Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

I. Pendahuluan

Infeksi Nosokomial atau infeksi rumah sakit yang saat ini disebut sebagai
Healthcare Associated Infections (HAIs), merupakan masalah di seluruh dunia baik di
negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang, termasuk Indonesia.HAIs
sangat merugikan rumah sakit maupun pasien itu sendiri. HAIs mengakibatkan lama hari
rawat meningkat, meningkatkan angka kesakitan bahkan kematian sehingga biaya
bertambah, produktifitas pasien maupun pasien menurun, menurunkan mutu dan citra
rumah sakit, dimana pada masa mendatang akan muncul tuntutan hukum bagi rumah
sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya. Namun sangat disayangkan banyak pihak
manajemen rumah sakit tidak menyadari hal ini, sehingga program pencegahan dan
pengendalian infeksi belum mendapatkan prioritas penting.

II.Latar Belakang

Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman
bermutu dan terjangkau (UU RI NO 36 tahun 2009 tentang kesehatan), Untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman , bermutu dan terjangkau, maka Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya harus senantiasa berorientasi pada Patient Safety
setiap memberikan pelayanan kesehatan kepada setiap individu dimanapun dan kapanpun
pelayanan kesehatan diberikan.

Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya sudah saatnya


memperhatikan keamanan pasien sesuai dengan undang undang kesehatan
mengutamakan keamanan pasien. Salah satu goal dari Patient Safety adalah
mengurangi kejadian infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan (Healtcare
Associated Infections/HAIs).

1
Dalam SK Menkes No 270/Menkes/2007 tentang Pedoman Manajerial PPI di RS
& Fas Yan Kes lainnya, dikatakan bahwa setiap Rumah Sakit harus melaksanakan
program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Salah satu program dari Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi adalah Pendidikan dan Pelatihan kepada seluruh staf rumah sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya.

III.Tujuan

1. Tujuan Umum

Memasyarakatkan dan membudayakan pencegahan dan pengendalian infeksi


nosokomial kepada seluruh karyawan di RS ...........................................................

2. Tujuan Khusus

a. Agar semua pegawai dapat memahami dan menjalankan program PPI


didalam melayani pasien

b. Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pencegahan dan


pengendalian infeksi (PPI) nosokomial

c. Tersedianya fasilitas untuk mendukung petrugas menjalankan program


PPI ini

IV.Kegiatan

A. Kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial

Progranm Pencegahan dan Pengendalian Infeksi nosokomial di Rumah Sakit .........


di buat oleh Komite dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang disahkan
dan ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit dan .Program ini di evaluasi dalam
tiga tahun.

Adapun program ini terdiri dari :

1. Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi


2
2. Pencegahan Infeksi pada pemasangan alat kesehatan dengan tindakan
invasif atau bedah

3. Kegiatan surveilans infeksi rumah sakit dan pola kuman

4. Pelaksanaan pendidikan dan latihan kepada seluruh personil rumah sakit,


pasien dan keluarga serta pengunjung

5. Pedoman Penggunaan Anti Mikroba Rasional

B. Rincian Kerangka Acuan

1. Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi

a. Kebersihan tangan

1. Hand rub berbasis alkohol jika tangan tidak terlihat kotor

2. Hand wash (kebersihan tangan dengan air mengalir) jika tangan terlihat
kotor

b. Penggunaan Alat Pelindung Diri

1. APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari masker, topi, sarung
tangan,pelindung wajah, sepatu yang digunakan petugas maupun pasien
untuk melindungi diri dari kontaminasi penyakit infeksi.

2. Digunakan sesuai indikasi

3. Segera dilepas jika sudah selesai tindakan

c. Manajemen limbah

3
1. Limbah infeksius : limbah terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh ,
sekresi dan ekskresi

2. Limbah non infeksius :limbah yang tidak terkontaminasi dengan darah dan
cairan tubuh , sekresi dan ekskresi

d. Pengendalian Lingkungan

1. Udara

2. Permukaan lingkungan

3. Air

e. Dekontaminasi Peralatan Kesehatan

1. Klasifikasi Perawatan Peralatan Pasien menurut Spaulding

i. Peralatan Kritikal: masuk ke p.darah, jaringan steril

ii. Peralatan Semi Kritikal: masuk membrane mukosa

iii. Peralatan Non Kritikal:hanya permukaan tubuh

2. Segera didekontaminasi jika sudah digunakan untuk dapat dipakai kembali

f. Penempatan Pasien

Penempatan pasien sesuai dengan jenis infeksi dan transmisinya

g. Penatalaksaan Linen

1. Pisahkan linen infeksius (linen yang terkontaminasi darah dan cairan


tubuh)

