Anda di halaman 1dari 190

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI

DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta dan Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Eka Novia Sari

NIM: 1111082000083

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Eka Novia Sari

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 01 November 1993

3. Alamat : Jl. H. Muchtar Raya RT: 03/011 No: 20

Kelurahan Petukangan Utara, Kecamatan

Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12260

4. Telepon : 089602695229

5. Email : ekavia_ekaa@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

1. TK Nasional Pembina Tahun 1998-1999

2. SD Negeri Petukangan Utara 09 Pagi Tahun 1999-2005

3. SMP Negeri 245 Jakarta Tahun 2005-2008

4. SMA Negeri 63 Jakarta Tahun 2008-2011

5. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2011-2015

vi
III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Bimbingan Belajar Nurul Fikri, 2006-2007

2. Kursus Bahasa Inggris LBPP LIA 2008-2009

3. Bimbingan Belajar Nurul Fikri, 2010-2011

4. Kursus Bahasa Inggris LPIA, 2012-2013

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Rohis SMA N 63 Jakarta Sebagai Humas (2009-2010)

2. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Koordinator Keputrian (2011-2012)

3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Koordinator Pengembangan Usaha

(2012-2013)

4. LDK Pusat Syahid UIN Jakarta Sebagai Sekretaris Pengembangan Usaha

(2013-2014)

5. FORSEGA Sebagai Koordinator Kaderisasi (2013-sekarang)

V. DATA KELUARGA

1. Ayah : Yadi Suryadi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Januari 1957

3. Ibu : Atih Amin

4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juni 1974

ix
THE INFLUENCE OF COMPETENCE , INDEPENDENCE AND DUE
PROFESSIONAL CARE ON AUDIT QUALITY

ABSTRACT
This research aims to examine and provide empirical evidence about the extent to
which (1) the influence of the competence to audit quality, (2) the effect of
independence on audit quality, (3) the influence due professional care to the
quality audit, quality audit on public accounting firm in the Capital Jakarta and
Tangerang. The population in this study was 236 auditors working in Public
Accounting Firm (KAP) in Jakarta and 12 Public Accounting Firm (KAP) in
Tangerang. Number of auditors into the research sample was 100 auditors from
13 KAP in Jakarta and 3 KAP in Tangerang. This type of research is descriptive
research. The approach used is the quantitative approach. While the source of the
data used is primary data in the form of a questionnaire. The sampling method
used in the study is that the sample selection convenience sampling happily and
more efficient. Data collection method used was survey method by taking the data
directly into the field. Of the 110 questionnaires distributed, there were 10
questionnaire is not complete, so the questionnaire which can be processed only
100 questionnaires. Distributing questionnaires began on 7 Apil 2015 through
April 27 2015. Data analysis method used is the method of statistical analysis of
multiple regression analysis using the statistical test tool or application that is
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 20.

The results showed that the adjusted R-square value of 76.2% means that
the variable variations of competence, independence, and due professional care
can only explain 76.2% variation of the variable quality of the audit. The
remaining 23.8% is explained by other factors that are not included in this study.
Partial test research results showed that (1) the competence of a positive
significant effect on audit quality, where significant 0,000 <0.05 (2) independence
of positive significant effect on audit quality, where sig 0.000 <0.05 (3) due
professional care no effect on audit quality, where sig 0.163> 0.05.

Keywords: competence, independence, and due professional care

x
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN DUE
PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang
sejauh mana (1) pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit, (2) pengaruh
independensi terhadap kualitas audit, (3) pengaruh due professional care terhadap
kualitas audit, kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta
dan Tangerang. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di 236
Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta dan 12 Kantor Akuntan
Publik (KAP) di wilayah Tangerang. Jumlah auditor yang menjadi sampel
penelitian ini adalah 100 auditor dari 13 KAP di wilayah DKI Jakarta dan 3 KAP
di wilayah Tangerang. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan
sumber data yang digunakan adalah data primer dalam bentuk kuesioner. Metode
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling
yaitu pemilihan sampel dengan senang hati dan lebih efiien. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey dengan mengambil data
secara langsung ke lapangan. Dari 110 kuesioner yang tersebar, terdapat 10
kuesioner tidak lengkap, sehingga kuesioner yang dapat diproses hanya 100
kuesioner. Penyebaran kuesioner dimulai tanggal 7 Apil 2015 sampai tanggal 27
April 2015. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik
yaitu analisis regresi bergandadengan menggunakan alat uji atau aplikasi statistik
yaitu Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai adjusted R square sebesar 76,2 %
artinya variasi variabel kompetensi, independensi, dan due professional care
hanya bisa menjelaskan 76,2% variasi variabel kualitas audit. Sedangkan sisanya,
23,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian
ini. Hasil penelitian pengujian secara parsial menunjukkan bahwa (1) kompetensi
berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit, dimana signifikan 0,000 <
0,05 (2) independensi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit,
dimana sig sebesar 0,000 < 0,05 (3) due professional care tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit, dimana sig 0,163 > 0,05.

Kata kunci : kompetensi, independensi, dan due professional care

xi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Kompetensi,
Independensi, dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit (Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta dan Tangerang).
Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membiming umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah
penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya.
Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Yadi Suryadi dan Ibu Atih Amin yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya buat penulis.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,Ak.,MM.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
bersedia untuk membimbing,memberi masukan dan nasihat kepada penulis
selama ini.
4. Bapak Dr. Amilin, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP selaku dosen Pembimbing
Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga
untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas
segala masukan, motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

xii
5. Ibu Putriesti Mandasari, SP.,M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan
memberikan nasihat kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang ibu
berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada
penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Keluarga besar LDK Syahid 18 terutama tim PE 18 terimakasih atas doa,
dukungan, nasihat, motivasi, serta canda tawanya selama ini. Semoga ikatan
silaturahmi kita akan terus terjalin.
9. Keluarga besar Akuntansi C 2011 terutama Tim Lulus 2015 (Mumu, Opi, Ipi,
Epi, Fahmi, Andin, Boni, Eva, Chandra, Faisal, Oji, Sela, Fitri, dan Fandi)
terima kasih atas kebersamaan kalian, doa dan semangatnya selama ini.
10. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 28 Mei 2015

(Eka Novia Sari)

xiii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehenshif ....................................... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...................................................... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................... v

Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... vi

Abstract ................................................................................................... viii

Abstrak ................................................................................................... ix

Kata Pengantar ..................................................................................... x

Daftar Isi ................................................................................................ xii

Daftar Tabel........................................................................................... xv

Daftar Gambar ...................................................................................... xvi

Daftar Lampiran ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ........................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 14

A. Landasan Teori .............................................................. 14

1. Teori Keagenan (Agency Theory) .......................... 14

2. Pengertian Audit .................................................... 17

xiv
3. Standar Audit ......................................................... 18

4. Kompetensi ............................................................ 20

5. Independensi .......................................................... 26

6. Due Professional Care ........................................... 33

7. Kualitas Audit ........................................................ 34

B. Penelitian Sebelumnya .................................................. 38

C. Kerangka Pemikiran ...................................................... 43

D. Hipotesis........................................................................ 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 48

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 48

B. Metode Penentuan Sampel ............................................ 48

C. Metode Pengumpulan Data ........................................... 49

D. Metode Analisis Data .................................................... 50

1. Statistik Deskriptif .................................................... 51

2. Uji Kualitas Data ...................................................... 51

3. Uji Asumsi Klasik .................................................... 52

4. Analisis Regresi Linier Berganda ............................. 55

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian............................. 57

1. Kompetensi ............................................................... 57

2. Independensi ............................................................. 58

3. Due Professional Care ............................................. 59

4. Kualitas Audit........................................................... 60

xv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................... 65

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................. 65

1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................. 65

2. Karakteristik Profil Responden ................................ 67

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...................................... 70

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................... 71

2. Hasil Uji Kualitas Data............................................. 72

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................... 77

4. Hasil Uji Hipotesis ................................................... 80

C. Pembahasan ................................................................... 84

BAB V PENUTUP ........................................................................... 88

A. Kesimpulan ................................................................... 88

B. Saran .............................................................................. 91

Daftar Pustaka ......................................................................................... 92

Lampiran-lampiran .................................................................................. 96

xvi
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman


2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................... 38

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian.................................................... 62

4.1 Data Sampel Penelitian ........................................................................ 66

4.2 Daftar Distribusi Sampel ...................................................................... 66

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 67

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................... 68

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan .................... 68

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ......... 69

4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir ........... 70

4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 71

4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan ......................................... 73

4.10 Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor .............................................. 74

4.11 Hasil Uji Validitas Independensi Auditor ............................................ 75

4.12 Hasil Uji Validitas Due Professional Care .......................................... 75

4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit ....................................................... 76

4.14 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 76

4.15 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 77

4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 78

4.17 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 79

xvii
4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 80

4.19 Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 81

4.20 Hasil Uji Statistik t ............................................................................... 82

xviii
DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................ 43

xix
DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1. Surat Penelitian .................................................................................... 97

2. Surat Keterangan dari KAP.................................................................. 114

3. Kuesioner Penelitian ............................................................................ 131

4. Daftar Jawaban Responden .................................................................. 137

5. Ouput Hasil Pengujian Data ................................................................. 157

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Banyaknya isu kecurangan yang diteliti belakangan ini menunjukkan

bahwa kasus kecurangan semakin sering terjadi. Berita mengenai indikasi

penyimpangan (fraud) di dalam perusahaan dan juga pengelolaan negara yang

sering muncul di surat kabar dan televisi semakin membuat sadar bahwa kita

harus melakukan sesuatu untuk membenahi ketidakberesan tersebut. Bukan hanya

di lembaga pemerintahan seperti perpajakan, kementerian, inspektorat. Namun

perusahaan juga kerap kali melakukan kecurangan terutama dalam laporan

keuangan seperti perusahaan BUMN, perusahaan manufaktur, perbankan dan lain

sebagainya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh ACFE (Association of Certified

Fraud Examiners) menunjukkan bahwa 58 % dari kasus kecurangan yang

dilaporkan dilakukan oleh karyawan pada tingkat manajerial, 36 % dilakukan oleh

manajer tanpa melibatkan orang lain, dan 6 % dilakukan oleh manajer dengan

melakukan kolusi bersama karyawan (Rini, 2012). Walaupun saat ini sorotan

utama sering terjadi pada manajemen puncak perusahaan, atau terlebih lagi

terhadap pejabat tinggi suatu instansi, namun sebenarnya penyimpangan perilaku

tersebut bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi (Norbarani, 2012).

Beberapa kasus kecurangan akuntansi yang sangat merugikan diberbagai negara

disajikan dalam tabel berikut:

1
Tabel 1.1 Kasus Kecurangan yang Terjadi di Berbagai Negara pada

Tahun 2000-an

Perusahaan Negara Kasus Kecurangan

Enron Amerika Serikat Utang perusahaan yang


tersembunyi dan keuntungan yang
meningkat lebih dari1 miliar US$.

Kanebo Limited Jepang Keuntungan meningkat sebanyak 2


miliar US$ selama periode lima
tahun.
Parmalat India Total hutang lebih dari dua kali
lipat pada neraca dan pemalsuan.
Satyam Computer Italia Saldo kas dan bank meningkat
Services lebih dari 1,5 miliar US$ , posisi
debitur di besar-besarkan sebanyak
100 juta US$ dan kelebihan
kewajiban dari 250 juta US$.
PTL Club Amerika Kompensasi manajemen yang
Serikat berlebihan, pengeluaran yang
berlebihan.
Worldcom Amerika Dilaporkan beban interkoneksi
Serikat dengan memanfaatkan neraca
sebagai biaya modal lebih besar 3.8
miliar US$ tunai daripada biaya
operasional
TYCO Amerika Melakukan penggarapan luar
Serikat biasa pada aset perusahaan yang
digunakan pemimpin perusahaan
sebagai keperluan pribadi.
Nortel Networks Kanada Penggunaan akun cadangan yang
mencurigakan, dimana saldo dalam
akun tersebut dikeluarkan dan
diakui sebagai laba.
Best World (BW) Filipina Peningkatan yang sangat dramatis
Resources dalam harga saham (kenaikan
orporation 18,025%); manipulasi harga saham
dan insider trading.
Health Amerika Overstated pendapatan sebanyak
South Serikat 4,7 % untuk memenuhi harapan
investor.
Sumber: diolah dari berbagai sumber

2
Tabel 1.2 Kasus Kecurangan yang terjadi di Indonesia

Perusahaan Kasus Kecurangan

Bank BNI Tbk Kasus L/C fiktif dan pembobolan di beberapa cabang
BNI (Gusnardi, 2012).
Bank BRI Tbk Kasus pembobolan senilai Rp 294 miliar (Gusnardi,
2012).
Citybank Melakukan tindak pidana penggelapan dana nasabah
dan pencucian uang (Sihombing, 2014).
Bank Syariah Melakukan pencairan kredit fiktif dengan menggunakan
Mandiri nama 197 debitur di mana 113 debitur adalah fiktif
(Kompasiana, 27 Oktober 2013).
Bank Century Akuisisi dan merger yang tidak jadi dilakukan, perubahan
peraturan perundang-undangan, tindak money loundering
oleh pengurus bank, dana bail-out yang tidak jelas
alirannya (Sindonews, 2014).
PT Telkom Korupsi pada proyek Mobil Pusat Layanan Internet
Kecamatan (MPLIK) sebesar 1,4 triliun (Sindonews,
2014).
PT Kereta Api Penjualan aset perusahaan berupa gerbong kuno yang
Indonesia hasil penjualannya masuk ke kantong pribadi dan
pengalihfungsian tanah milik perusahaan menjadi pusat
perbelanjaan (Sri Ayu, 2012).

Berdasarkan kasus kecurangan yang kerap terjadi di beberapa negara,

maka profesi akuntan publik kembali menjadi sorotan. Adapun timbul pertanyaan

dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik.

Setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik, seperti kasus

yang menimpa akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasi

melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great River

Internasional, Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor

investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan account

penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan

Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas

3
dan gagal dalam membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut

Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan

Great River ikut menjadi tersangka. Oleh karenanya Menteri Keuangan RI

terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik

Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran

terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan Audit

atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT Great River tahun 2003 (Tjun, dkk.

2012).

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Guna

menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka dalam melaksanakan

tugas auditnya, auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan

lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan

kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan

auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam

melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar

pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya

yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk

menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara

keseluruhan (Tjun, dkk. 2012).

4
Namun selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik

profesi yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik

profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode

etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang

auditor dalam menjalankan profesinya (Kovinna dan Betri, 2013).

Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit

perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam

lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan

tanggung jawab dari manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan

perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya

terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik

(prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya

auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang

telah dibiayainya (Rosalina, 2014).

Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara

manajemen dan pemakai laporan keuangan. Kepercayaan yang besar dari pemakai

laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik

inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit

yang dihasilkannya.

Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Hal

ini disebabkan tidak adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusunan

kualitas audit dan sering terjadi konflik peran antara berbagai pengguna laporan

5
audit. Pengukuran kualitas audit membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan

proses. Pengukuran hasil lebih banyak digunakan karena pengukuran proses tidak

dapat diobservasi secara langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya

menggunakan ukuran besarnya Kantor Akuntan Publik (Rosalina, 2014).

Kovinna dan Betri (2013) menyatakan kualitas audit merupakan

probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada

sistem akuntansi klien. Sedangkan probabilitas untuk menemukan pelanggaran

tergantung pada kemampuan teknis auditor, dan probabilitas melaporkan

pelanggaran tergantung pada independensi auditor.

Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Tjun,

dkk. (2012) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu

kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap

kualitas audit. Berkenaan dengan hal tersebut, Octavia (2015) mendefinisikan

bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan ketrampilannya

mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak

pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat Suyono (2012) mengartikan

kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan

prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Saripudin, dkk. (2012) menunjukkan

bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial

maupun simultan yang mengindikasikan bahwa auditor yang berpengalaman

mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga

lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan

6
dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada

tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari(Rosalina, 2014).

Berdasarkan uraian di atas dan dari penelitian yang terdahulu dapat

disimpulkan bahwa kompetensi auditor dapat dibentuk diantaranya melalui

pengetahuan dan pengalaman (Tjun, dkk. 2012). Namun sesuai dengan

tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu

perusahaan maka akuntan publik tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau

keahlian saja tetapi juga harus independen dalam pengauditan.

