Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerja sistem saraf adalah mengatur aktivitas sensorik dan motorik, perilaku
instinktif dan dipelajari, organ dalam dan sistem-sistem dalam tubuh. Pentingnya fungsi ini
menjadi jelas saat individu menderita misalnya kebutaan, kelumpuhan atau kesulitan lain
setelah trauma spinal ataupun stroke. Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (SSP) dan
tepi (SST). SSP merujuk pada otak dan korda spinalis, bertugas memproses informasi
sensorik, mengintegrasikannya dengan pengalaman, untuk dapat memberi komando pada
motorik agar bereaksi secara tepat. SST terdiri atas reseptor sensorik dan efektor motorik.
Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi perubahan lingkungan luar atau
dalam tubuh, serta mengkomunikasikannya pada SSP melalui saraf sensorik aferen. Saraf
sensorik terdiri atas serabut aferen. Saraf motorik terdiri atas serabut aferen, yang bersifat
somatik (volunter, dikendalikan kehendak) dan otonom (involunter, tidak terpengaruh
kehendak). Rangsang sensori akan diterima reseptor sensori di daerah perifer (tepi), letaknya
pada organ. Reseptor sensori menerima rangsang, diteruskan ke sel saraf sensori. Rangsang
ini dijalarkan sepanjang serabut saraf sensori aferen untuk dibawa ke SSP (otak dan korda
spinalis). Di pusat bagian bawah, sinyal dianalisa dan integrasikan. Jika harus dijawab segera,
maka pusat bagian bawah segera memerintahkan pusat motorik untuk menggerakkan otot
(refleks). Sementara itu impuls tetap dikirim ke pusat atas, melalui jaras naik (ascending
pathways). Setelah dianalisa dan diintegrasikan, serta dihubungkan dengan pusat asosiasi,
maka impuls jawaban dikirm ke pusat motorik atas. Pusat motorik atas mengirim impuls
jawaban nelalui jaras turun (descending pathways) ke pusat motorik bawah. Dari pusat
motorik bawah, impuls diteruskan melalui neuron motorik bawah dan saraf motorik tepi
(aferen), sampai efektor tepi pada sistem saraf somatik (di otot rangka). Akibatnya otot
berkontraksi, terjadilah gerakan tubuh. Jika jawaban rangsang diturunkan melalui serabut
motorik otonom yang menyampaikan ke efektor organ dalam (visera) maka terjadi kontraksi
otot polos di visera dan kelenjar. Tergantung pada serabut saraf otonom yang dilalui impuls,
apakah para simpatis atau simpatis, maka kontraksi otot polos dapat mempercepat atau
memperlambat kerja organ (atau konstriksi-dilatasi). Pusat memerintahkan gerakan ke otot
polos, baik kelenjar maupun organ, dipengaruhi oleh struktur khusus dalam otak (sistem
limbik, hipotalamus dan medulla oblongata). Pusat bawah terletak dalam korda spinalis, pusat
atas berada di otak.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur anatomi otak (eksternal dan internal)?
2. Bagaimana struktur anatomi otak kranial, spinal cord, ssp, sistem saraf anatomi?
3. Bagaimana struktur sensori reseptor, resptor fisiologis?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui struktur anatomi otak (eksternal dan internal).
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui struktur anatomi otak kranial, spinal cord, ssp,
sistem saraf anatomi.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui struktur sensori reseptor, resptor fisiologis.

BAB II
ANATOMI SISTEM SARAF

A. Struktur Anatomi Otak

2
Anatomi fisiologi sistem persarafan manusia secara garis besar terdiri dari dua
bagian, yaitu sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan
sistem saraf tepi atau perifer. Otak terletak di bagian dalam tengkorak kepala, sedangkan
sumsum tulang belakang berlokasi di bagian dalam tulang belakang. Berbeda dengan otak
dan sumsum tulang belakang, sistem saraf tepi terletak di semua bagian tubuh. Melalui
serabut-serabut saraf, sistem saraf ini menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang
dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Otak terletak dalam tengkorak, terdiri atas semua
bagian SSP diatas korda spinalis, secara anotimis terdiri dari batang otak (brainstem) yang
letaknya dibawah otak besar (forebrain). Batang otak terletang di ujung atas korda
spinalis, ia berhubungan banyak dengan korda spinalis. Batang otak merupakan bagian
otak primitif. Batang otak terdiri atas medulla, pos, serebelum, otak tengah, hipotalamus
dan talamus.
Struktur berkaitan dengan fungsi vital somatik, otonomik dan refleks, suatu fungsi
vegetatif agar manusia dapat bertahan hidup dan memelihara kehidupannya. Pusta
oengawasan sistem respirasi, kardiovaskular dan pencernaan terletsk di medulla, bagian
otak yang paling primitif. Pons bertugas mengatur inhibisi pusat pernafasan, pons dan
serebelum bersama-sama mengatur gerakan motorik. Nuklei retikular di pons dan
medulla, merupakan pusat pengatur tidur dan eksitasi struktur otak besar diatasnya.
Serebelum, menempati bagian belakang batang otak, melekat pada otak tengah,
berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan. Nuklei pusat motorik somatik di otak tengah
mengatur gerakan waktu berjalan postur tubuh, gerak kepala dan bola mata.
Hipotalamus mempunyai beberapa pusat (nuklei, area) untuk mengatur keseimbangan
internal (homeostasis), termasuk suhu tubuh, kadar gula darah, lapar dan kenyang,
perilaku seksual dan hormon.
Talamus, suatu struktur kompleks tempat integrasi sinyal sensori dan
memancarkannya ke struktur otak diatasnya, terutama ke korteks serebri. Talamus juga
berperan dalam mengenadilakan gerak motorik dan eksitasi korteks. Hampir semua
mamalia mempunyai organisasi batang otak yang sama. Beberapa jaras menghubungkan
pusat sensori di bagisan bawah (korda spinalis) atau di otak besar (bagian atas).
Otak (besar) manusia mempunyai dua bagian yang hampir sama, yakni hemisfer kiri
dan kanan. Otak besar terdiri atas korteks, ganglia basalis, dan sistem limbik. Kedua
hemisfer kiri dan kanan dihubungkan oleh serabut padat : korpus kalosum. Korteks
serebri adalah bagian otak yang terdiri atas sel saraf (substansi abu = substansi nigra)
dengan ketebalan kira-kira 5 mm yang menyelubungi seluruh bagian otak besar (korteks