2. Linen non infeksius (linen kotor bekas pakai tidak terkontaminasi darah
dan cairan tubuh)

4
h. Kesehatan Karyawan

1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan

2. Pemberian immunisasi

3. Pengadaan Alat Pelindung Diri

4. Pencegahan Kecelakaan Kerja Karyawan

5. Penatalaksanaan Kecelakaan Luka tusuk jarum

i. Penyuntikan yang aman

1. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik

2. Gunakan jarum suntik sekali pakai

3. Segera buang jarum suntik setelah digunakan

4. Sebaiknya gunakan obat/cairan sekali pakai,jika tidak memungkinkan


pertahankan kesterilannya

j. Etika Batuk

1. Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin;pakai tisu

2. Buang ke tempat sampah (kuning) bila telah terkena sekret saluran napas
dan Lakukan cuci tangan dengan sabun /antiseptik dan air mengalir,
alkohol handrub setelah kontak dengan sekret

3. Jaga jarak terhadap orang yang ISPA dengan demam

k. Proses lumbal punksi

1. Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi,anaestesi


spinal /epidural/pasang kateter vena sentral

2. Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan meningitis bakterial

5
2. Kegiatan Surveilans

Infeksi rumah sakit / HAIs

a. Infeksi Luka Operasi

Infeksi Saluran Kemih

Infeksi Saluran Pernafasan

nfeksi Saluran Darah Primer

Phlebitis

Dekubitus

b. Pola mikroorganisme HAI

Pola Kuman Infeksi Luka Operasi

Pola Kuman Infeksi Saluran Kemih

Pola Kuman Infeksi Pernafasan

Pola Kuman Infeksi Aliran Darah Primer

3.Pendidikan dan Pelatihan PPIRS

a. Pengembangan Staf PPI RS

b. Penyuluhan terhadap keluarga pasien dan pengunjung

c. Pelatihan PPI untuk petugas kesehatan (dokter, perawat dan petugas kesehatan
lain)

d. Pelatihan PPI untuk umum ( bukan petugas kesehatan )

6
4. Pencegahan infeksi pada pemasangan alat kesehatan dan tindakan bedah

a. IADP pada pemasangan Kateter Vena Central

b. ISK pada pemasangan kateter urine

c. VAP pada pemasangan ventilator

d. HAP pada pasien tirah baring lama

e. Plebitis pada pasien yang terpasang infus vena perifer

f. Dekubitus pada pasien tirah baring lama

5.Penggunaan Antimikroba yang rasional

a. Ada kebijakan

b. Berdasarkan empirik

c. Berdasarkan hasil kultur (Definitif)

d. Profilaksis 24 jam

6 . Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

7. Kampanye Kebersihan Tangan

V. Metodologi

1. Pendidikan dan pelatihan

2. Sosialisasi

3. Bedsite teaching

4. Pamflet dan leaflet

5. Standard Operation Prosedure (SOP)

7
VI. Sasaran

Angka kejadian infeksi Rumah Sakit turun menjadi 3tahun menjadi 0.5%

VII. Jadwal Kegiatan

Terlampir

VIII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan memerlukan adanya data yang berisikan hasil


kegiatan yaitu dokumen yang berisikan data yang berhubungan dengan kegiatan
secara rinci ,kinerja dan biaya operasional yang di keluarkan untuk menunjang
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.

Dari hasil evaluasi terhadap data data pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi,kita dapat menentukan langkah langkah selanjutnya
terhadap :

Rencana kegiatan

Evaluasi terhadap program yang telah di buat untuk tahunberikutnya

Evaluasi harus dilakukan secara berkesinambungan,agar data yang sudah dihasilkan


dapat menjadi nilai tambah bagi rumah sakit dan pelayanan secara umum dan pada
proses selanjutnya.

IX. Pencatatan,pelaporan dan evaluasi kegiatan

1. Pencatatan

Pencatatn adalah pengisisian formulir survailans yang dilakukan sebagai


pencatatan pasien baru,harian,bulanan dan pencatatan pemakaian alat- alat
kesehatan

8
Pengukuran,pengawasan,pengamatan kegiatan dan kondisi yang berkaitan
dengan program

2. Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Laporan kegiatan merupakan laporan internal yang terbagi secara periodik yaitu
laporan bulanan,triwulan,smester dan tahunan yang mencakup :

Laporan hasil survailans infeksi nosokomial

Laporan hasil audit kepatuhan terhadap kewaspadaan standar

Laporan hasil pendidikan dan pelatihan

Laporan hasil pencegahan infeksi nosokomial karena pemakian alat

Laporan penggunaan antimikroba RS

Setiap kegioatan program dimulai dari perencaan,pelaksaaan dan monitoring


evaluasi,yang semua itu dilaporkan kepada pejabat / direktur RS dan di
desiminasikan kepada seluruh ruangan yang berkepentingan disertai dengan
rekomendasi untuk perbaikan rumah sakit secara keseluruhan

Ketua Panitia PPIRS

9
10

Anda mungkin juga menyukai