Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS

,PENGALAMAN KERJA,SIKAP SKEPTIS DAN BESARAN FEE AUDIT


TERHADAP KUALITAS AUDIT

Oleh : ANDRI YULIYANTO,B200140221,KELAS D

5. TINJAUAN PUSTAKA
a. Grand Theory
Sebagian besar konsep (dalam beberapa hal teori) dalam study of accountant berasal dari
disiplin lain terutama ilmu keperilakuan (behavioral), ilmu keprilakuan itu sendiri sebagian besar
mengacu pada konsep-konsep psikologi, psikologi sosial, dan sosiologi. Stephan dalam Ghozali
(2006:9-10) menyatakan bahwa terdapat dua klasifikasi tentang sikap dari para ahli psikologi
modern. Pendekatan yang pertama, yang dikenal dengan pendekatan tricomponent memandang
bahwa sikap merupakan interaksi antara komponen-komponen pembentuknya antara lain:
1. Kognitif meliputi kepercayaan (beliefs), ide dan konsep.
2. Afektif meliputi perasaan dan emosi,komponen ini berisi arah dan intensitas penilaian
seseorang atau perasaan yang di ekspresikan terhadap objek sikap serta.
3. Konatif atau psikomotorik yang merpakan kecenderungan untuk bertingkahlaku terhadap objek
atau orang
Pendekatan kedua timbul karena ketidakpuasan atas penjelasan mengenai inkonsistensi antar
tiga komponen sikap. Pendekatan ini memandang perlunya membatasi sikap hanya pada aspek
afektif dan menyatakan bahwa sikap tidak lain merupakan efek atas penilaian (positif atau negatif)
terhadap suatu objek. Sikap selalu dikaitkan dengan perilaku yang berada dalam batas kewajaran
dan kenormalan yang merupakan respon atau stimulus lingkungan sosial. Teori-teori yang
digunakan dalam penelitian ini lebih memfokuskan kepada akuntansi keprilakuan (behavioural
accounting) yang menitik beratkan prilaku seorang auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksa
laporan keuangan kliennya.

b. Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) memandang hubungan manajemen dan pemilik dalam kerangka
hubungan keagenan. Dalam hubungan keagenan, terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik,
dengan pihak lain, yaitu agen. Dalam kontrak, agen terikat unt uk melakukan beberapa jasa bagi
pemilik berdasarkan pendelegasian wewenang dari pemilik kepada agen untuk mengambil
keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Karena kepentingan kedua pihak tersebut tidak selalu
sejalan, maka sering terjadi benturan kepentingan antara pemilik (prinsipal) dengan pihak yang
diserahi untuk mengelola perusahaan (agen).
Dalam konteks keagenan tersebut, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator
antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi memonitor perilaku manajer sebagai agen dan
memastikan bahwa agen bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal. Auditor adalah pihak yang
dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal (shareholders) dengan pihak manajer
dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor melakukan fungsi monitoring untuk mengawasi
pekerjaan manajer melalui laporan keuangan yang dibuat oleh manajer sebagai bentuk
pertanggungjawabannya pada pemegang saham.

Kualitas Audit
Kualitas kerja auditor dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: berkualitas (dapat
dipertanggungjawabkan) dan tidak berkualitas (tidak dapat dipertanggungjawabkan). Dua
pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah keputusan yaitu outcome oriented dan
process oriented. Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik suatu pekerjaan
diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bagi auditor, kualitas kerja dilihat
dari kualitas audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon
yang benar dari setiap pekerjaan audit yang dapat diselesaikan (Mardisar dan Sari (2007:5).
Pengukuran kualitas audit membutuhkan kombinasi antara ukuran proses dan hasil. Pengukuran
hasil (outcome oriented) lebih banyak digunakan dibandingkan pengukuran proses (process
oriented) karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara langsung sedangkan pengukuran
hasil biasanya menggunakan ukuran besarnya audit. Hal tersebut senada dengan yang ditetapkan
IAPI, audit dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing yang sudah ditetapkan.

