Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pemeriksaan USG saat ini dipandang sebagai sebuah standar baku pelayanan obstetri
dan ginekologi modern, yang mungkin suatu saat nanti akan menjadi suatu keharusan
layaknya stetoskop. Pada saat ini diperkirakan di beberapa negara, hampir 90% wanita
hamil yang memeriksakan diri, pernah melakukan pemeriksaan USG. Di Glasgow,
Scotlandia,rata-rata wanita hamil menjalani pemeriksaan USG 2,8 kali. Di Jerman,
dilakukan pemeriksaan rutin USG obstetri sebanyak 3 kali selama kehamilan, yaitu pada
minggu 9-12, minggu 19-22 dan minggu 29-31. Di indonesia, beberapa pusat
pendidikan menganjurkan pemeriksaan USG rutin sekali, yaitu pada usia kehamilan
minggu 18-20.
Di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, dilakukan penapisan kelainan bawaan USG
sebanyak dua kali, yaitu pada kehamilan minggu 10-14 dan minggu 18-22. Pemeriksaan
tambahan hanya dilakukan atas dasar indikasi medis, misalnya pemantauan pertumbuh
janin pada kasus Intra Uterine growth restriction (IUGR). Pemantauan letak plasenta
pada kasus Placenta Previa, pemantauan indeks cairan amnion (AFI) pada kasus ketuban
pecah atau mencari causa perdarahan dalam kehamilan.
Salah satu tujuan USG dalam pemeriksaan obstetri adalah menentukan usia
kehamilan yang lebih akurat, memantau pertumbuhan janin dan melakukan deteksi dini
adanya kelainan selama masa kehamilan, selain sebagai pemeriksaan kehamilan, USG
juga sering digunakan untuk pemeriksaan berbagai macam penyakit seperti USG
abdomen dan USG mata.
1.2 Tujuan penulisan
Setelah membaca dan mempresentasikan makalah ini,diharapkan pembaca dapat :
1. Mengetahui pengertian Ultrasonografi
2. Mengetahui macam macam Ultrasonografi
3. Mengerti Ultrasonografi ginekologi
4. Mengerti Ultrasonografi obstetri
5. Mengerti Ultrasonografi A Scan dan B Scan.

BAB II
ISI
2.1 Definisi Ultrasonografi

Ultrasonografi (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan


menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot,

Page 1
ukuran, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan kedalam tubuh pasien.

Macam macam Ultrasonografi antara lain :


1. Ultrasonografi Ginekologi
2. Ultrasonografi Obstetri
3. Ultrasonografi A Scan
4. Ultrasonografi B Scan

2.2 Ultrasonografi Ginekologi


1. Definisi Ultrasonografi Ginekologi

USG Ginekologi merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi


keadaan atau ketidaknormalan uterus dan ovarium melalui USG Transvaginal. USG
Ginekologi dilakukan pada pasien yang mempunyai keluhan nyeri haid, nyeri pada
daerah perut bagian bawah, haid tidak teratur, pasien infertilitas, pendarahan
pervaginal, dan pemeriksaan IUD/Spiral.

2. Fungsi Ultrasonografi Ginekologi


a. Untuk melihat uterus normal atau tidak
1) Posisi uterus : Anteflexi, Axial, Retroflexi, Hyperetroflexi.
2) Ukuran uterus : Normal, Besar, Kecil.
3) Besar uterus : Panjang, Lebar.
4) Melihat kelainan dalam uterus seperti : myoma atau adenomiosis
b. Untuk melihat endometrium (rongga rahim) normal atau tidak
1) Mengukur ketebalan endometrium.
2) Melihat kelainan pada endometrium seperti : polip endometrium.
3) Melihat letak spiral / IUD normal atau tidak (bagi pasien yang menggunakan
spiral)
c. Untuk melihat keadaan ovarium kiri dan kanan
1) Mengukur besarnya ovarium
2) Mengukur besarnya folikel
3) Mengetahui ada tidaknya kelainan dalam ovarium seperti : cysta ovarium,
endometriosis, dan PCO.
4) Melihat ada tidaknya pembengkakkan saluran indung telur (hydrosalphinx)

3. Prosedur Kerja Ultrasonografi Ginekologi


a Bagi pasien yang sudah pernah berhubungan seksual, dianjurkan untuk BAK.
b Baringkan pasien dengan posisi lithotomi dengan melepas pakaian dalam, dan
ditutupi dengan selimut.
c Masukkan identitas pasien dalam komputer, pilih probe transvaginal, dan alasi
dengan kondom.

Page 2
d Bagi pasien yang sedang mengikuti program kesuburan yang dianjurkan untuk
usg pada masa subur, alasi probe transvaginal dengan handscoon tanpa diberi
jelly dibagian luar.
e Catat hasil pemeriksaan USG pada status pasien dan pembukuan laporan USG
ginekologi.
f Pasien diturunkan, tempat tidur dirapikan.

2.3 Ultrasonografi Obstetri


1. Pengertian Ultrasonografi Obstetri
Ultrasonografi menggunakan gelombang suara dengan frekuensi 3.5 4 MHz
untuk transduser trans abdominal dan 5 7 MHz untuk transduser trans abdominal,
Interpretasi sangat tergantung pada komopetensi dan pengalaman operator.
2. Indikasi Pemeriksaan Ultrasonografi
a Deteksi kelainan janin
b Menentukan usia kehamilan
c Diagnosa dini kehamilan kembar
3. Panduan Pemeriksaan Ultrasonografi Obstetri
a. Trimester I :
1) Memastikan hamil atau tidak.
2) Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda
kehidupannya.
3) Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
4) Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut
janin, dan sebagainya.
b. Trimester II :
1) Melakukan penapisan secara menyeluruh.
2) Menentukan lokasi plasenta.
3) Mengukur panjang serviks.
c. Trimester III :
1) Menilai kesejahteraan janin.
2) Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
3) Melihat posisi janin dan tali pusat.
4) Menilai keadaan plasenta.

2.4 Ultrasonigrafi A Scan


1. Pengertian Ultrasonografi A Scan

Scan A (A untuk amplitudo) ditampilkan dengan sumber ultrasound tunggal


menghasilkan evaluasi amplitudo waktu satu dimensi dalam bentuk puncak vertikal
sepanjang garis dasar terhadap kuatnya echo. Semakin besar jarak ke kanan semakin
besar pula jarak antara sumber suara dan permukaan refleksi. Jarak antara masing-
masing puncak dapat di ukur secara tepat. Digunakan terutama untuk mengukur
kedalaman camera oculi anterior,ketebalan lensa dan panjang axial.Untuk

Page 3
menampilkan pemeriksaan ultasonografi yang berhasil ada 2 kunci utama perlu
dikuasai yaitu penerimaan dari gambar dan interpretasi dari gambar.

2. Teknik Pemeriksaan

Pemeriksaan penyaringan digunakan untuk mendeteksi lesi. Pemeriksaan


dilakukan dengan pasien berbaring atau duduk. Setelah diberikan anastesi topikal
yang diteteskan pada kedua mata dan penutup mata tidak diperlukan.

Pemeriksa duduk dengan peralatan pemeriksaan yang disediakan di satu sisi dari
pasien. Probe ultrasound pertama kali digunakan pada jam 6 dari limbus melalui
bagian tengah bola mata bertujuan untuk memeriksa lapisan chorioretinal berlawanan
pada meridian jam 12. Pasien di instruksikan untuk melihat jauh dari probe terhadap
meridian yang diperiksa untuk menghindari scan melalui lensa. Probe digeser dari
limbus ke fornix selalu mengarah ke tengah bolamata , juga screnning meridian utama
dari kutub posterior ke ora serata. Sorotan ultrasound selalu di jaga perpendicular ke
retina yang berlawanan. Prosedur yang sama diulangi di meridian jam 8,menggeser
probe secara sementara disekitar bolamata.

Untuk mengevaluasi segmen anterior adalah terbatas.Akan tetapi scan A dapat


digunakan dengan memakai tehnik immersi sederhana. Kulit sklera diisi dengan
methylselulosa dimasukkan antara penutup dan tempat probe diatasnya. Dengan
menggunakan tehnik ini, kornea, camera okuli anterior, iris,lensa dapat dievaluasi dan
ukuran panjang axial juga dapat diperoleh.

3. Indikasi Ultrasonigrafi A Scan


Ultrasonografi scan A di indikasikan untuk mengevaluasi segmen posterior
pada keadaan opak menyeluruh ataupun sebagian dari segmen anterior atau posterior.
Dapat juga digunakan untuk melihat posisi, mengukur tumor dan evaluasi
pertumbuhannya, juga untuk mendeteksi benda asing intraokuler dan
memperhitungkan luas dari kerusakan intraokular pada kasus trauma.Biometri
merupakan indikasi penting lainnya dari scan A, untuk pengukuran panjang lensa
yang tepat yang diperlukan pada kalkulasi kekuatan lensa intraokuler.

2.5 Ultrasonografi B Scan


1. Pengertian Ultrasonigrafi B Scan

Page 4
Tampilan scan B pada struktur okular tersebut tidak diperlihatkan sebagai
defleksi-defleksi vertikal pada layar tetapi lebih sebagai titik-titik cahaya. Semakin
banyak suara yang kembali dari struktur okular, maka semakin padatlah titik-titik
cahaya. Transduser USG untuk tampilan scan B di scan pada mata, baik secara
manual maupun dengan dorongan mata. Scanning ini menghasilkan suatu seri banyak
titik-titik yang terangnya bervariasi dari struktur okular maupun orbital dan secara
essensial menggambarkan potongan silang dua dimensi orbital dan bola mata.

2. Teknik Pemeriksaan
a. Mata diberi anastesi topikal dan pasien ditempatkan pada posisi duduk atau
berbaring.
b. Pemeriksa sebaiknya duduk disamping kepala si pasien dan melakukan
pemeriksaan dengan tangan.
c. Methylselulosa atau gel ophthalmic diletakkan pada ujung dari probe yang
berfungsi sebagai alat coupling.
d. Scan vertikal dilakukan dengan penanda pada probe berorientasi superior.
e. Scan horizontal dilakukan dengan penandaan titik mengarah ke hidung.
f. Kemudian mata diperiksa dengan posisi pasien melihat lurus ke depan,ke
atas,bawah,kiri dan kanan. Untuk setiap posisi scan vertikal dan horizontal bisa
dilakukan.
g. Kemudian pemeriksa memindahkan alat pemeriksaan pada arah berlawanan
dengan gerakan mata.Misalnya,ketika sedang memeriksa mata kanan si pasien
melihat kekiri dan pemeriksaan digerakkan kekanan pasien dan sebaliknya

Page 5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang


memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan
imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak
menimbulkan efek samping (non invasif).
Gelombang suara ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz, tapi yang
dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi (kedokteran) gelombang suara dengan
frekuensi 1-10 MHz.
Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi (USG) yaitu :
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa
listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer yang
dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan
menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa
listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
monitor. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier
seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar monitor.

Page 6
DAFTAR PUSTAKA

Endjun,J.J. 2007.USG Dasar dan Ginekologi..Jakarta : FKUI

Lubis,R.R.2009.Cara dan Pembacaan Scan A dan Scan B. Diperoleh dari


file:///C:/Users/ANIS/Downloads/09E01857.pdf . Pada tanggal 3 Desember 2016.

Reece EA, Goldstein I, Hobbins JC. 1994.Fundamentals of Obstetric and Gynecologic


Ultrasound. Prentice-Hall International Inc.

Page 7

Anda mungkin juga menyukai