Independensi menurut Arens, et al. (2012) dapat diartikan mengambil

sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta,

tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta

(independence in fact) ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan

sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan

(independent in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi

ini (Rosalina, 2014).

Salah satu faktor lain yang mempengaruhi independensi tersebut adalah

jangka waktu dimana auditor memberikan jasa kepada klien (auditor tenure).

Selain itu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi

auditor maka pekerjaan akuntan dan operasi Kantor Akuntan Publik (KAP) perlu

dimonitor dan di audit oleh sesama auditor (peer review) guna menilai

kelayakan desain sistem pengendalian kualitas dan kesesuaiannya dengan standar

kualitas yang diisyaratkan sehingga output yang dihasilkan dapat mencapai

standar kualitas yang tinggi (Febriyanti, 2014).

7
Selain itu peer review dirasakan memberi manfaat baik bagi klien, kantor

akuntan publik maupun akuntan yang terlibat dalam peer review. Manfaat tersebut

antara lain mengurangi risiko litigation (tuntutan), memberikan pengalaman

positif, mempertinggi moral pekerja, memberikan competitive edge dan lebih

meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan (Tjun, dkk. 2012).

Selain kompetensi dan independensi, syarat diri seorang auditor adalah

memiliki due professional care. Menurut PSA No. 4 SPAP (2001) dalam

Febriyanti (2014), kecermatan dan keseksamaan menuntut auditor untuk

melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis

terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi

terhadap bukti audit tersebut, serta berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam

melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung

jawab.

Febriyanti (2014) mendefinisikan due professional care sebagai

kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional yang

menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Seorang auditor

harus memiliki tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki oleh auditor pada

dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan kecermatan dan

keseksamaan yang wajar. Untuk itu auditor dituntut untuk memiliki keyakinan

yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit.

Selain itu, salah satu model kualitas audit yang telah dikembangkan adalah

model De Angelo (1981) dalam Tjun, dkk. (2012). Dimana fokusnya ada pada dua

dimensi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi. Selanjutnya,

8
kompetensi diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan

independensi diproksikan dengan lama hubungan dengan klien (audit tenure),

tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review) dan jasa nonaudit (Tjun,

dkk. 2012).

Berkaitan dengan kualitas audit, pada penelitian Tjun, dkk. (2012)

memberikan hasil bahwa kompetensi auditor memiliki pengaruh yang siginifikan

terhadap kualitas audit sedangkan independensi auditor tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal itu pun didukung dengan penelitian

Harvita, dkk. (2012) tentang independensi memberikan hasil bahwa independensi

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, sementara dari

penelitian Herawaty (2012) menyatakan bahwa independensi berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Selanjutnya, pada variabel lain seperti

pengalaman kerja yang dikaitkan dengan kualitas audit, pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Saripudin, dkk. (2012) menunjukkan bahwa

pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun

simultan, sementara penelitian yang dilakukan oleh Harvita, dkk. (2012),

menunjukkan bahwa pengalaman audit tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kualitas hasil audit.

Begitu pula dengan kompetensi yang dikaitkan dengan kualitas audit,

penelitian yang dilakukan oleh Harvita, dkk. (2012) dan Hanifah (2013)

menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur, dkk.

(2013) dan Kovinna dan Betri (2013) yang menunjukkan rendahnya tingkat

9
signifikansi dari variabel kompetensi, sehingga membuktikan bahwa kompetensi

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit..

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena pertama, penelitian mengenai kualitas audit penting bagi

KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang

dihasilkannya. Kedua, isu tentang kualitas audit ini penting dibahas untuk untuk

meluruskan pemahaman tentang definisi dan ukuran kualitas audit. Ketiga,

berbagai penelitian sebelumnya mengenai kompetensi, independensi dan due

professional care terhadap kualitas audit masih menunjukkan hasil yang tidak

konsisten. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang

berjudul Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Due Professional Care

terhadap Kualitas Audit

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Tjun, dkk. (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah:

1. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah

variabel kompetensi dan independensi auditor. Sedangkan dalam penelitian

ini, peneliti menambahkan satu variabel independen yaitu due professional

care yang mana disarankan dalam penelitian terdahulu. Selain itu auditor

dituntut untuk memiliki sikap due professional care yang mengacu pada

kemahiran profesional yang cermat dan seksama serta hal penting yang harus

10
diterapkan oleh para akuntan publik agar tercapainya kualitas audit yang

memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya.

2. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di

DKI Jakarta dan Tangerang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tjun,

dkk. (2012) hanya menggunakan KAP yang berada di wilayah Jakarta Pusat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

Apakah variabel kompetensi, independensi, dan due professional care

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Menguji secara empiris dan menganalisis variabel kompetensi,

independensi auditor, dan due professional care dalam mempengaruhi

kualitas audit.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan sebagai berikut:

11
a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak

yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik

ini.

3) Penulis, sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah

referensi mengenai auditing, terutama tentang kualitas audit yang

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga diharapkan dapat

bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

4) Bagi masyarakat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

membantu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada

para akuntan khususnya akuntan publik dalam melaksanakan

proses audit laporan keuangan.

b. Kontribusi Praktis

1) Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP), penelitian ini dapat

memberikan masukan kepada pihak perusahaan, dalam hal ini

KAP untuk usaha pengembangan karyawan (sumber daya

manusia) di Kantor Akuntan Publik.

12
2) Bagi Auditor, penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi, independensi,

dan due professional care terhadap kualitas audit, sehingga

kualitas audit yang dihasilkan semakin meningkat.

3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif sebagai dasar pertimbangan dalam

pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai kualitas audit.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di

dalam teori agensi (agency theory), bahwa perusahaan merupakan

kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya

ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan

pengendalian sumber daya tersebut. Manajemen (agent) merupakan pihak

yang dikontrak oleh pemegang saham (principal) untuk bekerja demi

kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak

manajemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada

pemegang saham. Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk

kebutuhan operasi perusahaan, sedangkan agent berkewajiban mengelola

perusahaan dengan tujuan meningkatkan kemakmuran pemilik atau laba

perusahaan. Sebagai imbalannya, agent akan memperoleh kompensasinya.

Dalam teori keagenan ini, terdapat permasalahan yang timbul akibat

adanya hubungan antara pemegang saham (principal) dan manajemen

(agent). Adapun permasalahan yang timbul tersebut ada dua, yaitu:

a) Terjadinya informasi asimetris, dimana manajemen secara umum

memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang

sebenarnya dan posisi operasi entitas dari pemilik.

14
b) Terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat

ketidaksamaan tujuan, dimana manjemen tidak selalu bertindak sesuai

dengan kepentingan pemilik.

Teori keagenan ini didasari oleh beberapa asumsi. Menurut Eisenhardt

(1989) dalam Indah (2014) teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) asumsi,

yaitu:

a) Asumsi tentang sifat manusia

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki

sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki

keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai

resiko (risk aversion).

b) Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,

efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asymmetric

information (antara principal dan agent).

c) Asumsi tentang informasi

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai

barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.

Dengan adanya tiga asumsi tersebut semakin menjelaskan bahwa

permasalahan yang timbul dalam teori keagenan disebabkan karena sifat

dasar manusia masing-masing yang mementingan kepentingan dirinya

sendiri yaitu antara principal dan agent. Dimana principal menginginkan

15
perusahaannya terus mendapatkan laba sehingga membuat nilai

perusahaan terus meningkat dan mencapai kemakmuran pada dirinya

sendiri, sedangkan agent menginginkan kompensasi yang lebih dari

principal sebagai akibat dari kontrak kerja yang telah dibuat dengan

principal (Indah, 2014). Sehingga agent terus berupaya untuk membuat

keuangan perusahaan terlihat baik agar tecapainya profitabilitas yang

diinginkan oleh principal. Dengan begitu agent akan memperoleh

kompensasi dari principal yang dapat memberikan kesejahteraan bagi

dirinya. Maka dari itu akan menimbulkan konflik kepentingan antara agent

dan principal, karena masing-masing pihak ingin mencapai kesejahteraan

dirinya sendiri.

Jadi dengan adanya teori keagenan ini, dapat membantu auditor

dalam. memahami konflik kepentingan yang terjadi antara manajemen

perusahaan dengan investor. Dimana, konflik kepentingan yang terjadi

antara agent dan prinsipal ini dapat berujung pada tindakan kecurangan.

Oleh karena itu, auditor yang berasal dari pihak eksternal perusahaan

yang independen diharapkan mampu menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya secara efektif untuk meminimalisir tindakan kecurangan di

dalam perusahaan, kemudian melakukan audit dengan menghasilkan

opini audit yang sesuai dengan kondisi lapangan serta mengurangi biaya

yang dikeluarkan akibat adanya benturan kepentingan tersebut.

16
2. Pengertian Audit

Pengertian audit menurut Arens, et al. (2008 : 4) adalah sebagai berikut:

Auditing is accumulation and evaluation of evidence about


information to determine and report on the degree of
correspondence between the information and established criteria.
Auditing should be done by a competent, independent person

Pengertian audit menurut Mulyadi (2002 : 9) dalam Tjun, dkk.

(2012) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan

tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai

yang berkepentingan.

Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa audit harus dilakukan

oleh orang yang independen dan kompeten. Auditor harus memiliki

kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten

untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna

mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu. Auditor

juga harus memiliki sikap mental independen. Kompetensi orang-orang

yang melaksanakan audit akan tidak ada nilainya jika mereka tidak

independen dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti (Arens, et al.

2008 : 5).

17
3. Standar Audit

Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia

mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya,

laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan

prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya (IAI,

2001:110.1).

Arens, et al. (2008 : 42) menyatakan bahwa standar auditing

merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi

tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan

historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas

professional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan,

dan bukti.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia adalah sebagai berikut (IAI, 2001: 150.1) :

a. Standar Umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

18
b. Standar Pekerjaan Lapangan

1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika

digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan

lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi

sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan

telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia.

2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan

dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode

sebelumnya.

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan

auditor.

19
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat

secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang

jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada,

dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

4. Kompetensi

Tjun, dkk. (2012) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian

yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit

secara objektif. Definisi tersebut dikembangkan kembali oleh Pertiwi,

dkk. (2013) yang menyatakan kompetensi auditor adalah auditor yang

dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat

melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Oleh karena itu

pada penelitian ini variabel kompetensi akan diproksikan dengan 2 sub

variabel yaitu pengalaman dan pengetahuan.

a. Pengetahuan

Tjun, dkk. (2012), Ilmiyati dan Suhardjo (2012) serta Sari (2012)

menyatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh signifikan

terhadap kualitas audit. Adapun SPAP 2001 tentang standar umum,

menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki

keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Pengetahuan diukur

20
dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan

demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan

(pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat

mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu

auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang

semakin kompleks (Rosalina, 2014).

Tjun, dkk. (2012) menemukan bahwa pengetahuan akan

mempengaruhi keahlian audit yang pada gilirannya akan

menentukan kualitas audit. Adapun secara umum ada 5 pengetahuan

yang harus dimiliki oleh seorang auditor (Kusharyanti, 2003), yaitu :

(1) Pengetahuan pengauditan umum, (2) Pengetahuan area

fungsional, (3) Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang paling

baru, (4) Pengetahuan mengenai industri khusus, (5) Pengetahuan

mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah. Pengetahuan

pengauditan umum seperti risiko audit, prosedur audit, dan lain-lain

kebanyakan diperoleh diperguruan tinggi, sebagian dari pelatihan

dan pengalaman. Demikian juga dengan isu akuntansi, auditor bisa

mendapatkannya dari pelatihan profesional yang diselenggarakan

secara berkelanjutan. Pengetahuan mengenai industri khusus dan

hal-hal umum kebanyakan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.

Berdasarkan Rosalina (2014) terdapat 2 (dua) pandangan mengenai

keahlian. Pertama, pandangan perilaku terhadap keahlian yang

didasarkan pada paradigma einhorn. Pandangan ini bertujuan untuk

21
menggunakan lebih banyak kriteria objektif dalam mendefinisikan

seorang ahli. Kedua, pandangan kognitif yang menjelaskan keahlian

dari sudut pandang pengetahuan. Pengetahuan diperoleh melalui

pengalaman langsung (pertimbangan yang dibuat di masa lalu dan

umpan balik terhadap kinerja) dan pengalaman tidak langsung

(pendidikan).

b. Pengalaman

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian

tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi

banyak faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah

pengalaman. Menurut Putri (2013) yang berpengalaman memiliki

keunggulan dalam hal : (1) Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami

kesalahan secara akurat, (3) Mencari penyebab kesalahan.

Eko (2012) dan Herawaty (2012) memberikan bukti empiris bahwa

seseorang yang berpengalaman dalam suatu bidang subtantif

memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya. Sena

dengan penelitian Hanifah (2013) yang menunjukkan bahwa

semakin banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaannya

semakin akurat dan lebih banyak mempunyai memori tentang

struktur kategori yang rumit. Rosalina (2014) menemukan bahwa

auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih

baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk

akal atas kesalahan - kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat

22
mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan

struktur dari sistem akuntansi yang mendasari.

Hasil penelitian Tjun, dkk. (2012) menghasilkan temuan bahwa

pengalaman auditor berhubungan positif dengan kualitas audit.

Herawaty (2012) dan Hanifah (2013) memperkuat penelitian tersebut

dengan sampel yang berbeda yang menghasilkan temuan bahwa

semakin berpengalamannya auditor maka semakin tinggi tingkat

kesuksesan dalam melaksanakan audit.

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001)

menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih

yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor,

sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001)

menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan

laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya

dengan cermat dan seksama (due professional care). Auditor harus

memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus

kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan

dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa

bukti itu (Arens, et al. 2008 : 5).

Adapun kompetensi menurut De Angelo (1981) dalam Rosalina

(2014) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang

auditor individual, audit tim dan Kantor AkuntanPublik (KAP). Masing-

masing sudut pandang akan dibahas lebih mendetail berikut ini :

23
1) Kompetensi Auditor Individual

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara

lain pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan,

auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan

pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien.

Selain itu diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit. Seperti

yang dikemukakan oleh Hanifah (2013) dan Rosalina (2014) bahwa

auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik

atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik.

2) Kompetensi Audit Tim

Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika

pekerjaan menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan

semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari

auditor yunior, auditor senior, manajer dan partner. Tim audit ini

dipandang sebagai faktor yang lebih menentukan kualitas audit (Tjun,

dkk. 2012).

Kerjasama yang baik antar anggota tim, profesionalime, persistensi,

skeptisisme, proses kendali mutu yang kuat, pengalaman dengan klien,

dan pengalaman industri yang baik akan menghasilkan tim audit yang

berkualitas tinggi. Selain itu, adanya perhatian dari partner dan manajer

pada penugasan ditemukan memiliki kaitan dengan kualitas audit

(Rosalina, 2014).

24
3) Kompetensi dari Sudut Pandang KAP

Besaran KAP menurut Deis & Giroux (1992) dalam Tjun, dkk.

(2012) diukur dari jumlah klien dan persentase dari audit fee dalam usaha

mempertahankan kliennya untuk tidak berpindah pada KAP yang lain.

Berbagai penelitian (misal De Angelo 1981, Davidson dan Neu 1993,

Dye 1993, Becker et.al. 1998, Lennox 1999) dalam Tjun, dkk. (2012)

menemukan hubungan positif antara besaran KAP dan kualitas audit.

KAP yang besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi karena

ada insentif untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang besar

sudah mempunyai jaringan klien yang luas dan banyak sehingga mereka

tidak tergantung atau tidak takut kehilangan klien (De Angelo,1981)

dalam (Rosalina, 2014). Selain itu KAP yang besar biasanya mempunyai

sumber daya yang lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor

mereka, membiayai auditor ke berbagai pendidikan profesi berkelanjutan,

dan melakukan pengujian audit daripada KAP kecil.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kompetensi dapat dilihat

melalui berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan

digunakan kompetensi dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan

auditor adalah subyek yang melakukan audit secara langsung dan

berhubungan langsung dalam proses audit sehingga diperlukan

kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Dan

berdasarkan konstruk yang dikemukakan oleh De Angelo (1981) dalam

25
Rosalina (2014), kompetensi diproksikan dalam dua hal yaitu

pengetahuan dan pengalaman.

