BAB I
PENDAHULUAN
Royu
Adalah akal pikiran yang memenuhi syarat untuk berusaha, berpikir dengan
seluruh kemampuan yang ada padanya memahami kaidah-kaidah hukum yang
fundamental yang terdapat dalam Al-Quran maupun dalam Hadist dan
merumuskan menjadi garis-garis hukum yang dapat dilaksanakan pada kasus
tertentu.
Yang berupa:
1. Qiyas
Adalah menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam
al-Quran dan Sunnah dengan hal (lain) yang hukumnya disebut dalam Quran
dan Sunnah karena persamaan illat (penyebabnya).
Pendapat lain mengatakan bahwa qiyas ialah menetapkan suatu hukum dari
masalah baru yang belum pernah disebutkan hukumnya dengan memperhatikan
masalah lama yang sudah ada hukumnya yang mempunyai kesamaan pada segi
alasan dari masalah baru tersebut. Dalam ilmu hukum qiyas disebut dengan
analogi.
Contoh : larangan meminum khamar dengan menetapkan bahwa semua minuman
keras, apapun namanya, dilarang diminum dan diperjualbelikan untuk umum.
2. Ijma
Adalah persetujuan atau kesesuaian pendapat antara para ahli mengenai suatu
masalah pada suatu tempat di suatu masa. Pendapat lain mengatakan bahwa idjma
ialah kebulatan pendapat para ulama besar pada suatu masa dalam merumuskan
suatu yang baru sebagai hukum islam. Konsesus Idjma ada dua yaitu:
Idjma qauli kalau konsesus para ulama itu dilakukan secara aktif dengan lisan
terhadap pendapat seseorang ulama atau sejumlah ulama tentang perumusan
hukum baru yang telah diketahui umum.
Idjma sukuti kalau konsensus terhadap hukum baru dilakukan secara diam
(tidak memberi tanggapan).
3. Marsalih Al Mursalah
Adalah cara menentukan hukum sesuatu hal yang tidak terdapat ketetuannya baik
dalam Quan maupun Hadist, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan
masyarakat atau kepentingan umum. Misalnya pemungutan pajak penghasilan
untuk dalam rangka untuk pemerataan pendapatan dan pemeliharaan fasilitas
umum.
4. Istihsan
Cara menetukan hukum dengan jalan menyimpang dari ketentuan yang ada demi
keadilan dan kepentingan sosial.
Contoh: pencabutan hak milik seseorang atas tanah untuk pelebaran jalan,
pembuatan irigasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial.
5. Urf atau adat istiadat
Adat istiadat ini tentu saja yang berkenaan dengan soal muammalat. Sepanjang
adat istiadat itu tidak bertentang dengan ketentuan dalam Quran dan Hadist serta
tidak melanggar asas-asas hukum Islam di bidang muammalat, maka menurut
kaidah hukum islam yang menyatakan adat dapat dikukuhkan menjadi hukum
(al-adatu muhakkamah).
Dasarnya:
- Dalam Quran: Apa yang dilihat oleh orang Islam baik, maka baik bagi Allah
juga.
- Dalam Hadist: Nabi menyuruh mereka berbuat baik dan melarang berbuat
mungkar.
Syarat-syarat Urf sebagai sumber Hukum:
2.5 Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan dan Penegakan Hukum di Indonesia
Nampak jelas setelah indonesia merdeka. Sebagai Hukum yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat, hukum islam telah menjadi bagian dan
kehidupan bangsa indonesia yang mayoritas beragama islam.
Kontribusi umat islam dalam perumusan dan penegakan hukum semakin nampak
jelas dengan diundangkannya beberapa peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan hukum islam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum islam adalah hukum yang mengatur segala aspek kehidupan umat
muslim, sumber-sumbernya berasal dari Al-Quran, Hadits dan Royu, jelas tidak
diragukan lagi, tujuan pun sangat mulia yakni untuk memberikan kemasalahatan
hidup bagi manusia, baik rohani maupun jasmani, individu dan sosial.
Kemaslahatan itu tidak hanya untuk kehidupan di dunia saja, tetapi juga untuk
kehidupan di akhirat kelak
Hukum Islam memiliki banyak kontribusi terhadap hukum nasional Indonesia.
Hal itu dapat dilihat, misalnya, dari produk perundangan yang dibuat pemerintah
dan parlemen untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara
3.2 Saran
Hukum islam adalah hukum yang telah ditetapkan Allah, Allah tau
yang terbaik buat hamba-hambanya, dan tujuan pun sangat mulia yakni untuk
memberikan kemasalahatan hidup bagi manusia, baik rohani maupun jasmani,
individu dan sosial. Kemaslahatan itu tidak hanya untuk kehidupan di dunia saja,
tetapi juga untuk kehidupan di akhirat kelak
Jadi tidak ada salahnya kita mengadopsi hukum islam kedalam hukum nasional
mengingat penduduk di Indonesia mayoritas adalah muslim, tetapi dengan catatan
tidak menimbulkan perpecahan karena agama di Indonesia tidak hanya islam,
seperti contoh pada jaman Nabi Muhammad, hukum islam ditegakkan walaupun
di Arab agama tidak hanya islam, Nabi tetap melindungi dan memberikan hak-
haknya, dan tidak ada pendiskreditan terhadap pemeluk agama lain. Karena dalam
islam tidak ada pemaksaan untuk memeluk agama islam sesuai firman Allah
bagimu agamamu dan bagiku agamaku
DAFTAR PUSTAKA
http://darusnal.blogspot.com/2009/10/hukum-islam.html
http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-islam/
http://nuravik.wordpress.com/2010/08/20/sifat-sifat-hukum-islam/
http://irfanaseegaf.multiply.com/journal/item/3
Buku Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi oleh Wahyuddin, Achmad,
M.Ilyas, M.Saifulloh, Z.Muhibbin