Anda di halaman 1dari 17

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
I. Identitas Data
Nama : AnA
Tempat, tgl lahir: Blora, 21 Juli 2003
Usia : 20 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama Ayah : Tn.G
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTA
Nama Ibu : Ny. W
Pekerjaan : Ibu RT
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Bandungrojo RT : 4 RW : 1 Ngawen.
No. RM : 344530
Tgl masuk : 1 Desember 2016
Tgl pengkajian : 1 Desember 2016

II. Keluhan Utama


Ibu pasien mengatakan anaknya diare 10 x/ hari

III. Riwayat Keluhan Saat Ini


Ibu mengatakan 1 hari SMRS anaknya mengalami BAB cair > 5x, lendir
(-), darah(-), mual (+), muntah tiap makan dan minum, demam tinggi
sejak pagi tadi, kembung (+), sudah diperiksakan ke puskesmas setempat
dan mendapatkan obat tidak ada perubahan kemudian pasien di bawa ke
RSUD Dr. R. Soetijono Blora untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Di IGD mendapatkan teapy : Inf. RL 25 tpm makro. Pada saat dilakukan
pengkajian tgl 1 Desember 2016 pasien masih diare 10x, muntah tiap
makan dan minum, demam tinggi S : 39 0 C, anak lemas, turgor kulit
kurang.

STIKES Muhammaiyah Kudus Progsus Blora 2016 51


IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu.
a. Prenatal :
ANC rutin sejak kehamilan 2 bulan,mendapat obat tambah darah &
vitamin.
b. Perinatal dan postnatal :
Lahir ditolong bidan, spontan, langsung menangis, BBL 3500 gr,
Periksa di bidan untuk imunisasi, kalau sakit kebidan &dokter.
c. Penyakit yang pernah diderita :
Selain penyakit tersebut klein belum ada keluhan lain.
d. Hospitalisasi / tindakan operasi :
Ibu pasien mengatakan anak pernah opname saat usia 8 bulan dengan
keluhan muntah.
e. Injuri / kecelakaan : Tidak pernah
f. Alergi : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki
alergi terhadap makanan, obat, binatang.
g. Imunisasi :
Hb Neo : usia 2 hari
BCG :1 X pada umur :1 bulan
Polio :4 X pada umur : 1, 2, 3, 4 bulan
Campak :1 X pada umur 9 bulan
DPT :3 X pada umur 1, 2, 3 bulan

V. Riwayat Pertumbuhan
Memegang benda pada umur 2 bln
Memindah benda pada umur 4 bulan
Mengoceh pada umur 2 bulan
Berbicara 2 suku kata pada umur 11 bulan
Telungkup padaumur 2 bulan
Miring pada umur 3 bulan
Duduk pada umur 5 bulan
Mulai jalan pada umur 11 bulan

VI. Riwayat Sosial:


a. An. A diasuh oleh orangtua sendiri, pasien merupakan anak ke 2. An.
A juga diasuh oleh kakek dan nenek.

STIKES Muhammaiyah Kudus Progsus Blora 2016 52


b. Pembawaan secara umum : anak periang, semenjak anak dirawat di
RS anak cenderung rewel.

VII. Riwayat Keluarga


a. Sosial ekonomi :Ayah klien wiraswasta, dengan penghasilan
Rp:1500.000/bln
b. Lingkungan rumah : Rumah permanen, ubin keramik, WC jongkok
milik sendiri, sumber air minum air sumur. Anak sering memasukkan
jari dan mainan ke dalam mulut saat bermain.
c. Penyakit keluarga : Menurut pengakuan ibu tidak ada keluarga, DM,
TBC, Asthma, riwayat alergi.
d. Genogram.

