Anda di halaman 1dari 5

BAB VII.

PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah serta


sempurnakanlah perjanjian-perjanjian itu
(QS. Al Maidah (5): 1)

Sesungguhnya janji itu pasti diminta


pertanggungjawabannya
(QS. Al Isra (17): 34)

Bermusyawarahlah dalam sesuatu urusan.Setalah kamu


membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah
(QS. Ali Imran (3): 159)

1.TATA CARA PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

Kebijakan bank dalam penyelesaian Pembiayaan bermasalah sebagai


berikut :

1. Pendekatan Pembiayaan Bermasalah

A. Bersifat Terbuka

Bank harus transparan dan obyektif jika terdapat Pembiayaan


yang bermasalah.

B. Penanganan Secara Dini.

Penanganan Pembiayaan bermasalah juga harus dilakukan secara


dini, agar memudahkan upaya penyelesaiannya.

C. Tidak Melakukan Penyelesaian dengan Cara Plafondering.

Bank dilarang melakukan plagfondering terhadap Pembiayaan


dalam bentuk piutang jual beli yang terindikasi bermasalah
dengan cara menambahkan marjin yang tertunggak dan pokok
menjadi harga beli baru.

E. Tidak Melakukan Pengecualian.

Bank tidak boleh melakukan pengecualian dalam penyelesaian


Pembiayaan bermasalah kepada pihak yang terkait dengan bank
dan nasabah besar tertentu.
2. Pembiayaan dalam Pengawasan Khusus

Dalam upaya untuk meningkatkan pemantauan secara dini terhadap


Pembiayaan yang akan atau diduga akan merugikan Bank, harus
dilakukan pengawasan secara khusus, yang sekurang-kurangnya
mencakup langkah-langkah:

A. Pejabat bank yang berwenang menyusun klasifikasi kualitas


Pembiayaan yang tergolong lancar (pass), Kurang Lancar
(substandard), diragukan (doubtful), dan Macet (loss) dan
memberikan catatan untuk Pembiayaan yang kolektibilitasnya
masih tergolong lancar namun terindikasi memburuk.

B. Penentuan Kolektibilitas tersebut sesuai dengan ketentuan yang


diterapkan oleh Bank Indonesia.

C. Dalam penetapan kolektibilitas tersebut, tidak akan dilakukan


pengecualian terutama Pembiayaan kepada pihak-pihak yang
terkait dengan bank dan para nasabah besar tertentu.

2. PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

A. Proses Penyelesaian
Bank dalam menyelesaikan Pembiayaan bermasalah melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Inventarisasi nasabah Pembiayaan bermasalah, antara lain :

Melihat kondisi usaha

Melihat data historis pemenuhan kewajiban nasabah

Mengecek kondisi jaminan secara fisik dan aspek legalnya

2. Analisis terhadap nasabah Pembiayaan bermasalah

Melakukan analisa penyebab timbulnya Pembiayaan


bermasalah

Melakukan analisis usaha

Melakukan analisis yuridis

Menilai kembali jaminan


3. Melakukan tindakan pembinaan

Melakukan tindakan administratif berupa surat


peringatan.

Melakukan kunjungan

Melakukan pembinaan administrasi manajemen

4. Restrukturisasi.

Resceduling

Reconditioning

Restructuring

5. Monitoring atas pelaksanaan pembinaan

On desk monitoring

On site monitoring

6. Eksekusi jaminan, (khusus untuk produk bagi hasil) hanya


dapat dilakukan jika nasabah melakukan pelanggaran terhadap
akad.