5. Independensi

Independensi menurut Arens, et al. (2008 : 111) dapat diartikan

mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus

independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan.

Independensi dalam fakta (independence in fact) ada bila auditor benar-

benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit,

sedangkan independensi dalam penampilan (independent in appearance)

adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini.

Independensi menurut Mulyadi (2010 : 26-27) dalam Rosalina

(2014) dapat diartikan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak

memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya. Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan

dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang

seringkali mengganggu sikap mental independen auditor adalah sebagai

berikut (Mulyadi, 2002 : 27) dalam Rosalina (2014) :

a) Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen,

auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut.

26
b) Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan

untuk memuaskan keinginan kliennya.

c) Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat

menyebabkan lepasnya klien.

Standar umum audit yang kedua menyatakan bahwa Dalam semua hal

yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental

harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengharuskan auditor

bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia

melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (IAI, 2001:220.1).

Berkaitan dengan hal itu terdapat 4 hal yang mengganggu independensi

akuntan publik, yaitu : (1) Akuntan publik memiliki mutual atau

conflicting interest dengan klien, (2) Mengaudit pekerjaan akuntan publik

itu sendiri, (3) Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien

dan (4) Bertindak sebagai penasihat (advocate) dari klien. Akuntan

publik akan terganggu independensinya jika memiliki hubungan bisnis,

keuangan dan manajemen atau karyawan dengan kliennya (Tjun, dkk.

2012). Penelitian mengenai independensi sudah cukup banyak dilakukan

baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Chu (2013) meneliti 4 faktor

yang mempengaruhi independensi akuntan publik, yaitu : (1) fee audit,

(2) opini audit, (3) lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan

klien, (4) kemungkinan going concern. Sedangkan penelitian Carolina

(2013) mengukur independensi dengan 3 dimensi yaitu tekanan dari

client, peer review dan jasa non audit. Tjun, dkk. (2012) independensi

27
diukur melalui lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah

dari rekan auditor dan pemberian jasa non audit. Pada penelitian ini

peneliti mengukur independensi dengan 4 dimensi, diantaranya:

a. Lama Hubungan Dengan Klien (Audit Tenure)

Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan

klien sudah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan

No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik. Keputusan

menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun

untuk klien yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan Publik

(KAP) boleh sampai 5 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar

auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah

terjadinya skandal akuntansi (Tjun, dkk. 2012).

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang

bertentangan mengenai lamanya hubungan dengan klien. Penelitian

yang dilakukan oleh Carolina (2013) dan Febriyanti (2014)

menghasilkan temuan bahwa kualitas audit meningkat dengan

semakin lamanya audit tenure. Temuan ini menarik karena ternyata

mendukung pendapat yang menyatakan bahwa pertimbangan auditor

akan lebih baik seiring dengan masa kerja yang lebih lama karena

asimetri informasi antara auditor dan klien berkurang.

Sedangkan hasil penelitian Tjun, dkk. (2012) menunjukkan hasil

bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit.

28
b. Tekanan dari klien

Dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik

kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen mungkin

ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil yakni

tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk

menciptakan penghargaan. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak

jarang manajemen perusahaan melakukan tekanan kepada auditor

sehingga laporan keuangan auditan yang dihasilkan itu sesuai

dengan keinginan klien (Febriyanti, 2014).

Tjun, dkk. (2012) berpendapat bahwa usaha untuk mempengaruhi

auditor melakukan tindakan yang melanggar standar profesi

kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik ada kekuatan

yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya. Klien dapat

dengan mudah mengganti auditor KAP jika auditor tersebut tidak

bersedia memenuhi keinginannya. Sementara auditor membutuhkan

fee untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah dan

murah bagi klien untuk mengganti auditornya dibandingkan bagi

auditor untuk mendapatkan sumber fee tambahan atau alternatif

sumber fee lain.

Pada situasi ini, auditor mengalami dilema. Pada satu sisi, jika

auditor mengikuti keinginan klien maka ia melanggar standar

profesi. Tetapi jika auditor tidak mengikuti klien maka klien dapat

menghentikan penugasan atau mengganti KAP auditornya. Selain

29
itu, persaingan antar kantor akuntan (KAP) semakin besar. KAP

semakin bertambah banyak, sedangkan pertumbuhan perusahaan

tidak sebanding dengan pertumbuhan KAP. Terlebih lagi banyak

perusahaan yang melakukan merjer atau akuisisi dan akibat krisis

ekonomi di Indonesia banyak perusahan yang mengalami

kebangkrutan, sehingga KAP akan lebih sulit untuk mendapatkan

klien baru sehingga KAP enggan melepas klien yang sudah ada

(Febriyanti, 2014).

Berdasarkan uraian di atas, maka auditor memiliki posisi yang

strategis baik di mata manajemen maupun dimata pemakai laporan

keuangan. Selain itu pemakai laporan keuangan menaruh

kepercayaan yang besar terhadap hasil pekerjaan auditor dalam

mengaudit laporan keuangan. Untuk dapat memenuhi kualitas audit

yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai

pemeriksa harus berpedoman pada kode etik, standar profesi dan

standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.

Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektivitas

dalam menjalankan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa

pretensi sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan

atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan

pribadinya (Tjun, dkk. 2012).

30
c. Telaah dari rekan auditor

Menurut Arens, et al. (2012) dalam Rosalina (2014) peer review

adalah review (penelaahan) yang dilakukan akuntan publik terhadap

ketaatan kantor akuntan publik (KAP) pada sistem pengendalian

mutu. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan

apakah KAP yang ditelaah telah mengembangkan prosedur dan

kebijakan yang cukup atas ke-5 elemen pengendalian mutu dan

menerapkannya dalam praktik.

Lima unsur pengendalian mutu seperti (1) Independensi, integritas,

dan objektivitas; (2) Manajemen kepegawaian; (3) Penerimaan dan

kelanjutan klien serta penugasan; (4) Kinerja penugasan konsultasi;

(5) Pemantauan prosedur. Agoes (2008) menjelaskan peer review

adalah suatu penelaahan yang dilakukan terhadap kantor akuntan

publik untuk menilai apakah KAP tersebut telah mengembangkan

secara memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu sebagai

mana disyaratkan dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 20

yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Untuk menjaga kualitas audit yang dilakukan auditor, telaah dari

rekan seprofesi yang menjadi sumber penilaian obyektif sangatlah

penting karena telaah dari rekan auditor dapat menjaga auditor untuk

tetap menghasilkan kualitas audit yang baik. Rosalina (2014)

menyatakan bahwa telaah dari rekan auditor dapat meningkatkan

31
pelaksanaan pengendalian kualitas yang dilakukan kantor akuntan

untuk menjaga kinerjanya.

d. Jasa non audit

Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan

juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan

perpajakan serta jasa akuntansi seperti jasa penyusunan laporan

keuangan (Rosalina, 2014). Adanya dua jenis jasa yang diberikan

oleh suatu KAP menjadikan independensi auditor terhadap kliennya

dipertanyakan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas audit

(Tjun, dkk. 2012).

Pemberian jasa selain jasa audit berarti auditor telah terlibat

dalam aktivitas manajemen klien. Jika pada saat dilakukan pengujian

laporan keuangan klien ditemukan kesalahan yang terkait dengan

jasa yang diberikan auditor tersebut. Kemudian auditor tidak mau

reputasinya buruk karena dianggap memberikan alternatif yang tidak

baik bagi kliennya. Maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas audit

dari auditor tersebut (Febriyanti, 2014).

6. Due Professional Care

Menurut PSA No. 4 SPAP (2001) dalam Aulia (2013), due

professional care adalah kecermatan dan keseksamaan yang menuntut

auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap

auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu

32
mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut,

serta berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam melakukan

pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung

jawab. Singgih dan Bawono (2010) dalam Putri (2013) mendefinisikan

due professional care sebagai kecermatan dan keseksamaan dalam

penggunaan kemahiran profesional yang menuntut auditor untuk

melaksanakan skeptisme profesional. Seorang auditor harus memiliki

tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki oleh auditor pada dan harus

menggunakan keterampilan tersebut dengan kecermatan dan

keseksamaan yang wajar.

Untuk itu auditor dituntut untuk memiliki keyakinan yang memadai

dalam mengevaluasi bukti audit. Menurut Singgih dan Bawono (2010)

sikap due professional care dapat dipengaruhi oleh 2 aspek yaitu aspek

struktural dan aspek sikap. Aspek struktural merupakan bagian dari

pelatihan-pelatihan, asosiasi profesional, dan kode etik profesi.

Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan sikap yang menyeimbangkan

antara sikap curiga dan sikap percaya serta pembentukan jiwa

profesionalisme auditor.

Febriyanti (2014) menyatakan bahwa IAI atau IIA melihat ada lima

indikator yang digunakan untuk mengukur due professional care antara

lain yaitu:

a) Menggunakan kecermatan dan keterampilan dalam bekerja

b) Memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab

33
c) Kompeten dan berhati-hati dalam melaksankan tugas

d) Adanya kemungkinan terjadi kesalahan, ketidakteraturan dan

ketidakpatuhan

e) Waspada terhadap resiko yang signifikan yang dapat

mempengaruhi objektifitas

7. Kualitas Audit

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (IAI,

2011) audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor dapat dikatakan

berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing yang berlaku

umum (generally accepted auditing standards = GAAS) dan standar

pengendalian mutu. Standar auditing tersebut dijadikan acuan auditor

dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam melaksanakan

audit atas laporan keuangan. (Rosalina, 2014). Kualitas audit merupakan

hal penting harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses

pengauditan.

De Angelo (1981) dalam Febriyanti (2014) mendefinisikan kualitas

audit adalah segala kemungkinan dimana seorang auditor menemukan

dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem

akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang

besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar

dibandingkan dengan KAP yang kecil.

34
Pengertian diatas sejalan dengan pengertian kualitas audit oleh

Octavia (2015) dimana kualitas audit merupakan probabilitas seseorang

auditor atau akuntan pemeriksa menemukan penyelewengan dalam

sistem akuntansi suatu unit atau lembaga, kemudian melaporkannya

dalam laporan audit. Arens, et al. (2011:71) dalam Febriyanti (2014)

menyatakan ada lima prinsip yang harus diterapkan oleh auditor yaitu:

1. Integritas

Para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik

secara adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional

mereka.

2. Objektivitas

Para auditor harus tidak berkompromi dalam memberikan

pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik

kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak

semestinya.

3. Kompetensi profesional dan kecermatan

Auditor harus menjaga pengetahuan dan keterampilan profesional

mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun dalam

menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka ketika

memberikan jasa profesional.

4. Kerahasiaan

Para auditor harus menjaga kerahasian informasi yang diperoleh

selama tugas profesional maupun hubungan dengan klien.

35
5. Perilaku Profesional

Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan

mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian.

AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Tjun, dkk.

(2012) menyatakan bahwa Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu

kompetensi (keahlian) dan independensi. Sedangkan hasil penelitian

Herawaty (2012) menyatakan bahwa Kualitas audit ditentukan oleh 4

hal yaitu pengalaman, independensi, due professional care dan

akuntanbilitas. Keempat hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas audit ditentukan oleh tiga hal yaitu kompetensi, independensi

dan due professional care (Rosalina 2014). Kompetensi berkaitan

dengan pengetahuan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan

publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Sedangkan independensi

merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan

publik. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi,

tidak memihak kepentingan siapapun serta jujur kepada semua pihak

yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Rosalina,

2014).

Sementara due professional care berkaitan dengan skeptisme

profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti

audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap

36
bukti audit tersebut, serta berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam

melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan

tanggung jawab (Febriyanti, 2014). Berdasarkan hal tersebut maka

dalam penelitian ini akan meneliti pengaruh kompetensi, independensi

auditor, dan due professional care terhadap kualitas audit.

Dimana kompetensi diproksikan pada 2 (dua) sub variabel yaitu

pengetahuan dan pengalaman, kemudian independensi diproksikan

dalam 4 (empat) sub variabel yakni lama hubungan dengan klien,

tekanan dari klien, telaah dari rekan audit dan jasa non audit. Due

professional care diukur dengan melihat 2 aspek yang

mempengaruhinya yaitu aspek struktural dan aspek sikap.

B. Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan

dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.

37
Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Metode Penelitian


No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan

1. Amalia Dewi Pengaruh - Variabel dependen - Variabel due professional Hasil penelitian menunjukkan
Rosalina (2014) Kompetensi dan yang digunakan care. adanya pengaruh antara
Independensi sama. - Populasi penelitian yang kompetensi dan independensi
Auditor terhadap - Metode analisis digunakan adalah KAP auditor terhadap kualitas audit.
Kualitas Audit regresi berganda. yang berada di Bandung.
- Jenis penelitian
kuantitatif.
- Sumber data
kuesioner.
2. Fransiska dan Pengaruh - Sumber data - Analisis data yang Hasil dalam penelitian ini
Betri (2014) Independensi, kuesioner. digunakan adalah menunjukkan bahwa hanya
Pengalaman Kerja, - Variabel kuantitatif dan kualitatif. variabel etika auditor yang
Kompetensi, dan - Teknik analisis yang berpengaruh signifikan terhadap
independensi dan
Etika Auditor digunakan dalam kualitas audit. Sedangkan
terhadap Kualitas kompetensi. penelitian ini adalah variabel lainnya seperti
Audit. analisis statistik yakni uji independensi, pengalaman kerja,
T dan uji F dengan dan kompetensi secara parsial
program SPSS 17.0. tidak berpengaruh signifikan
- Variabel etika auditor. terhadap kualitas audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya

38
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti Metode Penelitian


No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan

3. Syamsudin, dkk. The Influences Of - Sumber data - Analisis data yang Hasil penelitian menunjukkan
(2014) Ethics, Independence, kuesioner. digunakan adalah bahwa ada terdapat pengaruh
And Competence On - Variabel Structural Equation yang signifikan antara etika
The Quality Of An Audit kompetensi dan Modeling (SEM). auditor, independensi dan
Through The Influence independensi. - Objek penelitiannya kompetensi terhadap kualitas
Of Profesional - Jenis penelitian adalah BPK Sulawesi audit dengan profesional
Skepticism In Bpk Of kuantitatif. Selatan, Sulawesi Tengah, skeptisme sebagai variabel
South Sulawesi, Central dan Sulawesi Barat. moderasi.
Sulawesi And West - Adanya variabel moderasi.
Sulawesi
4. Pratiwi, dkk. Pengaruh Independensi - Variabel - Analisis data yang Hasil uji PLS pada path
(2013) dan Kompetensi Auditor kompetensi dan digunakan adalah Uji coefficients menunjukkan
pada Kualitas Audit independensi. Partial Least Square ( independensi berpengaruh pada
dengan Due - Sumber data PLS). kualitas audit melalui due
Professional Care kuesioner. - Populasi dalam penelitian professional care.
sebagai variabel ini adalah seluruh auditor
intervening di (KAP) se- di KAP se-Provinsi Bali.
Provinsi Bali
Bersambung ke halaman selanjutnya

39
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti Metode Penelitian


No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan

5. Hanifah (2013) The Influence of - Sumber data - Populasi penelitian adalah Hasil penelitian menunjukkan
Audit Fee, kuesioner. auditor BPK di Jawa bahwa fee audit, komitemen
Professional - Variabel Barat. profesional dan kompetensi
Commitment and kompetensi. - Variabel fee audit dan auditor berpengaruh signifikan
Auditors - Jenis penelitian komitmen profesional. terhadap kualitas audit.
Competency to Audit kuantitatif. - Metode analisis data
Quality menggunakan Path
Analysis.
6. Samuel dan The Impact of - Variabel due - Populasi penelitian adalah Hasil penelitian menunjukkan
Hafiah (2013) Objectivity, professional care. auditor internal di objektivitas, profisiensi, dan due
Proficiency and due - Sumber data Inspektorat Jakarta professional care berpengaruh
Professional Care of kuesioner - Jenis penelitian ini adalah secara signifikan terhadap
Auditors to Quality - Analisis data causal explanatory. kualitas audit.
of Performance menggunakan
Audit Results: Survey regresi berganda
on Audit Teams of
Jakarta Provincial
Inspectorate
Bersambung ke halaman selanjutnya

40
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti Metode Penelitian


No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan

7. Tjun, dkk. (2012) Pengaruh - Variabel dependen - Variabel due professional Hasil penelitian menunjukkan
Kompetensi dan yang digunakan care. adanya pengaruh siginifikan
Independensi sama. - Populasi penelitian adalah antara kompetensi auditor
Auditor terhadap - Metode auditor KAP di Jakarta dengan kualitas audit, sedangkan
Kualitas Audit pengumpulan data Pusat. variabel independensi auditor
melalui kuesioner. tidak memiliki pengaruh yang
- Jenis penelitian signifikan terhadap kualitas
kuantitatif. audit.
8. Herawaty, dkk. Pengaruh - Variabel - Variabel dependen yang Hasil penelitian menunjukkan
(2012) Independensi, independensi, dan berbeda adalah bahwa independensi,
Pengalaman, Due due professional akuntabilitas. pengalaman, dan akuntanbilitas
Professional Care care. - Populasi penelitian adalah mempengaruhi kualitas audit
dan Akuntabilitas - Metode auditor di KAP Jambi dan secara berkelanjutan. Sedangkan
terhadap Kualitas pengumpulan data Palembang. due professional care tidak
Audit melalui kuesioner. berpengaruh terhadap kualitas
- Jenis penelitian audit.
kuantitatif.

Bersambung ke halaman selanjutnya

41
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Peneliti Metode Penelitian


No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan

9. Kharismatuti Pengaruh - Variabel - Populasi penelitian adalah Hasil penelitian menunjukkan


(2012) Kompetensi dan dependen yang Internal Auditor BPKP bahwa kompetensi berpengaruh
Independensi digunakan sama. DKI Jakarta. positif terhadap kualitas audit.
Auditor terhadap - Metode - Metode Analisis Data Ini berarti bahwa kompetensi
Kualitas Audit pengambilan data menggunakan Moderated berpengaruh terhadap kualitas
dengan Etika menggunakan Regression Analysis audit internal.
Auditor sebagai data primer yaitu (MRA).
Variabel moderasi kuesioner.
10. Eko Suyono Determinant Factors - Sumber data - Populasi penelitian adalah Hasil penelitian menunjukkan
(2012) Affecting The Audit kuesioner. auditor di KAP yang bahwa independensi,
Quality : An - Metode analisis berada di Jawa Tengah pengalaman, dan akuntanbilitas
Indonesian data regresi linear dan Jogjakarta. secara simultan berpengaruh
Perspective berganda. - Variabel akuntabilitas. siginifikan terhadap kualitas
- Variabel audit. Sedangkan secara parsial
independensi. independensi dan akuntanbilitas
- Jenis penelitian tidak berpengaruh signifikan
kuantitatif. terhadap kualitas audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya

42
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran

Kasus kecurangan yang Timbul pertanyaan tentang


terjadi di berbagai negara kualitas audit yang
dan Indonesia dihasilkan oleh akuntan
publik

Basis Teori:
Agency Theory

Variabel Independen Variabel Dependen

Kompetensi Auditor

Kualitas
Independensi Auditor Audit

Due Professional Care

Metode Analisis:
Regresi Berganda

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan & Saran 43


D. Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen

dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Kompetensi adalah auditor dengan pengetahuan dan pengalamannya yang

cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan

seksama. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) di

mana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat

menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan

melaporkannya dalam laporan keuangan klien, di-mana dalam

melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing

dan kode etik akuntan publik yang relevan (Deis dan Giroux, 1992) dalam

(Tjun, dkk. 2012).

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan

mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah

dalam mengikuti perkembangan peraturan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin

tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. Kompetensi yang dibutuhkan

dalam melakukan audit yaitu pengetahuan dan kemampuan. Auditor harus

memiliki pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit kemudian

auditor harus memiliki kemampuan untuk bekerja sam dalam tim serta

44
kemampuan dalam menganalisis permasalahan. Alim, dkk. (2007) dan

Rosalina (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi kompetensi auditor akan

semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk. (2012) dan

Rosalina (2014) maka diduga bahwa kompetensi auditor berpengaruh

terhadap kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1: Kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit

2. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Independensi sering juga disebut sebagai sikap mental yang bebas dari

pengaruh, tidak dikendalikan dan tidak tergantung pada pihak lain.

Independensi auditor adalah salah satu faktor terpenting yang sangat

mendukung terhadap hasil audit yang berkualitas (Febriyanti, 2014). Sikap

independensi yang tinggi akan menghasilkan laporan audit yang berkualitas

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sebaliknya jika auditor tidak memiliki sikap independensi atau kejujuran

dalam memeriksa dan mempertimbangkan hasil laporan audit maka akan

berdampak pada kualitas audit itu sendiri. Febriyanti (2014) menyatakan

bahwa independensi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang dilaporkan oleh auditor

kepada klien. Penelitian ini juga di dukung oleh Octavia (2015) yang

melakukan pengujian independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

45
Hasil pengujian menunjukkan bahwa independensi mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Sikap independensi harus dimiliki oleh

setiap auditor dalam melakukan pekerjaannya, karena independensi telah

menjadi syarat yang mutlak yang harus dimiliki oleh auditor. Auditor yang

menjunjung tinggi independesinya maka akan menghasilkan laporan audit

yang lebih baik. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H2: Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit

3. Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit

Due Professional Care adalah sikap mutlak yang lain yang harus dimiliki

oleh seorang auditor. Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu

skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai. Hasil penelitian Kopp,

Morley, dan Rennie dalam Singgih dan Bawono (2010 : 10) membuktikan

bahwa masyarakat mempercayai laporan keuangan jika auditor telah

menggunakan sikap skeptis profesionalnya (professional skepticism) dalam

proses pelaksanaan audit.

Sikap skeptis profesional adalah suatu sikap yang mengharuskan auditor

untuk berpikir kritis terhadap bukti audit yang ada dengan selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut,

berhati-hati dalam tugas, serta tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan

dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. Louwers, et

al. (2008) mengungkapkan auditor yang kurang menggunakan sikap skeptis

46
atau due professional care cenderung kurang gagal dalam mengungkapkan

fraud dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Penggunaan due

professional care dengan seksama dan cermat akan memberikan keyakinan

yang memadaipada auditor untuk memberikan opini bahwa laporan

keuangan terbebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh

kecuranga ataupun kekeliruan.Semakin baik penggunaan due professional

care auditor memungkinkan hasil audit yang lebih baik. Berdasarkan

penjelasan di atas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Due Professional Care berpengaruh positif terhadap kualitas audit

47
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan sifat dan jenis penelitian, penelitian ini termasuk ke

dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa

membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain

(Sugiyono, 2012:10). Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian ini

menggunakan jenis data primer yaitu data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Obyek

yang diteliti dalam penelitian ini adalah Akuntan Publik (KAP) yang

terdaftar pada Direktori Institusi Akuntan Publik (IAPI) 2014 di wilayah

DKI Jakarta dan Tangerang. Penelitian ini membatasi pada permasalahan

pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Due Professional Care

terhadap Kualitas Audit.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja

pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta dan

wilayah Tangerang. Jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI

48
Jakarta sebanyak 236 kantor sedangkan Kantor Akuntan Publik (KAP)

di Tangerang sebanyak 12 kantor (IAPI, 2014).

2. Teknik Sampling

Penelitian ini dibatasi pada populasi auditor pada Kantor Akuntan

Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta sebanyak 13 KAP dan

Tangerang sebanyak 3 KAP. Sedangkan jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 110 responden dari 13 KAP

di wilayah DKI Jakarta dan 3 KAP di wilayah Tangerang. Metode

yang digunakan dalam penentuan sampel adalah dengan

menggunakan metode convenience sampling. Seperti namanya,

pengambilan sampel yang mudah (convenience sampling) merupakan

pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang

hati bersedia memberikannya (Sekaran, 2006: 136). Berdasarkan

uraian diatas, penelitian ini menggunakan metode convenience

sampling karena lebih efisien dengan akses yang terjangkau oleh

peneliti.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam

penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian

lapangan atau survey. Penelitian lapangan (field research) adalah data

utama penelitian ini. Peneliti memperoleh data langsung dari pihak

pertama yaitu data primer (Sugiyono, 2012: 3)

49
Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah para

auditor yang bekerja di 13 KAP wilayah DKI Jakarta dan 3 KAP wilayah

Tangerang, dan dilakukan dengan penyebaran kuesioner mengenai

pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Due Professional Care

terhadap Kualitas Audit. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan

pernyataan terstruktur yang alternatif jawabannya telah tersedia.

Responden diminta menjawab pernyataan tersebut dalam bentuk skala

interval yang mengukur sikap responden terhadap pernyataan-pernyataan

yang disajikan, yang terbagi menjadi:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu-ragu (R)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan

dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan

kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi berganda dengan bantuan Statistical Package for Social

Sciences (SPSS) versi 20. Untuk menjaga validitas dan reliabilitas butir -

50
butir pertanyaan yang ada pada kuesioner dilakukan uji validitas dan

reabilitas terhadap Kualitas Audit.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali 2013: 19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2013: 47). Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbach

Alpha dengan nilai sebesar 0,07. Apabila Cronbach Alpha dari suatu

variabel 0,7 maka butir pertanyaan dalam instrument penelitian

tersebut adalah reliabel atau dapat diandalkan, dan sebaliknya jika

nilai Cronbach Alpha 0 7 maka butir pertanyaan tersebut tidak

reliabel (Ghozali, 2009 dalam Aulia, 2013).

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

51
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52). Pengujian validitas dalam

penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari

pertanyaanpertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat

memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji

apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari

terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak pada semua data dapat

diterapkan regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji

multikolenieritas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013: 160) uji normalitas bertujuan untuk

melihat apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan

variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Regresi

yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak tersedia

banyak sekali alat bantu dan yang digunakan peneliti adalah teknik

Kolmogorov Smirnov.

Konsep dasar uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah

dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji

normalitasnya) dengan teknik data yang telah ditransformasikan ke

dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji

52
Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji

normalitasnya dengan data normal baku. Jika signifikansi di bawah

0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi

di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan, artinya

berarti data yang diuji normal karena tidak berbeda dengan normal

baku (Hidayat, 2012).

b. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2013: 105) uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya

antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari

Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran

ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah:

1) Jika nilai Tolerance >10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi.

53
2) Jika nilai Tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat

disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi.

c. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139) uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan

lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika dari satu

pengamatan dengan pengamatan lain berbeda maka terjadi

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang

Homoskedastisitas atau tidak tejadi Heteroskesdatisitas.

Kebanyakan data cross section mengandung situasi

heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Ada beberapa

cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,

namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji glejser yang

dinilai lebih mudah digunakan.

Uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual

terhadap variabel independen (Gurajati, 2003 dalam Ghozali, 2013:

142). Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

Heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari tingkat kepercayaan

54
sebesar 5%, jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat

kepercayaan 5% maka model regresi tidak mengandung

Heteroskedastisitas dan sebaliknya.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui

keeratan hubungan yang ada diantara kedua variabel. metode regresi

linear ini juga dapat digunakan untuk peramalan dengan menggunakan

data berkala (time series). Berdasarkan hubungan antara variabel

kompetensi (X1), independensi (X2), due professional care (X3) dan

kualitas audit (Y), maka akan digunakan model analisa regresi linear

sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

keterangan :

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

Y = kualitas audit

X1 = kompetensi

X2 = independensi

X3 = due professional care

e = standar error

Dari perhitungan dengan SPSS 20.0 akan diperoleh keterangan

atau hasil tentang koefisien determinasi, Uji F, Uji t untuk menjawab

55
perumusan masalah penelitian. berikut ini keterangan yang berkenaan

dengan hal tersebut diatas, yakni :

1) Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.

Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi

(a) sebesar 5 persen atau 0.05. Kriteria penerimaan atau

penolakan hipotesis akan didasarkan pada nilai probabilitas

signifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka

hipotesis diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan

untuk memprediksi variabel independen.

Jika nilai probabilitas signifikansi > 0.05, maka hipotesis

ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak dapat digunakan

untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013: 98).

2) Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2013: 98). Variabel independen secara individu

dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen apabila nilai p value (sig) lebih kecil dari tingkat

56
signifikansi (). Tingkat signifikansi yang diterapkan dalam

penelitian ini adalah = 5%. Hal ini berarti apabila nilai p value

(sig) lebih kecil dari 5% maka variabel independen secara

individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013: 98).

3) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0

(nol) dan 1 (satu) .Nilai R yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013:97).

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan yang disertai dengan operasional serta cara pengukurannya.

Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut adalah sebagai

berikut:

57
1. Kompetensi (X1)

Menurut Tjun, dkk. (2012) mendefinisikan kompetensi

sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan

untuk melakukan audit secara objektif. Definisi tersebut

dikembangkan kembali oleh Pertiwi, dkk. (2013) yang menyatakan

kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan

pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit

secara objektif, cermat dan seksama. Auditor yang berpendidikan

tinggi akan mempunyai banyak pengetahuan mengenai bidang

yang digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai masalah

secara lebih mendalam. Selain itu, dengan ilmu pengetahuan yang

cukup luas, auditor akan lebih mudah dalam mengikuti

perkembangan yang semakin kompleks. Dengan begitu auditor

akan dapat menghasilkan audit yang berkualitas tinggi. Sementara

lastanti (2005) dalam Febriyanti (2014) mengartikan kompetensi

sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.

Berdasarkan uraian di atas, kompetensi akan diproksikan dengan 2

sub variabel, yaitu pengetahuan dan pengalaman.

2. Independensi (X2)

Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang

auditor untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam

pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip

58
integritas dan objektivitas. Setiap akuntan harus memelihara

integritas dan objektivitas dalam tugas profesionalnya dan setiap

auditor harus independen dari semua kepentingan yang

bertentangan atau pengaruh yang tidak layak (Rosalina, 2014).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur,

tidak memihak, dan melaporkan temuan-temuan hanya

berdasarkan bukti yang ada. Independensi menurut Arens, et al.

(2008 : 111) berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias.

Pada penelitian ini independensi diproksikan dengan 4 sub

variabel yaitu lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien,

telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit.

3. Due Professional Care (X3)

Due professional care memiliki arti kemahiran profesional

yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (2001),

kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran

profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme

profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap

bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan

evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penggunaan kemahiran

profesional tersebut dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek

stuktural dan aspek sikap. Aspek struktural yang karakteristiknya

59
merupakan bagian dari pelatihan-pelatihan, asosiasi profesional,

dan kode etik profesi. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan

sikap yang menyeimbangkan antara sikap curiga dan sikap

percaya serta pembentukan jiwa profesionalisme auditor (Singgih

dan Bawono, 2010). Due Professional Care dalam penelitian ini

diproksikan dengan 2 sub variabel yaitu aspek struktural dan

aspek sikap (Singgih dan Bawono, 2010).

4. Kualitas Audit (Y)

Rosalina (2014: 30) membagi kualitas audit menjadi:

1) Deteksi Salah Saji

Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila

laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang

dampaknya secara individual atau keseluruhan cukup signifikan

sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan

secara wajar dalam semua hal yang material sesuai prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Salah saji dapat

terjadi akibat dari kekeliruan atau kecurangan.

2) Kesesuaian Dengan Standar Profesional Akuntan Publik

Dalam paragraf 1 SPAP SA seksi 161 dijelaskan bahwa

dalam penugasan audit, auditor bertanggung jawab untuk

mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan

Indonesia. Seksi 202 Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik

mengharuskan anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik

60
sebagai auditor mematuhi standar auditing jika berkaitan dengan

audit atas laporan keuangan.

3) Kepatuhan Terhadap Standar Operasional Perusahaan

Standar Operasional Perusahaan adalah penetapan tertulis

mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana, oleh siapa,

bagaimana cara melakukan, apa saja yang diperlukan, dan lain-

lain yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus

ditaati dan dilakukan.

Selain itu kualitas audit juga diukur dengan keahlian dan

kualitas personal rekan dan staff audit, menjauhkan sikap yang

dapat mendiskreditkan profesi akuntan publik dan memiliki

sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan.

Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian

disajikan secara ringkas dalam tabel 3.1 di bawah ini.