Keterangan:
:laki-laki
O : perempuan
:pasien
- - :tinggal serumah

VIII. Pengkajian Tingkat Perkembangan Saat Ini ( Gunakan Format


Denver/ DDST)
a. Personal social : Tersenyum spontan, berusaha mencapai
mainan, mengamati tangannya.
b. Adaptif Motorik halus : Memegang benda pada umur 2 bln
memindah benda pada umur 4 bulan

STIKES Muhammaiyah Kudus Progsus Blora 2016 53


c. Bahasa : Mengoceh pada umur 2 bulan berbicara 2 suku kata pada
umur 11 bulan
d. Motorik kasar :
Telungkup pada umur 2 bulan
Miring pada umur 3 bulan
Duduk pada umur 5 bulan
Mulai jalan pada umur 11 bulan

IX. Riwayat Kesehatan Saat ini


Diagnosa Medis : GEDS
Tindakan operasi : tidak ada
Program Terapy :
Inf RL 25 tpm makro dalam 24 jam pertama
Injeksi ODR 1,6 mg/ 8 jam jika muntah
Inj Ampi 4 x 300 mg
Zinc 1 x 20 mg
X. Pengkajian Pola Kesehatan :
a. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan : Jika anggota keluarga sakit
berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan yang ada ke dokter dan bidan
terdekat
b. Nutrisi : Klein diberikan ASI, makan 2-3 sendok makan menu RS.
Muntah Tiap makan minum
c. Cairan : Kaen RL, susu, air putih.
d. Aktifitas : Ditempat tidur, tidur miring kanan miring kiri, terlentang,
bermain mobil-mobilan dan pistol-pistolan.
e. Tidur dan istirahat :
f. Eleminasi : Ibu menyatakan anaknya BAB: 6x cair tidak ad lendir
darah, BAK :100/4jam
g. Pola hubungan : klien mengenal ibu,bapak,kakek,nenek dan perawat.
h. Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan : Jika anak
monta sesesuatu tidak diberikan anak nangis.
i. Kognitif dan persepsi : klien melihat ke seseorang yang datang
padanya, bereaksi dengan menangis.
j. Konsep diri : Ibu menyatakansaya ingin ingin anaknya cepat
sembuh dari penyakitnya.
k. Seksual : Klien berjenis kelamin laki-laki, alat reproduksi lengkap.
l. Nilai : Orang tua menganut agama islam

XI. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum : Lemah, Kesadaran : CM, GCS : 15 (E : 4, V : 5, M
: 6), os Rewel
b. VS : N : 120 x/ mnt, RR : 32 x/mnt, temp : 39
c. Antopometri : BB: 16 kg, TB: 86 cm , LK : 48 cm, LLA : 18 cm
BB/U : 16 11,8 = 3,2 = 2,461 ( Tinggi )
13,1 11,8 1,3

STIKES Muhammaiyah Kudus Progsus Blora 2016 54


TB/U : 86 87,4 = -1,4 = -0,437 ( Tinggi )
87,4 84,2 3,2
BB/TB : 16 12,3 = 4,3 = 2,866 ( Normal )
13,8 -12,3 1,5
Kesimpulan status gizi : saat ini lebih,tapi tidak obisitas.
d. Kepala : Bentuk mesocephal
e. Rambut : Distribusi rambut rata dan tipis
f. Mata : Cowong (+), Konjungtiva anemis(-), pupil simetris 3
mm, reflek cahaya +/+
g. Hidung : Bersih, discharge (-), epitaksis (-).
h. Mulut : Simetris, lidah bersih, bibir kering dan mukosa
kering, sianosis (-)
i. Telinga: Simetris, Discharge (-), fngsi pendengaran (+)
j. Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada kaku kuduk.
k. Dada : I : Simetris, retraksi (-),Iktus kordis tidak tampak.
P : Sonor
P : teraba SIC IV-V
A : Vesikuler, Whesing -/-, ronchi -/-,

l. Jantung : BJ S1 tunggal, S2 spilt tak konstan


m. Perut : I : Distensi, kembung(+)
A : Peristaltik meningkat ( 35 x / mnt)
P : Supel, Hepar teraba 2 cm, Lien tak teraba.
P : Timpani
n. Genetalia & Anus : Penis normal, anus normal, tidak ada iritasi
o. Ekstremitas : Terpasang infus di tangan kiri
p. Kuit : Kulit tampak kemerahan, Badan teraba panas, Turgur kulit
kurang

XII. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang :


Darah rutin : ( Tgl: 1 Desember 2016 )
Hb : 9,7 gr % ( Normal : 10-15 g/dl )
Al : 23.000 l ( Normal : 6.000 17.000 l )
AT : 382.000 l ( Normal : 200.000 475.000l )
Hct: 31,5 % ( 29 % - 40 % )

B. Analisa Data
Tgl Data Fokus Etiologi Problem

STIKES Muhammaiyah Kudus Progsus Blora 2016 55


1/12/201 DS : - Kehilangan cairan Defisit volume
6 DO : - KU lemah secara aktif cairan
Jam
- Urine 100cc/4 jam
09.00
- BAB cair 6 x
WIB
- Mata cowong
- Bibir kering
- Mukosa bibir kering
- HR: 120x/mnt
- Suhu 39
- Muntah tiap makan
dan minum
- Turgor kulit kurang.

1/12/201 DS : - Peningkatan Hipertermia


DO :
6 metabolisme,
- Badan teraba panas
Jam
- S : 39 0C Inflamasi usus
09.00 - Nadi : 120 x / mnt
- Kulit tampak
WIB
kemerahan
- AL : 23. 000 l

1/12/201 DS : ibu os mengatakan Proses Inflamasi Diare

6 anaknya mengalami diare >6 Usus,


Jam
x peningkatan
09.00 DO :
motilitas usus
- AL : 23. 000 l
WIB
- Peningkatan
peristaltik usus (35
x/mnt)

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, inflamasi usus.

STIKES Muhammaiyah Kudus Progsus Blora 2016 56


3. Diare berhubungan dengan proses inflamasi usus, peningkatan motilitas
usus.

STIKES Muhammaiyah Kudus Progsus Blora 2016 57


D. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Kekurangan volume ca-iran b.d intake Setelah dilakukan tindakan perawatanM Monitor Cairan
kurang, kehilangan volume cairan aktif, selama 1 X 24 jam kebutuhan cairan dan 1. Tentukan riwayat jenis dan banyaknya intake cairan dan kebiasaan
kegagalan dalam mekanisme pengaturan elektrolit adekuat, dengan kriteria : eleminasi
2. Tentukan faktor resiko yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan
Batasan karakteristik : Hidrasi (hipertermi, diu-retik, kelainan ginjal, muntah, poliuri, diare,
- Kelemahan - Hidrasi kulit adekuat diaporesis, terpapar panas, infeksi)
- Haus - Tekanan darah dalam ba-tas normal 3. Menimbang BB secara teratur
- Penurunan turgor kulit - Nadi teraba 4. Monitor vital sign
- Membran mucus / kulit kering - Membran mukosa lembab 5. Monitor intake dan output
- Nadi meningkat, te-kanan darah menu- - Turgor kulit normal 6. Periksa serum, elektrolit dan membatasi cairan bila diperlukan
run, tekanan nadi menurun - Berat badan stabil dan dalam batas 7. Jaga keakuratan catatan intake dan output
- Penurunan pengisian kapiler normal 8. Monitor membrane mukosa, turgor kulit dan rasa haus
- Perubahan status mental - Kelopak mata tidak ce-kung 9. Monitor warna dan jumlah urin
- Penurunan urin out-put - Fontanela tidak cekung 10. Monitor distensi vena leher, krakles, odem perifer dan peningkatan
- Peningkatan konsen-trasi urin - Urin output normal berat badan.
- Peningkatan suhu tubuh - Tidak demam 11. Monitor akses intravena
- Hematokrit mening-kat - Tidak ada rasa haus yang sangat 12. Monitor tanda dan gejala asites
- Kehilangan berat ba-dan mendadak. - Tidak ada napas pendek / kusmaul 13. Catat adanya vertigo
14. Pertahankan aliran infuse sesua advis dokter
Balance Cairan
- Tekanan darah normal Manajemen Cairan
- Nadi perifer teraba 1. Timbang berat badan dan monitor ke-cenderungannya.
- Tidak terjadi ortostatik hypotension 2. Timbang popok
- Intake-output seimbang dalam 24 3. Pertahankan keakuratan catatan intake dan output
jam 4. Pasang kateter bila perlu
- Serum, elektrolit dalam batas 5. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, denyut nadi,
normal. tekanan darah)
- Hmt dalam batas normal 6. Monitor vital sign
- Tidak ada suara napas tambahan 7. Monitor tanda-tanda overhidrasi / ke-lebihan cairan (krakles, edema
- BB stabil perifer, distensi vena leher, asites, edema pulmo)
- Tidak ada asites, edema perifer 8. Berikan cairan intravena
- Tidak ada distensi vena leher 9. Monitor status nutrisi
- Mata tidak cekung 10. Berikan intake oral selama 24 jam
- Tidak bingung 11. Berikan cairan dengan selang (NGT) bila perlu
- Rasa haus tidak berlebih-an 12. Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit
- Membrane mukosa lem-bab 13. Kolaborasi dokter jika ada tanda dan gejala kelebihan cairan
- Hidrasi kulit adekuat
Manajemen Hipovolemia
1. Monitor status cairan intake dan output
2. Pertahankan patensi akses intravena
3. Monitor Hb dan Hct
4. Monitor kehilangan cairan (muntah dan diare)
5. Monitor tanda vital
6. Monitor respon pasien terhadap perubahan cairan
7. Berikan cairan isotonic / kristaloid (Na-Cl, RL, Asering) untuk
rehidrasi eks-traseluler
8. Monitor tempat tusukan intravena dari tanda infiltrasi atau infeksi
9. Monitor IWL (misalnya : diaporesis)
10. Anjurkan klien untuk menghindari meng-ubah posisi dengan cepat,
dari tidur ke duduk atau berdiri
11. Monitor berat badan secara teratur
12. Monitor tanda-tanda dehidrasi ( turgor kulit menurun, pengisian
kapiler lambat, membrane mukosa kering, urin output menurun,
hipotensi, rasa haus meningkat, nadi lemah.
13. Dorong intake oral (distribusikan cairan selama 24 jam dan beri
cairan diantara waktu makan)
14. Pertahankan aliran infus
15. Posisi pasien Trendelenburg / kaki elevasi lebih tinggi dari kepala
ketika hipotensi jika perlu

Monitoring Elektrolit
1. Monitor elektrolit serum
2. Kolaborasi dokter jika ada ketidak-seimbangan elektrolit
3. Monitor tanda dan gejala ketidak-seimbangan elektrolit (kejang, kram
perut, tremor, mual dan muntah, letargi, cemas, bingung, disorientasi,
kram otot, nyeri tulang, depresi pernapasan, gangguan ira-ma
jantung, penurunan kesadaran : apa-tis, coma)
Manajemen Elektrolit
1. Pertahankan cairan infuse yang me-ngandung elektrolit
2. Monitor kehilangan elektrolit lewat suc-tion nasogastrik, diare,
diaporesis
3. Bilas NGT dengan normal salin
4. Berikan diet makanan yang kaya kalium
5. Berikan lingkungan yang aman bagi klien yang mengalami gangguan
neurologis atau neuromuskuler
6. Ajari klien dan keluarga tentang tipe, penyebab, dan pengobatan
ketidakse-imbangan elektrolit
7. Kolaborasi dokter bila tanda dan gejala ketidakseimbangan elektrolit
menetap.
8. Monitor respon klien terhadap terapi elektrolit
9. Monitor efek samping pemberian su-plemen elektrolit.
10. Kolaborasi dokter pemberian obat yang mengandung elektrolit
(aldakton, kalsium glukonas, Kcl).
11. Berikan suplemen elektrolit baik lewat oral, NGT, atau infus sesuai
advis dokter