3
= selubung). Area terbesar dari korteks terdiri atas lekukan (sulkus) dan tonjolan (girus).
Hemisfer serebri dibawah korteks merupakan masaa serabut saraf (substansi putih =
substansi alba). Otak manusia paling berkembang hemisferium serebrinya dibanding
makhluk lain.
Setiap hemisfer dibagi atas empat lobi. Lobus frontalis, paling depan (daerah dahi),
lobus oksipitalis terletak paling belaang, lobus parientalis dan lobus temporalis. Lobus
frontalis bagian depan bekerja untuk proses belajar, merancang, psikologi. Lobus frontalis
bagian belakang untuk proses motorik termasuk bahasa. Lobus oksipital merupakan area
pengoperasian penglihatan. Lobus parientalis bekerja khusus untuk sensori somatik (misal
sensibilitas kulit) dan peran asosiasinya, beberapa areanya penting bagi proses kognitif
dan intelektual. Lobus temporalis merupakan pusat pendengaran dan asosiasinya,
beberapa pusat bicara, pusat memori. Bagian anterior dan basal lobus temporalis penting
untuk indera penghidu dan fungsi yang berkaitan dengan sistem limbik.
Bagian batang otak lain yang berasa di otak besar adalah ganglia basalis berperan
pada motorik. Pada manusia ganglia basalis menghubungkan kerja area motorik korteks
serebri dan serebelum untuk merancang dan mengkoordinasi gerak kasar yang
dikendalikan kehendak. Sistem ketiga dari otak besar adalah sistem limbik, disebut juga
lombus limbik, merupakan komponen yang bekerja dalam kaitan ekspresi perilaku
instinktif, emosi, dan hasrat-hasrat (drives).
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat
area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan
dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar
berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat

4
proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang
mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
f. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti
sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut
tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari
sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.

B. Sistem Anatomi Saraf Kranial, Spinal Cord, SSP, Sistem Saraf Otonom
1. Saraf Kranial
Saraf kranial adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari otak, berbeda
dari saraf spinal yang mencuat dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial merupakan
bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori

5
(saraf I, II, VIII); 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis
gabungan (saraf V, VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan
dari depan hingga belakang, lazimnya menggunakan angka romawi. Saraf-saraf ini
terhubung utamanya dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia seperti
mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar,
sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.
2. Spinal Cord (Medulla Spinalis)
Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat. Terbentang dari
foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut
conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conu terminalis serabut-
serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat.
Terdapat 31 pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf Torakal,
5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf koksigeal. Akar
syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap
pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Syaraf Spinal dilindungi oleh
tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF.
3. Sistem Saraf Pusat (SSP)
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang,
otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi
maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
a. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1) Durameter merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2) Araknoid, disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi
sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan
untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3) Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan pisotak. Agaknya laan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan
nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
b. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1) Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2) Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3) Sel-sel neuroglia,yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam SSP.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya

6
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang
bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian
korteks berupa materi putih.
4. Sistem Saraf Otonom (SSO)
Sistem saraf otonom manusia dibagi menjadi simpatik dan parasimpatik. Kedua
sistem saraf ini bekerja secara antagonis atau berlawanan. Contoh dari kedua system
ini adalah pembesaran pupil oleh sistem saraf simpatik dan pengecilannya oleh
parasimpatik. Kecepatan denyut jantung juga dipengaruhi oleh kerja kedua sistem
saraf ini.Ditinjau dari perspektif selulernya, sistem saraf disusun oleh tiga jenis sel,
yaitu sel saraf (neuron), sel glia (sel penyokong), dan sel Schwann.
a. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem
ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.
a. Sistem saraf otonom terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Sistem simpatis
Terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan
saraf otonom sacral.. Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan
dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf.
Fungsinya :
a) Mensarafi otot jantung
b) Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
c) Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
d) Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
e) Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
f) Mempertahankan tonus semua otot sadar
2) Saraf Parasimpatis
Fungsi saraf parasimpatis adalah:
a) Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis,
submandibularis dankelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung
b) Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
c) Menpersarafi kelenjar ludah
d) Mempersarafi parotis
e) Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT,
ginjal, pancreas, lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
f) Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan
alat kelamin
b. Miksi dan defekasi