61
Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran


Variabel Sub Variabel Indikator dan Skala
Nomor Butir Pengukuran
Pertanyaan
1. Pengetahuan prinsip Skala Likert
akuntansi dan (Ordinal)
standar audit
2. Pengetahuan jenis
industri klien
Pengetahuan 3. Pengetahuan kondisi
perusahaan klien
4. Pendidikan formal
yang sudah ditempuh
5. Pelatihan dan
keahlian khusus
6. Keahlian khusus
membantu proses
Kompetensi (X1) audit
(Tjun, dkk. 2012) 7. Jumlah klien yang Skala Likert
sudah diaudit (Ordinal)
8. Jenis perusahaan
yang sudah diaudit
Pengalaman 9. Lama melakukan
audit
10. Level atau jabatan
mempengaruhi
proses audit
Independensi (X2) Lama hubungan dengan 11. Lama mengaudit Skala Likert
(Tjun, dkk. 2012) klien klien (Ordinal)
12. Independensi dalam
hubungan dengan
klien
Tekanan dari klien 13. Pemberian sanksi
auditor oleh klien
14. Besar fee audit yang
akan diberikan oleh
klien
15. Fasilitas dari klien
Bersambung pada halaman selanjutnya

62
Lanjutan halaman sebelumnya
Variabel Sub Variabel Indikator dan Skala
Nomor Butir Pengukuran
Pertanyaan
Telaah dari rekan 16. Manfaat telaah dari Skala Likert
auditor rekan auditor (Ordinal)
17. Konsekuensi
terhadap auditor
yang buruk
18. Pemberian jasa audit Skala Likert
& non audit kepada (Ordinal)
Independensi (X2) klien yang sama
19. Pemberian jasa non
(Tjun, dkk. 2012)
audit pada klien
Jasa non audit dapat merusak
independensi auditor
20. Pemberian jasa lain
dapat meningkatkan
informasi laporan
keuangan
Aspek Struktural 21. Keahlian untuk Skala Likert
melaksanakan tugas (Ordinal)
sesuai bidangnya
22. Profesi atau tugas
dengan menetapkan
standar baku untuk
profesinya
Due Professional Aspek Sikap 23. Sikap skeptis Skala Likert
Care (X3) 24. Profesional mampu (Ordinal)
membuat keputusan
(Singgih dan
tanpa tekanan dari
Bawono, 2010)
pihak lain
25. Seorang profesional
harus yakin terhadap
profesi yang
dijalankan
Bersambung pada halaman selanjutnya

63
Lanjutan halaman sebelumnya
Kualitas Audit (Y) 26. Keahlian dan kualitas Skala Likert
(Tjun, dkk. 2012) personal rekan dan (Ordinal)
staff audit.
27. Melaporkan semua
kesalahan klien
28. Pemahaman terhadap
SIA klien
29. Komitmen dalam
menyelesaikan audit
30. Tidak percaya begitu
saja pada pernyataan
klien
31. Menjauhkan sikap
yang dapat
mendiskreditkan
profesi akuntan publik
32. Sikap hati-hati dalam
pengambilan
keputusan
33. Kesesuaian dengan
SPAP

64
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 236 Kantor

Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta dan 12 Kantor Akuntan Publik

(KAP) di wilayah Tangerang. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan

sampel yaitu akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik

(KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta sebanyak 13 Kantor Akuntan

Publik (KAP) dan 3 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Tangerang

dengan kriteria baik KAP skala kecil maupun menengah yang terdaftar dalam

Directory Kantor Akuntan Publik 2014 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI). Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini

meliputi manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang

melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner penelitian

secara langsung seperti dengan cara mendatangi reponden serta tidak langsung

melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah DKI

Jakarta dan Tangerang. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan

mulai tanggal 7 April sampai 27 April 2015.

Adapun kuesioner yang disebar adalah sebanyak 110 buah kuesioner. Dari

keseluruhan kuesioner yang disebar jumlah yang kembali adalah sebanyak 100

65
kuesioner atau 91%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 10 buah atau 9%.

Kuesioner yang tidak kembali dikarenakan penyebaran yang waktunya kurang

tepat dimana para auditor sedang melakukan banyak pekerjaan akhir tahun

sehingga ada kuesioner yang hilang. Selain alasan tersebut mungkin ada

beberapa hal di luar pengetahuan peneliti. Gambaran mengenai data sampel

disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Persentase


1 Jumlah kuesioner yang disebar 110 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 10 9%
3 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 100 91%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel
4.2.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian

Kuesioner Kuesioner
No. Nama Kantor Akuntan Publik
Dikirim Dikembalikan
1 KAP Abu Bakar Usman & Rekan 3 3
2 KAP Drs. Bambang Mudjiono, Widiarto 8 7
3 KAP Darmawan & Hendang 8 7
KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang &
4 Ali 15 12
5 KAP Drs. Rasin, Ichwan & Rekan 3 3
6 KAP Handoko & Suparmun 7 5
7 KAP Junaedi, Chairul dan Subyakto 3 3
8 KAP Kosasih Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 8 8
9 KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan 7 6
10 KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 10 10
Bersambung pada halaman selanjutnya

66
Tabel 4.2 (Lanjutan)

Kuesioner Kuesioner
No. Nama Kantor Akuntan Publik
Dikirim Dikembalikan
11. KAP Noor Salim, Nursehan, Sinarhardja 8 8
12. KAP Purbalauddin & Rekan 4 3
13. KAP Rama Wendra 5 4
14. KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan 8 8
15. KAP Suganda Akna Suhri & Rekan 8 8
16. KAP Weddie Andriyanto & Muhaemin 5 5
Total 110 100

2. Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di

Jakarta dan Tangerang sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2014

yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berikut ini

adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, pengalaman kerja sebagai auditor, dan

jabatan.

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan

jenis kelamin.

Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 49 49.0 49.0 49.0
Perempuan 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

67
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 51 orang atau 51%

responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan sisanya sebanyak

49 orang atau 49% responden berjenis kelamin laki-laki.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
< 26 62 62,0 62,0 62,0
26 - 35 36 36,0 36,0 98,0
36 - 45 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada kantor akuntan

publik mayoritas berusia antara kurang dari 26 tahun sebesar 62% atau 62

orang, selanjutnya yaitu yang berusia 26-35 tahun sebesar 36% atau 36 orang,

dan sisanya sebesar 2% atau 2 orang yang berusia antara 36-45 tahun.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan

terakhir.

Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid D3 14 14.0 14.0 14.0
S1 83 83.0 83.0 97.0
S2 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

68
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas responden

berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 83 orang atau 83%.

Kemudian responden sebanyak 14 orang atau 14% adalah berpendidikan

terakhir Diploma III (D3), sedangkan sisanya 3 orang atau 3% berpendidikan

terakhir Strata Dua (S2).

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja.

Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid <1 tahun 32 32.0 32.0 32.0
1-3 tahun 50 50.0 50.0 82.0
>3 tahun 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden

sebanyak 50% atau 50 orang memiliki pengalaman bekerja sebagai auditor antara

1-3 tahun. Responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai auditor kurang

dari 1 tahun sebanyak 32 orang atau 32%. Selanjutnya responden yang telah

bekerja sebagai auditor >3 tahun sebanyak 18 orang atau 18%.

e. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir

Hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan terakhir disajikan pada Tabel

4.7 berikut ini.

69
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Manajer 1 1.0 1.0 1.0
Supervisor 7 7.0 7.0 8.0
Senior 36 36.0 36.0 44.0
Junior 56 56.0 56.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas

responden sebanyak 56 orang atau sekitar 56% menduduki jabatan sebagai auditor

junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 36

orang atau sekitar 36%. Sedangkan sisanya manajer dan supervisor masing-

masing sebanyak 1 orang dan 7 orang atau sekitar1% dan 7%.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas

data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang terdapat pada

mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar daripada standar

deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data adalah lebih baik.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi kompetensi,

independensi, due professional care dan kualitas audit akan diuji secara

statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam Tabel 4.8.

70
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
TKOA 100 36 50 44.94 4.568
TIA 100 34 56 43.57 4.755
TDPC 100 15 25 21.53 2.556
TKA 100 28 39 34.23 2.711
Valid N 100
(listwise)
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa jumlah responden (N) ada 100 orang. Dari

100 responden ini pada variabel kompetensi (TKOA) jawaban minimum

responden sebesar 36 dan maksimum 50, dengan rata-rata total jawaban 44,94

dan standar deviasi 4,568. Variabel kompetensi auditor (TKOA) memiliki nilai

yang berasal dari total skor indeks kompetensi auditor dari 2 dimensi yaitu,

pengetahuan dan pengalaman. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata

pengetahuan dan pengalaman yang auditor miliki dalam melakukan audit

secara objektif, cermat dan seksama sudah cukup memadai.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel

independensi (TIA) menunjukkan nilai minimum sebesar 34, nilai maksimum

sebesar 56 dengan rata-rata sebesar 43,57 dan standar deviasi sebesar 4,755.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata penerapan sikap

independensi atau sikap tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam

melakukan audit sudah cukup baik.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel

due professional care (TDPC) menunjukkan nilai minimum sebesar 15 dan

71
maksimum sebesar 25, dengan total rata-rata jawaban 21,53 dan standar deviasi

sebesar 2,556. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata auditor

telah melaksanakan sikap due professional care atau skeptisme profesional

yaitu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel

kualitas audit (TKA) menunjukkan nilai minimum sebesar 28 dan nilai

maksimum sebesar 39 dengan rata-rata sebesar 34,23 dan standar deviasi

sebesar 2,711. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kualitas audit

yang dihasilkan oleh auditor dapat mendeteksi kemungkinan adanya suatu

pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation,

pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah

0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut

menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, Kompetensi (KOA), Independensi (IA), Due Professional Care

(DPC) dan Kualitas Audit (KA) dengan 100 sampel responden.

72
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan
Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan
Pertanyaan Correlation Tailed)
1 .706** 0,000 Valid
2 .773** 0,000 Valid
**
3 .767 0,000 Valid
**
4 .769 0,000 Valid
**
5 .738 0,000 Valid
**
6 .797 0,000 Valid
**
7 .778 0,000 Valid
**
8 .792 0,000 Valid
**
9 .747 0,000 Valid
**
10 .703 0,000 Valid
**
11 .698 0,000 Valid
**
12 .780 0,000 Valid
**
13 .683 0,000 Valid
**
14 .708 0,000 Valid
**
15 .729 0,000 Valid
**
16 .741 0,000 Valid
**
17 .755 0,000 Valid
**
18 .708 0,000 Valid
**
19 .625 0,001 Valid
**
20 .324 0,000 Valid
**
21 .768 0,000 Valid
**
22 .773 0,000 Valid
**
23 .854 0,000 Valid
**
24 .804 0,000 Valid
**
25 .723 0,000 Valid
**
26 .650 0,000 Valid
**
27 .275 0,013 Valid
**
28 .576 0,000 Valid
**
29 .648 0,000 Valid
**
30 .755 0,000 Valid
**
31 .663 0,000 Valid
**
32 .671 0,000 Valid
**
33 .390 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

73
Tabel 4.9 menunjukkan hasil validitas seluruh butir pertanyaan memiliki nilai

signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti bahwa seluruh butir pertanyaan

mempunyai kriteria valid.

Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang

digunakan dalam penelitian ini:

1) Uji Validitas Kompetensi (KOA)

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Kompetensi
Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan
Pertanyaan Correlation Tailed)
1 .706** 0,000 Valid
**
2 .773 0,000 Valid
**
3 .767 0,000 Valid
**
4 .769 0,000 Valid
**
5 .738 0,000 Valid
**
6 .797 0,000 Valid
**
7 .778 0,000 Valid
**
8 .792 0,000 Valid
**
9 .747 0,000 Valid
**
10 .703 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.10 menunjukkan variabel kompetensi mempunyai kriteria valid untuk

semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

74
2) Uji Validitas Independensi (IA)

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Independensi
Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan
Pertanyaan Correlation Tailed)
11 .698** 0,000 Valid
**
12 .780 0,000 Valid
**
13 .683 0,000 Valid
**
14 .708 0,000 Valid
**
15 .729 0,000 Valid
**
16 .741 0,000 Valid
**
17 .755 0,000 Valid
**
18 .708 0,000 Valid
**
19 .625 0,001 Valid
**
20 .324 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.11 menunjukkan variabel independensi mempunyai kriteria valid untuk

semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

3) Uji Validitas Due Professional Care (DPC)

Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Due Professional Care
Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan
Pertanyaan Correlation Tailed)
**
21 .768 0,000 Valid
**
22 .773 0,000 Valid
**
23 .854 0,000 Valid
**
24 .804 0,000 Valid
**
25 .723 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

75
Tabel 4.12 menunjukkan variabel due professional care mempunyai kriteria valid

untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

4) Uji Validitas Kualitas Audit (KA)

Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Kualitas Audit
Nomor Butir Pearson Sig (2- Keterangan
Pertanyaan Correlation Tailed)
**
26 .650 0,000 Valid
**
27 .275 0,013 Valid
**
28 .576 0,000 Valid
**
29 .648 0,000 Valid
**
30 .755 0,000 Valid
**
31 .663 0,000 Valid
**
32 .671 0,000 Valid
**
33 .390 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.13 menunjukkan variabel kualitas audit mempunyai kriteria valid untuk

semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian.

Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha

berada di atas 0,70. Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

76
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Keterangan
Alpha
Kompetensi 0,918 Reliabel
Independensi 0,874 Reliabel
Due Professional Care 0,844 Reliabel
Kualitas Audit 0,701 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbachs alpha atas variabel kompetensi

sebesar 0,918, independensi sebesar 0,874, due professional care sebesar 0,844,

dan kualitas audit sebesar 0,701. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbachs alpha

lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila

pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan

jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal.

77
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov
Unstandardized
Predicted
Value
N 100
Kolmogorov-Smirnov Z 0,432
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,992
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.15 menunjukkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,992 yang

berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas.

Tabel 4.16
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Model Sig.

(Constant) 0,530

Kompetensi 0,250

Independensi 0,153

Due Professional Care 0,866


Sumber: Data primer yang diolah, 2015

78
Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi

variabel Kompetensi (X1), Independensi (X2), dan Due Professional Care

(X3) lebih besar dari 0,05 yakni sebesar 0,250, 0,153, dan 0,866. Hal ini

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi,

sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kualitas audit

berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu kompetensi,

independensi dan due professional care.

c. Hasil Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat

nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar

variabel independen. Tabel 4.17 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada

penelitian ini.

Tabel 4.17
Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
TKOA .629 1.590
TIA .475 2.103
TDPC .610 1.640

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati

angka 1 dan variance inflation factor (VIF) melebihi angka 1 untuk setiap

variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk kompetensi 0,629, untuk

79
independensi 0,475, dan untuk due professional care sebesar 0,610 serta VIF

untuk masing-masing variabel adalah kompetensi sebesar 1,590, independensi

sebesar 2,103, dan 1,640 untuk due professional care. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan

dapat digunakan dalam penelitian ini.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel

independen, yaitu kompetensi, independensi, dan due professional care dalam

menjalankan variabel dependen yaitu kualitas audit. Adapun hasil uji koefisien

determinasi dapat dilihat dalam Tabel 4.18 menyajikan hasil uji koefisien

determinasi untuk variabel Y, X1, X2, dan X3.

Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) variabel X1, X2, dan X3
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .877 .769 .762 1.32263
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.18 menunjukkan nilai R sebesar 0,877 atau 87,7%. Hal ini berarti

bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

audit adalah sangat kuat karena berada di atas kisaran 0,80 1,000 (Rikawati,

2009 dalam Rizkiyana, 2013), sedangkan nilai adjusted R2 sebesar 0,762. Hal ini

menandakan bahwa variasi variabel kompetensi, independensi, dan due

professional care hanya bisa menjelaskan 76,2% variasi variabel kualitas audit.

80
Sedangkan sisanya, 23,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan

dalam model penelitian ini. Adapun faktor yang diindikasikan memiliki pengaruh

adalah akuntabilitas, tekanan waktu, locus of control (Kovinna, 2013), kepuasan

kerja, dan etika auditor (Febriyanti, 2014).

b. Hasil Uji Statistik F

Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel bebas secara bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap variabel independen. Hasil uji statistik F dapat

dilihat pada Tabel 4.17, hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi

0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi 0,05 (Ghozali, 2013:

98).

Tabel 4.19
Hasil Uji Statistik F
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 559.773 3 186.591 106.664 .000a
Residual 167.937 96 1.749
Total 727.710 99
a. Predictors: (Constant), TDPC, TKOA, TIA
b. Dependent Variable: TKA
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Pada Tabel 4.19 nilai F diperoleh sebesar 106.664 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Ini berarti model regresi ini layak untuk digunakan, karena

tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa

kompetensi, independensi dan due professional care secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

81
c. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen

yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t lebih kecil dari

0,05 maka hipotesis diterima dan sebaliknya (Ghozali, 2013: 98).

Tabel 4.20
Hasil Uji Statistik t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 9.737 1.475 6.601 .000
TKOA .395 .037 .665 10.759 .000
TIA .201 .041 .353 4.963 .000
TDPC -.094 .067 -.088 -1.404 .163
a. Dependent Variable: TKA
Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.20 menunjukkan nilai hasil uji t pada kompetensi auditor sebesar

0,000 < 0,05, hal ini berarti menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa

kompetensi auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas

audit. Pada nilai hasil uji t independensi auditor sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti

menerima H2 sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi auditor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pada nilai hasil uji t

due professional care sebesar 0,163 > 0,005 yang berarti menolak H3, sehingga

dapat disimpulkan bahwa due professional care tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

82
Berdasarkan tabel 4.20 maka dapat diperoleh model persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = 9737 + 0,395X1 + 0,201X2 0,094X3 + 1,475

Keterangan:

X1 = Kompetensi

X2 = Independensi

X3 = Due Professional Care

Y = Kualitas Audit

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

a) Koefisien konstanta sebesar 9737 dengan nilai positif, ini dapat diartikan bahwa Y

(kualitas audit) akan bernilai 9737 jika kompetensi, independensi, dan due

professional care masing-masing bernilai 0.

b) Variabel kompetensi memiliki koefisien positif sebesar 0,395. Nilai koefisien

regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen variabel

kompetensi, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan kualitas

audit sebesar 0,395.

c) Variabel independensi memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,201. Nilai

koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen variabel

independensi, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan kualitas

audit sebesar 0,201.

d) Variabel due professional care memiliki koefisien regresi negatif sebesar 0,094.

Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen

83
variabel due professional care, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan

menurunkan kualitas audit sebesar 0,094.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Pengujian statistik pada hipotesis (H1) menunjukkan bahwa kompetensi

auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pada tabel

4.18 dapat dilihat hasil nilai uji statistik t variabel kompetensi auditor sebesar

0,000 lebih kecil dari = 0,05 artinya kompetensi auditor menjadi variabel

yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Hal ini berarti bahwa kualitas audit

dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi tersebut

terdiri dari dua subvariabel yaitu pengalaman dan pengetahuan. Auditor

sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa

meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan

dapat maksimal dalam praktiknya (Tjun, dkk. 2012).

Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan sejalan dengan

semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki (Alim, dkk. 2007). Sesuai

dengan standar umum bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja

yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi

kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti

kliennya (Arens dan Loebbecke, 1997). Pengalaman akan memberikan dampak

pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga

diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah merupakan keputusan yang

tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang

84
dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang

dihasilkan (Alim, dkk. 2007). Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Tjun, dkk. (2012), Sari (2012) dan Rosalina (2014), yang

menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas audit.

2. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Pengujian statistik pada hipotesis (H2) menunjukkan bahwa independensi

auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dapat dilihat

pada tabel 4.18 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari

= 0,05. Dengan demikian hipotesis H2 diterima sehingga dapat dikatakan

bahwa independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil

penelitian ini ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk. (2012) yang menunjukan hasil

bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Namun hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti sebelumnya yaitu oleh Sari (2012) dan Rosalina (2014) yang

menunjukan hasil bahwa independensi auditor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika

teori pada pembahasan sebelumnya bahwa independensi merupakan sikap yang

diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan

pribadi dalam melaksanakan tugasnya, karena hal itu bertentangan dengan

prinsip integritas dan objektivitas.

85
Sikap independensi diperlukan oleh seorang auditor, agar dalam

memeriksa juga auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, sehingga auditor dapat

memeriksa secara leluasa. Sikap independensi juga membuat auditor tidak

dapat terpengaruh oleh siapapun ketika melakukan pemeriksaan. Jika auditor

kehilangan independensinya saat melakukan pemeriksaan maka laporan audit

yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan dan tidak dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu, cukuplah beralasan

bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen

dari auditor. Sehingga berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula

kualitas audit yang dihasilkan.

3. Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit

Pengujian statistik pada hipotesis (H3) menunjukkan bahwa due professional

care tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pada tabel

4.18 dapat dilihat nilai uji t variabel due professional care sebesar 0,163 lebih

besar dari = 0,05. Dengan demikian hipotesis H3 ditolak sehingga dapat

dikatakan bahwa due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Herawaty (2012) yang

menyatakan bahwa due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit. Beberapa faktor yang menyebabkan due professional care tidak

memiliki pengaruh terhadap kualitas audit adalah kemungkinan terjadinya bias

seleksi yaitu bias yang berasal dari pemilihan subjek yang tidak tepat dalam

86
eksperimen (Noviyanti, 2008). Hal ini dikarenakan penelitian dilapangan

sebagian besar respondennya adalah auditor junior yang memiliki masa kerja

dalam bidang audit kurang dari 3 tahun sehingga jawaban dari para responden

yang berkaitan dengan pertanyaan mengenai variabel sikap skeptis cenderung

menghasilkan jawaban yang kurang bernilai positif. Sikap skeptis yang paling

ditunjang adalah sikap mental yakni sikap kritis terhadap bukti audit yang

dimiliki. Hal ini membuktikan bahwa dengan pengalaman kurang dari tiga

tahun tentunya membuat auditor junior belum sepenuh kritis terhadap bukti

audit yang telah didapatkannya. Sikap skeptis auditor junior masih banyak

dipengaruhi oleh faktor- faktor seperti kepercayaan (trust) atau faktor

psikologis auditor yang tidak diteliti di dalam penelitian ini (Noviyanti, 2008).

Hasil yang diperoleh ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Febriyanti (2014) yang menyatakan due professional care memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap kualitas audit.

87
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi,

independensi dan due professional care terhadap kualitas audit.

Responden pada penelitian ini berjumlah 100 auditor yang bekerja di 13

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta dan 3

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Tangerang

berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) pada tahun 2014. Berdasarkan data yang telah

dikumpulkan dan diolah sehingga memperoleh hasil pengujian yang

dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi

berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompetensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kualitas audit dan menerima hipotesis (H1). Hasil penelitian ini

mendukung teori yang dikemukakan oleh Tjun, dkk (2012) bahwa

kompetensi auditor yang diukur dengan pengetahuan dan

pengalaman auditor dapat meningkatkan kualitas hasil audit. Artinya

semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin

meningkatkan juga kualitas audit. Penelitian ini konsisten dengan

penelitian Badjuri (2011), Rosalina (2014) dan Evi (2015).

88
2. Independensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kualitas audit dan menerima hipotesis (H2). Hasil penelitian ini

sejalan dengan logika teori (Rosalina, 2014) bahwa independensi

merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk

tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan

tugasnya, karena hal itu bertentangan dengan prinsip integritas dan

objektivitas. Oleh karena itu, cukuplah beralasan bahwa untuk

menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen

dari auditor.

Sehingga berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor maka semakin

tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan.Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian Eko (2012), Rosalina (2014), dan Evi

(2015). Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian

Tjun, dkk. (2012).

3. Due Professional Care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dan

menolak hipotesis (H3). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

pendapat teori yang dikemukakan (Singgih dan Bawono, 2010)

bahwa kualitas audit bergantung pada sikap due professiona care

yang dimiliki oleh auditor. Hal ini disebabkan dalam penelitian ini

sebagian besar responden baru memiliki masa kerja dalam bidang

audit adalah satu tahun sehingga pengalaman yang mereka miliki

masih belum cukup sehingga belum dapat menganalisis

89
permasalahan secara mendalam dan belum kritis terhadap hasil audit

yang didapatkannya. Penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan Herawaty (2012) dan Badjuri (2011). Namun penelitian

ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiratama

(2015), Febriyanti (2014) dan Nirmala (2013).

B. Saran

Sekalipun penelitian ini telah dirancang dengan baik, namun penelitian ini

masih memiliki berbagai keterbatasan dan mungkin mempengaruhi hasil

dari penelitian. Berikut adalah saran-saran yang diajukan oleh peneliti

berdasarkan keterbatasan yang di dapat dalam penelitian ini:

1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel kompetensi, independensi dan

due professional care sebagai variabel yang mempengaruhi kualitas audit.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lainnya,

seperti akuntabilitas (Wiratama, 2015), audit fee (Hanifah, 2013), time

budget pressure dan etika auditor dalam penelitian (Hutabarat, 2012).

2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbanyak responden

sehingga hasil penelitian lebih dapat disimpulkan secara umum.

3. Penelitian selanjutnya juga disarankan dapat mengganti dan menambahkan

daerah survei selain di wilayah Jakarta dan Tangerang agar hasil penelitian

dapat lebih variatif.

4. Data yang digunakan dan dianalisis menggunakan instrumen berdasarkan

persepsi jawaban dari responden. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah

90
jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian

yang berbeda, seperti melakukan metode wawancara langsung agar

peneliti dapat memastikan bahwa responden mengerti maksud dari setiap

butir pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner agar hasil data yang

diperoleh peneliti nantinya tidak bias dan sesuai dengan apa yang

diharapkan dan yang dimaksud oleh peneliti.

91
DAFTAR PUSTAKA

Afni, Zalida, Fera Sriyunianti dan Afridian Wirahadi Ahmad. Pengaruh


Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan Dalam Pengawasan Keuangan Daerah: Studi pada
Inspektorat Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi dan
Manajemen. Vol. 7 No. 2. Hal 69-77. 2012.
Agoes, Sukrisno. Auditing: (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 2008.

Agusti, Restu dan Nastia Putri. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan


Profesionalisme terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor
Akuntan Publik Se-Sumatera). Jurnal Ekonomi Universitas Riau Vol. 21.
Riau. 2013.
Alim, M. Nizraul, Tpri Hapsari, Liliek Purwanti. Pengaruh Kompetensi dan
Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 2007.

Arens et al. Auditing and Assurances Services - An Integrated Approach. Edisi


Keduabelas. Prentice Hall. 2008.

Ayudiati, Soraya Eka. Analisis Pengaruh Locus of Control terhadap Kinerja


dengan Etika Kerja Islam sebagai Variabel Moderating (Studi pada
Bank Jateng Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro. Semarang. 2010.
Badjuri, Achmat. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Auditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah.
Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 3 No. 2. Hal: 183 197. 2011

Carolinna, Yenni. An Empirical Study of Auditor Independence, Competence


and Audit Tenure on Audit Quality - Evidence from North Jakarta,
International Conference on Business and Management, Bangkok. 2013.

DeAngelo, Linda Elizabeth. Auditor Size and Audit Quality. Journal of


Accounting & Economics. 1981.

Deis, Donald L. Dan Gari A. Giroux.Determinants of Audit Quality In The


Public Sector. The Accounting Review. Vol. 67 No. 3 ( Juli). Pp. 462-
479. 1992.

92
Efendy, Muh Taufiq. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi
Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan
Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo).
Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
Semarang. 2010.

Elfarini, Eunike Christina. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor


terhadap Kualitas Audit. Penelitian. Universitas Negeri Semarang. 2007.

Febriyanti, Reni. Pengaruh Independensi, Due Professional Care dan


Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. 2014.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi 3.


BP Undip. Semarang. 2013.
Hanifah. The Influence of Audit Fee, Professional Commitment and Auditors
Competency to Audit Quality. International Conference on Management.
Malaysia. 2013.

Herawaty. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan


Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Jurnal Binar Akuntansi. Vol.1
No.1. 2012.

Hundal, Shab. Independence, Expertise and Experience of Audit Committees:


Some Aspects of Indian Corporate Sector. American International
Journal of Social Science. Vol. 2 No. 5. 2013.

Hutabarat, Goodman. Pengaruh Pengalaman Time Budget Pressure dan Etika


Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah ESAI. Vol.6 No.1. 2012.

Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba


Empat. 2011.

Indah, Siti Nur Mawar. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor


Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di
Semarang). Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro. 2014.

Kharismatuti, Norma. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap


Kualitas audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Akuntansi Universitas Diponegoro. 2012.

93
Kovinna, Fransiska dan Betri. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja,
Kompetensi, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis STIE MDP. 2013.

Mulyadi. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. 2010.

Nadirsyah dan Intan Maulida Zuhra. Locus of Control, Time Budget Pressure,
dan Penyimpangan Perilaku dalam Audit. Jurnal Telaah dan Riset
Akuntansi. Vol. 2 No. 2, Hal 104-116. 2009.

Nandari dan Latrini. Pengaruh Sikap Skeptis, Independensi, Penerapan Kode


Etik, dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol. 10 No.1 , Hal: 164-181. 2015.

Noviyanti, Suzy. Skeptisme Professional Auditor dalam Mendeteksi


Kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Inodensia. Vol. 5 No. 1
Hal 102-125. 2008.
Octavia, Evi. The Effect of Competence and Independence Of Auditors on the
Audit Quality. Journal of Finance and Accounting. Vol.6, No.3. 2015.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17/PMK.01/2008
(PMKRI). Tentang Jasa Akuntan Publik. 2008.

Pertiwi, dkk. Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor pada Kualitas


Audit dengan Due Professional Care sebagai variabel intervening di
KAP se-Provinsi Bali. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2013.

Rosalina, Amalia Dewi. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor


Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol.4 No.1 (Mei). 2014.

Sari, Rosalina. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas


Audit. Jurnal Akuntansi. Vol.1 No.2 (Februari). 2014.

Samsi, Nur, Akhmad Riduawan, dan Bambang Suryono. Pengaruh


Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi Terhadap Kualitas
Audit : Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi. Vol. 1 No. 2 Hal : 207-226. 2013.

Samuel, Hafiah. The Impact of Objectivity, Proficiency and due Professional


Care of Auditors to Quality of Performance Audit Results: Survey on
Audit Teams of Jakarta Provincial Inspectorate. Asian Business
Research Conference. 1 - 2 April 2013, Bangkok, Thailand. 2013.

Sekaran, Uma. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.


2006.

94
Singgih, dan Bawono. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional
Care, dan Akuntanbilitas terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional
Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung;
Alfabeta. 2012

Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 2005.

Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.


Yogyakarta: Cv. Andi Offset. 2011.

Suyono, Eko. Determinant Factors Affecting The Audit Quality : An


Indonesian Perspective. Global Review of Accounting and Finance.
Vol.3. No. 2. September 2012. Pp. 42 57. 2012.

Syamsuddin, dkk. The Influences Of Ethics, Independence, And Competence


On The Quality Of An Audit Through The Influence Of Profesional
Skepticism In Bpk Of South Sulawesi, Central Sulawesi And West
Sulawesi. Journal of Research in Business and Management. Vol.2 pp:
08-14. 2014.

Tjun, Lauw Tjun, Elyzabet I. Marpaung, Santy Setiawan. Pengaruh


Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal
Akuntansi. Vol.4 No.1 (Mei). 2012.

Wahyuni, Rizki. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Profesionalisme, dan


Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada
BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan). Skripsi. Universitas
Hasanuddin. Makassar. 2013.

Wilasita, Ida Ayu Putu, Edy Sujana, dan Lucy Sri Musmini. Pengaruh
Independensi, Due Professional Care dan Kepatuhan pada Kode Etik
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit. e-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha. 2014.

95
LAMPIRAN-LAMPIRAN

96
LAMPIRAN 1
Surat Penelitian Skripsi

97
LAMPIRAN 2
Surat Keterangan KAP

114
LAMPIRAN 3
Kuesioner Penelitian

131
Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 6 April 2015

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program


Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Eka Novia Sari


NIM : 1111082000083
Fak/Jur/Sem : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
Pengaruh Kompetensi, Independensi Auditor dan Due Professional Care
terhadap Kualitas Audit

Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk


menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.

Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian


dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai etika penelitian.

Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan


faktor kunci untuk mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap kualitas audit
dengan kompetensi, independensi auditor dan due professional care sebagai
variabel yang mempengaruhi.