2. Hipertermi b.d dehidrasi, peningkatan Setelah dilakukan tindakan perawatan Pengaturan Panas
metabolik, inflamasi usus selama 1 X 24 jam suhu badan klien 1. Monitor suhu sesuai kebutuhan
normal, dengan criteria : 2. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
Batasan karakteristik : 3. Monitor suhu dan warna kulit
- Suhu tubuh > normal Termoregulasi 4. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi
- Kejang - Suhu kulit normal 5. Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
- Takikardi - Suhu badan 35,9C- 37,3C 6. Ajarkan klien bagaimana mencegah panas yang tinggi
- Respirasi meningkat - Tidak ada sakit kepala 7. Berikan obat antipiretik
- Diraba hangat - Tidak ada nyeri otot 8. Berikan obat untuk mencegah atau mengontrol menggigil
- Kulit memerah - Tidak ada perubahan war-na kulit
- Nadi, respirasi dalam ba-tas normal Pengobatan Panas
- Hidrasi adekuat 1. Monitor suhu sesuai kebutuhan
- Pasien menyatakan nya-man 2. Monitor IWL
- Tidak menggigil 3. Monitor suhu dan warna kulit
- Tidak iritabel / gragapan / kejang 4. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
5. Monitor derajat penurunan kesadaran
6. Monitor kemampuan aktivitas
7. Monitor leukosit, hematokrit
8. Monitor intake dan output
9. Monitor adanya aritmia jantung
10. Dorong peningkatan intake cairan
11. Berikan cairan intravena
12. Tingkatkan sirkulasi udara dengan kipas angin
13. Dorong atau lakukan oral hygiene
14. Berikan obat antipiretik untuk mencegah pasien menggigil / kejang
15. Berikan obat antibiotic untuk mengobati penyebab demam
16. Berikan oksigen
17. Kompres dingin diselangkangan, dahi dan aksila bila suhu badan
39C atau lebih
18. Kompres hangat diselangkangan, dahi dan aksila bila suhu badan <
39C
19. Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut
20. Anjurkan klien memakai baju berbahan dingin, tipis dan menyerap
keringat

Manajemen Lingkungan
1. Berikan ruangan sendiri sesuai indikasi
2. Berikan tempat tidur dan kain / linen yang bersih dan nyaman
3. Batasi pengunjung

