PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1 Definisi Ultrasonografi
Page 1
ukuran, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan kedalam tubuh pasien.
Page 2
d Bagi pasien yang sedang mengikuti program kesuburan yang dianjurkan untuk
usg pada masa subur, alasi probe transvaginal dengan handscoon tanpa diberi
jelly dibagian luar.
e Catat hasil pemeriksaan USG pada status pasien dan pembukuan laporan USG
ginekologi.
f Pasien diturunkan, tempat tidur dirapikan.
Page 3
menampilkan pemeriksaan ultasonografi yang berhasil ada 2 kunci utama perlu
dikuasai yaitu penerimaan dari gambar dan interpretasi dari gambar.
2. Teknik Pemeriksaan
Pemeriksa duduk dengan peralatan pemeriksaan yang disediakan di satu sisi dari
pasien. Probe ultrasound pertama kali digunakan pada jam 6 dari limbus melalui
bagian tengah bola mata bertujuan untuk memeriksa lapisan chorioretinal berlawanan
pada meridian jam 12. Pasien di instruksikan untuk melihat jauh dari probe terhadap
meridian yang diperiksa untuk menghindari scan melalui lensa. Probe digeser dari
limbus ke fornix selalu mengarah ke tengah bolamata , juga screnning meridian utama
dari kutub posterior ke ora serata. Sorotan ultrasound selalu di jaga perpendicular ke
retina yang berlawanan. Prosedur yang sama diulangi di meridian jam 8,menggeser
probe secara sementara disekitar bolamata.
Page 4
Tampilan scan B pada struktur okular tersebut tidak diperlihatkan sebagai
defleksi-defleksi vertikal pada layar tetapi lebih sebagai titik-titik cahaya. Semakin
banyak suara yang kembali dari struktur okular, maka semakin padatlah titik-titik
cahaya. Transduser USG untuk tampilan scan B di scan pada mata, baik secara
manual maupun dengan dorongan mata. Scanning ini menghasilkan suatu seri banyak
titik-titik yang terangnya bervariasi dari struktur okular maupun orbital dan secara
essensial menggambarkan potongan silang dua dimensi orbital dan bola mata.
2. Teknik Pemeriksaan
a. Mata diberi anastesi topikal dan pasien ditempatkan pada posisi duduk atau
berbaring.
b. Pemeriksa sebaiknya duduk disamping kepala si pasien dan melakukan
pemeriksaan dengan tangan.
c. Methylselulosa atau gel ophthalmic diletakkan pada ujung dari probe yang
berfungsi sebagai alat coupling.
d. Scan vertikal dilakukan dengan penanda pada probe berorientasi superior.
e. Scan horizontal dilakukan dengan penandaan titik mengarah ke hidung.
f. Kemudian mata diperiksa dengan posisi pasien melihat lurus ke depan,ke
atas,bawah,kiri dan kanan. Untuk setiap posisi scan vertikal dan horizontal bisa
dilakukan.
g. Kemudian pemeriksa memindahkan alat pemeriksaan pada arah berlawanan
dengan gerakan mata.Misalnya,ketika sedang memeriksa mata kanan si pasien
melihat kekiri dan pemeriksaan digerakkan kekanan pasien dan sebaliknya
Page 5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Page 6
DAFTAR PUSTAKA
Page 7