KEUANGAN PUBLIK
SEMESTER IV
KELAS 2 AC AKUNTANSI
Indonesia sebagai negara gagal, berita panas itu saat ini mendominasi media di Indonsia. Survei
Failed State Index/FSI atau Index Negara Gagal 2012, yang dipublikasikan oleh Fund for Peace
menetapkan Indonesia sebagai warning beresiko sebagai negara gagal, belum sebagai negara
gagal, Indonesia menunjukkan perkembangan ke arah membaik. Dalam survei tersebut Indonesia
menduduki peringkat ke-63 dari 177 negara. Dalam kategori tersebut, Indonesia masuk kategori
negara-negara yang dalam bahaya menuju negara gagal.Tahun ini Indonesia tidak sedikit lebih
baik dibandingkan tahun lalu, Indonesia menempati peringkat ke-64 dari 177 negara. Bahkan
negara Rising Star yang ditakuti Amerika seperti Cina dan India berada kelompok warning
seperti Indonesia di urutan 76 dan 78. Sedangkan negara Asia Tenggara yang berada pada
kelompok warning adalah Filipina urutan 58 Malaysia urutan 111 sedangkan Thailand pada
urutan 84. Sebenarnya penilaian itu bukan berdasarkan negara gagal murni tetapi hanya
menampilkan kelompok resiko paling buruk Alert atau siaga, Warning atau peringatan,
Moderate dan Sustainable menjadi negara gagal. Tapi anehnya media masa tertentu dan
khususnya para politisi oposisi menggunakan kesempatan ini untuk menggempur pemerintahan
beramai-ramai dengan menuding bahwa SBY dan Boediono gagal total dalam mengelola negara.
Mereka dengan jumawanya tanpa mendalami masalah survey tersebut langsung beramai-ramai
memvonis Indonesia sebagai Negara gagal. Masuknya Indonesia dalam kelompok warning
negara gagal, juga bukan berarti negara hebat seperti Cina, India, Filipina, Malaysia dan
Thailand sebagai negara gagal juga.
Sebenarnya Fund for Peace memberikan penilaian berdasarkan Failed State Index/FSI atau
Index Negara sebagai kelompok paling buruk Alert atau siaga dalam urutan 1 - 33, Warning
atau peringatan negara gagal dalm urutan 34 - 125 , Moderate dalam urutan 126 - 164 dan
Sustainable dalam urutan 165 - 177. Jadi tidak ada yang menyebutkan bahwa negara itu gagal
tetapi hanya menyebut resiko dan kemungkinan sebagai negara gagal dengan berbagai parameter.
Bila masyarakat salah dalam menyikapi dan media masa salah dalam menganalisa dan
mengomentari apalagi para politikus ikut bicara maka seolah-olah indonesia diambang
kehancuran sebagai negara gagal. Menurut survei tersebut, ada tiga hal yang membuat posisi
Indonesia memburuk. Pertama adalah tekanan demografis. Tekanan demografis ini terjadi karena
masalah degradasi lahan serta tergusurnya warga karena masalah lingkungan. Kedua,
ketidakpuasan kelompok. Ketidakpuasan kelompok terjadi karena di Indonesia bergulir banyak
aksi demonstrasi serta kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas. Ketiga masalah
tekanan sosial akibat melebarnya jurang antara yang kaya dan yang miskin.
Survei tersebut pada dasarnya memberikan gambaran kondisi Indonesia yang mengalami
perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga jika disebut sebagai negara yang gagal
tentunya Indonesia belum berada dalam posisi itu. Tetapi justru hasil survei Fund for Peace
tersebut menyimpulkan bahwa kinerja ekonomi Indonesia sudah berada dalam level moderat.
Hal ini juga sesuai dengan pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat Indonesia menjadi
BBB- dari BB+ untuk foreign currency long-term senior debt, dan utang jangka pendek dalam
mata uang asing dinaikkan menjadi F3. Peringkat BBB- merupakan peringkat yang layak
investasi alias invesment grade. Dari 13 indikator yang dilakukan survei, enam indikator
dinyatakan membaik, lima indikator relatif tetap atau stagnan, dan hanya dua indikator yang
masih memburuk.
