Anda di halaman 1dari 4

Fungsi protein tak terhitung banyaknya.

Kalau konsumsinya kurang, atau tak pandai


memanfaatkannya, bisa timbul banyak masalah kesehatan.

Protein sangat penting bagi tubuh manusia. Setiap sel dalam tubuh kita mengandung protein,
termasuk kulit, tulang, otot, kuku, rambut, air liur, darah, hormon, dan enzim. Pada sebagian
besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar kedua setelah air. Diperkirakan 50%
berat kering sel dalam jaringan hati dan daging terdiri dari protein. Sedangkan dalam tenunan
daging segar sekitar 20%.

Protein ditemukan dalam berbagai jenis bahan makanan, mulai dari kacang-kacangan, biji-
bijian, daging unggas, seafood, daging ternak, sampai produk susu. Buah dan sayuran
memberikan sedikit protein. Pemilihan sumber protein ini mesti bijaksana, karena banyak
makanan yang tinggi protein juga tinggi lemak dan kolesterol.

Mutu protein dinilai dari perbandungan asam-asam amino (penyusun protein) yang
menyusunnya. Sampai kini dikenal 24 jenis asam amino, terdiri dari 10 asam amino esensial dan
14 asam amino non-esensial. Asam amino esensial yakni asam amino yang tidak dapat dibuat
sendiri oleh tubuh kita, dan harus diperoleh dari makanan. Ke-10 asam amino itu adalah lisin,
leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin. Arginin tidak esensial
bagi anak-anak dan orang dewasa, tapi berguna bagi pertumbuhan bayi. Histidin esensial bagi
anak-anak tetapi tidak esensial bagi orang dewasa.

Protein yang menyediakan asam amino esensial dalam perbandingan yang menyamai
kebutuhan manusia disebut bermutu tinggi. Sebaliknya, yang kekurangan satu atau lebih asam
amino esensial disebut bermutu rendah. Jumlah asam amino non-esensial tidak dapat digunakan
sebagai pedoman karena asam-asam amino itu dapat dibuat dalam tubuh.

Asam amino esensial yang jumlahnya sangat kurang dalam bahan makanan disebut asam
amino pembatas. Dalam biji-bijian sereal, asam amino pembatasnya adalah lisin, sedangkan
dalam kacang-kacangan biasanya metionin. Karenanya, protein dari bahan-bahan makanan ini
bermutu rendah. Sedangkan protein dari daging, telur, susu, dapat menyediakan asam-asam
amino esensial, sehingga disebut protein bermutu tinggi.

Kalau kita terlalu banyak mengonsumsi protein bermutu rendah dan tidak bervariasi, kita
akan kekurangan asam amino pembatas ini dan mulai menderita gejala-gejala kekurangan
protein. Namun bahkan jika kita tidak makan protein hewani, kita bisa memenuhi kebutuhan
protein sepanjang menyertakan bahan pangan nabati berprotein tinggi seperti kacang-kacangan,
lentil, tahu, dan tempe, dan mengombinasikannya dengan protein dari biji-bijian seperti gandum,
jagung, beras, atau oatmeal.

Dengan mengombinasikan dua jenis protein nabati itu, kedua protein akan saling
melengkapi. Begitu juga mengombinasikan konsumsi protein nabati dengan protein hewani akan
meningkatkan mutu protein nabati. Sebab jumlah protein pembatas akan ditingkatkan dan adanya
tambahan asam amino esensial lain dari protein hewani yang sebelumnya tak ada dalam protein
nabati.

Sindrom Muka Bengkak


Kekurangan protein dalam jangka lama bisa mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan
menurunkan daya tahan terhadap penyakit. Berbagai penelitian menunjukkan, bayi yang berberat
lahir rendah biasanya berasal dari ibu hamil yang tidak mengongsumsi cukup protein selama
hamil. Ibu hamil perlu mengonsumsi cukup protein sepanjang kehamilan, khususnya pada
trimester kedua dan ketiga, saat pertumbuhan janin paling pesat dan payudara serta organ-organ
lain ibu menjadi lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan janin yang main besar.

Kekurangan protein pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, yang bila
berlanjut parah bisa menyebabkan kuashiorkor. Anak penderita kuashuiorkor akan apatis, kurang
nafsu makan, rewel, dan wajahnya bengkak akibat adanya edema (penumpukan cairan dalam sel-
sel tubuh). Sedangkan bila kekurangan protein itu disertai kurangnya kalori, anak bisa menderita
marasmus, yakni tubuh tinggal tulang dan kulit, muka menjadi tua.

Bisa Bikin Gemuk


Setiap hari, protein tubuh hilang melalui urin, feses, keringat, maupun lepasnya kulit. Jika
ditotal, kehilangan protein itu sekitar 0,57 gram per kilogram berat badan (pria), dan 0,54 gram
per kilogram berat badan (wanita). Untuk mengatasi faktor rendahnya mutu protein, biasanya
pemasukan protein yang disarankan adalah 0,8-1,0 gram/kilogram berat badan.

Jadi, wanita dengan berat badan 60 kilogram memerlukan 48-60 gram protein per hari, atau
sekitar 192-240 gram daging yang mengandung protein 25%. Ibu hamil disarankan
mengonsumsi 75 gram protein per hari. Tubuh kita menyimpan kelebihan protein yang kita
konsumsi dalam bentuk lemak. Jadi, yang terlalu banyak makan protein bisa saja mengalami
kegemukan.

Fungsi Vital Protein

Membentuk jaringan-jaringan baru

Membentuk dan menumbuhkan jaringan janin

Menjadi 'bahan bakar' jika tubuh tidak punya cukup persediaan karbohidrat dan lemak

Mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah

Mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh

Mengatur berbagi proses metabolisme dalam tubuh, baik secara langsung maupun tidak
langsung

Bertindak sebagai bahan lapisan dinding sel

Membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan elastin


Membentuk protein yang inert (mati) misalnya rambut dan kuku

Berfungsi sebagai enzim, yang mempercepat pengolahan makanan

Berfungsi sebagai plasma darah

Membentuk antibodi (bahan-bahan kekebalan trubuh)

Menjadi bagian sel yang dapat bergerak, misalnya pada protein otot.
Kenapa Bikin Alergi?
Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam
bentuk asam amino. Namun kadang protein itu bisa diserap langsung dalam bentuk peptida
(molekul pecahan protein) ataupun protein yang lebih sederhana. Kedua jenis protein ini diserap
melalui dinding usus, lalu masuk dalam pembuluh darah. Inilah yang sering menimbulkan
reaksi-reaksi alergi pada orang yang makan bahan makanan mengandung protein seperti susu,
ikan laut, udang, telur, dsb.(TG)

Anda mungkin juga menyukai