Anda di halaman 1dari 10

Kumpulan Pelajaran PKN

semester 2 kelas XI
Traktat (treaty) : yaitu persetujuan yang dilakukan oleh dua Negara atau lebih
yang mengadakan hubungan antar mereka. Kekuatan traktat sangat ketat
karena mengatur masalah-masalah yang bersifat fundamental.
Konvensi (convention) : yaitu persetujuan resmi yang bersifat multilateral atau
persetujuan yang diterima oleh organ suatu organisasi internasional. Konvensi
tidak berkaitan dengan kebijakan tingkat tinggi.
Deklarasi (declaration) : yaitu pernyataan bersama mengenai suatu masalah
dalam bidang politik, ekonomi, atau hokum. Deklarasi dapat berbentuk traktat,
perjanjian bilateral, dokumen tidak resmi, dan perjanjian tidak resmi.
Piagam (statue) : yaitu himpunan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh
persetujuan internasional, baik tentang pekerjaan kesatuan-kesatuan tertentu
maupun ruang lingkup hak, kewajiban, tugas, wewenang, dan tanggung jawab
lembaga-lembaga internasional.
Pakta (pact) yaitu traktat dalam pengertian sempit yang pada umumnya berisi
materi politis.
Persetujuan (agreement) : yaitu suatu perjanjian internasional yang lebih bersifat
teknis administratif. Agreement ini biasanya merupakan persetujuan antar
pemerintah dan dilegalisir oleh wakil-wakil departemen tetapi tidak perlu
diratifikasi oleh DPR Negara yang bersangkutan. Sifat persetujuan tidak seformal
traktat dan konvensi.
Protokol (protocol) : yaitu persetujuan yang isinya melengkapi (suplemen) suatu
konvensi dan pada umumnya dibuat oleh kepala Negara. Protokol hanya
mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausal-klausal
tertentu dari suatu konvensi.
Perikatan (arrangement) : yaitu suatu perjanjian yang biasanya digunakan untuk
transaksi-transaksi yang bersifat sementara dan tidak seformal traktat dan
konvensi.
Modus vivendi : yaitu dokumen untuk mencatat suatu persetujuan yang bersifat
sementara.
Charter : yaitu istilah yang digunakan dalam perjanjian internasional untuk
pendirian badan yang melakukan fungsi administratif.
Pertukaran nota (exchange of notes) : yaitu metode tidak resmi yang sering
digunakan dalam praktik perjanjian internasional. Metode ini menimbulkan
kewajiban-kewajiban yang mengikat mereka. Biasanya metode ini dilakukan oleh
wakil-wakil militer dan Negara serta dapat bersifat nonagresi.
Proses verbal : yaitu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan atau kesimpulan-
kesimpulan konferensi diplomatik atau catatan-catatan suatu pemufakatan.
Proses verbal ini tidak perlu diratifikasi.
Convenant : merupakan anggaran dasar dari PBB.
Ketentuan umum (general act) : yaitu traktat yang bersifat resmi dan tidak
resmi.
Kompromis : yaitu tambahan atas persetujuan yang telah ada.
Ketentuan penutup (final act) : yaitu ringkasan-ringkasan hasil konferensi yang
menyebutkan Negara-negara peserta, utusan-utusan dari Negara yang turut
berunding, serta masalah-masalah yang disetujui dalam konferensi dan tidak
memerlukan ratifikasi.

Tahap pembuatan perjanjian dibagi menjadi dua, yaitu pembuatan perjanjian


internasional yang melalui dua tahap dan pembuatan perjanjian internasional
melalui tiga tahap.
a. Perjanjian internasional melalui 2 (dua) tahap
Tahap yang dilalui dalam perjanjian ini adalah tahap perundingan (negotiation)
dan tahap penandatanganan (signature). Wakil-wakil para pihak bertemu dalam
suatu forum atau tempat yang secara khusus membahas dan merumuskan
pokok-pokok masalah yang dirundingkan. Perumusan itu nantinya merupakan
hasil kata sepakat antara pihak yang hasilnya berupa naskah perjanjian. Tahap
kedua penandatanganan, yaitu tahap di mana perjanjian itu telah mempunyai
kekuatan mengikat bagi para pihak yang bersangkutan. Tahap terakhir dalam
pembentukan perjanjian melalui dua tahap ini mempunyai makna sebagai
pengikatan diri dari para pihak terhadap naskah perjanjian yang telah disepakati.
b. Perjanjian internasional melalui 3 (tiga) tahap
Pembentukan perjanjian yang melalui tiga tahap, tahap-tahap yang harus dilalui
dalam perjanjian ini di samping perundingan dan tahap penandatanganan, ada
pula tahap ketiga yaitu pengesahan (ratification). Setelah wakil-wakil para pihak
mengadakan perundingan, kemudian pada tahap selanjutnya yaitu
penandatanganan (signature) naskah perundingan yang merupakan hasil
perundingan. Tahap penandatanganan tersebut tidak merupakan pengikatan diri
negara yang menjadi pihak perjanjian itu kepada perjanjian yang ditandatangani
oleh para wakilnya. Penandatanganan itu hanya berarti bahwa wakil-wakil
negara yang bersangkutan telah berhasil mencapai kata sepakat mengenai
naskah yang dibahas dalam perundingan yang telah dituangkan dalam bentuk
naskah perjanjian. Agar perjanjian yang telah ditandatangani oleh wakil-wakil
para pihak tersebut mengikat bagi para pihak maka wakil-wakil para pihak
tersebut harus mengajukan kepada pemerintah negaranya masing-masing untuk
disahkan atau diratifikasi.

Pengertian

Diplomatik (diplomacy) berarti sarana yang sah atau legal, terbuka dan terang-
terangan yang digunakan oleh suatu negara dalam melaksanakan politik luar
negerinya.
Menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri, perwakilan diplomatik adalah kedutaan besar Republik
Indonesia dan perutusan tetap Republik Indonesia yang melakukan kegiatan
diplomatik di seluruh wilayah negara penerima dan/atau pada organisasi
internasional untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara
dan pemerintah Republik Indonesia.

B. Perwakilan Negara RI di Luar Negeri

1. Fungsi Perwakilan Diplomatik


Di Indonesia sehubungan dengan usaha menjalin hubungan internasional ini
didasarkan pada UUD 1945 pasal 13 yang di dalamnya berisi :
mengangkat duta dan konsul.Presiden
presiden memperhatikan pertimbangan DPR.Dalam hal mengangkat duta dan
konsul
penempatan duta negara lain dengan meperhatikan pertimbangan
DPR.Presiden menerima
Jadi, fungsi diplomatik dalam arti politis adalah sebagai berikut :
Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyrakat adil dan
makmur.
Menciptakan pesahabatan yang baik antar negara dalam mewujudkan
pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik.

2. Tugas pokok perwakilan diplomatik


Perwakilan diplomatik ( Duta besar ) meilik tugas pokok yang antara lain sebagai
berikut :
Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala
negara dengan pemerintah asing.
Mengadakan perundingan masalah masalah yang dihadapi oleh kedua negara
itu dan berusaha untuk menyelesaikannya.
Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
Apabila dianggap perlu dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil,
paspor, dsb.

3. Fungsi perwakilan diplomatik menurut kongres Wina 1961


dalam negara penerima. Mewakili negara pengirim di
warga negaranya di negara penerima di dalam batas batas yang diijinkan oleh
hukum internsional. Melindungi kepentingan negara pengirim dan
negara penerima. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah
perkembangan negara penerima sesuai dengan UU dan melaporkan kepada
pemerintah negara pengirim. Memberikan keterangan tentang kondisi dan
kedua negara. Memelihara hubungan persahabatan antara

4. Peranan perwakilan diplomatik


a. Menetukan tujuan dengan menggunakan semua daya upaya dan tenaga
dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai
dengan tenaga dan daya yang ada.
c. Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan
negara lain.
d. Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dan sebaik baikya dalam
menjalankan tugas diplomatiknya.

5. Tujuan Diadakannya Hubungan Diplomatik


a. Melindungi warga negara yang berada di luar negeri
b. Menerima pengaduan
c. Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima

C. Perwakilan Negara di Negara Lain dalam Arti Politis

1. Pengangkatan dan Penerimaan Perwakilan Diplomatik


Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembukaan atau pertukaran perwakilan
diplomatik (dalam arti politis) maupun konsuler (dalam arti non-politis) dengan
negara lain adalah sebagai berikut :
1) Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak (mutual conceat) yang akan
mengadakan pembukaan atau pertukaran diplomatik maupun konsuler.
Kesepakatan tersebut berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan
dalam bentuk : persetujuan bersama (joint agreement) dan komunikasi bersama
(joint declaration).
2) Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara dapat
melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan atas
prinsip-prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal balik (reciprosity).

Adapula Kepres RI bab V No.108 Thn.2003 Tentang Kepegawaian, Pengangkatan,


Pemberhentian, dan Pendidikan . Bab ini terdiri dari pasal 12 17 yaitu :

Pasal 12
Formasi kepegawaian pada Perwakilan ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dan Wakil Tetap Republik Indonesia
pada Perwakilan Diplomatik dan Konsul Jenderal dan Konsul pada Perwakilan
Konsuler diangkat dan diberhentikan oleh Presiden sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14
Wakil Kepala Perwakilan Diplomatik dan Kuasa Usaha Tetap pada Perwakilan
Diplomatik diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Luar Negeri.

Pasal 15
(1) Pejabat Diplomatik dan Staf Non Diplomatik diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri Luar Negeri.
(2) Atase Pertahanan, Atase Teknis, dan Staf Teknis diangkat dan diberhentikan
oleh Menteri Luar Negeri atas usul Pimpinan Departemen atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian dalam
masa tugas bagi Pejabat Diplomatik, Atase Pertahanan, Atase Teknis, Staf Non
Diplomatik, dan Staf Teknis diatur lebih lanjut oleh Menteri Luar Negeri.

Pasal 16
Tata cara penerimaan, pendidikan dan pelatihan khusus diplomatik dan konsuler
serta pengaturan penugasan, pengembangan, dan pemberhentian Pejabat Dinas
Luar Negeri diatur lebih lanjut oleh Menteri Luar Negeri dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17
(1) Pembinaan karir dan jenjang kepangkatan pejabat Diplomatik dilakukan
melalui jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Pembinaan karir dan jenjang kepangkatan Atase Pertahanan, Atase Teknis,
dan Staf Teknis ditetapkan oleh masing-masing Departemen atau Lembaga
Pemerintah Non Departemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

2. Kronologis pengangkatan perwakilan diplomatik


3. Tugas dan Fungsi Perwakilan Diplomatik
a. Tugas umum seorang perwakilan diplomatik adalah mencakup hal-hal berikut :
1) Representasi, perwakilan diplomatik mewakili kebijakan politik pemerintah
negaranya dapat melakukan protes, mengadakan penyelidikan pertanyaan
denganpemerintah negara penerima.
2) Negoisasi, untuk mengadakan perundingan atau pembicaraan baik dengan
negara dimana ia diakreditasi maupun dengan negara lain.
3) Observasi, yaitu untuk menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa
di negara penerimayang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan negaranya.
4) Proteksi, melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan-kepentingan
warga negaranya yang berada di luar negeri
5) Relasi, untuk meningkatkan hubungan persahabatan antar negara pengirim
dengan negara penerima, baik di bidang ekonomi, kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.

b. Fungsi Perwakilan diplomatik menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang
Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri :
1. Peningkatan dan pengembangan kerja sama politik dan keamanan, ekonomi,
sosial dan budaya dengan Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional;
2. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama Warga
Negara Indonesia di luar negeri;
3. Pengayoman, pelayanan, perlindungan dan pemberian bantuan hukum dan
fisik kepada Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, dalam hal
terjadi ancaman dan/atau masalah hukum di Negara Penerima, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan nasional, hukum internasional, dan kebiasaan
internasional;
4. Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai situasi dan kondisi Negara
Penerima;
5. Konsuler dan protokol;
6. Perbuatan hukum untuk dan atas nama Negara dan Pemerintah Republik
Indonesia dengan Negara Penerima;
7. Kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan
internal Perwakilan, komunikasi dan persandian;
8. Fungsi-fungsi lain sesuai dengan hukum dan praktek internasional.

c. Fungsi Perwakilan Diplomatik menurut Kongres Wina 1961 mencakup hal-hal


berikut :
1. Mewakili negara
2. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara
penerima di dalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional
3. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima
4. Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima
sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara
pengirim
5. Memelihara hubungan persahabatan antara dua negara.

D. Perangkat Perwakilan Diplomatik.


1. Duta besar berkuasa penuh ( Ambassador ).
Duta besar merupakan duta yang berada di tingkatan tertinggi dan mepunyai
kekuasaan penuh dan luar biasa dan biasanya ditempatkan di negara negara
yang banyak menjalin hubungan timbal balik.
2. Duta ( Gerzant ).
Wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta besar, dalam
menyelesaikan segala persoalan kedua negara dia diharuskan berkonsultasi
dengan pemerintahnya.
3. Menteri residen.
Menteri residen dianggap bukan sebagai wakil pribadi kepala negara, dia hanya
engurus urusan negara. Mereka ini pada dasarnya tidak berhak mengadakan
pertemuan dengan kepala negara dimana mereka bertugas.
4. Kuasa usaha ( Charge de Affair ).
Kuasa usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala negara dapat dibedakan
atas :
a. Kuasa usaha tetap menjabat kepala dari suatu perwakilan.
b. Kuasa usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan
ketika pejabat ini belum atau tidak ada di tempat.

5. Atase.
Atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase ini
terbagi menjadi dua yaitu :
a. Atase pertahanan.
Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan depertemen
luar negeri dan diperbantukan di kedutaan besar serta diberikan kedudukan
sebagai seorang diplomat yang bertugas memberikan nasihat di bidang militer
dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.
b. Atase teknis.
Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri yang tidak berasal dari
depertemen luar negeri dan ditempatkan di salah satu kedutaan besar, atase ini
berkuasa penuh dalam menjalankan tugas tugas teknis sesuai dengan tugas
pokok dari departemennya sendiri.

E. Kekebalan dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik


Para diplomat, stafnya, bahkan gedung misi mempunyai kekebalan dan
keistimewaan yang dipraktekkan sesuai dengan Konvensi Wina 1961. Pemberian
kekebalan dan keistimewaan diplomatik itu berpedoman kepada asas Par in
parem imperium non habet (suatu negara berdaulat tidak boleh menerapkan
yurisdiksinya atas negara berdaulat lain).
Pemberian kekebalan dan keistimewaan diplomatik merupakan aspek yang
sangat penting untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas-tugas dan
pelaksaan fungsi para pejabat diplomatik secara efisien dari negara yang
diwakilinya.
1. Kekebalan Perwakilan Diplomatik
Kekebalan diplomatik (immunity) bersifat involability (tidak dapat diganggu
gugat) antara alin mencakup :
a. Pribadi Pejabat Diplomatik, yaitu mencakup kekebalan terhadap alat
kekuasaan negara penerima, hak mendapat perlindungan terhadap gangguan
dari serangan atas kebebasan dan kehormatannya, dan kekebalan dari
kewajiban menjadi saksi.
b. Kantor perwakilan (rumah kediaman), yaitu mencakup kekebalan gedung
kedutaan, halaman, rumah kediaman yang ditandai dengan lambang bendera
atau daerah ekstrateritorial. Bila ada penjahat atau pencari suaka politik masuk
ke dalam kedutaan, maka ia dapat diserahkan atas permintaan pemerintah
karena para diplomat tidak memiliki hak asylum, hak untuk memberi
kesempatan kepada suatu negara untuk memberi kesempatan kepada warga
negara asing untuk melarikan diri.
c. Korespodensi diplomatik, kekebalan yang mencakup dokumen, arsip, surat
menyurat, termasuk kantor diplomatik dan sebagainya kebal dari pemeriksaan.
atau

Hak Immunitas.
Hak immunitas adalah hak yang menyangkut diri pribadi seorang diplomat serta
gedung perwakilannya.dengan hak ini para diplomat mendapat hak istimewa
atas keselamatan pribadi serta harta bendanya, mereka juga tidak tunduk
kepada yuridiksi di dalam negara tempat mereka bertugas baik dalam perkara
perdata maupun pidana.

Hak Ekstrateritorial.
Hak ekstrateritorial adalah hak kebebasan diplomat terhdap daerah
perwakilannya termasuk halaman bangunan serta perlengkapannya seperti
bendera,lambang negara,surat surat dan dokumen bebas sensor,dalam hal ini
polisi dan aparat keamanan tidak boleh masuk tanpa ada ijin pihak perwakilan
yang bersangkutan

2. Keistimewaan Perwakilan Diplomatik


Keistimewaan Perwakilan Diplomatik sebagaimana diatur dalam Konvensi Wina
1961 dan 1963 mencakup :
a. Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, yaitu antara lain pajak
penghasilan, kekayaan, kendaraan bermotor, radio, televisi, bumi dan bangunan,
rumah tangga, dan sebagainya.
b. Pembebasan dari kewajiban pabean, yaitu antara lain bea masuk, bea keluar,
bea cukai terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang
keperluan sendiri, keperluan rumah tangga, dan sebagainya.

www.rendyyonanda.wordpress.com
F. Perwakilan Nonpolitis (Konsuler)
Dalam arti nonpolitis hubungan diplomatik suatu negara diwakili oleh korps
konsuler yang terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut :
1. Konsul jenderal.
Konsul jenderal adalah wakil resmi sebuah negara yang ditugaskan di luar
wilayah metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri. Kantor tempat
konsul bertugas disebut konsulat atau konsulat jenderal.
2. Konsul dan Wakil konsul.
Konsul mengepalai satu kekonsulan yang kadang-kadang diperbantukan kepada
konsul jenderal. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal
yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler.
3. Agen konsul.
Agen konsul diangkat oleh konsul jenderal dengan tugas untuk mengurus hal hal
yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan. Agen konsul ini
ditugaskan di kota kota yang termasuk kekonsulan.
a. Tugas-tugas Konsul
Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan antara lain mencakup bidang
bidang sebagai berikut :
ekonomi.Bidang
Menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas
nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian
perdagangan, dll.
pengetahuan.Bidang kebudayaan dan ilmu
Melakukan pertukaran kebudyaan dan pelajar.
Bidang-bidang lain seperti :
a. Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa
atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim.
b. Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi
adiministratifnya.
c. Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau
badan lain di negara penerima.

b. Fungsi Perwakilan Konsul


Menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri, perwakilan konsul menyelenggarakan fungsi :
Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di wilayah kerja dalam wilayah
Negara Penerima; Perlindungan terhadap kepentingan Warga
terhadap Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di wilayah
Negara Penerima; Pemberian bimbingan dan pengayoman
Konsuler dan protokol;
perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan, dan ilmu
pengetahuan; Peningkatan hubungan
dan perkembangan di wilayah kerja dalam wilayah Negara
Penerima; Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai kondisi
Kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan
internal Perwakilan, komunikasi dan persandian;
sesuai dengan hukum dan praktek internasional. Fungsi-fungsi lain

c. Perbedaan Korps Diplomatik dengan Korps Konsuler


Korps Diplomatik
Memelihara kepentingan negaranya melalui hubungan tingkat pejabat pusat
Berhak membuat hubungan plitik
Mempunyai hak ektrateritorial
Satu negara hanya mempunyai satu perwakilan diplomatik
Korps Konsuler
Memelihara kepentingan negaranya melalui hubungan tingkat daerah
Membuat hubungan Non politik
Tidak mempunyai hak ektrateritorial
Satu negara dapat memiliki lebih dari satu
.

G. Mulai dan Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan Diplomatik-Konsuler

Hal Diplomatik Konsuler


Mulai berlakunya fungsi Saat menyerahkan surat kepercayaan (Lettre de Creance
/ Menurut pasal 13 Konvensi Wina 1961) Memberitahukan kepada negara
penerima dengan layak (Pasal dan Konvensi Wina 1963)
Berakhirnya fungsi 1) Sudah habis masa jabatan
2) Ia ditarik kembali oleh pemerintah negaranya
3) Karena tidak disenangi (dipersona non grata)
4) Kalau negara penerima perang negara pengirim (pasal 43 Konvensi Wina
1961) (Pasal 23, 24, dan 25 Konvesi Wina 1963)
1) Fungsi seorang pejabat konsuler telah berakhir
2) Penarikan dari negara pengirim
3) Pemberitahuan bahwa ia bukan lagi sebagai anggota staf Konsuler
Mulai dan Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan Diplomatik-Konsuler juga diatur
dalam Kepres RI bab V No.108 Thn.2003 Tentang Kepegawaian, Pengangkatan,
Pemberhentian, dan Pendidikan yang terdiri dari pasal 12 17.

1. Duta besar berkuasa penuh, yaitu perwakilan diplomatik yang mempunyai


kekuasaan penuh dan luar biasa.
2. Duta, yaitu perwakilan diplomatik yang dalam menyelesaikan persoalan kedua
negara harus berkonsultasi dahulu dengan pemerintahnya.
3. Menteri Residen, status menteri residen bukan sebagai wakil pribadi kepala
negara melainkan hanya mengurus urusan negara
4. Kuasa Usaha, adlh perwakilan diplomatik yang tidak diperbantukan kepada
kepala negara, melainkan kepada menteri luar negeri
5. Atase-atase, adalah pejabat pembantu Duta Besar Berkuasa Penuh. Atase
terdiri dari Atase Pertahanan dan Atase Teknis ( pendidikan, perdagangan,
perindustrian dan lain-lain )

MACAM- MACAM ORGANISASI INTERNASIONAL


UN = United Nation = PBB (1945)

UNICEF = United Nations International Childrens Emergency Fund (1946), namun


namanya diganti setelah thn 1953 menjadi: United Nations Childrens Fund.

UNESCO = the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization


(16 November 1945)

UNCHR = United Nations Commission on Human Rights (2006)

UNHCR = Uited Nations High Commissioner for Refugees (14 Desember 1950)

UNDPR = The United Nations Division for Palestinian Rights (2 Desember 1977)

UNSCOP = The United Nations Special Committee on Palestine (May 1947, oleh
11 negara)

WHO = World Health Organization (7 April 1948)

IMF = International Monetary Fund (Juli 1944, 180 negara)

NATO = North Atlantic Treaty Organisation (4 April 1949)

NGO = Non-Governmental Organizations


(Dalam bahasa Indonesia Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, yg didirikan oleh
perorangan atau per-group dan tdk terikat oleh pemerintah.
Baca:http://en.wikipedia.org/wiki/Non-governm )
GREENPEACE (40 negara, dari Europe, State of America, Asia, Africa dan Pacific,
semenjak 1971).
AMNESTY International (1961, memiliki sekitar 2,2 juta anggota, dari 150 negara,
organisasi yg membantu menghentikan penyelewengan/pelecehan hak azasi
manusia)

WWF = the World Wildlife Fund (1985, Memiliki hampir 5 juta pendukung,
distribusi dari lima benua, memiliki perkantoran/perwakilan di 90 negara).

G8 = Group of Eight, kelompok negara termaju di dunia. Sebelumnya G6 pd thn


1975, kemudian dimasuki oleh Kanada 1976 (Perancis, Jerman, Italia, Jepang,
Britania Raya, Amerika Serikat, Kanada dan Rusia (tidak ikut dalam seluruh
acara), serta Uni Eropa.

EU = The European Union (27 negara anggota, 1 november 1993)

DANIDA = Danish International Development Assistance (Organisasi yg


memberikan bantuan kepada negara2 miskin, pengungsi, bencana alam)

ICRC = International Committee of the Red Cross (1863) = Palang Merah,


gerakan bantuan kemanusiaan saat bencana alam atau peperangan.

OPEC = Organization of the Petroleum Exporting Countries (1960, anggota 13


negara, termasuk Indonesia)

ASEAN = Association of Southeast Asian Nations = Perhimpunan Bangsa-bangsa


Asia Tenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus 1967, memiliki 10 negara
anggota, Timor Leste dan Papua new Guinea hanya sebagai pemantau, dan
masih mempertimbangkan akan menjadi anggota).

Anda mungkin juga menyukai