7
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi
ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik
mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada
organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu
berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan
"nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf
otak lain dan saraf sumsum sambung.

c. Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik

memperbesar pupil
mengecilkan pupil

menghambat aliran ludah


menstimulasi aliran ludah

mempercepat denyut jantung


memperlambat denyut jantung

mengecilkan bronkus
membesarkan bronkus

menghambat sekresi kelenjar


menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan
pencernaan

menghambat kontraksi
mengerutkan kantung kemih
kandung kemih

C. Struktur Sensori Reseptor, Reseptor Fisiologis


Reseptor sensorik adalah organ/sel yang berfungsi menerima rangsang/stimulasi
lingkungan menjadi impuls. Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai
bentuk energi dilingkungan dalan dan luar. Reseptor sensori mengubah berbagai bentuk
energi ini kedalam satu bahasa saraf (misal aksi potensial), yang kemusian dikirimkan ke

8
SSP. Setiap reseptor sensori mempunyai kemampuan mendeteksi stimuli dan
mentransduksi energi fisik ke dalam sinyal saraf.
1. Macam Reseptor
a. Eksteroseptor: reseptor yang menerima rangsang dari luar tubuh. (sentuhan,
tekanan, nyeri, suhu, penciuman, penglihatan, pendengaran)
b. Propioseptor: reseptor yang menerima rangsang dari dalam tubuh. (otot, tendon,
persendian, keseimbangan)
c. Interoseptor/viseroseptor: reseptor yang terletak di organ visera dan pembuluh
darah yang diinervasi oleh SSO. (digesti, ekskresi dan sirkulasi)
d. Mekanoreseptor: reseptor untuk rangsangan mekanik. (vibrasi, tekanan,
propriosepsi, pendengaran, keseimbangan, tekanan darah)
e. Termoreseptor: reseptor untuk suhu
f. Reseptor nyeri/nosiseptor: reseptor untuk kerusakan jaringan
g. Fotoreseptor: reseptor untuk cahaya
h. Kemoreseptor: reseptor untuk zat kimia

2. Macam Saraf
a. Saraf sensoris adalah saraf yang membawa impuls dari reseptor ke SSP (Sistem
Saraf Pusat).

b. Saraf konektor adalah saraf menghubungkan saraf sensoris dan saraf motoris di
medula spinalis pada gerak reflek.

c. Saraf motoris adalah saraf yang membawa impuls dari SSP ke efektor.
3. Gerak Reflek
a. Gerak reflek adalah gerak (respon terhadap impuls sensoris) yang tidak disadari.
b. Jarasnya: reseptor saraf sensoris saraf konektor (medulla spinalis) saraf
motorik efektor.
4. Jaras Saraf Sensoris
a. Jaras mulai dari reseptor cortex sensoris cerebri membawa impuls dari
reseptor ke SSP.
b. Badan sel saraf sensoris ada di ganglion radik posterior dekat medulla spinalis.
c. Kerusakan pada jaras sensoris menyebabkan anestesia.
5. Jaras Motoris
a. Jaras motoris adalah jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebri sampai ke
efektor (otot, kelenjar).
b. Jaras menyilang di medulla oblongata.
c. Dibagi dua yaitu:
1) UMN
2) LMN

9
6. Upper Motor Neuron (UMN)
a. Jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebrum sampai cornu anterior medulla
spinalis.
b. Kerusakan pada jaras UMN akan menyebabkan paralisa yang bersifat spastik.
7. Lower Motor Neuron (LMN)
a. Jaras saraf mulai dari cornu anterior medulla spinalis sampai ke efektor.
b. Kerusakan LMN akan mengakibatkan paralise yang bersifat flacid (layuh).

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Anatomi fisiologi sistem persarafan manusia secara garis besar terdiri dari dua
bagian, yaitu sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan
sistem saraf tepi atau perifer. Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar
(serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung
(medulla oblongata), dan jembatan varol. Reseptor sensorik adalah organ/sel yang
berfungsi menerima rangsang/stimulasi lingkungan menjadi impuls.

B. Saran
Sebagai seorang perawat kita haruslah memahami tentang anatomi pada system saraf,
karena sangat bermaanfaat saat kita melakukan asuhan keperawatan. Disamping dapat
untuk menambah ilmu dalam pengetahuan kita, kita juga bisa menggunakan sebagai
acuan dalam keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anderson. 1999. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and Barret Publisher
Boston, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Gibson. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Kahle, W., et all. 1991. Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Lutjen, et all. 2001. Atlas Foto Anatomi: Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia, edisi 2.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Mardianti DSJ Ratna. 1996. Buku Kuliah Susunan Saraf Otak Manusia. Jakarta:
CV.Sagung Seto.

11

Anda mungkin juga menyukai