Oleh:
S1 FARMASI
1
2016
KATA PENGANTAR
2
Penyus
un
3
Definisi
Etiologi
Patofisiologi
Diagnosis
4
Endoskopi merupakan referensi standar untuk diagnosis dari ulkus
peptikum. Salah satu kekurangan utamanya adalah biaya yang tinggi
di beberapa negara seperti A.S Keputusan untuk melakukan endoskopi
pada pasien yang diduga menderita ulkus peptikum didasarkan pada
beberapa faktor. Pasien dengan komplikasi ulkus peptikum seperti
pendarahan memerlukan evaluasi endoskopi untuk mendapatkan
diagnosis
Radiografi
DATA PASIEN
Jenis Kelamin : W
Usia : 35 Tahun
Berat Badan : 75 Kg
5
Riwayat Alergi : Ciprofloxacin
Riwayat Keluarga : -
Riwayat Sosial
SUBJEKTIF Pasien mengalami nyeri di ulu hati seperti terbakar serta pasien
mengalami mual muntah
OBJEKTIF mengalami penurunan natrium dari kadar normal 135-145 mg/dl
menjadi 3,0 mg/dl ; kalium dari kadar normal 3,6-5,0 mg/dl menjadi
3,0 mg/dl ; klorida dari kadar normal 97-107 mg/dl menjadi 96
mg/dl. Terdeteksi positif bakteri H.pilorry
ASSESME PROBLEM MEDIS TERAPI ANALISIS
N
Ulkus peptic lapraz, 30 mg 2x1 Pasien mengalami tukak
yang diinduksi diminum pada pagi lambung karena asam
Hpylori hari dan malam hari lambung meningkat
Clafexim 2x1 pada yang diinduksi
pagi dan malam H.pilorry(8).
acitral 3x1diminum
,
pada siang hari,sore
dan malam hari
Nucral 4x1 pada
pagi,siang,sore dan
malam hari
Ranitidine inj 3x2 IV
pada pagi, siang
dan malam
Terjadi
Pasien karena
mengalami pasien mengalami
dehidrasi mual muntah
Penggunaan Penggunaan
ndansentron ondansentron lebih
kepada mual
tidak adekuat
muntah karena
kemoterapi (8)
7
Efektivitas Efek Samping
Perbaikan tanda tanda vital Efek samping lapraz diare, nyeri perut,
Penurunan suhu sembelit, mual
Memantau kadar kalium, Efek samping acitral gangguan
natrium, klorida dalam tubuh pencernaan
Penurunan intensitas muntah Efek samping Clafexim anafilaksis dan
Penurunan asam pada lambung urtikaria
penyebab nyeri Efek samping Nacl iritasi, demam,
Penurunan akitivitas bakteri
Hpylori
Rekomendasi Konseling
8
metoclopramide 10 mg/2ml
melalui injeksi
Rekomendasi Terapi
9
tpm
TINJAUAN OBAT
1. lapraz (Lazoprazol)
Indikasi : Tukak duodenum dan tukak lambung ringan, refluks
esofagitis.
Dosis : Tukak lambung, 30 mg sehari pada pagi hari selama 8 minggu. Tukak
duodenum, 30 mg sehari pada pagi hari selama 4 minggu;
pemeliharaan 15 mg sehari. Tukak lambung atau tukak duodenum
karena AINS, 15-30 mg sekali sehari selama 4 minggu, dilanjutkan
lagi selama 4 minggu jika tidak sepenuhnya sembuh; profilaksis, 15-
30 mg sekali sehari. Tukak duodenum atau gastritis karena H. pylori
menggunakan regimen eradikasi. Sindroma Zollinger-Ellison (dan
kondisi hipersekresi lainnya), dosis awal 60 mg sekali sehari,
selanjutnya disesuaikan dengan respons; dosis harian sebesar 120 mg
atau lebih dibagi menjadi 2 dosis. Refluks gastroesofagal, 30 mg
sehari pada pagi hari selama 4 minggu, diikuti 4 minggu berikutnya
bila tidak sepenuhnya sembuh; pemeliharaan 15-30 mg sehari.
Dispepsia karena asam lambung, 15-30 mg sehari pada pagi hari
selama 2-4 minggu. Anak. Belum ada data yang cukup mengenai
penggunaan lansoprazol pada anak.
2. Clafexim (9,10)
Indikasi : Aminoglikosida, probenesid, saluretik kuat.
