Anda di halaman 1dari 15

Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan

manusia (Ign Suharto, 2011 :226). Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas,
sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Keseimbangan lingkungan menjadi
terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi ambang batas toleransi
lingkungan. Apabila konsentrasi dan kuantitas melibihi ambang batas, keberadaan
limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan
manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya
keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung pada jenis dan karakteristik
limbah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 tahun


1999 Gjo.PP/1999, Limbah didefenisikan sebagai sisa
atau buangan dari suatu usaha dan/ kegiatan manusia.

Elektrolisis merupakan suatu peristiwa


dimana suatu larutan akan diuraikan menjadi ionionnya, yaitu ion positif
(kation) dan ion negatif
(anion), ketika arus listrik searah dialirkan ke
dalam larutan elektrolit melalui elektroda. Pada
peristiwa ini kation akan mengalami reduksi karena
menangkap elektron, sedangkan anion akan
mengalami oksidasi karena melepaskan elektron.
Maka peristiwa reduksi terjadi di katoda dan
oksidasi terjadi di anoda, dan kation akan menuju
katoda sedangkan anion akan menuju anoda
(Skoog, 1993).

erdasarkan penelitian yang pernah


dilakukan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
elektrolisis yaitu kerapatan arus listrik, waktu,
tegangan, kadar keasaman (pH), ketebalan plat dan
jarak antar elektroda (Putero, 2008).
Kegiatan suatu industri adalah proses
pengolahan suatu bahan baku menjadi
bahan setengah jadi atau bahan jadi untuk
keperluan manusia dan makhluk lain
disekitarnya. Pada saat yang sama industri
juga tidak terlepas dari hasil samping atau
limbah yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan.
Dampak pencemaran lingkungan dapat
dirasakan secara langsung atau tidak
langsung oleh manusia Salah satunya
adalah limbah cair industri pengolahan
kopi. Akibat pencemaran tersebut,
lingkungan menjadi rusak sehingga daya
dukung alam terhadap kelangsungan hidup
manusia menjadi berkurang. Adapun tujuan
dari pengolahan limbah adalah untuk
mengurangi volume, konsentrasi atau
bahaya yang ditimbulkan oleh limbah
sehingga dapat memenuhi baku mutu
lingkungan yang dipersyaratkan
Cara pengolahan air limbah industri yang
sesuai agar tidak mencemari lingkungannya dipilih
berdasarkan karakteristiknya. Karakteristik air
limbah industri tersebut adalah karakteristik fisika,
karakteristik kimia dan karakteristik biologi
(Metcalf & Eddy, 2002). Seperti yang telah disebutkan dimuka air limbah industri
dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan apabila tidak
dikelola secara tepat. Salah satu jenis air limbah
industri yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan adalah air
limbah dengan kandungan organik tinggi. Karakteristik air limbah
organik tinggi ditunjukan dengan tingginya
parameter BOD dan COD dalam air limbah. Contoh
industri dengan air limbah organik tinggi adalah
industri tapioka, tahu, gula, kecap, sitrat, asam
glutamat, tekstil, bir, alkohol dan lain-lain.
Kandungan BOD yang tinggi dalam air
limbah industri dapat menyebabkan turunnya
oksigen perairan, keadaan anaerob (tanpa oksigen),
sehingga dapat mematikan ikan dan menimbulkan
bau busuk.
Untuk kandungan COD yang tinggi dalam
air limbah pengaruhnya terhadap lingkungan tergantung dari zat organiknya,
kalau dapat diurai oleh
mikroorganisme pengaruhnya seperti BOD, tetapi
untuk yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme
pengaruhnya tergantung dari jenis zat organik yang
ada disitu.
BOD (Bio Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang harus dipakai oleh
mikroorganisme yang ada dalam air buangan untuk mengoksidasi zat-zat organik
yang ada dalam air buangan
pada periode tertentu biasanya 5 hari dan pada suhu
tertentu biasanya 20
o
C.
COD (Chemical Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan
untuk
mengoksidasi bahan-bahan yang dapat teroksidasi
dalam air buangan oleh senyawa-senyawa oksidator
(K2Cr2O7).
Apabila komponen-komponen organik
dalam air limbah dapat diurai oleh mikroorganisme
maka dengan atau tanpa aklimitasi air limbah dapat
diolah secara biologis. Proses pengolahan air limbah
secara biologis tersebut dapat dilakukan pada
Koagulasi adalah proses
pencampuran bahan kimia
(koagulan) dengan air baku sehingga
membentuk campuran yang
homogen. Partikel-partikel koloid
akan saling tarik-menarik dan
menggumpal membentuk flok kecil.
Flok kecil yang sudah terbentuk
dalam proses koagulasi tadi akan
membentuk flok yang lebih besar
untuk bisa mengendap yang dikenal
dengan proses flokulasi. Partikelpartikel flok yang telah distabilkan
selanjutnya saling bertumbukan serta
melakukan proses tarik-menarik dan
membentuk flok yang ukurannya
makin lama makin besar serta mudah
mengendap (Margaretha dkk, 2012).
Beberapa jenis koagulan dalam
praktek pengolahan air diantaranya
tawas, sodium aluminat, Poly
aluminium chloride (PAC), ferri
sulfat, ferri klorida dan ferro sulfat
(Mulyadi, 2007).
Elektrolisis merupakan suatu peristiwa dimana suatu larutan akan diuraikan menjadi
ion-ionnya, yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion), ketika arus listrik searah
dialirkan ke dalam larutan elektrolit melalui elektroda. Pada peristiwa ini kation akan
mengalami reduksi karena menangkap elektron, sedangkan anion akan mengalami
oksidasi karena melepaskan elektron. Maka peristiwa reduksi terjadi di katoda dan
oksidasi terjadi di anoda, dan kation akan menuju katoda sedangkan anion akan
menuju anoda. (Wiharti,2010)
Pengertian air Limbah
Menurut Metcalf dan Eddy yang dimaksud air limbah (waste water)
adalah kombinasi dari cairan dan sampahsampah (air yang berasal dari
daerah permukiman, perdagangan, perkantoran, dan industri) bersamasama
dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada
12
.
Sedangkan menurut Ehlers and Steel, limbah merupakan cairan yang dibawa
oleh saluran air buangan
12
.
Secara umum dapat dikemukakan air buangan adalah cairan buangan
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum
lainnya, dan biasanya mengandung bahan-bahan / zat yang dapat
membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian hidup
12
.
2. Sumber Air Limbah
Air limbah sebagai sumber pencemar dapat berasal dari berbagai
sumber yang pada umumnya karena hasil perbuatan manusia dan kemajuan
teknologi
12
.
Sumbersumber air limbah tersebut oleh Haryoto Kusnoputranto (1986)
dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Air limbah rumah tangga (domestic wasted water), air limbah dari
permukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri atas
ekskreta (tinja dan urin), air bekas cucian dapur dan kamar mandi,
dimana sebagian besar merupakan bahan organik.
b. Air limbah kotapraja (municipal wastes water), air limbah ini umumnya
berasal dari daerah perkotaan, perdagangan, sekolah, tempattempat
ibadah dan tempattempat umum lainnya seperti hotel, restoran, dan lain
lain.
c. Air limbah industri (industrial wastes water), air limbah yang berasal dari
berbagai jenis industri akibat proses produksi ini pada umumnya lebih sulit
dalam pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas.
3. Komposisi dan Karakteristik Air Limbah
Komposisi air limbah sebagian besar terdiri dari air (99,9%) dan
sisanya yaitu (0,1%) dari zat padat. Zat padat yang ada tersebut terbagi atas
70 % zat organik (terutama protein , karbohidrat, dan lemak) serta kirakira
30% anorganik terutama pasir, garam dan logam

Klasifikasi Limbah Industri


Berdasarkan nilai ekonominya limbah dibedakan menjadi limbah yang
mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah
yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu proses
lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah suatu
limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan
memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem
pembuangan.
Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan
lingkungan
(Kristanto, 2002).

Parameter Air Limbah


Beberapa parameter yang digunakan dalam pengukuran kualitas air limbah
antara lain : (Kusnoputranto, 1985).
1. Kandungan Zat Padat
Yang diukur dari kandungan zat padat ini adalah dalam bentuk Total Solid
Suspended (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS). TSS adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air yang tidak larut dan tidak dapat mengendap langsung.
TDS adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan pada air yang sifatnya terlarut
dalam air.
2. Kandungan Zat Organik
Zat organik di dalam penguraiannya memerlukan oksigen dan bantuan
mikroorganisme. Salah satu penentuan zat organik adalah dengan mengukur BOD
(Biochemical Oxygen Demand) dari buangan tersebut. BOD adalah jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan dekomposisi aerobik bahan-bahan
organik dalam larutan, di bawah kondisi waktu dan suhu tertentu (biasanya lima
hari
pada 20
0
C).
3. Kandungan Zat Anorganik
Beberapa komponen zat anorganik yang penting untuk mengawasi kualitas air
limbah antara lain : Nitrogen dalam senyawaan Nitrat, Phospor, H2O dalam zat
beracun dan logam berat seperti Hg, Cd, Pb dan lain-lain.
4. Gas
Adanya gas N2, O2, dan CO2 pada air buangan berasal dari udara yang larut ke
dalam air, sedangkan gas H2S, NH3, dan CH4 berasal dari proses dekomposisi air
buangan. Oksigen di dalam air buangan dapat diketahui dengan mengukur DO
(Dissolved Oxygen). Jumlah oksigen yang ada di dalam sering digunakan untuk
menentukan banyaknya/besarnya pencemaran organik dalam larutan, makin
rendah
DO suatu larutan makin tinggi kandungan zat organiknya.
5. Kandungan Bakteriologis
Bakteri golongan Coli terdapat normal di dalam usus dan tinja manusia.
Sumber bakteri patogen dalam air berasal dari tinja manusia yang sakit. Untuk
menganalisa bakteri patogen yang terdapat dalam air buangan cukup sulit sehingga
parameter mikrobiologis digunakan perkiraan terdekat jumlah golongan coliform
(MPN/ Most Probably Number) dalam sepuluh mili buangan serta perkiraan
terdekat jumlah golongan coliform tinja dalam seratus mili air buangan.
6. pH (Derajat Keasaman)
Pengukuran pH berkaitan dengan proses pengolahan biologis karena pH yang
kecil akan menyulitkan, disamping akan mengganggu kehidupan dalam air bila
dibuang ke perairan terbuka.
7. Suhu
Suhu air buangan umumnya tidak banyak berbeda dengan suhu udara tapi lebih
tinggi daripada suhu air minum. Suhu dapat mempengaruhi kehidupan dalam air.
Kecepatan reaksi atau pengurangan, proses pengendapan zat padat serta
kenyamanan
dalam badan-badan air.
epository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../4/Chapter%20II.pdf

BOD (Biochemical Oxygen Demand)


BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan
buangan
dalam air (Fardiaz, 1992 dalam alamsyah ; 2008) atau merupakan suatu nilai
empiris
yang mendekati secara global terjadinya proses penguraian bahan- bahan
yang
terdapat dalam air dan sebagai hasil dari proses oksidasi tersebut akan terbentuk
CO2,
air, dan NH3 (Alaert, 1987 dalam Alamsyah ; 2008). BOD merupakan
parameter
utama dalam menentukan tingkat pencemaran perairan, dan tingkat
pencemaran
berdasarkan nilai BOD disajikan pada Tabel 1 berikut ini:
21
Tabel 1. Tingkat Pencemaran Berdasarkan Nilai BOD
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri
Baku mutu limbah cair industri atau usaha untuk parameter BOD adalah
maksimum 50 mg/l.

COD (Chemical Oxygen Demand)


COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh bahan oksidan (misal: Kalium Dikromat) untuk menguraikan bahan
organic
(Fardiaz, 1992). Uji COD sebagai alternatif uji penguraian beberapa komponen yang
stabil terhadap reaksi biologi atau tidak dapat diurai/dioksidasi oleh
mikroorganisme.
Nilai BOD (mg/l) Tingkat pencemaran
< 200
200-350
350-750
>750
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
22
Tabel 2. Tingkat Pencemaran Berdasarkan Nilai COD
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri
Baku mutu limbah cair industri atau usaha untuk parameter COD adalah
maksimum 100 mg/l.
eprints.ung.ac.id/.../2012-1-13201-811408001-bab2-1508201211...

Terdapat teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan, secara umum terdapat
tiga metoda pengolahan (Tjokrokusumo, 1995) :

1. Pengolahan secara fisika. Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan


terhadap air buangan diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan
mudah mengendap atau bahan-bahan yang mengapung mudah disisihkan terlebih dahulu.
Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya.

2. Pengolahan secara kimia. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam
berat, senyawa phospor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan. Pengolahan kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi
akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.

http://publichealth-journal.helpingpeopleideas.com/metode-pengelolaan-limbah

Anda mungkin juga menyukai