A. DEFINISI
Istilah andropause berasal dari bahasa yunani yaitu andro artinya pria dan pause
yagartinya penghentian. Jadi, andropause diartikan sebagai berhentinya proses fidiologid
pada pria.Andropause adalah sindrom pada pria separuh baya atau lansia di mana
terjadinya penurunan kemampuan fisik, sexual, psikologis.
Pada wanita menopause, produksi ovum, produksi hormon estrogen, dan siklus haid akan
berhenti dengan cara relatif mendadak. Namun pada pria di atas umur tengah baya, penurunan
produksi spermatozoa, hormon testosteron, dan hormon-hormon lainnya sedemikian perlahan.
Perubahan hormon yang terjadi pada pria usia lanjut tersebut sangat bervariasi dari satu individu
ke individu yang lain dan biasanya tidak sampai menyebabkan hipogonadisme yang berat.
Andropause pada umumnya terjadi pada usia sekitar 40-60 tahun, tergantung dari faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
B. Fisiologi Andropause
Sebelum testosteron menjadi bioaktif biasanya androgen ini harus diubah terlebih dulu
menjadi dihidrotestosteron pada sel-sel "target". Andro- gen pada umumnya (testosteron,
dihidrotestosteron, androstendione, 17- ketosteroid) sangat dibutuhkan untuk perkembang
sifatsifat seks primer maupun sekunder (maskulinitas) pada laki-laki
Testosteron sebagian besar (95%), disekresi oleh sel-sel Sertoli di dalam jaringan testis
yang berada di antara jaringan-jaringan interstitial yang hanya merupakan sekitar 5% dari
seluruh jaringan testis. Testosteron sisanya diproduksi oleh kelenjar adrenalis. Di samping
hormon-hormon steroid yang disebutkan di atas, testis masih memproduksi androgen yang
kurang poten (bersifat androgen lemah), seperti dehidroepiandrosteron (DHEA) dan
androstendion.
Sel-sel Leydig selain memproduksi estradiol, masih juga mensekresikan (dalam jumlah
yang sangat kecil); estron, pregnenolon, progesterone, 17-alfa-hidroksi-progesteron. Perlu
diingat bahwa tidak semua dihidrotestosteron dan estradiol disekresikan oleh sel-sel Leydig dari
testis, tapi hormon-hormon seks steroid seperti itu dapat juga dibentuk oleh Androgen
precursorsdan estrogen pada jaringan. perifer lainnya. seperti misalnya kelenjar adrenalis Bahkan
80% dari hormon steroid tadi. yang dapat ditemukan dalam peredaran darah berasal dari
"androgen precursor".
Androgen dalam peredaran darah pada umumnya didapatkan dalam bentuk yang terikat
dengan suatu molekul protein ("binding protein"). Hanya sebagian kecil testosteron saja di dalam
peredaran darah terdapat dalam bentuk yang bebas sebagai "free testosteron". "Free testosteron"
hanya dapat diketemukan sekitar 2% saja. Sekitar 38% testosterone terikat kepada protein
albumin, selebihnya sebanyak 60% terikat kepada globulin yaitu Sex hormone binding
globulin" atau "SHBG". Ikatan itu terkadang juga ditemukan sebagai testosterone-estradio-
binding-globulin. Dengan ikatan-ikatan seperti itu androgen-androgen menjadi lebih mudah
dapat memasuki sel-sel Targetnya dan memberikan efek fisiologiknya.
Pada sel-sel "target" testosteron pada umumnya akan diubah menjadi dihidrotestosteron,
namun di dalam hepar sebagian besar testosteron akan diubah menjadi berbagai macam
metabolit, misalnya menjadi androsteron, epiandrosteron dan etiokholanolon. Metabolit -
metabolit tersebut setelah "berkonjugasi" dengan "glucuronic acid" "sulphuric acid" akan
dikeluarkan melalui urin sebagai 17-ketosteroid. Dalam ponentuan kadar 17-ketosteroid di dalam
urin, perlu disadari bahwa hanya sekitar 20-30% ketosteroid urin itu berasal dari testosteron,
sedangkan selebihnya berasal dari metabolit hormon steroid adrenalis dan lainnya. Dengan
demikian penentuan kadar 17-ketosteroid, urin tidak dapat mewakili atau, misalnya dijadikan
pedoman untuk menentukan kadar steroid dari testis.
Nilai rujukan normal testosteron total adalah 300-1000 ng/dl (Guyton dan I fall, 1997),
Richard (2002,) menyatakan kadar testosteron pada pria dewasa adalah sebagai berikut: free
testosteron sebesar 0,47-2,44 ng/dl atau 1,6% 2,9%, sedangkan kadar testosteron dan kadar
testosteron SHBG (Sex Hormone Binding Globulin) diklasifikasikan berdasarkan usia seperti
tabel berikut ini:
Kadar Testosteron dan Kadar Testosteron SHBG (Sex Hormone Binding Globulin)Kadar
Testosteron Kadar Testosteron SHBG Usia ng/dl Usia nmol/1 20 - 39 400- 1080 13- 15 13- 63 40
59 350 - 890 16- 18 13- 71 >50 350 - 720 >19 11-54(Richard, 2002) Testosteron total terdiri dari
60% testosteron terikat globulin (SHBG), 38% testosteron terikat albumin, dan 2% testosteron
bcbas. Komponen aktif dari vestosteron adalah testosteron terikat albumin dan testosteron bebas
yang Kemudian diubah oleh enzim menjadi estradiol (dengan aromatase) dan dehidrotestosteron
(dengan 5 alfa reduktase).
Pada usia 20 tahun, pria mempunyai kadar testoster tertinggi dalam darah sekitar 800-
1200 ng/dl yang akan dipertahankan sekitar 10-20 tahun. Selanjutnya, kadarnya akan menurun
sekitar 1% per tahun. Pada usia lanjut, terjadi penurunan fungsi sistem reproduksi pria yang
mengakibatkan penurunan jumlah testosteron dan availabilitasnya, seiring dengan meningkatnya
SHBG Penurunan testosteron bebas sekitar 1,2% per tahun, sementara bioavailabilitasnya turun
hingga 50% pada usia 25-75 tahun
Pria akan mengalami penurunan kadar testosteron darah aktif sekitar 0,8-1,6% per tahun
ketika memasuki usia sekitar 40 tahun. Sementara saat mencapai usia 70 tahun, pria akan
mengalami penurunan kadar testosteron darah sebanyak 35% dari kadar semula. Perubahan
kadar hormon testosteron ini sangat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya dan
biasanya tidak sampai menimbulkan hipogonadisme berat.
Testosteron antara lain bertanggungjawab terhadap berbagai sifat maskulinisasi tubuh. Pengaruh
testosteron pada perkembangan sifat kelamin primer dan sekunder pada pria dewasa antara lain.
Sifat-sifat seks primer antara lain adalah :
1. Perkembangan/pembesaran alat kelamin laki-laki (penis) yang mulai nampak jelas pada usia
10-11 tahun (pre-pubertas/pubertas)
3. Perkembangan / pembesaran volume test is dan kelenjar-kelenjar seks asesori (prostat dan
vesika seminalis).
Fungsi-fungsi yang lain, diantaranya pada fungsi seksual.-Pada pria usia lanjut, dorongan
seksual dan fungsi ereksi hanya terhadap testosteron yang kadarnya lebih tinggi dibandingkan
dengan pria lebih muda. Jadi berlawanan dengan pria yang lebih muda, pria berusia lanjut
membutuhkan kadar testosteron lebih tinggi untuk mencapai fungsi seksual yang normal. Selain
mengakibatkan disfungsi seksual, testosteron yang kurang juga mengakibatkan spermatogenesis
terganggu, kelelahan, ganguan mood, perasaan bingung, rasa panas (hot flush), keringat malam
hari, serta perubahan komposisi tubuh berupa timbunan lemak viscera.
Pada usia 20 tahun, pria mempunyai kadar testosteron tertinggi dalam darah sekitar 800-
1200 ng/dl yang akan dipertahankan sekitar 10-20 tahun. Seiring bertambahnya usia, terjadi
penurunan fungsi sistem reproduksi pria yang menyebabkan penurunan jumlah testosteron bebas
dan availabilitasnya serta peningkatan SIIBG sehingga pembentukan DNA, rnRNA, protein
termasuk (Growth Factor) juga menurun.
Ketika memasuki usia 40 tahun pria akan mengalami penurunan kadar testosterone darah
aktif sekitar 0,8-1,6 % per tahunnya, sementara bioavailibitasnya akan menurun sebanyak 50 %
diantara umur 25 dan 75 tahun
Telah dibuktikan bahwa yang terpenting adalah Free Androgen Index (FAI) yang
menunjukkan hubungau antara kunsentrasi testosteron dengan protein pengikat androgen. Kadar
normal testosteron bebas rata-rata adalah 700 ng/dl dengan kisaran 300-1100 ng/dl, sedangkan
FAI mempunyai kisaran 70-100 %. Jika FAI kurang dan 50 % maka gejala-gejala andropause
akan muncul.
Bisa terjadi kekurangan ataw tidak terjadinya maskulinisasi pada alat genitalia luar
Efek kekurangan ini terjadi pada fase terakhir perkembangan ( pada minggu ke 24 kehamilan )
Gangguan penempatan testis menyebabkan abnormalitas pada penis sehingga penis menjadi
kecil ( micropenis)
2. Saat Pubertas
3. Saat Dewasa
setelah melewati fase pubertas gambaran klinis hypogonadism akan sangat bervariasi. Tapi
proporsi tubuh ukuran penis, tidak akan bisa berubah lagi.
Kulit Kulit kering dan tidak ada Tidak ada produksi kelenjar
jerawat saat pubertas,tidak ada sebum,atrophy, kerutan
produksi kelenjar halus,wajah pucat
sebum,wajah pucat
Eritropoisis Anemia Anemia
otot Otot tidak berkembang,tidak Otot atrophy, kekuatan otot
ada kekuatan otot berkurang
Distribusi lemak wanita Meningkat seperti wanita
Metabolisme lemak HDL-C LDC-C HDL-C , LDC-C
ANDROPAUSE
Pada pria yang mengalami penuaan Gejala terjadi karena kekurangan Hormon testosteron
KLASIFIKASI
*Hypoaktif
*aversi sexual
Gangguan ereksi
*dissfungsi ereksi
Gangguan ejakulasi
*ejakulasi dini
*ejakulasi terhambat
Gangguan orgasme
*anorgasm
Komposisi tubuh
*rasio massa lemak bebas tubuh berkurang 40% antara 20tahun dan 80 tahun
Densitas tulang
Nilai:
Ringan : 2
Sedang: 3
Berat : 4
Sangat berat : 5
PHYSICA PSYCHIC
L FACTOR
FACTOR
*Situasi dgn
Tidak ada
resiko tinggi QUALITY kepuasan
OF LIFE
*penyakit
Stres
*kebiasaang diet
yang tidak sehat Sedih
*polusi Tidak
lingkungan percaya
diri
Penatalaksanaan :
Terapi ini jangka panjang dan harus secara berkala di pantau dengan pemeriksaan level
dalam darah dan target terapi yang sudah di capai
Sediaan testosteron
1) Pre oral
3) Transdermal