Dosis : Dws &; anak >12 thn Infeksi tak terkomplikasi 1 g IM/IV
tiap 6-8 jam. Maks: 12 g/hari. Infeksi sedang s/d berat 1-
2 g IM/IV tiap 8 jam atau 2 g tiap 6-8 jam. Infeksi yang
mengancam jiwa 2 g IV tiap 4 jam. GO 500 mg IM dosis
tunggal. Dpt ditingkatkan mjd 1 g. Anak 1 bln-12 tahun
dengan BB >50 kg Dosis dws. Maks: 12 g/hari, BB <50
kg 50-180 mg/kg BB/hari secara IM/IV dalam 4-6 dosis
10
terbagi.Neonatus 1-4 minggu 50 mg/kg BB IV tiap 8
jam, 0-1 minggu 50 mg/kg BB IV tiap 12 jam.
Kontra indikasi : Hipersensitivitas.
Efek Samping :Reaksi hipersensitivitas, gangguan GI misalnya mual,
muntah, diare, kolitis. Pemberian secara IV dapat
menyebabkan trombositopenia, agranulositosis,
vaginitis, pusing. Peningkatan SGOT &; SGPT.
3. acitral (11,12)
Indikasi : Ulkus peptik Hiperasiditas Gastritis Flatulen Displasia
Hiatus hernia
Kontra Indikas : Mengganggu absorpsi tetrasiklin, Fe, Penghambat
H2, warfarin, kuinidin
Dosis : 5-10ml atau 1-2 tablet dikunyah
Efek Samping : Secara umum obat ini bisa ditoleransi dengan
baik. Simethicone tidak diserap oleh tubuh ke dalam
aliran darah, oleh karena itu dianggap relatif aman. Efek
samping yang bisa terjadi diantaranya berkurangnya
kepadatan tinja. Magnesium hydroxide bisa
menyebabkan diare, sedangkan Aluminium hydroxide
menyebabkan konstipasi. Kombinasi keduanya bisa
meminimalisir efek samping tersebut. Magnesium
hydroxide bisa mengganggu penyerapan asam folat dan
zat besi.
4. Nucral (Sukralfat)(13)
Indikasi : Tukak lambung dan tukak duodenum
Kontra Indikas: PEMBENTUKAN BEZOAR. Adanya laporan mengenai
pembentukan bezoar pada penggunaan sukralfat. Oleh
sebab itu penggunaan sukralfat harus berhati-hati pada
pasien dengan penyakit yang serius, terutama jika secara
bersamaan juga mendapat nutrisi enteral atau pasien
mengalami gangguan pengosongan lambung.
Dosis : Tukak lambung dan duodenum serta gastritis kronis, 2 g
2 kali sehari (pagi dan sebelum tidur malam) atau 1 g 4
kali sehari 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur
malam, diberikan selama 4-6 minggu atau pada kasus
yang resisten, bisa hingga 12 minggu; maksimal 8 g
sehari; Profilaksis tukak akibat stres (suspensi), 1 g 6 kali
sehari (maksimal 8 g sehari). Anak di bawah 15 tahun,
tidak dianjurkan. Saran: tablet dapat dilarutkan dalam
10-15 mL air, antasida tidak boleh diberikan setengah
jam sebelum atau sesudah pemberian sukralfat.
Efek Samping : Konstipasi, diare, mual, gangguan pencernaan,
gangguan lambung, mulut kering, ruam, reaksi
11
hipersensitifitas, nyeri punggung, pusing, sakit kepala,
vertigo, dan mengantuk, pembentukan bezoar
5. Metoclopramide(14)
Indikasi : Untuk meringankan (mengurangi simptom diabetik
gastroparesis akut dan yang kambuh kembali). - Juga
digunakan untuk menanggulangi mual, muntah
metabolik karena obat sesudah operasi. - Rasa terbakar
yang berhubungan dengan refluks esofagitis. - Tidak
untuk mencegah motion sickness.
Kontra Indikas : Penderita gastrointestinal hemorrhage, obstruksi
mekanik atau perforasi. - Penderita pheochromocytoma. -
Penderita yang sensitif terhadap obat ini. - Penderita
epilepsi atau pasien yang menerima obat-obat yang dapat
menyebabkan reaksi ekstrapiramidal.
Dosis : Di atas 18 tahun 10 sebanyak 1 hingga 3 kali sehari, 15-
18 tahun 0,1-0,5 untuk tiap kilogram berat badan
sebanyak 1 hingga 3 kali sehari. Dosis maksimal per hari
sebanyak 30 mg atau 0,5 mg per kilogram berat badan.
Bagi pasien di bawah 15 tahun, dosis metoclopramide
harus dikonsultasikan dengan dokter. Obat ini juga
sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak dengan berat
badan di bawah 61 kg.