Eksekusi secara sukarela (parate eksecutie)

Eksekusi secara paksa

7. Penyelesaian secara hukum

Malalui Arbitrase Syariah

Melalui Pengadilan Umum

8. Penghapusan Pembiayaan Bermasalah

Tata cara penghapusan

Bagi Pembiayaan bermasalah yang tidak dapat diselesaikan/diselesaikan


kembali setelah dilakukan upaya-upaya penyelesaian, maka:

1. Aparat penyelesaian Pembiayaan mengusulkan kepada Direksi cara-cara


penyelesaian Pembiayaan yang sudah tidak dapat ditagih.
2. Aparat penyelesaian Pembiayaan melaksanakan penyelesaian
Pembiayaan yang tidak dapat ditagih sesuai dengan cara penyelesaian
yang disetujui.

3. Daftar Pembiayaan yang tidak dapat ditagih serta cara penyelesaiannya


wajib segera dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

B. Membentuk Satuan Kerja

Satuan kerja dibentuk Bank apabila kualitas dan kauntitas


Pembiayaan bermasalah meningkat.
Tugas Satuan Kerja adalah melakukan kordinasi penyelesaian
Pembiayaan bermasalah dengan pihak terkait.
Satuan ini dibentuk dengan Surat Keputusan Direksi.

3. Penyusunan Program Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

Bank wajib menyusun program penyelesaian Pembiayaan bermasalah


dan program tersebut disampaikan oleh Direksi kepada Bank Indonesia
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

A. STK menyusun program penyelesaian Pembiayaan bermasalah


untuk diajukan kepada Direksi guna memperoleh persetujuan
Program tersebut sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut :
1. Tata cara penyelesaian untuk setiap Pembiayaan bermasalah
yang berlaku bagi bank-bank
2. Perkiraan jangka waktu penyelesaian
3. Perkiraan hasil penyelesaian Pembiayaan bermasalah
4. Sedapat mungkin memprioritaskan penyelesaian Pembiayaan
bermasalah berkenaan dengan Pembiayaan yang diberikan
kepada pihak yang terkait dengan bank dan nasabah-nasabah
besar tertntu.
B. Program penyelesaian Pembiayaan bermasalah tersebut harus
sesuai dengan PKPD. Dalam hal terdapat cara penyelesaian
Pembiayaan bermasalah yang dinilai lebih efektif dari yang
tercantum dalam PKPD, Direksi dapat melaksanakan cara tersebut
setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.

C. Dalam pelaksanaannya sekurang-kurangnya meliputi :


1. Pelaksanaan penyelesaian Pembiayaan bermasalah dilakukan
secara penuh oleh Satuan Tugas Khusus (STK) berdasarkan
program yang telah disetujui oleh Direksi. Dalam STK
memerlukan bantuan atau dukungan dari pejabat atau
satuan kerja lain maka Direksi harus memperhatikannya
sehingga bantuan atau dukungan tersebut dapat segera
diperoleh.
2. STK melakukan evaluasi berkala atas perkembangan
penyelesaian Pembiayaan bermasalah dan melaporkan
hasilnya kepada direksi dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris disertai penjelasan yang diperlukan.
3. Hasil pelaksaaan program penyelesaian Pembiayaan
bermasalah tersebut harus dilaporkan kepada Bank
Indonesia.

4. Evaluasi Efektifitas Program Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

Sekurang-kurangnya setiap enam bulan sekali setelah program


penyelesaian Pembiayaan bermasalah dilaksanakan atau tenggang
waktu lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bank melakukan
evaluasi efektifitas program penyelesaian Pembiayaan bermasalah,
yaitu :

A. Apabila hasil penyelesaian Pembiayaan bermasalah ternyata jauh


dibawah perkiraan (target) penyelesaian Pembiayaan bermasalah
yang direncanakan, sedangkan pelaksanaan Pembiayaan
bermasalah telah dilaksanakan secara maksimal STK mengusulkan
kepada Direksi saran perubahan atau perbaikan program
penyelesaian Pembiayaan bermasalah.

B. Hasil evaluasi efektif program penyelesaian Pembiayaan


bermasalah serta perubahan/perbaikan program dimaksud wajib
segera dilaporkan kepada Bank Indonesia

Anda mungkin juga menyukai