132
IDENTITAS REPONDEN

Nama : ............................................ (boleh tidak diisi)

Nama KAP : ............................................

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : ............................................. tahun

Posisi terakhir : Patner Manajer


Supervisor

Auditor Senior Auditor Junior

Pendidikan Terakhir : D3 S1

S2 S3

Pengalaman Kerja : < 1 tahun 1-3 tahun


>3tahun

134
1. Variabel Kompetensi Auditor (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian Anda, dimana:
1: Sangat Tidak Setuju (STS) 4: Setuju (S)
2: Tidak Setuju (TS) 5: Sangat Setuju (SS)
3: Netral (N)

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Setiap akuntan publik harus memahami dan melaksanakan


jasa profesionalnya sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) yang relevan.
2. Untuk melakukan audit yang baik, saya perlu memahami
jenis industri klien.
3. Untuk melakukan audit yang baik, saya perlu memahami
kondisi perusahaan klien.
4. Untuk melakukan audit yang baik, saya membutuhkan
pengetahuan yang diperoleh dari tingkat pendidikan formal.
5. Selain pendidikan formal, untuk melakukan audit yang baik,
saya juga membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari
kursus dan pelatihan khususnya di bidang audit.
6. Keahlian khusus yang saya miliki dapat mendukung proses
audit yang saya lakukan.
7. Semakin banyak jumlah klien yang saya audit menjadikan
audit yang saya lakukan semakin lebih baik.
8. Saya pernah mengaudit perusahaan yang go public, sehingga
saya dapat mengaudit perusahaan yang belum go public
lebih baik.
9. Seorang auditor disebut berpengalaman apabila memliki
masa kerja lebih dari 3 tahun
10. Level jabatan dan tanggung jawab sangat mempengaruhi
saya dalam mengaudit

135
2. Variabel Independensi Auditor (X2)
No Pernyataan STS TS N S SS

11. Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang


sama paling lama 3 tahun.
12. Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan
audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien.
13. Jika audit yang saya lakukan buruk, maka saya dapat
menerima sanksi dari klien.
14. Jika audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari
total pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat
merusak independensi akuntan publik.
15. Fasilitas yang saya terima dari klien menjadikan saya
sungkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam
melakukan audit.
16. Saya tidak membutuhkan telaah dari rekan auditor untuk
menilai prosedur audit saya karena kurang dirasa
manfaatnya.
17. Saya bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang dari
rekan seprofesi (sesama auditor) dalam tim.
18. Selain memberikan jasa audit, suatu kantor publik dapat pula
memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama.
19. Jasa non audit yang diberikan pada klien dapat merusak
independensi penampilan akuntan publik tersebut.
20. Pemberian jasa lain selain jasa audit dapat meningkatkan
informasi yang disajikan dalam laporan pemeriksaan
akuntan publik.

136
3. Variabel Due Profesional Care (X3)
No Pernyataan STS TS N S SS

21. Keahlian yang dilaksanakan seorang auditor harus sesuai


dengan bidang yang ditugasinya.
22. Auditor melakukan profesi atau tugas sesuai dengan standar
baku dibidang profesinya.
23. Memiliki sikap skeptis atau keraguan terhadap kualitas
informasi laporan keuangan klien.
24. Profesional mampu membuat keputusan sendiri tanpa
tekanan dari pihak lain.
25. Seorang profesional harus yakin terhadap profesi yang
dijalankan.

4. Variabel Kualitas Audit (Y)

No Pernyataan STS TS N S SS

26. Auditor memiliki rekan dan staff audit yang ahli dan
berkualitas.
27. Besarnya kompensasi yang auditor terima akan
mempengaruhi auditor dalam melaporkan kesalahan klien.
28. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien dapat
menjadikan pelaporan audit auditor menjadi lebih baik.
29. Auditor mempunyai komitmen yang kuat untuk
menyelesaikan audit dalam waktu yang tepat.
30. Auditor tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien
selama melakukan audit.
31. Seorang auditor harus menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi akuntan publik.
32. Auditor selalu berusaha berhati-hati dalam pengambilan
keputusan selama melakukan audit.
33. Auditor menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan laporan.

137
LAMPIRAN 4
Daftar Jawaban Responden

138
IDENTITAS RESPONDEN
No. Jenis Usia Jabatan Pend. Pengalaman
Terakhir
Kelamin Kerja

1 1 35 3 2 3
2 2 24 4 2 3
3 2 25 5 2 1
4 2 22 5 1 1
5 1 25 4 2 2
6 1 30 4 2 3
7 1 35 3 2 3
8 2 20 5 1 1
9 2 20 5 1 1
10 1 25 4 2 2
11 1 23 5 2 2
12 2 24 5 2 1
13 2 23 5 2 2
14 2 21 5 1 1
15 2 21 5 1 1
16 2 24 5 2 1
17 2 21 5 1 1
18 2 22 5 2 1
19 1 26 5 2 2
20 1 23 5 2 1
21 2 23 5 2 1
22 2 23 4 2 2
23 1 23 4 2 2
24 1 24 4 2 2
25 2 25 4 2 2
26 1 28 2 3 3
27 2 28 4 2 2
28 2 25 4 2 2
29 2 23 3 2 2
30 1 23 5 2 1
31 1 22 5 2 1
32 2 24 4 2 2
33 1 25 3 2 2
34 1 24 4 2 2
35 2 28 5 3 2

139
IDENTITAS RESPONDEN
(Lanjutan)

No. Jenis Usia Jabatan Pend. Pengalaman


Kelamin Terakhir Kerja
36 1 25 4 2 2
37 1 26 3 2 3
38 1 27 3 2 3
39 1 28 4 2 3
40 1 28 4 2 2
41 2 25 4 2 2
42 2 27 5 2 2
43 2 25 5 2 1
44 2 24 5 2 2
45 1 24 5 1 2
46 1 26 5 2 2
47 1 23 5 2 1
48 2 25 5 2 1
49 2 24 5 2 1
50 2 26 4 2 2
51 1 27 4 2 3
52 2 23 5 2 1
53 2 24 5 2 1
54 2 24 4 2 2
55 1 27 4 3 2
56 1 26 5 2 2
57 2 23 5 2 1
58 1 25 5 2 2
59 2 22 5 2 1
60 2 26 4 2 2
61 1 36 4 2 3
62 1 35 4 2 3
63 2 35 4 2 3
64 1 28 5 2 2
65 2 28 5 2 2
66 2 35 4 2 3
67 1 28 5 2 2
68 1 38 4 2 3
69 1 28 5 2 2
70 2 29 5 2 2

140
IDENTITAS RESPONDEN

(Lanjutan)

No. Jenis Usia Jabatan Pend. Pengalaman


Terakhir
Kelamin Kerja

71 1 35 4 2 3
72 1 35 4 2 3
73 2 29 5 2 2
74 1 35 4 2 2
75 1 20 5 1 1
76 2 20 4 2 2
77 1 25 4 2 2
78 2 20 5 1 1
79 1 20 5 1 1
80 1 24 5 1 1
81 1 23 5 1 1
82 2 21 5 1 1
83 1 23 5 2 1
84 1 20 5 1 1
85 2 26 5 2 2
86 2 21 5 2 2
87 2 25 5 2 2
88 2 23 5 1 2
89 2 29 5 2 2
90 1 35 4 2 3
91 2 23 5 2 1
92 2 24 5 2 1
93 1 22 5 2 1
94 2 24 5 2 2
95 1 25 4 2 2
96 2 28 4 2 2
97 1 25 4 2 2
98 2 23 5 2 2
99 1 23 5 2 2
100 2 32 3 2 3

141
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR

NO KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10
1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5
3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3
6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
7 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3
8 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
9 4 5 5 4 4 4 4 2 2 4
10 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4
11 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
12 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4
13 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4
14 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
16 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
19 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
20 5 4 4 5 5 4 3 3 3 4
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
23 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
26 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
27 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
30 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

142
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR

(Lanjutan)

NO KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
36 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
49 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
52 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
56 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
57 5 5 5 4 2 4 5 4 3 4
58 5 5 5 4 5 5 3 5 2 5
59 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2
60 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4

143
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR
(Lanjutan)

NO KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10
61 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
62 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4
63 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3
64 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4
65 4 4 4 4 4 3 5 5 5 2
66 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
67 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
68 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5
69 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
73 5 4 3 4 5 5 4 3 4 5
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
75 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5
76 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5
77 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
78 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
79 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
84 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4
85 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
86 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4
87 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
88 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
89 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5
90 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4
91 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
92 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
94 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

144
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR

(Lanjutan)

NO KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10
96 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
97 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
98 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5
99 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

145
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL INDEPENDENSI AUDITOR

NO IA_1 IA_2 IA_3 IA_4 IA_5 IA_6 IA_7 IA_8 IA_9 IA_10
1 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5
2 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5
3 3 4 5 4 4 3 4 4 4 5
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5
5 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4
6 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
7 4 3 5 3 4 3 5 4 4 4
8 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
9 2 4 5 2 4 2 4 4 5 5
10 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4
12 3 3 4 3 4 5 5 5 5 5
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
14 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
16 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4
17 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5
18 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5
19 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5
20 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
21 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
23 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
27 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
30 4 4 3 2 4 4 4 4 4 5
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
33 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
35 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4

146
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL INDEPENDENSI AUDITOR
(Lanjutan)

NO IA_1 IA_2 IA_3 IA_4 IA_5 IA_6 IA_7 IA_8 IA_9 IA_10
36 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
37 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
38 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
40 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5
41 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
45 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
51 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
52 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
53 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
54 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
55 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5
56 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4
57 5 5 5 5 3 5 5 2 4 4
58 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4
60 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3
61 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4
62 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4
63 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4
64 4 4 4 4 4 5 3 4 2 2
65 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
66 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4
67 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5
68 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

147
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL INDEPENDENSI AUDITOR

(Lanjutan)

NO IA_1 IA_2 IA_3 IA_4 IA_5 IA_6 IA_7 IA_8 IA_9 IA_10
70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
72 5 4 3 4 5 4 3 4 5 5
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
74 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
75 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
76 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
77 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
78 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
83 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5
84 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5
85 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
86 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5
87 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
88 3 4 5 4 5 3 4 5 4 4
89 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
91 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4
92 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
93 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5
94 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
95 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4
96 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5
97 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5
98 3 4 5 4 4 3 4 4 4 5
99 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5
100 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4

148
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL DUE PROFESSIONAL CARE

NO DPC1 DPC2 DPC3 DPC4 DPC5


1 5 5 5 5 5
2 5 5 4 4 4
3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 3 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 5
8 4 3 3 4 4
9 5 4 4 3 3
10 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4
12 5 5 5 5 5
13 4 4 3 4 3
14 5 4 4 5 4
15 5 5 5 5 5
16 4 4 4 4 4
17 5 4 4 4 5
18 3 3 3 3 4
19 3 3 3 3 4
20 4 4 3 3 4
21 5 5 5 5 5
22 5 5 5 5 5
23 5 5 5 5 5
24 4 4 4 4 4
25 5 5 5 5 5
26 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 4
29 5 5 5 5 5
30 3 4 2 2 4
31 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4
35 4 5 5 5 5

149
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL DUE PROFESSIONAL CARE
(Lanjutan)

NO DPC1 DPC2 DPC3 DPC4 DPC5


36 4 4 4 4 4
37 5 5 5 5 5
38 5 5 5 5 5
39 5 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4
41 4 4 4 4 4
42 4 4 4 4 4
43 4 4 4 4 4
44 4 4 4 4 4
45 4 4 4 4 4
46 5 5 5 5 5
47 4 5 5 5 5
48 5 4 4 4 4
49 4 5 5 5 5
50 5 4 4 4 4
51 5 5 5 5 5
52 5 5 5 5 5
53 5 5 5 5 5
54 4 1 5 5 5
55 4 4 4 4 4
56 5 5 5 4 5
57 4 4 4 5 3
58 4 4 4 4 3
59 4 4 4 4 3
60 4 4 4 4 3
61 4 4 4 4 3
62 3 4 4 4 2
63 2 4 4 5 5
64 4 4 5 4 4
65 4 4 4 3 4
66 5 4 5 4 5
67 5 5 4 5 4
68 5 5 4 5 4
69 5 5 5 5 5

150
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL DUE PROFESSIONAL CARE

(Lanjutan)

NO DPC1 DPC2 DPC3 DPC4 DPC5


70 5 5 5 5 5
71 5 5 5 5 5
72 5 5 4 3 4
73 5 5 5 5 5
74 5 4 5 4 5
75 5 5 4 5 4
76 5 5 5 5 5
77 5 5 5 4 5
78 5 4 4 5 4
79 5 5 5 5 5
80 5 5 5 5 5
81 5 5 5 5 5
82 5 5 5 5 5
83 4 4 4 4 4
84 4 4 4 3 4
85 4 4 4 4 4
86 5 5 5 4 4
87 4 4 4 4 5
88 4 5 5 5 3
89 4 4 4 4 5
90 4 4 5 5 3
91 4 3 4 3 4
92 4 5 4 5 5
93 5 5 5 5 5
94 4 4 4 4 4
95 5 4 4 4 4
96 4 4 4 4 4
97 4 4 4 4 3
98 5 5 3 4 3
99 5 5 4 5 4
100 5 5 4 5 4

151
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL KUALITAS AUDIT

NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8


1 4 3 4 4 5 4 5 5
2 5 3 3 4 4 4 5 4
3 5 2 4 4 5 5 4 4
4 4 2 3 4 4 4 4 4
5 4 3 3 4 4 5 5 5
6 4 4 4 5 4 5 3 4
7 4 3 3 4 4 4 4 4
8 4 3 4 4 4 4 4 4
9 4 5 2 4 5 5 4 4
10 4 2 4 4 5 5 5 4
11 4 3 4 5 4 4 4 5
12 4 3 3 4 4 4 5 4
13 4 4 4 4 5 4 5 3
14 4 4 4 4 5 4 5 3
15 4 3 5 5 5 5 5 4
16 5 3 5 5 5 5 5 4
17 5 2 4 5 5 5 5 5
18 4 2 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4
20 5 4 4 4 4 4 5 5
21 4 5 5 5 4 4 4 4
22 5 2 5 5 5 5 5 5
23 4 2 5 5 5 5 5 5
24 5 3 5 5 5 4 5 5
25 5 3 4 4 5 5 5 3
26 4 3 4 4 4 4 4 3
27 4 4 5 4 5 5 5 4
28 4 4 4 4 4 4 4 4
29 5 4 5 5 5 5 5 5
30 4 4 4 4 4 4 4 4
31 4 3 4 4 4 4 4 5
32 5 3 4 4 4 4 4 3
33 5 4 4 4 5 5 5 4
34 4 3 5 5 4 4 4 3
35 5 5 5 5 5 5 5 3

152
JAWABAN RESPONDEN

VARIABEL KUALITAS AUDIT

(Lanjutan)

NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8


36 4 3 5 5 4 4 4 4
37 5 4 4 4 5 4 5 4
38 5 2 4 4 5 5 5 3
39 5 3 5 5 5 4 5 4
40 5 4 5 5 5 5 5 3
41 5 3 5 5 5 5 5 3
42 5 4 4 4 5 5 5 3
43 5 4 4 4 5 5 5 4
44 4 5 4 4 4 4 4 3
45 5 5 5 5 5 5 5 4
46 5 4 5 5 5 4 5 3
47 5 4 4 4 5 4 5 4
48 5 5 5 5 5 4 5 3
49 5 3 5 5 4 4 4 4
50 5 4 5 5 5 5 5 5
51 5 3 5 4 5 5 5 5
52 4 4 4 4 4 4 4 5
53 5 3 4 4 5 5 5 5
54 5 4 5 5 5 5 5 5
55 5 3 5 5 5 5 5 5
56 4 3 5 4 4 4 4 5
57 5 4 5 3 5 5 2 4
58 5 4 4 3 5 5 5 3
59 4 3 4 4 4 4 4 3
60 4 4 4 4 4 4 2 4
61 4 4 4 3 4 4 4 4
62 4 3 3 4 4 4 4 4
63 4 3 4 3 4 4 2 4
64 4 4 4 4 4 4 3 3
65 4 4 3 4 4 4 4 3
66 4 4 5 4 4 4 4 4

153
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL KUALITAS AUDIT
(Lanjutan)

NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8


67 4 4 4 4 4 4 4 5
68 5 3 4 5 5 5 5 4
69 5 4 5 5 4 4 5 5
70 5 3 5 5 5 5 5 4
71 5 3 5 5 5 5 5 3
72 5 3 4 5 5 5 5 4
73 5 4 5 5 3 3 5 3
74 5 4 4 5 5 5 5 4
75 5 4 4 5 5 5 5 3
76 5 4 5 5 4 4 4 4
77 5 3 5 4 5 5 4 5
78 5 3 5 5 5 5 5 4
79 5 4 5 5 5 5 4 5
80 5 4 5 5 5 5 5 5
81 5 4 5 5 5 5 5 5
82 5 4 5 5 5 5 5 5
83 5 3 4 5 5 5 5 5
84 5 3 3 4 4 4 5 5
85 5 3 3 4 5 5 5 4
86 4 4 4 5 5 5 4 4
87 5 3 4 5 5 5 5 5
88 5 4 4 5 5 5 5 4
89 5 4 4 5 4 4 4 4
90 4 3 4 4 4 4 5 4
91 4 3 4 5 4 4 4 4
92 4 3 4 4 4 4 4 4
93 4 5 4 5 4 4 4 4
94 4 4 4 4 5 5 5 5
95 4 3 4 4 4 4 4 3
96 5 4 4 4 5 5 4 4
97 4 3 3 4 5 5 5 5
98 5 3 4 4 4 4 5 4
99 5 3 3 4 5 5 4 4
100 4 3 3 4 4 4 4 4

154
LAMPIRAN 5
Hasil Output SPSS

155
Karakteristik Profil Responden

1. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 49 49.0 49.0 49.0
Perempuan 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

2. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 6 6.0 6.0 6.0
21 5 5.0 5.0 11.0
22 5 5.0 5.0 16.0
23 17 17.0 17.0 33.0
24 14 14.0 14.0 47.0
25 15 15.0 15.0 62.0
26 7 7.0 7.0 69.0
27 4 4.0 4.0 73.0
28 11 11.0 11.0 84.0
29 3 3.0 3.0 87.0
30 1 1.0 1.0 88.0
32 1 1.0 1.0 89.0
35 9 9.0 9.0 98.0
36 1 1.0 1.0 99.0
38 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

156
3. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Manajer 1 1.0 1.0 1.0
Supervisor 7 7.0 7.0 8.0
Senior 36 36.0 36.0 44.0
Junior 56 56.0 56.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

4. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Vali D3 14 14.0 14.0 14.0
d S1 83 83.0 83.0 97.0
S2 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

5. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid <1 tahun 32 32.0 32.0 32.0
1-3 tahun 50 50.0 50.0 82.0
>3 tahun 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

157
HASIL UJI VALIDITAS

VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR

Correlations
KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10 TKOA
** ** ** ** ** ** ** ** **
KOA1 Pearson Correlation 1 .604 .553 .533 .487 .511 .390 .439 .374 .577 .706**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KOA2 Pearson Correlation .604** 1 .705** .574** .545** .619** .574** .502** .396** .443** .773**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KOA3 Pearson Correlation .553** .705** 1 .671** .509** .507** .593** .515** .456** .420** .767**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KOA4 Pearson Correlation .533** .574** .671** 1 .621** .521** .476** .496** .549** .436** .769**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KOA5 Pearson Correlation .487** .545** .509** .621** 1 .584** .419** .502** .417** .459** .738**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KOA6 Pearson Correlation .511** .619** .507** .521** .584** 1 .591** .575** .498** .626** .797**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** ** **
KOA7 Pearson Correlation .390 .574 .593 .476 .419 .591 1 .659 .791 .375 .778**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** ** **
KOA8 Pearson Correlation .439 .502 .515 .496 .502 .575 .659 1 .669 .525 .792**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** ** **
KOA9 Pearson Correlation .374 .396 .456 .549 .417 .498 .791 .669 1 .413 .747**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KOA10 Pearson Correlation .577** .443** .420** .436** .459** .626** .375** .525** .413** 1 .703**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
TKOA Pearson Correlation .706** .773** .767** .769** .738** .797** .778** .792** .747** .703** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

158
HASIL UJI VALIDITAS

INDEPENDENSI AUDITOR

Correlations
IA_1 IA_2 IA_3 IA_4 IA_5 IA_6 IA_7 IA_8 IA_9 IA_10 TIA
IA_1 Pearson Correlation 1 .609** .357** .592** .465** .527** .451** .309** .238* .036 .698**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .017 .721 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
IA_2 Pearson Correlation .609** 1 .504** .688** .490** .600** .427** .397** .361** .209* .780**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .037 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** **
IA_3 Pearson Correlation .357 .504 1 .479 .610 .346 .551 .468 .332 .172 .683**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .087 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** **
IA_4 Pearson Correlation .592 .688 .479 1 .515 .597 .419 .316 .156 -.077 .708**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .122 .444 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** **
IA_5 Pearson Correlation .465 .490 .610 .515 1 .429 .474 .588 .366 .173 .729**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .086 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
IA_6 Pearson Correlation .527** .600** .346** .597** .429** 1 .522** .521** .344** .044 .741**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .663 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
IA_7 Pearson Correlation .451** .427** .551** .419** .474** .522** 1 .639** .549** .224* .755**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .025 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
IA_8 Pearson Correlation .309** .397** .468** .316** .588** .521** .639** 1 .523** .219* .708**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .029 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
IA_9 Pearson Correlation .238* .361** .332** .156 .366** .344** .549** .523** 1 .649** .625**
Sig. (2-tailed) .017 .000 .001 .122 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
IA_10 Pearson Correlation .036 .209* .172 -.077 .173 .044 .224* .219* .649** 1 .324**
Sig. (2-tailed) .721 .037 .087 .444 .086 .663 .025 .029 .000 .001
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
TIA Pearson Correlation .698** .780** .683** .708** .729** .741** .755** .708** .625** .324** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

159
HASIL UJI VALIDITAS

DUE PROFESSIONAL CARE

Correlations
DPC1 DPC2 DPC3 DPC4 DPC5 TDPC
DPC1 Pearson Correlation 1 .599** .550** .476** .407** .768**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
DPC2 Pearson Correlation .599** 1 .518** .541** .378** .773**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
DPC3 Pearson Correlation .550 .518 1 .700 .592 .854**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
DPC4 Pearson Correlation .476 .541 .700 1 .433 .804**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
DPC5 Pearson Correlation .407 .378 .592 .433 1 .723**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
TDPC Pearson Correlation .768** .773** .854** .804** .723** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

160
HASIL UJI VALIDITAS

KUALITAS AUDIT

Correlations
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 TKA
KA1 Pearson Correlation 1 .047 .310** .290** .486** .366** .490** .105 .650**
Sig. (2-tailed) .592 .000 .001 .000 .000 .000 .236 .000
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
KA2 Pearson Correlation .047 1 .138 .121 .064 .030 .010 -.168 .275**
Sig. (2-tailed) .592 .119 .171 .469 .737 .913 .056 .002
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
** ** **
KA3 Pearson Correlation .310 .138 1 .504 .302 .145 .169 .139 .576**
Sig. (2-tailed) .000 .119 .000 .000 .101 .055 .116 .000
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
** ** ** ** **
KA4 Pearson Correlation .290 .121 .504 1 .303 .299 .397 .153 .648**
Sig. (2-tailed) .001 .171 .000 .000 .001 .000 .082 .000
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
** ** ** ** ** *
KA5 Pearson Correlation .486 .064 .302 .303 1 .731 .457 .186 .755**
Sig. (2-tailed) .000 .469 .000 .000 .000 .000 .034 .000
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
KA6 Pearson Correlation .366** .030 .145 .299** .731** 1 .424** .121 .663**
Sig. (2-tailed) .000 .737 .101 .001 .000 .000 .170 .000
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
KA7 Pearson Correlation .490** .010 .169 .397** .457** .424** 1 .114 .671**
Sig. (2-tailed) .000 .913 .055 .000 .000 .000 .195 .000
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
KA8 Pearson Correlation .105 -.168 .139 .153 .186* .121 .114 1 .390**
Sig. (2-tailed) .236 .056 .116 .082 .034 .170 .195 .000
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
TKA Pearson Correlation .650** .275** .576** .648** .755** .663** .671** .390** 1
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 130 130 130 130 130 130 130 130 130
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

161
HASIL UJI RELIABILITAS

VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 100 76.9
Excludeda 30 23.1
Total 130 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.914 .918 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KOA1 4.56 .499 100
KOA2 4.58 .554 100
KOA3 4.55 .520 100
KOA4 4.56 .556 100
KOA5 4.49 .689 100
KOA6 4.49 .577 100
KOA7 4.48 .577 100
KOA8 4.42 .713 100
KOA9 4.40 .682 100
KOA10 4.41 .668 100

162
Inter-Item Correlation Matrix
KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10
KOA1 1.000 .604 .553 .533 .487 .511 .390 .439 .374 .577
KOA2 .604 1.000 .705 .574 .545 .619 .574 .502 .396 .443
KOA3 .553 .705 1.000 .671 .509 .507 .593 .515 .456 .420
KOA4 .533 .574 .671 1.000 .621 .521 .476 .496 .549 .436
KOA5 .487 .545 .509 .621 1.000 .584 .419 .502 .417 .459
KOA6 .511 .619 .507 .521 .584 1.000 .591 .575 .498 .626
KOA7 .390 .574 .593 .476 .419 .591 1.000 .659 .791 .375
KOA8 .439 .502 .515 .496 .502 .575 .659 1.000 .669 .525
KOA9 .374 .396 .456 .549 .417 .498 .791 .669 1.000 .413
KOA10 .577 .443 .420 .436 .459 .626 .375 .525 .413 1.000

Item-Total Statistics
Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
KOA1 40.38 17.895 .645 .515 .908
KOA2 40.36 17.263 .716 .651 .904
KOA3 40.39 17.493 .713 .651 .905
KOA4 40.38 17.268 .711 .629 .904
KOA5 40.45 16.694 .656 .505 .908
KOA6 40.45 16.997 .743 .623 .902
KOA7 40.46 17.099 .719 .764 .904
KOA8 40.52 16.212 .722 .583 .904
KOA9 40.54 16.675 .669 .733 .907
KOA10 40.53 17.019 .617 .524 .910

\
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
44.94 20.865 4.568 10

163
HASIL UJI RELIABILITAS

VARIABEL INDEPEDENSI AUDITOR

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.873 .874 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
IA_1 4.18 .833 100
IA_2 4.30 .689 100
IA_3 4.50 .611 100
IA_4 4.20 .725 100
IA_5 4.40 .569 100
IA_6 4.26 .812 100
IA_7 4.36 .659 100
IA_8 4.41 .653 100
IA_9 4.43 .573 100
IA_10 4.46 .576 100

164
Inter-Item Correlation Matrix
IA_1 IA_2 IA_3 IA_4 IA_5 IA_6 IA_7 IA_8 IA_9 IA_10
IA_1 1.000 .609 .357 .592 .465 .527 .451 .309 .238 .036
IA_2 .609 1.000 .504 .688 .490 .600 .427 .397 .361 .209
IA_3 .357 .504 1.000 .479 .610 .346 .551 .468 .332 .172
IA_4 .592 .688 .479 1.000 .515 .597 .419 .316 .156 -.077
IA_5 .465 .490 .610 .515 1.000 .429 .474 .588 .366 .173
IA_6 .527 .600 .346 .597 .429 1.000 .522 .521 .344 .044
IA_7 .451 .427 .551 .419 .474 .522 1.000 .639 .549 .224
IA_8 .309 .397 .468 .316 .588 .521 .639 1.000 .523 .219
IA_9 .238 .361 .332 .156 .366 .344 .549 .523 1.000 .649
IA_10 .036 .209 .172 -.077 .173 .044 .224 .219 .649 1.000

Item-Total Statistics
Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
IA_1 39.32 16.624 .592 .494 .863
IA_2 39.20 16.808 .719 .639 .851
IA_3 39.00 17.818 .611 .516 .860
IA_4 39.30 17.101 .620 .635 .859
IA_5 39.10 17.808 .669 .563 .857
IA_6 39.24 16.386 .654 .555 .856
IA_7 39.14 17.132 .692 .602 .853
IA_8 39.09 17.456 .634 .589 .858
IA_9 39.07 18.349 .543 .629 .865
IA_10 39.04 19.837 .229 .503 .885

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
43.50 21.343 4.620 10

165
HASIL UJI RELIABILITAS

VARIABEL DUE PROFESSIONAL CARE

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.842 .844 5

Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
DPC1 4.38 .632 100
DPC2 4.33 .652 100
DPC3 4.28 .621 100
DPC4 4.29 .671 100
DPC5 4.25 .687 100

166
Inter-Item Correlation Matrix
DPC1 DPC2 DPC3 DPC4 DPC5
DPC1 1.000 .599 .550 .476 .407
DPC2 .599 1.000 .518 .541 .378
DPC3 .550 .518 1.000 .700 .592
DPC4 .476 .541 .700 1.000 .433
DPC5 .407 .378 .592 .433 1.000

Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
DPC1 17.15 4.452 .631 .442 .814
DPC2 17.20 4.384 .632 .449 .814
DPC3 17.25 4.210 .761 .623 .780
DPC4 17.24 4.225 .674 .534 .802
DPC5 17.28 4.466 .549 .362 .838

Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
21.53 6.534 2.556 5

167
HASIL UJI RELIABILITAS
VARIABEL KUALITAS AUDIT

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.656 .701 8

Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
KA1 4.55 .500 100
KA2 3.47 .745 100
KA3 4.22 .690 100
KA4 4.40 .569 100
KA5 4.55 .520 100
KA6 4.48 .522 100
KA7 4.49 .689 100
KA8 4.07 .714 100

168
Inter-Item Correlation Matrix
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8
KA1 1.000 .031 .348 .355 .534 .449 .471 .061
KA2 .031 1.000 .131 .076 .004 -.067 -.079 -.176
KA3 .348 .131 1.000 .520 .251 .153 .153 .071
KA4 .355 .076 .520 1.000 .239 .232 .371 .129
KA5 .534 .004 .251 .239 1.000 .804 .509 .113
KA6 .449 -.067 .153 .232 .804 1.000 .351 .207
KA7 .471 -.079 .153 .371 .509 .351 1.000 .114
KA8 .061 -.176 .071 .129 .113 .207 .114 1.000

Item-Total Statistics
Scale Corrected Squared Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
KA1 29.68 5.755 .561 .397 .583
KA2 30.76 6.891 -.024 .073 .730
KA3 30.01 5.586 .395 .349 .612
KA4 29.83 5.678 .498 .387 .590
KA5 29.68 5.594 .605 .738 .570
KA6 29.75 5.806 .506 .684 .592
KA7 29.74 5.467 .437 .407 .600
KA8 30.16 6.459 .105 .092 .693

Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
34.23 7.351 2.711 8

169
HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. HASIL UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
a,,b
Normal Parameters Mean .00
Std. Deviation 1.302
Most Extreme Absolute .043
Differences Positive .043
Negative -.039
Kolmogorov-Smirnov Z .432
Asymp. Sig. (2-tailed) .992
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

2. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .539 .854 .631 .530
TKOA -.025 .021 -.147 -1.158 .250
TIA .034 .023 .210 1.441 .153
TDPC .007 .039 .022 .170 .866
a. Dependent Variable: RES_2

170
3. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 9.737 1.475 6.601 .000
TKOA .395 .037 .665 10.759 .000 .629 1.590
TIA .201 .041 .353 4.963 .000 .475 2.103
TDPC -.094 .067 -.088 -1.404 .163 .610 1.640
a. Dependent Variable: TKA

171
4. HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 TDPC, . Enter
TKOA, TIAa
a. All requested variables entered.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .877 .769 .762 1.32263
a. Predictors: (Constant), TDPC, TKOA, TIA
b. Dependent Variable: TKA

ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 559.773 3 186.591 106.664 .000a
Residual 167.937 96 1.749
Total 727.710 99
a. Predictors: (Constant), TDPC, TKOA, TIA
b. Dependent Variable: TKA

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9.737 1.475 6.601 .000
TKOA .395 .037 .665 10.759 .000
TIA .201 .041 .353 4.963 .000
TDPC -.094 .067 -.088 -1.404 .163
a. Dependent Variable: TKA

172

Anda mungkin juga menyukai