Independensi dan Kualitas Audit


Penelitian yang dilakukan olehPorter (1920) dalam Stirbu, et al. (2009) mengungkapkan
bahwatujuan utamadariauditpada awalnyaadalah untukmengungkapkekeliruan .Dengan bersifat
obyektif dan tanpa pengaruh dari orang lain akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan
karena auditor dapat melaksanakan kewajibannyasesuai aturan yang ada. Penelitian yang dilakukan
oleh Singgih dan Bawono (2010) mendukung hipotesis bahwa independensi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kualitas audit. Begitupula penelitian dari Mabruri dan Winarna (2010)
juga mendukung hipotesis bahwa independensi secara parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas audit. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu:
H2:Independensi berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit.
Akuntabilitas dan Kualitas Audit
Akuntabilitas penting sebagai bentuk kewajiban sosial yang dapat dilakukan oleh akuntan publik
dalam menjaga kualitas auditnya. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa
akuntabilitas dan kualitas audit memiliki hubungan sejajar. Akuntabilitas yang dimaksudkan yaitu
motivasi, tanggungjawab pekerjaan, keputusan dengan analisa baik, kemampuan fokus pada fakta
relevan, berpikir cepat & terperinci, serta menggunakan profesionalisme, Arianti, Sujana, dan Putra
(2014). Penelitian mengenai akuntabilitas pernah dilakukan sebelumnya oleh Singgih & Bawono
(2010) yang menunujukan hasil bahwa akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit di
Kantor Akuntan Publik BigFour yang ada di Indonesia. Selain itu Deddy Supardi dan Zaenal
Mutakin (2008) juga mengemukakan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif pada kualitas audit,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tan dan Alison (1999) yang mengemukakan bahwa
akuntanbilitas dengan kompleksitas pekerjaan rendah tidak berpengaruhpada kualitas hasil
pekerjaan individu. maka berdasarkan hal tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H4:Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit.
Pengalaman Kerja dan Kualitas Audit
Pengalaman dalam pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas audit. Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit berperan penting dalam meningkatkan
pengetahuan dan keahlian diperoleh auditor dari pendidkan formalnya sehingga kualitas audit akan
semakin baik seiring bertambahnya pengalaman. Penelitian Satyawati (2009) menemukan bahwa
variabel pengalaman kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H2 : Pengalaman kerja
berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Sikap Skeptis dan Kualitas Audit
Sikap skeptis memiliki pengaruh dalam mengevaluasi bukti audit yang diberikan manajemen untuk
mendukung terjaminnya kualitas audit yang dihasilkan. Menurut PSA No. 04 (SA Seksi 230) dalam
SPAP (2011:230.2) menyatakan bahwa skeptisme profesional harus digunakan dalam proses
pengumpulan dan penilaian bukti selama proses audit. Rina Rusyanti (2010) menunjukkan bahwa
sikap skeptis berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian lainnya juga mengungkapkanvariabel
skeptisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit, Indira Januarti (2010). Ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi skeptisme profesional yang dimiliki maka akan semakin baik kualitas audit
dari laporan keuangan. Berdasarkan hal tersebut hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H1:Sikap Skeptis berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit.

Besaran Fee Audit dan Kualitas Audit


Auditor dengan fee audit yang tinggi akan melakukan prosedur audit lebih luas dan mendalam
terhadap perusahaan klien sehingga kemungkinan kejanggalan-kejanggalan yang ada pada laporan
keuangan klien dapat terdeteksi. Pendeteksian kejanggalan mencerminkan kualitas proses audit
tinggi, hal ini dikarenakan kualitas proses audit merupakan pelaksanaan audit dengan penerapan
standar akuntansi dan standar audit yang benar oleh auditor.
Wuchun (2004) menemukan bahwa fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hartadi
(2009) dan Suryatini (2012) juga menemukan hal yang sama bahwa tingginya fee audit akan
disertai pula pada tingginya kualitas proses audit. Hasil statistik penelitian ini pun mendukung
penemuan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai