelompok lansia tampak antusias mengikuti kegiatan.
c. Kelompok lansia mengikuti semua rangkaian penyuluhan mulai
dari awal sampai akhir.
d. Kelompok lansia aktif mengikuti demonstrasi latihan kekuatan
otot dasar panggul

5.2 Faktor Pendorong


5.2.1 Dukungan dari kepala desa dan Ketua RW 5 yang menyambut baik
dan memberikan izin dengan adanya demonstrasi latihan kekuatan
otot dasar panggul di Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember.
5.2.2 Kepala Lingkungan memfasilitasi tempat untuk demonstrasi latihan
kekuatan otot dasar panggul di Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
5.2.3 Kelompok Lansia di Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember terlihat antusias.

5.3 Faktor Penghambat


5.3.1 Adanya kendala bahasa antara pemateri dengan kelompok lansia yang
mayoritas bersuku Madura, sehingga membutuhkan fasilitator atau
pemateri yang menguasai bahasa Madura.
5.3.2 Waktu untuk berkumpulnya lansia di Dusun Krajan sangat sulit lansia
di Dusun Krajan rata-rata masih aktif dan jarang memiliki waktu
luang.
5.3.3 Kurang kooperatif dari lansia yang bertempat tinggal di perumahan.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Depkes RI dalam Setyoadi (2011), menjelaskan senam kegel (kegel
exercise) adalah bentuk latihan atau kegiatan fisik yang memberi pengaruh
terhadapa tingkat kemampuan fisik manusia bila dilakukan dengan tepat dan
terarah. Maryam, dkk, (2008) menjelaskan, tujuan senam kegel yaitu untuk
menguatkan otot rangka pada dasar panggul, sehingga memeperkuat sfingter
eksternal pada kandung kemih. Latihan otot dasar panggul ini diperkenalkan
oleh kegel untuk terapi pasca melahirkan. Latihan ini terus dikembangkan dan
dilakukan pada lansia yang mengalami masalah inkontinensia stress.
Latihan kekuatan otot dasar panggul merupakan latihan yang
berhubungan dengan berbagai perubahan yang terjadi pada kekuatan otot
dasar panggul seperti sphincter uretra dan sphincter anal. Proses ini dapat
meningkatkan tekanan atau tahanan untuk menutup uretra sehingga dapat
mencegah pengeluaran urin diluar kontrol. Keistimewaan latihan ini adalah
sangat mudah dalam pelaksanaanya, tidak memerlukan ruangan yang luas,
dapat dilakukan berbagai macam posisi, saat perjalanan, bekerja atau
istirahat.

6.2 SARAN
6.2.1 Bagi Sasaran (Lansia)
Saran yang diberikan pada kelompok lansia memberikan informasi
secara baik serta membantu sasaran agar sasaran tersebut dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar dan dari tahu menjadi mau hingga mampu
melakasanan hasil dari demonstrasi yang sudah dilakukan.

6.2.2 Bagi Kader Kesehatan


Saran yang diberikan pada kader Kesehatan di Dusun Krajan yaitu
sebaiknya para kader memberikan fasilitas bagi lansia untuk melakukan
kegiatan posyandu lansia agar para lansia mendapatkan pengetahuan atau
informasi mengenai kegiatan atau aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh
lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Ananingsih, dkk. 2013. Pengaruh Latihan Kegel Terhadap Perubahan


Inkontinensia Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai
Palembang Tahun 2013. Jurnal : Palembang
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Alih bahasa, Maria A.
Wijayarini. Jakarta: EGC
Johnson. (2002). Kegel Exercise. Yogyakarta: Nuha Medika
Maryam, R.S dan dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika
Purnomo, B.B. 2003. Dasar-dasar Urologi. Malang: Sagung Seto
Rahajeng. 2010. Efek Latihan Kegel pada Kekuatan Otot Dasar Panggul Ibu
Pasca Persalinan. Jurnal Kedokteran Brawijaya: Divisi Uroginekologi
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Septiastri, A. 2011. Latihan Kegel Dengan Penurunan Gejala Inkontinensia Urin
Pada Lansia. Jurnal: Universitas Sumatra
Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien
Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika
Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Berita acara


Lampiran 2 : Daftar hadir
Lampiran 3 : SOP
Lampiran 4 : SAP
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi kegiatan
Lampiran 1 : Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016

BERITA ACARA
Pada hari ini, tanggal 04 Bulan Nopember tahun 2015 jam 10.00 s/d 11.00 WIB
bertempat di Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Demonstrasi dan
Praktik tentang latihan kekuatan otot dasar panggul oleh Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang
( daftar hadir terlampir).