Efek Samping : Pusing, Mengantu, Diare (pada pengguna dosis tinggi),
Sakit kepala, Mulut kering, Ruam pada kulit, Payudara
terasa nyeri, menstruasi yang tidak teratur, Detak jantung
yang cepat, Gangguan motorik pada otot wajah, mata,
serta tubuh.
6. PPIC
a. Amoxcilin(15,16)
Indikasi : Amoksisilina efektif terhadap penyakit: Infeksi
saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia,
faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis,
langritis. Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi,
uretritis, sistitis, pielonefritis. Infeksi lain:
septikemia, endokarditis.
Kontra Indikas : Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
Dosis : Dokter yang akan menentukan dosis dan lama
konsumsi amoxicillin berdasarkan infeksi yang
terjadi, tingkat keparahannya, dan respons tubuh.
Umumnya dosis amoxicillin per hari berkisar antara
500-1500 mg untuk 7-14 hari. Khusus untuk infeksi
gonore, 3 gram amoxicillin hanya perlu diminum
12
sekali. Bagi anak-anak, dosis juga akan
berdasarkan berat badan.
Efek Samping : Mual dan muntah, Mengalami diare, Sakit kepala,
Ruam
b. Clarithromycin(17)
Indikasi : Kegunaan Clarithromycin adalah untuk pengobatan
infeksi oleh kuman yang peka terhadap antibiotik
ini, seperti :
Infeksi saluran pernapasan (faringitis, tonsilitis,
sinusitis, sinusitis maksilaris akut, eksaserbasi
akut bronkitis obstruktif kronik, otitis media
akut, pneumonia).
Clarithromycin juga digunakan untuk mengobati
penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak.
Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk
eradikasi Helicobacter pylori, bakteri penyebab
gastritis.
Kontra Indikas : Clarithromycin tidak boleh diberikan pada pasien
yang memiliki riwayat hipersensitifitas pada
Clarithromycin dan antibiotika macrolide lainnya.
Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien
dengan fungsi hati dan ginjal yang rusak. Antibiotik
ini sebaiknya tidak digunakan jika pasien memiliki
masalah jantung atau sedang memakai obat-
obatan yang dapat menyebabkan masalah jantung
tertentu (misalnya, perpanjangan QT atau
bradycardia), atau terjadinya ketidakseimbangan
elektrolit (misalnya, level kalium atau natrium yang
rendah). Tidak boleh digunakan oleh pasien yang
memiliki riwayat ikterus kolestatik atau disfungsi
hati yang terkait dengan penggunaan antibiotik ini
sebelumnya. Tidak boleh digunakan oleh pasien
yang sedang menggunakan obat-obat lain seperti,
terfenadine, astemizole, pimozide, cisapride,
ergotamine atau dihydroergotamine.
13
Efek Samping : Batuk, demam atau kedinginan, suara serak,
punggung bawah atau nyeri sisi, nyeri buang air
kecil atau sulit
Diagnosis
14
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008. ISO
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta
Berardy, R., & Lynda, S., 2005, Peptic Ulcer Disease dalam Pharmacotherapy a
Pathophysiologic Approach, Sixth Edition McGraw -Hill,Medical Publishing
Division by The McGraw-Hill Companies
Lindseth, G.N., 2005. Gangguan Usus Besar. In : Price, S.A., dam Wilson, L.M.
Patofisiologis Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, 6th Edition, Volume 1, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.,
Simadibrata M., 2009. Dyspepsia and Gastroesophageal Refluks Disease (GERD) Is There
Any correlation?. Original Article. Acta Med Indones-Indones J Intern Med.Volume
4. Number 4. P. 223
15
Tarigan, Henry Guntur. 2009. PengkajianPragmatik. Bandung: Angkasa.
Vakil, N., 2010. Peptic Ulcer Disease. Dalam: Feldman, M., Friedman, L.S., Brandt .,L.J.,
(eds).Sleisenger and Fodtrans Gastrointestinal and Liver Disease:Pathophysiology/
Diagnosis/Management.Philadelphia: Saunders Elsevie
http://www.farmasi-id.com/clafexim/
http://pionas.pom.go.id/obat/clafexim
http://pionas.pom.go.id/monografi/sukralfat
http://dechacare.com/Metoclopramide-Hcl-P759-1.html
http://www.alodokter.com/amoxicillin
http://dechacare.com/Amoxicillin-P523-1.html
http://www.farmasiana.com/clarithromycin/clarithromycin/
16