(Ditujukkan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Rekayasa Rantai Pasok Kelas C)
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Makanan akan diangkut dalam berbagai jenis kemasan seperti wadah kotak, dengan
tujuan memegang dan melindungi makanan selama distribusi dan transit. Persyaratan operasional
untuk kontainer tersebut adalah:
Memegang dan melindungi produk terhadap risiko iklim dan kontaminasi sepanjang
perjalanan;
Kompatibel dengan produk;
Mudah untuk mengisi, menyegel dan menanganinya;
Tetap aman ditutup pada saat transit, tetapi mudah dibuka bila diperlukan (misalnya
pada saat pemeriksaan) dan mudah untuk menutupnya kembali;
Membawa informasi untuk semua tahap rantai pasokan mengenai isi, tujuan, dan
bagaimana menangani dan membuka paket (kontainer pintar juga memiliki pelacakan
GPS);
Digunakan sekali pakai atau dapat digunakan kembali.
Kontainer besar menengah adalah wadah industri yang dapat digunakan kembali dan
dirancang untuk transportasi yang menyimpan cairan dan bubuk dengan kapasitas sekitar 1.000
liter dan memiliki palet integral, serta katup pembuangan bawah. Banyak wadah makanan yang
mahal dan dikembalikan dalam rantai pasokan terbalik untuk digunakan kembali. Beberapa
kontainer digunakan untuk menangani makanan yang muda rusak (perishable) dengan risiko
kontaminasi hanya digunakan sekali. Ketika mengangkut makanan yang muda rusak
(perishable), maka akan ada kebutuhan untuk menggunakan kotak dan bahan kemasan khusus,
seperti kemasan gel, selimut penjaga suhu, es kering dan bahan lainnya.
Insight
Standarisasi container/kemasan pada beberapa negara maju dijadikan sebagai salah satu
strategi untuk mengurangi biaya. Karena, kemasan yang baik berpengaruh pada efisiensi
distribusi produk pertanian serta dapat mengurangi hilangnya produk akibat kerusakan (produk
terbentur) yang terjadi selama perjalanan. Seiring berjalannya waktu, standardisasi dan ukuran
kemasan container produk pertanian semakin beragam untuk mengakomodasi berbagai
kebutuhan seperti kebutuhan wholesaler, konsumen, serta pabrik pengolahan.
Studies have shown that the fresh fruit and vegetables (FFV) are the most perishable
food items. FFV account for the highest share of food losses and is usually among the most
wasted items, followed by other perishables such as bakery and dairy products, then meat and
fish (Thonissen, 2009 as cited in Parfitt, et al., 2010).
Penelitian menunjukkan bahwa buah dan sayuran segar adalah makanan yang paling
tidak bisa bertahan lama. Buah dan sayuran merupakan pangsa tertinggi kerugian makanan dan
biasanya salah satu item paling terbuang, diikuti oleh produk seperti roti dan produk susu,
kemudian daging dan ikan (Thonissen, 2009 as cited in Parfitt, et al., 2010). Hal tersebut
memberikan tantangan yang besar bagi sector pengemasan. Namun, mengingat bahwa buah-
buahan dan sayuran merupakan kebutuhan pangan yang harus ada untuk memenuhi kebutuhan
gizi sehari-hari, maka sector hortikultura menawarkan banyak peluang dan potensi untuk industri
kemasan