Jember, 04 Nopember 2015


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember
Ns. Kushariadi M.Kep

Lampiran 2 : Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016

DAFTAR HADIR
Kegiatan Demonstrasi dan Praktik tentang latihan kekuatan otot dasar panggul
oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pada hari
ini, Rabu tanggal 04 Bulan Nopember tahun 2015 pukul 10.00 s/d 11.00 WIB
bertempat di Dusun Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur.
Jember, 04 Nopember 2015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember

Ns. Kushariadi M.Kep

Lampiran 3 : SOP

LATIHAN KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL


PSIK
Universitas Jember
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Latihan kekuatan otot dasar panggul adalah suatu bentuk
rangkaian gerakan untuk meningkatkan kekuatan otot dasar
1 Pengertian penggul (pelvic floor) akibat dari proses penuaan sehingga
akan meningkatkan kontrol defekasi dan miksi serta menjaga
stabilitas organ panggul lansia
a Lansia dapat mengontrol berkemih
b Lansia dapat mengontrol buang air besar (defekasi)
c Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
2 Tujuan
d Menghindari dari risiko jatuh pada lansia akibat air
kencing (urine) dan kotoran (feses) yang tercecer
e Menghindari isolasi sosial pada lansia
Klien lansia yang mengalami permasalahan miksi dan
3 Indikasi defekasi dalam pengontrolan otot dasar panggulnya.

Klien lansia yang sudah tidak memiliki kemampuan


4 Kontraindikasi mengontrol eliminasi karena akan menambah frustasi pada
lansia.
a Lansia masih bisa mengontrol eliminasi
5 Persiapan Klien
b Lansia melakukan eliminasi terlebih dahulu
a Pakaian olahraga atau pakaian yang longgar
6 Persiapan Alat b Matras atau karpet senam
c Peralatan eliminasi jika memungkinkan
7 Cara Kerja a Latihan mengontrol berkemih (bladder training)
1 Pastikan lansia masih mampu mengendalikan otot
dasar panggul
2 Evaluasi pola berkemih lansia. Apabila lansia
memiliki kebiasaan berkemih dengan selang waktu
setiap 2 jam di siang hari dan 4 jam di malam hari,
maka perlu diperiksa kemampuannya dalam
mengontrol berkemih
3 30 menit sebelum latihan dilakukan, lansia disuruh
minum segelas air terlebih dahulu
4 Tanyakan pada lansia, apakah masih mampu menahan
berkemih
5 Lansia diminta menunggu menahan berkemih dalam
rentang waktu 2 sampai dengan 4 jam
6 Lansia diminta berkemih sampai tuntas, instruksikan
lansia agar menekan daerah kandung kemih
7 Berikan pengutan perilaku (reinforcement) yang
positif kepada lansia
8 Apabila lansia sudah berhasil menahan berkemih
secara terencana, selanjutnya rentang waktu berkemih
ditingkatkan.
b Latihan mengontrol buang air besar (bowel training) :
1 Evaluasi pola defekasi lansia
2 Perkirakan waktu yang sesuai untuk persiapan ke
kamar belakang (WC) berdasarkan pola defekasi
lansia
3 Atur posisi psikologis yang sesuai pada saat buang air
besar (posisi jongkok atau duduk)
4 Anjurkan lansia menahan defekasi sesaat
5 Untuk mendukung latihan mengontrol buang air
besar, berikan tambahan olah raga, cukup asupan air
dan makanan beserat
c Latihan Kegel (Kegels Exercise) :
1 Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan
lutut tersokong dengan rileks
2 Badan sedikit membungkuk dengan lengan
menyangga pada paha
3 Konsentrasikan kontraksi pada daerah vagina, saluran
kemih (uretra) dan dubur (rectum)
4 Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan
buang air besar dan berkemih
5 Rasakan kontraksi otot dasar panggul
6 Pertahankan kontraksikan sebatas kemampuannya
(kurang lebih 10 detik)
7 Rileks, rasakan otot dasar panggul yang rileks
8 Kontraksikan otot dasar panggul lagi, pastikan otot
berkontraksi dengan benar tanpa ada kontraksi otot
perut, misal : jangan menahan nafas. Control
kontraksi otot perut dengan meletakkan tangan pada
perut
9 Rileks, coba rasakan perbedaan saat berkontraksi dan
rileks
10 Sesekali kontraksi dipercepat. Pastikan tidak ada
kontraksi otot yang lain
11 Lakukan kontraksi yang cepat beberapa kali. Pada
latihan awal, lakukan tiga kali pengulangan karena
otot yang lemah akan mudah lelah
12 Latih untuk mengkontraksikan otot dasar panggul dan
mempertahankannya sebelum dan selama aktivitas
tertawa, batuk, bersin, mengangkat benda, bangun
dari kursi atau tempat tidur dan jogging
13 Target latihan ini adalah 10 kali kontraksi lambat dan
10 kontraksi cepat. Tiap kontraksi dipertahankan
selama 10 hitungan. Latihan dilakukan selama 6
sampai dengan 8 kali sehari atau setiap saat dapat
melakukannya minimal selama 6 minggu, sehingga
akan didapatkan hasil optimal dari program latihan.
a Lansia mampu mengontrol berkemih
b Lansia mampu mengontrol defekasi
8. Hasil c Lansia terhindar dari iritasi kulit
d Lansia tidak berisiko jatuh
e Lansia terhindar dari isolasi sosial
Lampiran 4 : SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/Materi : Latihan Kekuatan Otot Dasar Panggul
Sasaran : Kelompok Lansia
Waktu : 16.00 s/d 16.30 WIB
Hari/Tanggal : Rabu, 04 Nopember 2015
Tempat : Pos Lingkungan Dusun Krajan