Mengontrol Infeksi
1. Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum makan
2. Gunakan sabun untuk mencuci tangan
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan perawatan
4. Ganti tempat infuse dan bersihkan sesuai dengan SOP
5. Berikan perawatan kulit di area yang odem
6. Dorong klien untuk cukup istirahat
7. Lakukan pemasangan infus dengan teknik aseptik
8. Anjurkan koien minum antibiotik sesuai advis dokter
3. Diare b.d faktor psiko-logis (stress, cemas), Setelah dilakukan tindakan perawatan Manajemen Diare
faktor situasional (kera-cunan, kontaminasi, selama 2 X 24 jam pasien tidak me- 1. Identifikasi faktor yang mungkin me-nyebabkan diare (bakteri, obat,
pem-berian makanan melalui selang, ngalami diare / diare berkurang, dengan makanan, selang makanan, dll )
penyalahgunaan laksatif, efek samping criteria : 2. Evaluasi efek samping obat
obat, travelling, malab-sorbsi, proses 3. Ajari pasien menggunakan obat diare dengan tepat (smekta diberikan
infeksi, parasit, iritasi) Bowel Elemination 1-2 jam setelah minum obat yang lain)
- Frekuensi bab normal < 3 kali / hari 4. Anjurkan pasien / keluarga untuk men-catat warna, volume,
Batasan karakteristik : - Konsistensi feses normal (lunak dan frekuensi, bau, konsistensi feses.
- Bab > 3 x/hari berbentuk) 5. Dorong klien makan sedikit tapi sering (tambah secara bertahap)
- Konsistensi encer / cair - Gerakan usus tidak me-ningkat 6. Anjurkan klien menghindari makanan yang berbumbu dan
- Suara usus hiperaktif (terjadi tiap 10 -30 detik) menghasilkan gas.
- Nyeri perut - Warna feses normal 7. Sarankan klien untuk menghindari ma-kanan yang banyak
- Kram - Tidak ada lendir, darah mengandung laktosa.
- Tidak ada nyeri 8. Monitor tanda dan gejala diare
- Tidak ada diare 9. Anjurkan klien untuk menghubungi pe-tugas setiap episode diare
- Tidak ada kram 10. Observasi turgor kulit secara teratur
- Gambaran peristaltic tidak tampak 11. Monitor area kulit di daerah perianal dari iritasi dan ulserasi
- Bau fese normal (tidak amis, bau 12. Ukur diare / keluaran isi usus
busuk) 13. Timbang Berat Badan secara teratur
14. Konsultasikan dokter jika tanda dan gejala diare menetap.
15. Kolaborasi dokter jika ada peningkatan suara usus
16. Kolaborasi dokter jika tanda dan gejala diare menetap.
17. Anjurkan diet rendah serat
18. Anjurkan untuk menghindari laksatif
19. Ajari klien / keluarga bagaimana meme-lihara catatan makanan
20. Ajari klien teknik mengurangi stress
21. Monitor keamanan preparat makanan

Manajemen Nutrisi
1. Hindari makanan yang membuat alergi
2. Hindari makanan yang tidak bisa di-toleransi oleh klien
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan kalori dan
jenis makanan yang dibutuhkan
4. Berikan makanan secara selektif
5. Berikan buah segar (pisang) atau jus buah
6. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan kien
dan ba-gaimana cara makannya

Bowel Incontinence Care


1. Tentukan faktor fisik atau psikis yang menyebabkan diare.
2. Terangkan penyebab masalah dan alasan dilakukan tindakan.
3. Diskusikan prosedur dan hasil yang diharapkan dengan klien /
keluarga
4. Anjurkan klien / keluarga untuk mencatat keluaran feses
5. Cuci area perianal dengan sabun dan air dan keringkan setiap setelah
habis bab
6. Gunakan cream di area perianal
7. Jaga tempat tidur selalu bersih dan kering

