Anda di halaman 1dari 44

HIDROLISA MINYAK JARAK

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi
HIDROLISA MINYAK JARAK
Oleh :
Anindita Indriana NIM : 21030114120002
Eunice Elizabeth NIM : 21030114130118
Hibatullah Arif Y. NIM : 21030114130152

Laboratorium Proses Kimia


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
2016

i
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan resmi berjudul Hidrolisa Minyak Jarak yang disusun oleh


Kelompok : 13 Selasa
Anggota : 1. Anindita Indriana NIM : 21030114120002
2. Eunice Elizabeth NIM : 21030114130118
3. Hibatullah Arif Y. NIM : 21030114130152

Telah diterima dan disetujui pada


Hari :
Tanggal : Mei 2016

Dosen Pembimbing Asisten Pembimbing

Dr. Ir. Istadi, ST., MT. Alien Abi Bianasari


NIP. 197103011997021001 NIM. 21030113130129

ii
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK

INTISARI

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triester dari gliserol. Zat ini berada
pada minyak jarak. Untuk mendapatkan asam lemak bebas dari trigliserida minyak jarak,
dilakukan hidrolisa dengan katalis asam salah satunya asam klorida. Hidrolisa dilakukan
untuk mengetahui pengaruh variable perbandingan mol reaktan terhadap konversi
hidrolisa, konstanta laju reaksi dan konstanta kesetimbangan.
Hidrolisa minyak jarak menjadi asam asam lemak bebas dan gliserol dilakukan
dengan pemanasan serta penambahan katalis asam. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hidrolisa minyak jarak yakni suhu, katalisator, pencampuran, perbandingan zat reaksi.
Bahan yang digunakan saat hidrolisa antara lain minyak jarak, aquadest, HCl
25%, NaOH 0,15 N, PP, alkohol berupa etanol 96%, dan surfaktan. Langkah awal ialah
mengukur densitas katalis HCl dan minyak jarak. Lalu analisa kadar awal asam lemak
bebas dengan penambahan minyak jarak dan etanol yang dititrasi dengan NaOH. Lalu
selanjutnya penghidrolisaan pada variabel perbandingan mol reaktan antara mol
minyak:mol air jarak yaitu 1:7; 1:8; 1:9 dengan penambahan HCl serta aquadest dan
emulsifier. Pengambilan sampel minyak jarak yang dihidrolisa dalam interval waktu 5
menit selam 15 menit. Sampel diambil untuk dianalisa kadar asam bebasnya.
Pada hasil percobaan diketahui ketika perbandingan mol air terhadap mol minyak
semakin besar, maka konversi reaksi hidrolisa minyak jarak juga meningkat, sehingga
konversi pada perbandingan mol minyak :mol air sebesar 1:9 lebih besar dibanding
dengan perbandingan mol 1:7 dan 1:8, karena jumlah reaktan air yang berlebih (excess)
mempengaruhi kesetimbangan reaksi ke arah produk sesuai dengan azas Le Chatelieur.
Laju reaksi yang meningkat karena adanya penambahan jumlah mol air di dalam reaktor,
menyebabkan nilai konstanta laju reaksi (k) pada perbandingan mol minyak:mol air
sebesar 1:9 lebih besar dibandingan dengan perbandingan mol 1:7 dan 1:8.Hal ini sesuai
dengan persamaan kinetika Arrhenius. Nilai konstanta kesetimbangan reaksi pada
variabel 3 yaitu 1:9 lebih besar dibandingkan dengan variabel 1 dan variabel 2. Hal ini
disebabkan perbedaan banyaknya air pada senyawa.
Pada percobaan dapat disimpulkan bahwa kenaikan nilai perbandingan mol air
terhadap mol minyak jarak akan meningkatkan nilai konversi, meningkatkan laju reaksi,
serta nilai konstanta kesetimbangan reaksi. Saran yang perlu dilakukan pada saat
percobaan adalah menjaga suhu operasi tetap konstan selama hidrolisa berlangsung, suhu
titrasi dijaga pada 60oC, Amati perubahan warna pada saat TAT dengan teliti.

iii
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK

SUMMARY

Fat and oil is triglycerides or glycerol of triester.Triglycerides is the most


abundant compound in castor oil. Free Fatty acid can be obtained from castor oil
triglycerides, by hydrolysis its with acid catalys, one of them is hydrochloric acid. In this
castor oil hydrolysis experiment is to find out influent of mol reactan ratio between
hydrolysis conversion, reaction rate constan and equilibrium constan.
Heat and adding the acid catalyst is way to hydrolysis castor oil to be free fatty
acid oil and glyserol. Factors that affect the hydrolysis of castor oil is temperature,
catalyst, mixing, and mol reactan ratio
Materials that used in castor oil hydrolysis are castor oil, aquadest, HCl 25 %,
NaOH 0.15 N, PP indicator, ethanol 96 % and surfactan. The first step in this experiments
is measure density of HCl as catalyst and castor oil. Then the analysis of the initial levels
of free fatty acids with the addition of castor oil and ethanol were titrated with NaOH. After
that hydrolysis the castor oil with variabel is mol reactan ratio between mol of castor oil
and mol of water ( 1:7 ; 1:8 ; 1:9 ) and adding HCl and emulsifier. Sampling hydrolyzed
castor oil in 5 minute intervals for 15 minutes. Samples are taken to analysis free acid
levels.
In the experimental results known when the mole ratio of water to oil mole getting
higher, then the conversion of the hydrolysis reaction of castor oil also increased, so the
conversion in mole ratio of castor oil: water of 1:9 mole larger than the mole ratio of 1: 8
and 1: 7, because the amount of excess water as reactants affect the equilibrium of the
reaction towards the product, it is accordance to the principle of Le Chatelieur. The
reaction rate is increased due to the addition of the number of moles of water in the reactor,
causing the value of the reaction rate constant (k) the mole ratio of oil: water of 1:9 mole
is greater compared with a mole ratio of 1: 8 and 1: 7. It is appropriate with kinetic
Arrhenius equation. Reaction equilibrium constant value in the third variable with mol
reactan ratio 1:9 is greater than the variable 1 with mol reactan ratio 1:7 and variable 2
with mol reactan ratio 1:8. This is due to differences in the amount of water on the
compound.
In experiments it can be concluded that the increase in the value of the mole ratio
of water to oil mole distance will improve your conversion rate, increase the reaction rate,
and the value of the equilibrium constant of the reaction. Suggestions that need to be done
at the time of the experiment is to maintain the operating temperature remains constant
during the hydrolysis progresses, the temperature is maintained at 60oC titration, observe
the color changes carefully when the end point of titration .

iv
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Proses
Kimia yang berjudul Hidrolisa Minyak Jarak dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
maka laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA., selaku penanngung jawab
Laboratorium Proses Kimia
2. Bapak Dr. Istadi, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing materi
Hidrolisa Minyak Jarak
3. Roynaldi Daud selaku koordinator asisten Laboratorium Proses Kimia.
4. Alien Abi Bianasari selaku asisten pengampu materi Hidrolisa Minyak
Jarak
5. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil
maupun spiritual.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan
untuk menuju kesempurnaan laporan ini.

Semarang, Mei 2016

Penulis

v
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
INTISARI............................................................................................................... iii
SUMMARY ........................................................................................................... iv
PRAKATA .............................................................................................................. v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................................... 1
1.3 Manfaat Percobaan ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1 Hidrolisa Minyak secara Umum................................................................... 3
2.2 Minyak Jarak ................................................................................................ 5
2.2 Hidrolisa Minyak Jarak ................................................................................ 6
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak ........................ 6
2.4 Mekanisme Hidrolisa Minyak Jarak............................................................. 7
BAB III METODE PERCOBAAN ......................................................................... 9
3.1 Rancangan Percobaan................................................................................... 9
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ................................................................ 10
3.3 Gambar Alat ............................................................................................... 11
3.4 Prosedur Percobaan .................................................................................... 11
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 14
4.1 Hubungan Perbandingan Mol Reaktan dengan Konversi Hidrolisa Minyak
Jarak ............................................................................................................. 14

vi
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK

4.2 Hubungan Perbandingan Mol Reaktan dengan Konstanta Kecepatan Reaksi


..................................................................................................................... 17
4.3 Hubungan Perbandingan Mol Reaktan dengan Konstanta Kesetimbangan
Reaksi (K) .................................................................................................... 19
4.4 Mekanisme Kerja Katalis ........................................................................... 20
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 22
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 22
5.2 Saran ........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA ...............................................................................A-1
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN ............................................................B-1
LEMBAR PERHITUNGAN ...............................................................................C-1
PROSEDUR ANALISIS .....................................................................................D-1

vii
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data hasil percobaan variabel 1 perbandingan mol pereaktan (1:7) ..... 14
Tabel 4.2 Data hasil percobaan variabel 1 perbandingan mol pereaktan (1:8) ..... 14
Tabel 4.3 Data hasil percobaan variabel 1 perbandingan mol pereaktan (1:9) ..... 14

viii
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Reaksi hidrolisa trigliserida ............................................................... 8


Gambar 3.1 Rancangan percobaan hidrolisa minyak jarak .................................. 9
Gambar 3.2 Rangkaian alat hidrolisa .................................................................... 11
Gambar 3.3 Rangkaian alat titrasi ......................................................................... 11
Gambar 4.1 Hubungan waktu percobaan dengan konversi pada variabel
perbandingan mol pereaktan .............................................................. 15
Gambar 4.2 Hubungan waktu percobaan dengan nilai k (konstanta kecepatan
reaksi) pada variabel perbandingan mol pereaktan ............................ 17
Gambar 4.3 Hubungan waktu percobaan dengan nilai k (konstanta
kesetimbangan reaksi) pada variabel perbandingan mol pereaktan ... 19
Gambar 4.4 Hubungan Koordinat Reaksi dengan Energi Potensial pada reaksi
tanpa dan dengan Katalisator ............................................................. 20

ix
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016
HIDROLISA MINYAK JARAK 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol.
Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk
padat dan minyak berbentuk cair. Sebagian besar gliserida pada hewan merupakan
lemak yang biasa disebut lemak hewani. Sedangkan gliserida dalam tumbuhan
cenderung berupa minyak dan disebut sebagai minyak nabati.
Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan salah satu jenis tanaman
penghasil nonedible oil. Hasil utama dari pohon jarak adalah bijinya, apabila
dikeringkan biji jarak akan menghasilkan minyak jarak. Hidrolisa minyak jarak
menjadi asam lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran
minyak jarak dan sedikit asam sulfat. Asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis
suatu minyak atau lemak umumnya mempunyai : rantai karbon panjang dan tidak
bercabang.
Penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng, obat-
obatan, minyak rem, dan minyak lincir.

1.2 Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan


mengenai beberapa hal berikut:
1. Pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan air (1:7 , 1:8 , 1:9 )
terhadap konversi hidrolisa minyak jarak.
2. Pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan air (1:7 , 1:8 , 1:9 )
terhadap nilai konsatanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak ( k )
3. Pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan air (1:7 , 1:8 , 1:9 )
terhadap arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak jarak ( K ).

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 2

1.3 Manfaat Percobaan

1. Mampu memahami pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan


air (1:7 , 1:8 , 1:9 ) terhadap konversi hidrolisa minyak jarak.
2. Mampu memahami pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan
air (1:7 , 1:8 , 1:9 ) terhadap nilai konsatanta kecepatan reaksi hidrolisa
minyak jarak ( k )
3. Mampu memahami pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan
air (1:7 , 1:8 , 1:9 ) terhadap arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak
jarak ( K ).

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hidrolisa Minyak secara Umum


Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu senyawa.
Gugus OH dapat diperoleh dari air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi
hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, gabungan alkali
dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Berdasarkan fase reaksi
hidrolisis dikelompokkan menjadi hidrolisis fase cair dan fase uap.

Hidrolisa minyak nabati dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi
reaksinya berlangsung lambat sehingga diperlukan katalisator, misalnya H2SO4
(Agra dan Warnijati , 1972). Katalisator tidak diperlukan, jika hidrolisis dilakukan
pada tekanan sangat tinggi yaitu 700 psia dan 485oF (Groggins,1985) dan
konversi yang dicapai > 90%. Pada proses hidrolisis, air memecah gugus alkil
dalam trigliserida minyak menjadi asam lemak dan gliserol.

Pada reaksi dengan air reaksi dimungkinkan terjadi pada fase cair dan fase
minyak (Lewkowitsch, 1903), akan tetapi menurut Lascaray (1949) reaksi pada
fase minyaklah yang dominan sehingga kinetika reaksi ditentukan oleh kecepatan
difusi air ke dalam fase minyak dan reaksi antara air dan minyak di fase minyak
yang dapat disajikan ke dalam persamaan matematik

Kecepatan difusi air ke fase minyak:


-rA = k1a (CA* - CA1) mgrek/gminyak/menit (1)

Dengan :

CA = konsentrasi air di fase minyak yang seimbang dengan


konsentrasi air difase air atau CA* = k CA2
CA1 = konsentrasi air di fase minyak , mgrek / g minyak
CA2 = konsentrasi air di fase air

k1a = konstanta kecepatan difusi air ke fase minyak, menit-1

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 4

Kecepatan reaksi di fase minyak:


rA = rB = kr CA1 CB (2)

Dengan :

CA1 = konsentrasi air di fase minyak

CB = konsentrasi minyak / trigliserida

Untuk mencari langkah yang mengontrol pada kinetika reaksi, disusun neraca
massa air dan neraca massa minyak di fase minyak sebagai berikut :

Neraca massa air dalam fase minyak

1
= kla (CA* - CA1) kr CA1 CB (3)

Asumsi : dengan adanya pengadukan, kecepatan transfer massa


padapersamaan di atas [k1a (CA* - CA1)] dianggap jauh lebih besar daripada
kecepatan reaksi kimia [kr CA1 CB] maka dianggap hanya kecepatan reaksi kimia
saja yang menentukan kecepatan reaksi keseluruhan.
Neraca massa minyak dalam fase minyak

1
= -kr CA1 CB (4)

Bila jumlah air berlebihan dan transfer massa air ke fase minyak sangat cepat,
maka fase minyak dianggap selalu jenuh dengan air, maka CA1 = CA* yang bernilai
konstan pada suhu tertentu, k1 CA1 = k sehingga : -rB = -k CB

1 1
= (-kCB)


0 = 0 (5)


ln = (6)
0
dimana :
CB0 = banyaknya trigliserida mula mula , mgrek/gr minyak

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 5

CB = banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 banyaknya asam lemak


bebas yang terjadi, mgrek/gr minyak


Bila = , maka

0
= (7)
0

= (1 ) (8)

ln(1 ) = (9)

dimana:
k = konstanta kecepatan reaksi tingkat satu, j-1

t = waktu reaksi, j

Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai fungsi suhu dapat dinyatakan
dengan persamaan Arrhenius :


= (10)

dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi, j-1
T = suhu oK
R = tetapan gas
Ea = energi aktivasi

2.2 Minyak Jarak

Minyak jarak merupakan minyak nabati yang diperoleh dengan cara pemerasan
dari tanaman Ricinus communis, kegunaan langsung minyak jarak terbatas pada
industry genteng, obat obatan , minyak rem, minyak lincir.

Sifat fisik dari minyak jarak adalah cairan tidak berwarna atau berwarna kuning

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 6

pucat, bau lemak, rasa sedikit menggigit, viscositas tinggi dan bilangan asam akan
tinggi sesuai dengan waktu yang ditandai dengan biji rusak dan cara pemerasan
yang tidak baik.
Sifat kimia dari minyak jarak adalah mengandung 46 53% minyak. Minyak
jarak mengandung 80% gliserida, asam asinolat, stearat isoresinolat, dihidroksi
stearat dan palmiat. Minyak jarak juga mengandung 20% protein, 0,2 alkaloid
piridin beracun, risinin serta enzim lipase minyak jarak mengandungzat toksin risin.

2.2 Hidrolisa Minyak Jarak

Hidrolisa minyak jarak menjadi asam asam lemak dan gliserol dilakukan
dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikitasam sulfat di dalam
sebuah labu leher tiga. Pemanasan dilangsungkan sampai suhu yang diinginkan
sebelum air panas dimasukkan. Contoh diambil setiap waktu tertentu (10 menit)
untuk dianalisa asam bebasnya, kecepatan hidrolisis terutama ditentukan oleh
kecepatan reaksi antara air dan trigliserida di fase minyak. Penggunaan air yang
berlebihan memungkinkan fase minyak selalu jenuh dengan air sehingga reaksi
hidrolisis bertingkat satu semu terhadap konsentrasi gliserida.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak


1. Suhu
Kenaikan suhu akan memperbesar nilai konstanta kecepatan reaksiSuhu
yang semakin tinggi akan memperbesar kelarutan air di dalam fase minyak,
sehingga makin banyak pula trigliserida yang bereaksi. Menurut Rahayu
(1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu dapat
dinyatakan dengan persamaan :
k = 1,2515 . 108 e-8022/T = 1,2515 e-15939/RT (9)
Dengan:
k = konstanta kecepatan reaksi
T = suhu absolut oK
R = tetapan gas = 1,987 cal/gmol oK

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 7

2. Katalisator
Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam. Katalisator pada
percobaan ini dipilih katalisator asam. Semakin banyak katalis asam yang
ditambahkan, konversi akan semakin besar demikian juga terhadap konstanta
kecepatan reaksinya. Bila katalisator makin banyak, makin banyak pula
molekul molekul trigliserida yang teraktifkan.
Menurut Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi (Kc)
dengan konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4/ gr minyak dapat dinyatakan
dengan persamaan :
Kc = 0,14525 c13
Dengan c = mgmol H2SO4/ grminyak

3. Pencampuran
Agar zat dapat saling bertumbukan dengan baik, maka perlu adanya
pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan
pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu maka pengadukan dilakukan dengan
cara mengatur aliran dalam reaktor agar terjadi olakan.

4. Perbandingan Zat Pereaksi


Bila salah satu zat pereaksi berlebihan jumlahnya, maka kesetimbangan
dapat bergeser ke sebelah kanan dengan baik, begitupula sebaliknya, jika
produk diambil, maka reaksi akan bergeser ke kanan.

2.4 Mekanisme Hidrolisa Minyak Jarak

Hidrolisa adalah suatu proses menggunakan air untuk memecah


senyawa. Minyak jarak merupakan trigliserida dari lemak, yang apabila
dihidrolisa oleh air akan menghasilkan asam lemak bebas dan gliserin. Dengan
rumus bangun seperti gambar di bawah ini (Kirk dan Othmer, 1953):

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 8

Gambar 2.1 Reaksi Hidrolisa Trigliserida

Mekanisme hidrolisa minyak jarak dengan katalis mengikuti pemecahan ester.


Radikal asam lemak bebas dipindahkan dari molekul gliserida, sehingga
pemecahan lemak tidak berjalan sempurna. Pemecahan terjadi antara permukaan
minyak dan lemak yang merupak reaksi homogen melalui oksidasi air yang
dilarutkan dalam fase minyak (Fessenden. 1984:135).

2.5 Pengaruh Surfaktan

Pada hidrolisa minyak jarak surfaktan yang digunakan ialah emulsifier


berupa sabun. Molekul surfaktan memiliki gugus yang bersifat hidrofilik dan
lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran minyak dan air. Molekul yang
bersifat hidrofilik (suka air) dan molekul yang bersifat lipofilik (suka minyak).
Umumnya bagian nonpolar (lipofilik) merupakan rantai alkil panjang dan bagian
yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.
Di dalam molekul surfaktan salah satu gugus harus dominan jumlahnya.
Bila gugus polar lebih dominan maka molekul surfaktan akan di absorpsi lebih kuat
ke air dibanding minyak. Akibatnya tegangan permukaan menurun sehingga kedua
fase mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu. Demikian pula sebaliknya bila
gugus non polar lebih dominan maka molekul surfaktan akan diabsorpsi lebih kuat
oleh minyak dibanding air (Zuhrina, 2010)

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 9

BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
3.1 Rancangan Percobaan

3.1.1 Skema Rancangan Percobaan

Menyiapkan Menghitung Menganalisa


bahan dan alat densitas kadar asam
yang akan minyak jarak lemak dalam
digunakan dan katalis HCl bahan baku

Mengambil
minyak hasil
hidrolisa untuk Melakukan
dienganalisa hidrolisa minyak
kadar asam dengan suhu
lemak bebas operasi 70C
hasil hidrolisa
setiap 5 menit
sampai 15 menit

Gambar 3.1 Rancangan percobaan hidrolisa minyak jarak


3.1.2 Variabel Operasi
a. Variabel tetap
1. Basis campuran total : 300 ml
2. Volume emulsifier : 15 ml
3. Interval waktu : 5 menit
4. Konsentrasi NaOH : 0,175 N
5. Konsentrasi HCl : 0.15 N
6. Suhu operasi : 70C
7. Volume alkohol : 15 ml
8. Volume sample minyak jarak yang dititrasi : 10 ml
9. Lama hidrolisa : 15 menit

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 10

b. Variabel berubah
Perbandingan mol minyak jarak dan air : 1:7 , 1:8, 1:9

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan

3.2.1 Bahan yang Digunakan


1. Minyak jarak 736.879 ml
2. Aquadest secukupnya
3. Katalis HCl 25% 16.902 ml
4. NaOH 2.448 gram
5. Alkohol (kemurnian 96%)
6. Surfaktan sunlight 45 ml
7. Indikator titrasi PP @ tiga tetes

3.2.2 Alat yang Digunakan


1. Labu leher tiga
2. Statif
3. Klem
4. Buret
5. Pendingin balik
6. Waterbath
7. Erlenmeyer

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 11

3.3 Gambar Alat

Keterangan alat:
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Termometer
4. Heater
5. Magnetic stirrer
6. Statif
7. Waterbath

Gambar 3.2 Rangkaian alat hidrolisa

Keterangan alat:
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Erlenmeyer

Gambar 3.3 Rangkaian alat titrasi

3.4 Prosedur Percobaan


a. Menghitung densitas
- Densitas Minyak Jarak
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan minyak jarak kedalam
picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang beratnya (m2). Hitung
densitas minyak jarak.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 12

- Densitas Katalis
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis dilaboratorium
kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang beratnya (m2).
Hitung densitas katalis HCl.

b. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Bahan Baku


1. Masukkan 10 ml minyak jarak ke dalam erlenmeyer.
2. Menambahkan 15 ml alkohol 96% dan memanaskannya sambil diaduk pada
suhu 60oC.
3. Menambahkan 3 tetes indikator PP dan menitrasi dengan NaOH sampai
warna berubah menjadi merah muda.
4. Mencatat kebutuhan titran.

c. Hidrolisa Minyak Jarak


1. Memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga.
2. Memasukkan katalis HCl 0.15 N ke dalam labu leher tiga.
3. Mengalirkan air pendingin selama proses hidrolisa.
o
4. Memanaskan campuran tersebut sampai suhu 70 C kemudian
menambahkan aquadest yang telah dipanaskan ke dalam labu leher tiga,dan
emulsifier (sabun) 5 ml.
5. Mengambil sampel dalam selang waktu 5 menit untuk dianalisa asam lemak
dan asam total selama 15 menit.
6. Mengulangi prosedur percobaan dengan perbandingan mol minyak jarak
dan air yang berbeda
d. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
1. Memasukkan 10 mL minyak jarak yang telah dihidrolisa ke dalam
erlenmeyer.
2. Menambahkan alkohol 96% 15 mL dan dipanaskan sambil diaduk pada
suhu 60oC
3. Menitrasi dengan NaOH : penambahan 3 tetes indikator PP, kemudian

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 13

dititrasi sampai warna merah muda.


4. Mencatat kebutuhan titran

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 14

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Perbandingan Mol Reaktan dengan Konversi Hidrolisa


Minyak Jarak

Tabel 4.1 Data hasil percobaan variabel 1 perbandingan mol pereaktan (1:7)
t menit Xa k (menit-1) K
0 0
5 0,179
0,0151 0,274
10 0,204
15 0,215

Tabel 4.2 Data hasil percobaan variabel 2 perbandingan mol pereaktan (1:8)
t menit Xa k (menit-1) K
0 0
5 0,234
0,022 0,420
10 0,271
15 0,296

Tabel 4.3 Data hasil percobaan variabel 2 perbandingan mol pereaktan (1:9)
t menit Xa k (menit-1) K
0 0
5 0,236
0,0262 0,513
10 0,287
15 0,339

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 15

0.4
0.35
0.3
0.25
XA 0.2 Var 1
0.15 Var 2
0.1 Var 3
0.05
0
0 5 10 15 20
t (menit)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Waktu Percobaan dengan Konversi


pada Variabel Perbandingan Mol Pereaktan

Berdasarkan grafik di atas dinyatakan bahwa pada variable 3 yaitu


perbandingan mol pereaktan 1:9 (mol minyak : mol air) didapatkan nilai
konversi yang lebih besar dibandingkan nilai konversi pada variabel 1 (1:7)
dan variabel 2 (1:8). Hal ini disebabkan adanya hubungan antara konsentrasi
reaktan dengan konversi yang dapat dijelaskan dengan azas Le Chatelier.
Jika konsentrasi salah satu komponen diperbesar maka system bereaksi
untuk mengurangi komponen tersebut, dan sebaliknya jika konsentrasi
komponen diperkecil maka system bereaksi untuk menambah komponen
tersebut. Berikut persamaan reaksi hidrolisa minyak :

Ketika konsentrasi reaktan air bertambah banyak (excess) maka reaksi


kesetimbangan diatas akan bergeser ke arah kanan (produk) yaitu
pembentukan asam lemak bebas dan gliserol, sehingga nilai konversi
minyak jarak menjadi produk berupa asam lemak dan gliserol bertambah
besar (Reni, 2011).

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 16

Nilai Xa pada variabel 3 lebih besar dibandingkan dengan variabel 1


dan variabel 2. Nilai Xa meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah air,
hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan Arrhenius :

k =
Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi
A = faktor frekuensi atau faktor pre-exponensial
Ea = energi aktivasi
R = konstanta gas
T = suhu, kelvin
Dimana dengan bertambahnya jumlah air, secara langsung menambah
jumlah partikel air yang ada didalam reaktor. Dengan bertambahnya jumlah
partikel air maka akan meningkatkan nilai faktor frekuensi tumbukan(A)
antara partikel air dengan partikel minyak didalam reaktor, sehingga nilai
konstanta kecepatan reaksi(k) dari reaksi tersebut akan meningkat juga,
karena nilai konstanta kecepatan rekasi(k) berbanding lurus dengan nilai
dari faktor frekuensi tumbukan(A) (Rahayu, S.S., 2009).

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 17

4.2 Hubungan Perbandingan Mol Reaktan Dengan Konstanta Kecepatan


Reaksi
0.5
0.45
0.4 y = 0.0263x + 0.0585

0.35
0.3 y = 0.022x + 0.0682
0.25 Var 1
-ln(1-XA)

0.2 Var 2
0.15 y = 0.0151x + 0.0537
Var 3
0.1
0.05
0
0 5 10 15 20
t (menit)

Gambar 4.2 Hubungan waktu percobaan dengan nilai k (konstanta


kecepatan reaksi) pada variabel perbandingan mol pereaktan

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai dari


konstanta laju reaksi hidrolisa minyak meningkat seiring dengan
bertambahnya konsentrasi air didalam reaktor. Untuk memperoleh nilai
konstanta laju reaksi dapat menggunakan persamaan :

Dengan menggunakan pendekatan least square maka diketahui :


ln(1 ) =


Maka nilai k sama dengan m = 2 ()2

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 18

Nilai k pada variabel 1 denga perbandingan mol minyak jarak : mol air
(1:7) , 2 (1:8) dan 3 (1:9) berturut-turut adalah 0,0151 min-1; 0,022 min-1 ;
0,0262 min-1. Nilai k meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah air,
hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan Arrhenius :

k =
Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi
A = faktor frekuensi atau faktor pre-exponensial
Ea = energi aktivasi
R = konstanta gas
T = suhu, kelvin
Dimana dengan bertambahnya jumlah air, secara langsung menambah
jumlah partikel air yang ada didalam reaktor. Dengan bertambahnya jumlah
partikel air maka akan meningkatkan nilai faktor frekuensi tumbukan(A)
antara partikel air dengan partikel minyak didalam reaktor, sehingga nilai
konstanta kecepatan reaksi(k) dari reaksi tersebut akan meningkat juga,
karena nilai konstanta kecepatan rekasi(k) berbanding lurus dengan nilai
dari faktor frekuensi tumbukan(A) (Rahayu, S.S., 2009).
Selain dari faktor frekuensi tumbukan, nilai konstanta kecepatan reaksi
juga dipengaruhi oleh harga konversinya (Xa). Hubungan harga k dengan
konversi adalah sebagi berikut :

-ln (1-Xa) = kt
1-Xa =
Xa = 1-

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 19

Nilai k pada variabel 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 0,0151 min-1;


0,022 min-1 ; 0,0262 min-1. Sesuai dengan persamaan diatas Xa = 1- ,
ketika nilai k bertambah besar, maka nilai Xa juga semakin besar.

4.3 Hubungan Perbandingan Mol Reaktan dengan Konstanta Kesetimbangan


Reaksi (K)
0.6
Konstanta Kesetimbangan (K)

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
1 2 3

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Waktu Percobaan dengan nilai K


(konstanta kesetimbangan reaksi) pada Variabel Perbandingan Mol
Pereaktan

Dari data percobaan yang didapat, terlihat bahwa nilai konstanta


kesetimbangan dengan variabel 3 (1:9) lebih besar dibandingkan dengan
nilai konstanta kesetimbangan variabel 1 (1:7) dan variabel 2 (1:8). Nilai
konstanta kesetimbangan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

[ ]
K = [ ]

Dari rumus umum K, ada hubungan antara konstanta kesetimbangan


dengan jumlah produk dan reaktan. Untuk produk berbanding lurus dengan
nilai K, sehingga semakin besar produk maka K semakin besar. Sedangkan
hubungan K dengan reaktan berbanding terbalik. Jika jumlah reaktan kecil

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 20

, maka nilai K akan besar. Pada variabel 3 didapat bahwa konversi dan
konstanta laju reaksi lebih besar dibandingkan dengan variabel 1 dan
variabel 2, disebabkan karena perbedaan jumlah air pada masing-masing
variabel.

Semakin banyak air yang ada pada senyawa, maka senyawa


intermediate yang bersifat sangat reaktif akan semakin banyak terbentuk.
Senyawa intermediate ini karena sifatnya yang reaktif, maka dapat
menurunkan energi aktivasi yang dibutuhkan dalam suatu reaksi. Dengan
menurunnya energi aktivasi maka konstanta laju reaksi akan semakin besar
nilainya, karena energi aktivasi dan konstanta laju reaksi berbanding
terbalik. Semakin besar nilai laju reaksi, maka reaksi akan berjalan semakin
cepat, dengan demikian konversi yang didapatkan juga akan semakin besar.
Apabila konversi semakin besar maka produk yang didapat akan semakin
besar pula, sedangkan reaktan sisa menjadi semakin sedikit. Dengan
semakin banyaknya produk yang terbentuk maka nilai K akan semakin besar
karena produk dan nilai K adalah sebanding. Sedangkan reaktan dengan
nilai K adalah berbanding terbalik, maka semakin kecil reaktan akan
memberikan nilai K yang semakin besar (Ariza,2007).

4.4 Mekanisme Kerja Katalis


Katalis merupakan substansi yang menambah nilai dari konstanta
laju reaksi tetapi tidak mengubah konstanta kesetimbangan reaksi. Katalis
bekerja dengan cara menurunkan energy aktivasi dari reaksi dengan cara
menurunkan energy aktivasi.

Gambar 4.4 Hubungan Koordinat Reaksi dengan Energi Potensial pada


reaksi tanpa dan dengan Katalisator

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 21

Penurunan energi aktivasi reaksi disebabkan oleh terjadinya


pembentukan alur atau mekanisme reaksi yang berbeda (yakni antara reaksi
tanpa katalis dan reaksi dengan katalis). Bahkan, untuk suatu jenis reaksi
yang sama, alur atau mekanisme reaksi yang terbentuk akibat penggunaan
suatu katalis tertentu akan berbeda dengan alur atau mekanisme reaksi yang
terbentuk akibat penggunaan katalis yang lain (Widjajanti, 2005). Dengan
demikian, katalis hanya bersifat memberikan alternatif. Berdasarkan teori
keadaan-transisi(atau teori kompleks aktif), katalis mampu menurunkan
hambatan energi potensial (potential energy barrier) yang harus dilalui
olehreaktan-reaktan untuk membentuk produk-produk reaksi.
Mekanisme kerja katalis HCl yaitu ion H+ dari katalis HCl akan
menyerang gugus COO pada trigliserida, akibat dari penyerangan ion H+
maka senyawa COO-R1 akan lepas dengan CH2, senyawa COO-R2 lepas
dari CH, dan senyawa COO-R3 akan lepas juga dari CH2. Lepasnya antara
kedua senyawa tersebut membuat gugus trigliserida yang pecah akan
menjadi radikal bebas (aktif). Karena keaktifan dari pecahan gugus
trigliserida maka energi aktivasinya akan turun, sehingga pecahan dari
trigliserida dapat beraksi dengan air, selanjutnya membentuk asam lemak
bebas dan gliserol.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 22

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar nilai perbandingan mol minyak dengan mol air, maka
akan menaikkan nilai konversi minyak dikarenakan reaksi bergerak ke
arah produk (asam lemak dan gliserol). Hal ini sesuai dengan Azas Le
Chatelier.
2. Nilai konstanta laju reaksi bertambah besar seiring kenaikan nilai
perbandingan mol minyak dengan mol air sesuai dengan persamaan
Arrhenius dikarenakan jumlah partikel air di dalam reaktor semakin
banyak yang menyebabkan nilai dari faktor frekuensi tumbukan partikel
air dengan minyak meningkat.
3. Semakin banyak air yang ada pada senyawa, maka nilai konversi dan
konstanta laju reaksi akan meningkat. Sehingga, produk yang terbentuk
semakin banyak dan nilai konstanta kesetimbangan juga semakin besar.

5.2 Saran
1. Suhu operasi dijaga konstan selama hidrolisa berlangsung, sehingga
tidak mempengaruhi hasil hidrolisa minyak yang diperoleh.
2. Suhu titrasi dijaga konstan pada 60oC
3. Amati perubahan warna saat TAT, pastikan warna merah muda tidak
hilang ketika tidak kocok

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


HIDROLISA MINYAK JARAK 23

DAFTAR PUSTAKA

Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972. Hidrolisis Minyak Kelapa dengan Katalisator


Asam. Forum Teknik.2(1): 31 - 40.
Ariza, B.T.S. 2007. Proses Pembuatan Biodiesel Minyak Jarak Pagar dengan
Transesterifikasi Satu dan Dua Tahap. Skripsi. Institut Pertanian Bogor (IPB)
Dhadhang W.K. 2012. Katalisis. Unsoed : Laboratorium Farmasetika,

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.1999. Kimia Organik.jilid 2. Ed.3. hal 83.
Jakarta: Erlangga,
Groggins, P.H. 1958.Unit Processes in Organic Synthesis. pp.699. New York :
McGraw Hill. Inc.
Kirk, R. E. and Othmer, D. F. 1953. Encyclopedia of Chemical Technology 6, pp.
231 236. New York : The Interscience Encyclopedia. Inc.,
Lascaray, L. 1949.Mechanism of fat splitting. Industrial & Engineering Chemistry
41(4), 786-790.
Lewkowitsch, J. 1903. J. Soc. Chem. Indust., 22, 67.
Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak dengan Katalisator Asam Sulfat.
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Dan Proses.
Reni B.I. 2011. Kesetimbangan Kimia. Universitas Islam Indonesia : DIII Kimia
analisa, FMIPA.
Widjajanti, Endang. 2005. Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi. UNY:
Yogyakarta.

Zuhrina. 2010. Optimasi Sintesis Surfaktan Alkanolamida dari Asam Laurat sengan
Dietanolamina dan N-Metil Glukamina Secara Enzimatik. Disertasi Doktor.
Universitas Sumatera Utara.

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2016


LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM PROSES

Materi :
HIDROLISA MINYAK JARAK

Nama 1. Anindita Indriana NIM : 21030114120002


: 2. Eunice Elizabeth NIM : 21030114130118
3. Hibatullah Arif Y. NIM : 21030114130152

Kelompok : 13 Selasa

Laboratorium Proses Kimia


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang
2016

A-1
I. Tujuan Percobaan
1. Pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan air (1:7 , 1:8 ,
1:9 ) terhadap konversi hidrolisa minyak jarak.
2. Pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan air (1:7 , 1:8 ,
1:9 ) terhadap nilai konsatanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak
(k)
3. Pengaruh variabel perbandingan mol minyak jarak dan air (1:7 , 1:8 ,
1:9 ) terhadap arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak jarak ( K ).

II. Percobaan
2.1 Bahan yang digunakan
1. Minyak jarak 736.879 ml
2. Aquadest secukupnya
3. Katalis HCl 25% 16.902 ml
4. NaOH 2.448 gram
5. Alkohol (kemurnian 96%)
6. Surfaktan sunlight 45 ml
7. Indikator titrasi PP @ tiga tetes

2.2 Alat yang dipakai

1. Labu leher tiga


2. Statif
3. Klem
4. Buret
5. Pendingin balik
6. Waterbath
7. Erlenmeyer

A-2
Keterangan alat:
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Termometer
4. Heater
5. Magnetic stirrer
6. Statif
7. Waterbath

Gambar : rangkaian alat hidrolisa

Keterangan alat:
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Erlenmeyer

Gambar: rangkaian alat titrasi

2.3 Cara Kerja


1. Menghitung densitas
Densitas Minyak Jarak
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan minyak jarak
kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang
beratnya (m2). Hitung densitas minyak jarak.

A-3
Densitas Katalis
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis
dilaboratorium kedalam picnometer yang telah diketahui
volumenya (V), timbang beratnya (m2). Hitung densitas katalis
HCl.
2. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Bahan Baku
a. Masukkan 10 ml minyak jarak ke dalam erlenmeyer.
b. Menambahkan 15 ml alkohol 96% dan memanaskannya sambil
diaduk pada suhu 60oC.
c. Menambahkan 3 tetes indikator PP dan menitrasi dengan NaOH
sampai warna berubah menjadi merah muda.
d. Mencatat kebutuhan titran.
3. Hidrolisa Minyak Jarak
a. Memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga.
b. Memasukkan katalis HCl 0.15 N ke dalam labu leher tiga.
c. Mengalirkan air pendingin selama proses hidrolisa.
d. Memanaskan campuran tersebut sampai suhu 70 oC kemudian
menambahkan aquadest yang telah dipanaskan ke dalam labu leher
tiga,dan emulsifier (sabun) 5 ml.
e. Mengambil sampel dalam selang waktu 5 menit untuk dianalisa
asam lemak dan asam total selama 15 menit.
f. Mengulangi prosedur percobaan dengan perbandingan mol minyak
jarak dan air yang berbeda
4. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
a. Memasukkan 10 mL minyak jarak yang telah dihidrolisa ke dalam
erlenmeyer.
b. Menambahkan alkohol 96% 15 mL dan dipanaskan sambil diaduk
pada suhu 60oC
c. Menitrasi dengan NaOH : penambahan 3 tetes indikator PP,
kemudian dititrasi sampai warna merah muda.

A-4
d. Mencatat kebutuhan titran

2.4 Hasil Percobaan


1. Variabel 1 perbandingan mol minyak jarak dan air ( 1 : 7 )
t (menit) V ( ml )
0 11
5 11,9
10 13,3
15 13,9

2. Variabel 2 perbandingan mol minyak jarak dan air ( 1 : 8 )


t (menit) V (ml)
0 11,1
5 15
10 17,1
15 18,5

3. Variabel 3 perbandingan mol minyak jarak dan air ( 1 : 9 )


t (menit) V (ml)
0 11,2
5 15,1
10 18
15 21

PRAKTIKAN MENGETAHUI
ASISTEN

Anindita Eunice Hibatullah Alien Abi Bianasari


Indriana Elizabeth Arif Y.

A-5
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

1. HCl 0,15 N
52,02622,602
= = 1,166 /
25,217

N = 25%x 1,166 x 10/36,5 = 7,986


V1 N1 = V2N2
300 x 0,15 = V2 x 7, 986
V2 = 5,634 ml
2. NaOH 0,2 N
1000
N =

1000
0,2 = 40 1
100

gr = 0,816 grm
3. Perhitungan Kebutuhan Minyak Jarak dan Air tiap variabel
a. Variabel 1 Perbandingan mol 1 : 7
1,005
1 1067
= =
7 1
18
= 0,1204
= VMj + VHCl + Vair + Vemulisifier
300 = VMj + 5,634 + 0,1204 VMj + 15
= 249,345
Vair = 30,02 ml
b. Variabel 1 Perbandingan mol 1 : 8
1,005
1 1067
= =
8 1
18
= 0,1375
= VMj + VHCl + Vair + Vemulisifier

B-1
300 = VMj + 5,634 + 0,1375 VMj + 15
= 245,596
Vair = 33,77 ml
c. Variabel 1 Perbandingan mol 1 : 9
1,005
1 1067
= =
9 1
18
= 0,1547
= VMj + VHCl + Vair + Vemulisifier
300 = VMj + 5,634 + 0,1547 VMj + 15
= 241,938
Vair = 37,43 ml

B-2
LEMBAR PERHITUNGAN
A. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Minyak

(. ) .
=
(. ) . 10

(1,7.0,15) . 1067
= = 2,83%
(0,96.10) . 10

Kadar gliserida = Bahan Baku Asam Lemak Bebas Awal dalam bahan
baku
= 100% -2,83% = 97,17%

Perhitungan Asam Lemak Bebas


(. ) (1,7.0,15)
= = = 0,026
(. ) (0,96.10)

Mol Gliserida Awal


97,17%
= 0,026 = 0,89
2,83%

B. Perhitungan Asam Lemak Bebas Setelah Hidrolisa


(. ) (. 0,15) (. 0,15)
= = =
(. ) (0,96.10) 9,6

C. Perhitungan CB Terbentuk
=
= 0,026
D. Menghitung Konversi (XA)

= =
0,89
E. Perhitungan Nilai Konstanta Laju Reaksi

= .



=
0

C-1
(1 )
=

ln(1 ) =

Hasil Percobaan :
a. Variabel 1, dengan perbandingan 1 : 7

Ca Ca
t(x) V Xa x2 y xy
Hidrolisa Terbentuk
0 0 0 0 0 0 0 0
5 11,9 0,1859375 0,1599375 0,17971 25 0,19809 0,99046
10 13,3 0,2078125 0,1818125 0,20428 100 0,22851 2,28513
15 13,9 0,2171875 0,1911875 0,21482 225 0,24184 3,62758
30 350 0,66844 6,90317

4 6.903 30 0.668
== = = 0,0151
2 ( )2 4 350 302

b. Variabel 2, dengan perbandingan 1 : 8

Ca Ca
t(x) V Xa x2 y xy
Hidrolisa Terbentuk
0 0 0 0 0 0 0 0
5 15 0,234375 0,208375 0,23413 25 0,26674 1,33371
10 17,1 0,2671875 0,2411875 0,271 100 0,31608 3,16078
15 18,5 0,2890625 0,2630625 0,29558 225 0,35037 5,25562
30 350 0,93319 9,75011

4 9.75 30 0,9332
== = = 0.022
2 ( )2 4 350 302

C-2
c. Variabel 3, dengan perbandingan 1 : 9

Ca Ca
t(x) V Xa x2 y xy
Hidrolisa Terbentuk
0 11,2 0,175 0,149 0,16742 0 0,18322 0
5 15,1 0,2359375 0,2099375 0,23588 25 0,26904 1,34518
10 18 0,28125 0,25525 0,2868 100 0,33799 3,3799
15 21 0,328125 0,302125 0,33947 225 0,41471 6,22061
30 350 1,20173 10,9457

4 10.945 30 1.20173
== = = 0.0262
2 ( )2 4 350 302

F. Nilai Konstanta Kesetimbangan


- Variabel 1 perbandingan mol reaktan (1:7)
Saat waktu 15 menit untuk variabel 1 (1:7). Dari tabel perhitungan
didapatkan data bahwa XA sebesar 0,215. Sehingga nilai konstanta
kesetimbangan reaksinya adalah sebagai berikut:
0.215
K= = = 0,274
1 0.2151

- Variabel 2 perbandingan mol reaktan (1:8)


Saat waktu 15 menit untuk variabel 1 (1:8). Dari tabel perhitungan
didapatkan data bahwa XA sebesar 0,336. Sehingga nilai konstanta
kesetimbangan reaksinya adalah sebagai berikut:
0.296
K= = = 0,420
1 0.2961

- Variabel 3 perbandingan mol reaktan (1:9)


Saat waktu 15 menit untuk variabel 1 (1:9). Dari tabel perhitungan
didapatkan data bahwa XA sebesar 0,339. Sehingga nilai konstanta
kesetimbangan reaksinya adalah sebagai berikut:
0.339
K= = = 0,513
1 0.3391

C-3
PROSEDUR ANALISA

A. Mengukur massa jenis (HCl/Minyak)


1. Mengukur berat piknometer kosong (w0)
2. Mengukur berat piknometer dengan air (w1)
3. Menghitung volum piknometer
(1 0 )
=

4. Mengukur berat piknometer dengan sampel (w2)
5. Menghitung massa jenis sampel (HCl/Minyak)
(2 0 )
=

B. Analisa kadar asam lemak bebas

1. Analisa Masukkan 10 ml sampel ke dalam erlenmeyer.


2. Menambahkan 15 ml alkohol 96% dan memanaskannya sambil diaduk pada
suhu 60oC.
3. Menambahkan 3 tetes indikator PP dan menitrasi dengan NaOH sampai
warna berubah menjadi merah muda.
4. Mencatat kebutuhan titran.

D-1
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL

Anda mungkin juga menyukai