Daftar negara dengan urutan penampilan dalam the Failed States Index of the United States
think-tank Fund for Peace. Sebuah negara yang gagal memiliki beberapa atribut. Indikator umum
termasuk negara yang pemerintah pusat sangat lemah atau tidak efektif bahwa ia memiliki
sedikit kontrol praktis atas sebagian besar wilayahnya; non penyediaan layanan publik; korupsi
dan kriminalitas; pengungsi dan gerakan spontan dari populasi; penurunan ekonomi yang tajam.
Sejak tahun 2005, indeks telah diterbitkan setiap tahun oleh the Fund for Peace and the magazine
Foreign Policy. Perubahan peringkat dari 2011 ditunjukkan dalam tanda kurung dan tiga judul
tabel sesuai dengan yang digunakan oleh Dana untuk Perdamaian dan majalah Foreign Policy.
Ini adalah daftar saat ini untuk 2012. Laporan ini menggunakan 12 faktor untuk menentukan
rating untuk setiap negara termasuk ancaman keamanan, ledakan ekonomi, pelanggaran HAM
dan arus pengungsi
Indikator negara yang gagal 13 faktor yang digunakan oleh Fund For Peace untuk memastikan
status suatu negara.
atau
Index Negara Gagal 2012, yang dipublikasikan oleh Fund for Peace
Alert
1 Somalia 114.9
3 Sudan 109.4
4 Chad 107.6
5 Zimbabwe 106.3
6 Afghanistan 106.0
7 Haiti 104.9
8 Yemen 104.8
9 Iraq 104.3
12 Guinea 101.9
13 Pakistan 101.6
14 Nigeria 101.1
15 Guinea-Bissau 99.2
16 Kenya 98.4
18 Burundi 97.5
19 Niger 96.9
20 Uganda 96.5
21 Myanmar 96.2
23 Eritrea 94.5
24 Syria 94.5
25 Liberia 93.3
26 Cameroon 93.1
27 Nepal 93.0
29 Bangladesh 92.2
32 Egypt 90.4
Warning
2012 2012
34 Iran 89.6
35 Rwanda 89.3
36 Malawi 88.8
37 Cambodia 88.7
38 Mauritania 87.6
39 Togo 87.5
40 Uzbekistan 87.5
42 Kyrgyzstan 87.4
44 Zambia 85.9
45 Lebanon 85.8
46 Tajikistan 85.7
48 Laos 85.5
49 Angola 85.1
50 Libya 84.9
51 Georgia 84.8
52 Colombia 84.4
53 Djibouti 83.8
55 Swaziland 83.5
56 Philippines 83.2
57 Comoros 83.0
58 Madagascar 82.5
59 Mozambique 82.4
60 Bhutan 82.4
62 Bolivia 82.1
63 Indonesia 80.6
64 Gambia 80.6
65 Fiji 80.5
66 Tanzania 80.4
67 Ecuador 80.1
68 Azerbaijan 79.8
69 Nicaragua 79.6
70 Guatemala 79.4
71 Senegal 79.3
72 Lesotho 79.0
73 Moldova 78.7
74 Benin 78.6
75 Honduras 78.5
76 China 78.3
77 Algeria 78.1
78 India 78.0
79 Mali 77.9
81 Turkmenistan 77.4
82 Venezuela 77.3
83 Russia 77.1
84 Thailand 77.0
85 Turkey 76.6
86 Belarus 76.6
87 Morocco 76.1
88 Maldives 75.1
90 Jordan 74.8
92 Gabon 74.6
93 El Salvador 74.4
94 Tunisia 74.2
96 Vietnam 74.0
98 Mexico 73.6
99 Peru 73.5
100 Saudi Arabia 73.4
Moderate
2012 2012
Sustainable
2012 2012
177 Finland 20
Kesimpulanya Negara Indonesia harus segera berbenah diri, supaya dapat menangani segala
permasalahan-permasalahan yang ada, dan pelaksanannya tentu memerlukan peran serta seluruh
masyarakat Indonesia.