Perawatan Perineal
1. Bersihkan secara teratur dengan teknik aseptik
2. Jaga daerah perineum selalu kering
3. Pertahankan klien pada posisi yang nyaman
4. Berikan obat anti nyeri / inflamasi dengan tepat
E. Implementasi
Tgl/ jam No Implementasi Respon Ttd
.
Dx
1/12/201 I, Memonitor VS DS : -
6 II DO : S : 390C, Nadi : 110 x/ mnt, rr : 30 x/ mnt
09.00
09.02 I Memonitor Status Hidrasi DS : ibu os mengatakan bibir anaknya kering
DO : mukosa bibir kering, bibir kering, turgor
kulit lambat, mata cowong
09.03 I Mempertahankan aliran infus sesuai program therapy (inf RL 25 DS : ibu os mengatakan infus tidak bengkak
tpm makro 24 jam pertama) DO : tetesan lancar Inf RL 25 tpm makro
09.05 II Memberikan kompres hangat DS : ibu mengatakan bersedia
DO : kompres di ketiak, lipat paha
09.05 II Memberikan antipiretik sesuai program terapy (pamol 1 cth) DS : ibu mengatakan anaknya tidak muntah,
tidak gatal
DO : obat masuk, tidak ada tanda alergi
11.00 I Memonitor warna dan jumlah urine DS : ibu os mengatakan anaknya BAK ngompol
warna kuning, jumlah tidak seperti biasanya
DO : BAK warna kuning pekat, jumlah 50 cc (2
jam)
12.00 II Menganjurkan Intake cairan dan nutrisi adekuat DS : ibu mengatakan anaknya mau minum
DO : os mau minum
13.00 II Memberikan injeksi ampi 300 mg DS : ibu os mengatakan anaknya tidak gatal
III DO : obat masuk iv tidak ada tanda syok maupun
alergi
13.15 III Mengidentifikasi faktor yang mungkin me-nyebabkan diare DS : ibu os mengatakan anak sering
memasukkan jari asaat main
DO : os tampak memasukkan jari ke dalam
mulut
13.30 III Mengajarkan ibu untuk cuci tangan DS : ibu os mengatakan mau melakukan cuci
tangan
DO : ibu os tampak cuci tangan
2/12/201 I, Memonitor VS DS : -
6 II DO : S : 380C, Nadi : 110 x/ mnt, rr : 30 x/ mnt
09.00
09.02 I Memonitor Status Hidrasi DS : ibu os mengatakan bibir anaknya kering
DO : mukosa bibir lembab, bibir lembab, turgor
kulit cukup, mata tidak cowong
09.03 I Mempertahankan aliran infus sesuai program therapy (inf RL 25 DS : ibu os mengatakan infus tidak bengkak
tpm makro 14 tpm makro) DO : tetesan lancar Inf RL 14 tpm makro
09.05 II Memberikan kompres hangat DS : ibu mengatakan bersedia
DO : kompres di ketiak, lipat paha
09.05 II Memberikan antipiretik sesuai program terapy (pamol 1 cth) DS : ibu mengatakan anaknya tidak muntah,
tidak gatal
DO : obat masuk, tidak ada tanda alergi
11.00 I Memonitor warna dan jumlah urine DS : ibu os mengatakan anaknya BAK ngompol
warna kuning jernih, jumlah banyak
DO : BAK warna kuning jernih jumlah banyak
250 cc dalam 6 jam
12.00 II Menganjurkan Intake cairan dan nutrisi adekuat DS : ibu mengatakan anaknya mau minum
DO : os mau minum
13.00 II Memberikan injeksi ampi 300 mg DS : ibu os mengatakan anaknya tidak gatal
III DO : obat masuk iv tidak ada tanda syok maupun
alergi
F. Evaluasi
Tgl / jam No Evaluasi Ttd
.
Dx
02/12/201 I S : ibu os mengatakan anaknya diare berkurang 3x sehari, bibir lembab
O : mukosa bibir lembab, turgor kulit cukup, mata tidak cowong
6
S : 38 N : 100 x/ mnt RR : 30x/mnt
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1. Memonitor Status Hidrasi
2. Pertahankan aliran infus sesuai program therapy
3. Monitor VS
4. Monitor warna dan jumlah urine

02/12/201 II S : Ibu os mengatakan anaknya masih demam


O : S : 380C, N : 100 x/mnt RR : 30 x/mnt badan teraba panas
6
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan Intervensi :
1. Monitor VS
2. Berikan antipiretik sesuai program terapy
3. Anjurkan Intake cairan dan nutrisi adekuat
4. Berikan injeksi Antibiotik (kolaborasi)
02/12/201 III S : ibu os mengatakan anaknya diare berkurang 3x sehari, tidak ada lendir darah
O : BAB cair tidak ada lendir darah, peristaltik 20x/mnt
6
S : 38 N : 100 x/ mnt RR : 30x/mnt
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan Intervensi :
1. Anjurkan klien / keluarga untuk mencatat keluaran feses
2. Monitor tanda dan gejala diare
3. Identifikasi faktor yang mungkin me-nyebabkan diare (bakteri, obat, makanan, selang makanan)
4. Observasi turgor kulit secara teratur
5. Kolaborasi dokter jika ada peningkatan suara usus

Anda mungkin juga menyukai