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi, sasaran akan dapat mengerti dan memahami
tentang latihan kekuatan otot dasar panggul.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi selama 30 menit sasaran akan mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian latihan kekuatan otot dasar panggul
b. Menjelaskan tentang tujuan latihan kekuatan otot dasar panggul
c. Menjelaskan tentang manfaat latihan kekuatan otot dasar panggul
d. Menjelaskan tentang indikasi latihan kekuatan otot dasar panggul
e. Menjelaskan tentang kontraindikasi latihan kekuatan otot dasar panggul
f. Mendemonstrasikan tentang latihan kekuatan otot dasar panggul

3. Pokok Bahasan :
Latihan kekuatan otot dasar panggul
4. Subpokok Bahasan
a. Definisi
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Indikasi
e. Kontraindikasi

5. Waktu
1 x 30 Menit
6. Bahan / Alat yang digunakan
Leaflet
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Pertemuan kelompok
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
1. Persiapan pasien
a. Lansia masih bisa mengontrol eliminasi
b. Lansia melakukan eliminasi terlebih dahulu
2. Persiapan alat
a. Pakaian olahraga atau pakaian yang longgar
b. Matras atau karpet senam
c. Peralatan eliminasi jika memungkinkan

9. Kegiatan Demonstrasi

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pendahuluan 1.Salam pembuka Kegiatan peserta 5 menit


2.Memperkenalkan diri
3.Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 20
tentang : menanggapi menit
a. Definisi dengan pertanyaan
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Indikasi
e. Kontraindikasi
f. demonstrasi
2. Memberikan
kesempatan pada
kelompok lansia untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
dari kelompok lansia
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan 5 menit
yang telah diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
demonstrasi
3. Memberikan Leaflet
tentang latihan
kekuatan otot dasar
panggul
4. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apakah pengertian dari latihan kekuatan otot dasar panggul?
Latihan kekuatan otot dasar panggul adalah suatu bentuk rangkaian
gerakan untuk meningkatkan kekuatan otot dasar penggul (pelvic floor)
akibat dari proses penuaan sehingga akan meningkatkan kontrol defekasi
dan miksi serta menjaga stabilitas organ panggul lansia
b. Sebutkan langkah-langkah dari latihan kekuatan otot dasar panggul?
1. Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong
dengan rileks
2. Badan sedikit membungkuk dengan lengan menyangga pada paha
3. Konsentrasikan kontraksi pada daerah vagina, saluran kemih (uretra)
dan dubur (rectum)
4. Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan buang air besar dan
berkemih
5. Rasakan kontraksi otot dasar panggul
6. Pertahankan kontraksikan sebatas kemampuannya (kurang lebih 10
detik)
7. Rileks, rasakan otot dasar panggul yang rileks
8. Kontraksikan otot dasar panggul lagi, pastikan otot berkontraksi
dengan benar tanpa ada kontraksi otot perut, misal : jangan menahan
nafas. Control kontraksi otot perut dengan meletakkan tangan pada
perut
9. Rileks, coba rasakan perbedaan saat berkontraksi dan rileks
10. Sesekali kontraksi dipercepat. Pastikan tidak ada kontraksi otot yang
lain
11. Lakukan kontraksi yang cepat beberapa kali. Pada latihan awal,
lakukan tiga kali pengulangan karena otot yang lemah akan mudah
lelah
12. Latih untuk mengkontraksikan otot dasar panggul dan
mempertahankannya sebelum dan selama aktivitas tertawa, batuk,
bersin, mengangkat benda, bangun dari kursi atau tempat tidur dan
jogging
13. Target latihan ini adalah 10 kali kontraksi lambat dan 10 kontraksi
cepat. Tiap kontraksi dipertahankan selama 10 hitungan. Latihan
dilakukan selama 6 sampai dengan 8 kali sehari atau setiap saat dapat
melakukannya minimal selama 6 minggu, sehingga akan didapatkan
hasil optimal dari program latihan.
c. Bagaimana tujuan dari latihan kekuatan otot dasar panggul?
1. Lansia dapat mengontrol berkemih
2. Lansia dapat mengontrol buang air besar (defekasi)
3. Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
4. Menghindari dari risiko jatuh pada lansia akibat air kencing (urine)
dan kotoran (feses) yang tercecer.
5. Menghindari isolasi sosial pada lansia
Lampiran 5 : Materi
LATIHAN KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL

1. Definisi
Latihan kekuatan otot dasar panggul adalah suatu bentuk rangkaian gerakan
untuk meningkatkan kekuatan otot dasar penggul (pelvic floor) akibat dari
proses penuaan sehingga akan meningkatkan kontrol defekasi dan miksi serta
menjaga stabilitas organ panggul lansia
2. Tujuan
a Lansia dapat mengontrol berkemih
b Lansia dapat mengontrol buang air besar (defekasi)
c Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
d Menghindari dari risiko jatuh pada lansia akibat air kencing (urine) dan
kotoran (feses) yang tercecer.
e Menghindari isolasi sosial pada lansia

3. Manfaat
a. Menambah pengetahuan dan informasi kepada kelompok lansia tentang
latihan kekuatan otot dasar panggul
b. Menambah keterampilan kelompok lansia dalam melakukan atau
mempraktikan latihan kekuatan otot dasar panggul dengan tepat di Dusun
Krajan Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

4. Indikasi
Klien lansia yang mengalami permasalahan miksi dan defekasi dalam
pengontrolan otot dasar panggulnya.
5. Kontraindikasi
Klien lansia yang sudah tidak memiliki kemampuan mengontrol eliminasi
karena akan menambah frustasi pada lansia.Sesuai materi

Lampiran 6 : Leaflet

Tampak Depan
Tampak Belakang

Lampiran 7 : Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi Latihan Kekuatan


Otot Dasar Panggul pada kelompok lansia di Dusun Krajan Kelurahan
Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember oleh mahasiswa PBL AJ
kelompok IIIA PSIK Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi Latihan Kekuatan


Otot Dasar Panggul pada kelompok lansia di Dusun Krajan Kelurahan
Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember oleh mahasiswa PBL AJ
kelompok IIIA PSIK Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai