Anda di halaman 1dari 17

Tugas Bahan Ilmu Rekayasa

STAINLESS STEEL

DISUSUN OLEH:
ANNA KRISTIN BR P 21030115120102
SHIDIBHA RYANVALAN 21030115120089

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Baja tahan karat (stainless steel) adalah salah satu logam ferro yang banyak digunakan
dalam dunia teknik, misalnya digunakan untuk kontruksi bangunan, mesin perkakas, dan lain-
lain. Selain itu juga kita banyak menjumpai baja tahan karat digunakan sebagai peralatan rumah
tangga.
Kemampuan baja paduan itu sendiri sebenarnya sangat dipengaruhi oleh unsur paduan yang
menyusun baja paduan tersebut. Dengan penambahan atau pengurangan unsur paduan yang
terdapat didalamnya akan diperoleh kekuatan baja paduan tinggi sesuai dengan yang diinginkan.
Seiring dengan berkembangnya teknologi telah dihasilkan pada baja dengan berbagai
jenis sesuai dengan fungsi dan tujuan pemakaian. Salah satunya adalah baja tahan karat
austenitic.Baja tahan karat ini sering kali digunakan sebagai bahan baku utama pada industri-
industri maju dan besar.Hal ini karena materi tersebut memiliki sifatsifat mekanis yang baik
pada temperatur tinggi maupun suhu rendah dan tahan terhadap korosi.
Adapun makalah ini disusun sebagai bahan pembelajaran tentang bahan material
Stainless Steel secara umum dimulai dari unsur penyusun hingga penggunaannya di industri dan
juga untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Bahan Rekayasa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu stainless steel dan apa unsur penyusunnya?
2.Bagaimana sifat fisik dan mekanik Stainless steel?
3.Apa keunggulan dan kelemahan Stainless steel?
4.Apa saja klasifikasi dan jenis/type Stainless steel?
5.Bagaimana penggunaan Stainless steel pada berbagai industri?
BAB II
ISI

A. Stainless Steel dan Unsur Penyusunnya


Stainless steel merupkan baja tahan karat yang mengandung lebih dari 11 % kromium,
biasanya diantara 11,5% - 27%, dan bisa juga mengandung nikel, vanadium, molybdenum
dan niobium dalam jumlah terbatas.
Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti korosi) yang merupakan
hasil oksidasi oksigen terhadap Krom yang terjadi secara spontan. Kemampuan tahan karat
diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini
menghalangi proses oksidasi besi (Ferum).
Kandungan Atom/Unsur Dan Ikatannya
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung lebih dari 11% Cr.Sedikit baja
stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe.
Daya tahan Stainless Steel terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu lingkungan
biasanya dicapai karena adanya tambahan minimal 11% (dari berat) Krom.
Krom membentuk sebuah lapisan tidak aktif , Kromium(III) Oksida (CrO3) ketika bertemu
Oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat, sehingga logamnya akan tetap berkilau.
Logam ini menjadi tahan air dan udara, melindungi logam yang ada di bawah lapisan
tersebut.
Fenomena ini disebut Passivation dan dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada
Alumunium dan Titanium. Pada dasarnya untuk membuat besi yang tahan terhadap karat,
Krom merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting.
Beberapa paduan unsur lain penyusun stainlees steel ialah:
1.Unsur Karbon (C)
Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat meningkatkan kekerasan
dan kekuatan baja. Kandungan karbon didalam baja sekitar 0,3-1,7%, sedangkan unsur
lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan baja. Unsur paduan yang bercampur di dalam
lapisan baja adalah untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas dan
menghasilkan sifat-sifat yang khusus. Karbon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan dan
kekerasan tetapi jika berlebihan akan menurunkan ketangguhan.

2.Unsur Kromium (Cr)


Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium
sejumlah 1,5% cukup meningkatkan kekerasan dalam media pendinginan
minyak). Penambahan kromium pada baja menghasilkan struktur yang lebih halus dan
membuat sifat baja dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat membentuk
karbida. Kromium dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga dalam
membentuk lapisan pasif untuk melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu tinggi.

3.Unsur Mangan (Mn)


Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan
baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6% tidak mempengaruhi
sifat baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan pengaruh besar pada struktur baja
dalam jumlah yang rendah. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat menaikkan
kekuatan tarik sehingga baja dengan penambahan mangan dapat memiliki sifat kuat dan ulet.

4.Unsur Silikon (Si)


Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan kandungan lebih dari
0,4% yang mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan tarik dan menurunkan laju
pendinginan kritis. Silikon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan,
ketahanan aus, dan ketahanan terhadap panas dan karat.

5.Unsur Nikel (Ni)


Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu memperbaiki kekuatan
tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika pada baja paduan
terdapat unsur nikel sekitar 2,5% maka baja dapat tahan terhadap korosi. Unsur nikel yang
bertindak sebagai tahan korosi disebabkan nikel bertindak sebagai lapisan penghalang yang
melindungi permukaan baja.

B. Sifat Fisik Dan Sifat Mekanik Stainless Steel


1.Sifat fisik
Beberapa sifat fisik penting dari stainless steel ialah:
Stainless steel adalah zat keras dan kuat.
Stainless steel bukan konduktor yang baik (panas dan listrik).
Stainless steel memiliki kekuatan ulet tinggi. Ini berarti dapat dengan mudah dibentuk atau
bengkok atau digambar dalam bentuk kabel.
Sebagian varietas dari stainless steel memiliki permeabilitas magnetis. Mereka sangat
tertarik terhadap magnet.
Tahan terhadap korosi.
Tidak bisa teroksidasi dengan mudah.
Stainless steel dapat mempertahankan ujung tombak untuk suatu jangka waktu yang
panjang.
Bahkan pada suhu yang sangat tinggi, stainless steel mampu mempertahankan kekuatan dan
tahanan terhadap oksidasi dan korosi.
Pada temperatur cryogenic, stainless tetap sulit berubah.

2. Sifat mekanis stainless steel


Hardness 100-200 BHN
Modulus elastisity200 GN / m2
Tensile strength 1700 MN/m2

Hal-hal yang dapat mempengaruhi sifat stainless steel


Pemanasan di atas 9000 cenderung terjadinya prasipitasi kromium dari solid solution
di dekat permukaan. Dengan berkurangnya kromium maka akan menyebabkan pula
berkurangnya resistensi stainless steel terhadap tarnish dan korosi. Efek pemanasan yang
menyebabkan berkurangnya resistensi korosi ini disebut weld-decay.
Weld-decay dapat dikurangi dengan 2 cara :
1.Mengurangi kadar karbon pada stainless steel.
2.Menambah logam lain, mis : Titanium dan Miobium.

C. Keunggulan dan Kelemahan Stainless Steel

Keunggulan Stainless Steel


1. Daya Tahan Korosi
Semua baja stainless mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap korosi. Komposisi
logam campuran yang rendah menahan korosi pada kondisi-kondisi ruang hampa.Komposisi
campuran logam yang tinggi dapat menahan korosi pada kebanyakan asam, larutan alkalin, dan
lingkungan-lingkungan yang menghasilkan klorida , bahkan pada suhu dan tekanan yang
dinaikkan.

2. Daya Tahan Suhu Rendah dan Tinggi


Stainless steel tahan terhadap suhu tinggi dan rendah seperti suhu cryogenic (jenis
pembekuan yang membutuhkan temperatur sangat rendah, umumnya di bawah -150 Celsius).

3. Mudah dalam Pembuatan(Ease of Fabrication)


Mayoritas baja-baja stainless dapat dipotong, dilas, dibentuk, dimesinkan, dan dibuat
dengan mudah.

4. Daya
Sifat-sifat kekerasan yang dibentuk profil logam dengan temperature indin dari
kebanyakan baja-baja stainless dapat digunakan dalam merancang mengurangi ketebalan bahan
dan mengurangi berat dan beaya. Baja-baja stainless mungkin diperlakukan panas untuk
membuat komponen-komponen daya yang sangat tinggi.

5. Pertimbangan Estetika
Baja-baja stainless tersedia pada kebanyakan lapisan-lapisan penutup permukaan. Baja
stainless ini diatur dengan mudah dan sederhana menghasilkan kualitas yang tinggi,
penampilannnya menyenangkan.

6. Sifat-sifat Higienis
Kemampuan membersihkan dari baja-baja stainless menjadikan pilihan-pilihan utama di
rumah sakit- rumah sakit, dapur- dapur, fasilitas proses farmasi dan makanan.

7. Minim perawatan dan tahan lama


Baja stainless adalah sebuah bahan yang biaya pemeliharaannya rendah dan tahan lama

Kelemahan Stainless Stell


1.Kesulitan dalam fabrikasi, ketika mencoba untuk membuat stainless steel tanpa menggunakan
mesin teknologi tinggi dan teknik yang tepat, dapat menjadi logam yang sulit untuk
ditangani. Hal inilah yang disebut menghasilkan limbah mahal.

2.Kesulitan dalam pengelasan, juga dapat menghasilkan potongan hancur atau biaya pemborosan
tinggi.

3.Tinggi biaya awal, saat pertama memulai membuat stainless steel.

4.Tinggi biaya pemolesan akhir dan finishing.

D. Klasifikasi dan Jenis Stainless steel


Meskipun seluruh kategori Stainless steel didasarkan pada kandungan krom (Cr), namun
unsur paduan lainnya ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifat Stainless steel sesuai
aplikasinya. Kategori Stainless steel tidak halnya seperti baja lain yang didasarkan pada
persentase karbon tetapi didasarkan pada struktur metalurginya.

Klasifikasi
1. 12-14% Kromium(Cr), dimana sifat mekanik bajanya sangat tergantung dari kandungan unsur
Karbon (C).
2. Baja dengan pengerasan lanjut, 10-12% Kromium(Cr), 0.12% Karbon (C) dengan sedikit
tambahan unsur-unsur Mo, V, Nb, Ni dengan kekuatan tekanan mencapai 927 Mpa dipergunakan
untuk bilah turbin gas.
3. Baja Kromium tinggi, 17%Cr, 2,5% Ni. Memiliki ketahanan korosi yang sangat tinggi.
Dipergunakan untuk poros pompa, katup dan fitting yang bekerja pada tekanan dan temperatur
tinggi tetapi tidak cocok untuk kondisi asam.

Menurut sifat kimia dari stainless steel lima golongan utama yaitu:
1. Austenitic Stainless Steel
Austenitic Stainless steel mengandung sedikitnya 16% Krom dan 6% Nikel (grade
standar untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic SS seperti 904L (dengan kadar Krom dan
Nikel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau
Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur serta korosi.
Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah disebabkan unsur Nikel membuat SS
tidak menjadi rapuh pada temperatur rendah.

Sifat-sifat Dasar Baja Austenitic


a. Daya tahan korosi yang sangat bagus dalam asam organik, industri, dan lingkungan laut.
b. Kemampuan mengelas yang sangat bagus (semua proses)
c. Kemampuan membentuk, kemampuan pembuatan dan sifat kenyal yang sangat bagus
d. Sifat-sifat suhu tingginya bagus dan suhu rendahnya sangat bagus (kekerasan tinggi pada
semua suhu)
e. Tidak mengandung magnit (jika dikuatkan)
f. Dapat dikeraskan hanya dengan dibentuk profil logam dengan temperatur dingin (logam-logam
campuran ini tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas)

Pemakaian Umum
1.Alat pengatur cahaya floppy disk komputer (304)
2. Per kunci keyboard komputer (301)
3. Bak cuci dapur (304D)
4. Alat pemrosesan makanan
5. Aplikasi kearsitekan
6. Alat kimia dan tanaman

2. Ferritic Stainless Steel


Kelompok logam campuran ini biasanya hanya mengandung Kromium, dengan
keseimbangan kebanyakan Fe. Logam-logam campuran ini merupakan baja-baja stainless
Kromium yang sederhana dengan kandungan Kromium 10,5 18 % seperti grade 430 dan 409.
Jenis Ferritic agak sedikit kurang mempunyai sifat kenyal daripada jenis austenitic. Ketahanan
korosi tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di fabrikasi / machining. Tetapi kekurangan ini
telah diperbaiki pada grade 434 dan 444 dan secara khusus pada grade 3Cr12.

Sifat-sifat Dasar Baja Ferritic


a. Cukup untuk peningkatan daya tahan korosi yang bagus dengan kandungan Chromium
b. Tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan selalu digunakan dalam magnet yang
dikuatkan
c. Kemampuan mengelasnya sedikit
d. Kemampuan membentuknya tidak sebagus austenitic

Beberapa type Grade Ferritic


1. Type 430.
Basic tipe feritik , dengan ketahanan korosi sedikit kurang dari Type 304. Jenis ini
menggabungkan resistensi yang tinggi terhadap korosif seperti asam nitrat , gas sulfur , dan
banyak organik dan asam makanan

2. Type 405
Memiliki kromium rendah dan menambahkan aluminium untuk mencegah pengerasan ketika
didinginkan dari tinggi suhu . Aplikasi yang umum termasuk penukar panas .

3.Type 409
Berisi kadar krom terendah dari semua baja tahan karat dan juga yang paling mahal. Awalnya
dirancang untuk muffler stock dan juga digunakan untuk bagian eksterior lingkungan yang tidak
kritis korosifnya.

4.Type 434
Ditambahi molibdenum untuk meningkatkan ketahanan korosi . Aplikasi yang umum termasuk
untuk otomotif dan pengencang .

5.Type 436
Tipe 436 columbium telah ditambahkan untuk korosi dan tahan panas . Aplikasi yang umum
termasuk bagian bagian ditarik .

6.Type 442
Memiliki peningkatan kromium untuk meningkatkan ketahanan terhadap scaling. Aplikasi yang
umum termasuk tungku dan pemanas bagian.

7.Type 446
Berisi lebih kromium ditambahkan untuk lebih meningkatkan korosi dan ketahanan scaling pada.
Terutama baik untuk ketahanan oksidasi dalam atmosfer bersulfat
Pemakaian Umum
1. Pusat floppy disk komputer (430)
2.Trim automotive (430)
3. Alat pembuangan uap automotive (409)
4. Alat colliery (3Cr12)
5. Tangki air panas (444)

3. Martensitic Stainless Steel


Stainless steel jenis ini memiliki unsur utama Krom (masih lebih sedikit jika dibanding
Ferritic SS) dan kadar karbon relatif tinggi (0,1 1,2%) misal grade 410 dan 416. Grade 431
memiliki Krom sampai 16% tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya
memiliki Nikel 2%. Merupakan baja pertama yang dikembangkan secara komersial (sebagai
cutlery).
Grade 410. Basic Group martensit , yang berisi paduan terendah dari tiga dasar baja tahan karat (
304 , 430 , dan 410 ) . Biaya rendah , kegunaan umum , heat treatable stainless steel . Digunakan
secara luas di mana korosi tidak parah( udara, air , beberapa bahan kimia , dan makanan
berasam). Aplikasi untuk bagian bagian yang sangat menekankan sehingga membutuhkan
kombinasi kekuatan dan ketahanan korosi seperti pengencang.
Sifat-sifat Dasar Baja Martensitic
a. Daya tahan korosinya sedang
b. Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan oleh karena itu tingkat kekerasan dan daya
tahannya tinggi
c. Kemampuan mengelasnya kurang
d. Bersifat magnetic

Beberapa type/jenis Grade Martensitic


1.Jenis 410S.
Mengandung karbon lebih rendah dari tipe 410 , menawarkan perbaikan weldability tapi
hardenability lebih rendah. Jenis 410S adalah korosi tujuan umum dan tahan panas baja kromium
yang direkomendasikan untuk aplikasi tahan korosi .

2.Jenis 414
Ditambahakan Nikel ( 2 % ) untuk meningkatkan ketahanan korosi. Aplikasi yang umum
termasuk spring dan cuttlery.

3.Jenis 416
Berisi tambahkan fosfordan sulfur untuk meningkatkan machinability. Aplikasi yang umum
termasuk bagian-bagian sekrup mesin.

4.Jenis 420
Berisi peningkatan karbon untuk meningkatkan sifat mekanik . Aplikasi yang umum termasuk
instrumen bedah.

5.Jenis 431
Berisi peningkatan kromium untuk ketahanan korosi yang lebih besar dan sifat mekanik yang
baik. Aplikasi yang umum termasuk bagian kekuatan tinggi seperti katup dan pompa.

6.Jenis 440
Kenaikan lebih lanjut kromium dan karbon untuk meningkatkan ketangguhan dan ketahanan
korosi. Aplikasi yang umum termasuk instrumen.

Pemakaian Umum
1. Mata pisau
2. Alatalat bedah
3. Tangkai / batang
4. Kumparan
5. Peniti
4. Duplex Stainless Steel
Disebut Duplex dikarenakan kandungan Nikel tidak cukup untuk menghasilkan susunan
austenitic secara penuh dan hasil kombinasi susunan ferritic dan austenitic. Duplex Stainless
steel seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama menyatakan persentase Krom dan dua angka
terakhir menyatakan persentase Nikel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran austenitic dan
ferritic.
Duplex ferritic-austenitic memiliki kombinasi sifat tahan korosi dan temperatur relatif
tinggi atau secara khusus tahan terhadap Stress Corrosion Cracking. Meskipun kemampuan
Stress Corrosion Cracking-nya tidak sebaik ferritic Stainless steel tetapi ketangguhannya jauh
lebih baik jika dibandingkan dengan ferritic Stainless steel dan lebih buruk dibanding austenitic
Stainless steel . Sementara kekuatannya lebih baik dibanding austenitic Stainless steel (yang di
annealing) kira-kira 2 kali lipat.
Sebagai tambahan, Duplex Stainless steel ketahanan korosinya sedikit lebih baik
dibanding 304 dan 316 tetapi ketahanan terhadap pitting corrosion jauh lebih baik dibanding 316.
Ketangguhannya Duplex Stainless steel akan menurun pada temperatur dibawah 50 C dan
diatas 300 C. Kebanyakan baja Duplex mengandung Mo dalam jarak 2,5-4%.

Sifat-sifat Dasar Baja Duplex


a. Daya tahan yang tinggi untuk menekan keretakan korosi
b. Daya tahan yang dinaikkan pada serangan ion Klorida
c. Perenggangan dan kuat luluh yang lebih tinggi dari baja-baja austenitic dan ferritic
d. Kemampuan peleburan, kemampuan membentuk yang baik
Pemakaian Umum
e. Penerapan di laut, terutama sekali pada suhu-suhu yang dinaikkan dengan rendah (eksplorasi
gas lepas pantai)
f. Instalasi penghilangan zat garam / rasa asin
g. Perubah panas
h. Instalasi petro kimia

5. Precipitation Hardening Steel


Precipitation hardening stainless steel adalah Stainless steel yang keras dan kuat akibat
dari dibentuknya suatu presipitat (endapan) dalam struktur mikro logam. Sehingga gerakan
deformasi menjadi terhambat dan memperkuat material Stainless steel . Pembentukan ini
disebabkan oleh penambahan unsur tembaga (Cu), Titanium (Ti), Niobium (Nb) dan
Alumunium. Proses penguatan umumnya terjadi pada saat dilakukan pengerjaan dingin (cold
work).
Sifat-sifat Dasar Baja Precipitation Hardening
a. Hambatan korosi yang sedang sampai baik
b. Kemampuan mengelas yang baik
c. Bersifat magnetic
d. Dapat dikeraskan

Pemakaian Umum
1.Tangkai/batang untuk pompa air dan katup

Stainless steel jenis lain yang umum digunakan (dijumpai) adalah:

Grade 201 dan 202, memiliki fisik dan sifat mekanaik (mechanical properties) yang
hampir sama dengan tipe 301 dan 302, perbedaannya adalah daya tahan korosinya tidak sebaik
SS-304 dan SS-316. Harganya lumayan lebih murah dibandingkan dengan tipe 300. Oleh karena
itu grade 201 cukup banyak digunakan sebagai pengganti grade 304, misalnya: pada alat masak
(cookware), alat dapur (kitchen utensil), bak cuci piring (sinks), dan lain-lain.
Grade 201 digunakan pada lingkungan yang korosinya sedang (moderate), seperti klem pipa
(hose clamps), piston rings, atap mobil, kotak container, kerangka pintu/jendela dan sebagainya.
Grade 201 adalah magnetic.

Grade 430 (ferritic) atau dikenal juga sebagai 18/0 stainless steel yang berarti
mengandung 18 chromium dan 0,75% nickel. Daya tahan korosinya tidak sebaik SS-304 dan SS-
316. Grade 430 adalah magnetic.

Penomoran sistem seri 300 (mis: grade 304 stainless steel), 400 dan buku pedoman
produk stainless steel yang berisi penandaan, analisa kimia, sifat mekanik dan fisik pada masing-
masing grade dilakukan oleh AISI (American Iron & Steel Institute) dan The Iron & Steel
Society.
Penomoran sistem seri versi Eropa adalah seperti 1.4301 (grade 304), 1.4401/1.4404 (grade 316),
dan 1.4016 (grade 430). Referensi peralatan makanan/minuman ada pada buku pedoman
Materials of Construction for Equipment in Contact with Food yang dikeluarkan oleh
European Hygiene Engineering & Design Group (EHEDG).
SUS merupakan kode stainless steel untuk standar jepang; JIS (Japanese Industrial
Standard). Jika ada penulisan SUS 316, maka bisa diartikan juga sebagai SS 316, yaitu sama-
sama stainless steel tipe 316.

1.Type 304
Yang paling umum dari grade austenitic , yang mengandung sekitar 18 % kromium dan 8 %
nikel . Hal ini digunakan untuk peralatan pengolahan kimia , industri makanan , susu , dan
minuman , untuk penukar panas , dan untuk bahan kimia ringan .

2.Type 316
Berisi 16 % sampai 18 % kromium dan 11 % sampai 14 % nikel . Hal ini juga molibdenum
ditambahkan dengan nikel dan krom dari 304. molibdenum ini digunakan sebagai pengontrol.
Type 316 digunakan dalam proses kimia , industri pulp dan kertas , makanan dan minuman
pengolahan dan dispensing dan dalam lingkungan yang lebih korosif . Molibdenum harus
minimal harus 2 %

3.Type 317
Berisi persentase yang lebih tinggi dari molibdenum dari 316 untuk lingkungan yang sangat
korosif . Ini harus memiliki minimal 3 % moly . Hal ini sering digunakan dalam tumpukan
yang berisi scrubber .

4.Type 317L
Membatasi kadar karbon maksimum 0.030 % . dan silikon menjadi 0,75 % max . untuk
tambahan ketahanan korosi .

5.Type 317LM Membutuhkan isi molibdenum min 4,00 %.

6.Type 317LMN Membutuhkan isi molibdenum min.4,00 % dan nitrogen 0,15 %.

7.Type 321 , Type 347 Jenis ini telah dikembangkan untuk ketahanan korosi untuk paparan
intermiten titanium dan

8.Type 347 dibuat dengan penambahan tantalum / columbium . Type ini terutama digunakan
dalam industri pesawat terbang .

Penggunaan huruf L sesudah nomor grade seperti 304L atau 316L, mempunyai arti L =
Low Carbon / karbon rendah yaitu kandungan karbon 0,03% (tingkat normal biasanya
max.0,08%). Kandungan karbon rendah ini berguna untuk mengurangi sensitasi (sensitization
effect) akitbat proses pengelasan, yaitu menghindari masalah korosi dengan membantu
mencegah habis/berkurangnya kromium pada waktu pengelasan (terjadi pembentukan karbit
kromium pada tempat pengelasan).

Tipe-tipe Stainless steel dan komposisinya


E. Penggunaan Stainless steel pada berbagai industri

Stainless steel dalam industri makanan dan minuman


Stainless steel adalah logam paduan dari beberapa unsur logam dengan komposisi
tertentu. Sehingga didapatkan sifat baru dari logam tersebut yang lebih kuat, lebih tahan terhadap
korosif, dan sifat unggul lainnya. Stainless steel terbagi menjadi beberapa grade berdasarkan
struktur metalurginya. Khusus untuk aplikasi dalam pembuatan mesin pengolah makanan,
biasanya digunakan jenis stainless steel food grade (SS 304, SS 316).

Penggunaan alat pengolah makanan yang terbuat dari logam tahan karat (stainless steel) food
grade sudah menjadi kebutuhan bagi industri pengolah makanan. Hal ini dilakukan agar kualitas
produk makanan atau minuman yang dihasilkan tetap terjaga dan aman bagi kesehatan
konsumen.

Berikut beberapa alasan perlunya penggunaan plat stainless steel food grade pada alat pengolah
makanan dan minuman yaitu :
1. Untuk menghindari kontaminasi kimia baja terhadap produk makanan
Dengan memilih tipe stainless steel yang tepat, maka hampir tidak ada kontaminasi
bahan kimia logam terhadap produk olahan makanan, seperti perubahan warna dan rasa.
Biasanya grade yang tepat untuk produk makanan dan minuman adalah grade SS 304 atau SS
316.

2. Mudah dibersihkan, anti korosif, dan tahan terhadap bakteri


Pada hi-grade stainless steel mudah dibersihkan dari kontaminasi luar karena memiliki
permukaan yang halus. Sifat keras dan ketahanan impak baja tahan karat juga memberikan
dampak positif saat proses pembersihan komponen dilakukan. Ketahanan terhadap korosi yang
tinggi memudahkan pengguna dapat membersihkan dengan pembersih dan disinfektant yang
tergolong korosif.

3. Sifat mekanik yang cukup baik secara keseluruhan


Kekuatan, ketahanan, dan ketahanan abrasi yang tinggi pada baja tahan karat (stainless
steel) austenitik nilai positif dalam penggunaan untuk aplikasi di industri makanan dan minuman.
Berikut beberapa aplikasi penggunaan komponen terbuat dari baja tahan karat (stainless steel)
yaitu:

1. Industri Pengolahan Buah (Keripik buah, jus buah, dll)


Secara umum mesin-mesin pengolahannya terbuat dari stainless food grade. Biasanya
tipe yang digunakan untuk komponen mesin produksi adalah tipe SS 304. Kecuali pada proses
yang membutuhkan panas yang cukup tinggi menggunakan tipe SS 316.
Pada industri keripik buah, mesin yang menggunakan komponen stainless steel adalah mesin
Vacuum Frying (mesin penggoreng vakum) dan mesin Spinner (mesin peniris minyak). Tipe
stainless steel yang digunakan adalah tipe SS 304 karena panas yang dibutuhkan termasuk
rendah (kurang dari 100oC).

2. Industri Susu
Di Industri susu, penggunaan komponen yang terbuat dari stainless steel sangat dominan
di segala proses produksi. Mulai dari pengelolaan susu di peternakan, alat pengiriman susu
seperti jalur pipa digunakan untuk menyalurkan susu ke tangki penyimpan dingin, umumnya
menggunakan tipe SS 304. Pada plant proses produksi susu, semua komponen juga terbuat dari
stainless steel seperti tangki-tangki penyimpanan, pasteurizing plate heat exchanger, perpipaan,
pompa, sistem pembersih, dan lain-lain. Tipe SS 304 umumnya digunakan dalam komponen-
komponen tersebut, namun kadang-kadang tipe SS 316 digunakan pada heat exchanger plate
untuk mencegah resiko terhadap korosi retak tegang saat komponen dibersihkan dengan larutan
disinfektan.

3. Industri pengolahan daging


Umumnya menggunakan baja tahan karat untuk semua komponen produksi seperti
pemotongan, persiapan dan handling daging. Ini dikarenakan mudah dibersihkan dan higienis.
Tipe 304 umumnya digunakan untuk semua aplikasi seperti ban berjalan (conveyors), mesin
pemotong dan lain-lain.

4.Penggunaan stainless steel pada industri farmasi


Stainless steel digunakan pada peralatan seperti mesin semi Automatic Filling Machine
Pasta & Liquid, High-Efficiency Mixing and Granulating Machine (HLSG-270P),
Pharmaceutical Packaging Line, Mixing Tank, Mesin V-MIXER (Mesin Pencampur Serbuk
Obat)

5.Penggunaan Stainless pada berbagai industri lainnya seperti peralatan dapur,peralatan pada
pabrik,otomotif,computer,peralatan rumah tangga,industry petrokimia ,dll
BAB III
PENUTUP

Stainless steel merupakan baja tahan karat yang mengandung lebih dari 11 % kromium,
biasanya diantara 11,5% - 27%, dan bisa juga mengandung nikel, vanadium, molybdenum
dan niobium dalam jumlah terbatas.
Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti korosi) yang merupakan
hasil oksidasi oksigen terhadap Krom yang terjadi secara spontan. Kemampuan tahan karat
diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini
menghalangi proses oksidasi besi (Ferum).Beberapa sifat fisik penting dari stainless steel
ialah keras dan kuat,bukan konduktor yang baik (panas dan listrik),tahan terhadap korosi.
Keunggulan Stainless steel ialah mempunyai daya tahan tinggi terhadap suhu rendah dan
tinggi,mudah dibentuk,biaya pemeliharaan yang murah dan tahan lama.Sedangkan
kelemahan dari Stainless steel ialah biaya fabrikasi yang mahal,susah dalam pengelasan,dan
biaya finishing yang tinggi.
Menurut sifat kimia dari stainless steel lima golongan utama yaitu Austenitic Stainless
Steel, Ferritic Stainless Steel, Martensitic Stainless Steel, Duplex Stainless Steel,Precipitation
Hardening Stainless Steel
Penggunaan Stainless Steel digunakan dalam segala aspek dimulai dari industry makanan
dan minuman,farmasi,otomotif,perabotan rumah tangga,alat-alat elektronik,dan juga industri
petrokimia.
DAFTAR PUSTAKA

Gunn, R., ed. (1997). Duplex Stainless Steels Microstructure,Properties and Applications.
Abington :Cambridge England.

Indra,Febriana,dkk.2008.Stainless Steel.Institut Pertanian Bogor

Kurniawan, Dhadang Wahyu & Teuku Nanda, S.S . (2012) Teknologi Sediaan Farmasi.
Purwokerto : Laboratorium Farmasetika Unsoed

Packer, Donald, Berstain, (1979). Handbook Of Stainless Steel. New York:Mc-GrawHill

http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=175

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/sri.harjanto/material/ferriticausteniticss-4-
r1.pdf

http://eprints.ums.ac.id/13492/3/Bab_1.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/48285/3/Chapter%20II.pdf

https://radenalfian.wordpress.com/2014/01/02/stainless-steel-baja-tahan-karat/
http://www.jualstainlesssteel.web.id/2014/04/stainless-steel-untuk-industri-
makanan.html

Anda mungkin juga menyukai