(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Rekayasa Rantai Pasok)
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
KHUMAYDI 150610140038
MENTARI NUR AZIZAH 150610140083
ELLISA AGRI ELFADINA 150610140085
Syarat melakukan kegiatan logistik di sektor makanan dan minuman adalah harus mengontrol
suhu atau temperatur produk tersebut. Suhu atau temperatur tersebut dibagi menjadi 4
tingkatan, yaitu:
Pemantauan dan pencatatan suhu pada rantai pasok bahan makanan sangat diperlukan.
Pemantauan suhu bisa dilakukan dengan alat ukur suhu yang otomatis terhubung dengan
sistem, sehingga dapat di kontrol dengan mudah dan praktis. Biasanya, pendistribusian bahan
makanan dilakukan dengan menggabung semua jenis bahan makanan yang akan
didistribusikan, tidak dipisahkan sesuai dengan jenis atau kebutuhan suhu tertentu bahan
makanan tersebut. Sehingga menyebabkan sedikit masalah, seperti terjadi rekasi pada produk;
misalnya, pisang menghasilkan etilen, yang mempercepat proses pematangan, listeria dalam
produk keju, salmonella pada ayam dan telur, BSE pada sapi, E. coli dalam sayuran, dan
sebagainya.
Pada rantai suplai, bahan makanan memiliki pengaturan suhu yang berbeda sesuai dengan
kebutuhannya, seperti: tingkat temperatur beku (-25 C; es krim dll ), sangat dingin (0-1 C;
daging segar, unggas, susu, buah-buahan dll), dingin (5 C; mentega, keju dll) atau medium
(10-15 C; kentang, telur, buah dll).
Selain itu, untuk melakukan pendistribusian bahan makanan perlu adanya gudang khusus
yang sudah memiliki pengaturan suhu yang sesuai (multi-temperature composite warehouses)
dan kendaraan untuk pengiriman yang juga memiliki pengaturan suhu. Keuntungan lain
menggunakan gudang multi-temperature dan kendaraan pendingin adalah bahwa barang bisa
langsung bisa ditempatkan di toko, tanpa takut terdapat bahan makanan yang busuk atau
sudah tidak layak di konsumsi.
Logistik untuk produk makanan dan produk segar merupakan suatu permasalahan
yang kompleks dimana suhu menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan. Apabila suatu
produk akan dikirimkan ke luar negeri, maka jalur transportasi yang akan digunakan untuk
mengirimkan produk tersebut perlu dipertimbangkan. Jalur transportasi yang dapat digunakan
yakni udara, darat, dan laut. Namun, untuk produk yang mudah rusak berupa bunga, buah-
buahan, sayuran, daging, dll sebaiknya menggunakan jalur transportasi udara agar dapat
menjaga kesegaran dan kualitas produk tersebut. Jalur transportasi yang dipilih juga akan
mempengaruhi kualitas produk dan kecepatan waktu penerimaan produk oleh konsumen.
Inovasi pada kemasan produk, pelilinan buah dan sayuran, teknik pengendalian pematangan,
radiasi dll telah digunakan agar tetap menjaga kesegaran produk namun tidak memuaskan.
Sehingga hal inilah yang mendorong beberapa perusahaan untuk menggunakan jalur
transportasi laut yang lebih murah dalam pengiriman produk. Walaupun sebenarnya antara
jalur udara dan laut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan pada rantai
pendinginnya.
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan apabila menggunakan pendingin untuk
menjaga kualitas produk yang mudah rusak :
Menurut kami, pengontrolan suhu pada sistem rantai pasok di sektor pangan sangat di
perlukan. Karena bahan pangan memiliki sifat yang perishable (mudah rusak/busuk), dan
setiap jenisnya pun memiliki kebutuhan suhu yang berbeda-beda. Pengontrolan suhu juga
dapat dilakukan ketika dalam perjalanan mendistribusikan produk, seperti menggunakan
mobil pendingin. Hal ini sangat menguntungkan bila dilakukan, karena dapat menghemat
biaya dan juga waktu.