Anda di halaman 1dari 9

A.

Judul Praktikum: Uji Kadar Vitamin C pada Buah Belimbing yang Tercemar dan Tidak
Tercemar

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbedaan kadar vitamin C pada buah belimbing yang tumbuh di
lingkungan tercemar dan tidak tercemar?

C. Tujuan
1. Mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada buah belimbing yang tumbuh dalam
lingkungan tercemar dan tidak tercemar.

D. Dasar Teori
Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin C memiliki
banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C atau biasa dikenal
dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen
adalah zat yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan
zat besi (Budiyanto, 2004).
Sumber-sumber vitamin C dari alam terkaya adalah buah-buahan dan sayur-sayuran
segar. Vitamin C sering di sebut Fresh Food Vitamin, buah yang mentah lebih banyak
mengandung vitamin C. Semakin tua buah semakin berkurang kandungan vitamin C nya.
Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksidasi, panas, dan alkali. Agar
vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya pengirisan dan penghancuran yang berlebihan
dihindari. Pemasakan dengan air sedikit dan di tutup rapat hingga empuk dapat banyak
merusak vitamin C. Vitamin C diserap oleh usus menggunakan saluran-ion natrium
tergantung. Hal ini diangkut melalui usus baik melalui sensitif glukosa dan glukosa-
insensitive mekanisme. Kehadiran sejumlah besar gula baik diusus atau dalam darah dapat
memperlambat penyerapan (Winarno, 2004).
Asam askorbat memiliki rumus kimia C6H8O6 merupakan senyawa organik derivat
heksosa. Sifat fisik dan kimia senyawa ini berwujud padat, tidak berbau, dan berwarna putih.
Selain itu, senyawa ini memiliki berat molekul 176,12 g/mol, memiliki suhu kritis 783 C,
spesifik gravitasi 1,65 dan sangat larut dalam air serta sedikit larut dalam aseton dan alkohol
yang mempunyai berat molekul rendah. Asam askorbat ini dengan logam membentuk garam,
peka terhadap panas, tidak larut dalam lemak serta sangat mudah teroksidasi dalam keadaan
larutan, ada katalisator Fe dan Cu, enzim askorbat oksidase, sinar serta suhu tinggi menjadi
asam dehidroaskorbat. Namun senyawa ini juga mudah tereduksi menjadi asam askorbat
kembali. Asam askorbat dalam analisa kadar vitamin C ini berfungsi untuk standarisasi
larutan 2,6-diklorofenol (Counsell, 2004).
Sumber Vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-sayuran dan buah-buahan
terutama buah-buahan segar. Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30 sampai 100 mg vitamin C
yang dianjurkan untuk orang dewasa. Namun, terdapat variasi kebutuhan dalam individu yang
berbeda (Sweetman, 2005).
Buah belimbing termasuk satu jenis buah tropis yang sudah lama dikenal dan ditanam
di Indonesia. Pengklasifikasian belimbing manis dalam dunia tumbuh-tumbuhan adalah
sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oxilidales
Family : Oxilidaceae
Genus : Averrhoa
Species : Averrhoa Carambola L.
Belimbing merupakan tanaman berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 12 m.
Percabangan banyak yang arahnya agak mendatar sehingga pohon ini tampak menjadi
rindang. Berbunga sepanjang tahun sehingga buahnya tidak mengenal musim (Wijayakusuma
dan Dalimartha, 2000). Daun belimbing berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan anak
daun berbentuk bulat telur, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas mengkilap, permukaan
bawah buram dengan panjang 1,75 sampai 9 cm dan lebar 1,25 sampai 4,5 mm. Bunga
majemuk tersusun dengan baik memiliki warna merah keunguan, yang keluar dari ketiak
daun dan di ujung cabang. Buahnya memiliki panjang empat sampai 12,5 cm, berdaging dan
banyak mengandung air saat masak berwarna kuning. Buah belimbing memiliki biji berwarna
putih kotor kecoklatan, pipih dan berbentuk elips dengan kedua ujung lancip (Wijayakusuma
dan Dalimartha, 2000). Belimbing memiliki banyak kandungan gizi yang terkandung di
dalamnya. Buah belimbing mempunyai kandungan gizi cukup tinggi yang bermanfaat bagi
tubuh. Dalam 100 gram buah belimbing yang matang mengandung energi (35 kal), protein
(50 gram), lemak (0,7 gram), karbohidrat (7,70 gram), kalsium (8 mg), serat (0,90 gram),
vitamin A (18 RE), vitamin C (33 mg) dan niacin (0,40 gram) (Nurlaili, 2009).
Logam berat telah banyak terdeteksi pada sayuran, terutama yang ditanam dekat
dengan jalan raya dan rentan polusi udara, antara lain yang berasal dari asap pabrik serta asap
kendaraan bermotor. Akumulasi logam berat di udara yang terserap dapat mempengaruhi
kadar vitamin C dalam buah. Logam berat yang terserap oleh tumbuhan akan mengikuti
metabolisme tanaman sehingga lebih memungkinkan terjadinya kerusakan protein dan
penurunan vitamin yang lebih besar berkaitan dengan mekanisme antioksidan oleh vitamin A
dan vitamin C nya (Souza, 2007).
Logam berat Pb dan Cd hanya ditemukan di lingkungan tercemar. Sebagaimana
diketahui, Pb dan Cd merupakan logam yang banyak mencemari lingkungan dan dikenal
paling beracun bagi tanaman, bahkan dapat menurunkan produksi kering hingga 50%, serta
mudah diserap dan ditranslokasikan menuju bagian tanaman yang berbeda (Souza, 2007).
Adanya dua jenis logam ini diduga banyak mempengaruhi kandungan protein, vitamin A, dan
vitamin C sayuran, sehingga secara mencolok ditunjukkan lebih besarnya penurunan protein,
vitamin A, dan vitamin C pada sayuran di lokasi tercemar. Timbal hanya mempengaruhi
tanaman bila konsentrasinya tinggi. Timbal sangat berpengaruh menurunkan kecepatan
pertumbuhan bunga matahari, tingginya serapan timbal oleh bunga matahari menyebabkan
terhambatnya aktifitas hornon pertumbuhan, perubahan warna batang dan daun sayuran pada
sayur selada air, serta dapat menurunkan kadar protein, vitamin A dan vitamin C (Charlene,
2004).

E. Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan praktikum ini antara lain:

1. Variabel manipulasi : tempat pengambilan buah yaitu di tempat tercemar dan tidak
tercemar
2. Variabel kontrol : jumlah tetesan Iodium yaitu 20 tetes dan jenis buah yang
digunakan yaitu buah belimbing.
3. Variabel respon : kadar vitamin C.

F. Definisi Operasional Variabel


Adapun definisi operasional variabel dalam melakukan praktikum ini antara lain :
1. Buah belimbing diambil di dua tempat yang berbeda yaitu di tempat yang tercemar
dan tidak tercemar.
2. Kadar vitamin C pada buah belimbing yang tercemar dan tidak tercemar dapat
diketahui melalui kepekatan warna yang dihasilkan setelah larutan uji ditetesi sari
buah belimbing.

G. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
1. Alat
a. Tabung reaksi 2 buah
b. Beaker gelas 1 buah
c. Pengaduk 1 buah
d. Pipet 3 buah
2. Bahan
a. Iodium 20 tetes
b. Akuades 25 mL
c. Vitamin C tablet
d. Buah Belimbing secukupnya
H. Rancangan Percobaan

+ +
5 mL aquades 1 mL iodium tablet vitamin C 20 mL aquades
dihaluskan

Dicampurkan Diaduk hingga larut

Diteteskan larutan vitamin C hingga


bening. Hitung banyaknya tetesan.
Kemudian diteteskan sari buah yang
sudah ada sebanyak tetesan vitamin
C tadi, diamati perubahan warnanya,

Gambar 1. Rancangan Percobaan Uji Kadar Vitamin C Pada Buah Yang Tercemar dan Tidak
Tercemar.

I. Langkah Kerja

1. Mencampurkan 20 tetes iodium dengan aquades 5 mL


(untuk 2 tabung)
2. Menghaluskan tablet vitamin C lalu diambil bagiannya
dan dimasukkan ke dalam beaker gelas yang telah ditambahkan 20 mL aquades
kemudian diaduk hingga larut
3. Meneteskan larutan vitamin C pada iodium hingga bening
dan dihitung jumlah tetesannya
4. Buah belimbing diperas dan diambil air perasannya
5. Meneteskan sari buah belimbing sebanyak tetesan vitamin
C pada iodium
6. Mengamati perubahan warnanya

J. Hasil

Warna larutan iodium


Bahan yang diuji Jumlah tetesan
Sebelum ditetesi Setelah ditetesi

Tablet vit C Kuning pudar Bening 6

Buah belimbing Bening kekuningan +


Kuning ++ 6
yang terlindung +

Buah belimbing
Kuning ++ Bening kekuningan + 7
yang tercemar

K. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat perbedaan kadar vitamin C pada buah


belimbing yang tercemar dan tidak tercemar. Kadar vitamin C buah belimbing yang tidak
tercemar lebih tinggi daripada buah belimbing yang tercemar.

L. Daftar Pustaka

Budiyanto, A.K.(2004). Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Edisi III.Malang: UMM-Press.


Charlene.2004. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium(Cd). Skripsi. Program
Pascasarjana S3 IPB.
Counsell, J.N., dan Hornig, D.H. (1981). Vitamin C. London: Applied Science Publishers.
Nurlaili. 2009. Kimia Bahan Makanan. Samarinda: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman.
Souza, V.L. 2007. Expressao Genica, Respostas Morfo-Fisiologicas e Morte Cellular
Induzidas por Cadmino em Genipa americana L. (Rubiaceae). Ilheus: University
Estadual de Santa Cruz.
Sweetman SC. 2005. Martindale: The Complete Drug Reference, 34 th ed. London:
Pharmaceutical Press.
Wijayakusuma, H. dan Dalimartha, S. (2000). Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah
Tinggi. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Winarno, F.G. (2002). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN

Gambar 1. Persiapan bahan praktikum (sari buah belimbing dan vitamin C)

Gambar 2. Aquades ditetesi iodine

Gambar 2. Larutan iodine ditetesi vitamin C hingga berubah menjadi bening


Gambar 3. Larutan iodine + vitamin C ditetesi sari buah belimbing sebanyak tetesan vitamin
C dan diamati perubahan warnanya

Anda mungkin juga menyukai