1)
Ulul Fazsa
PGSD, FTIK, UNISNU Jepara
mascamil77@gmail.com
ABSTRACT
In general, this study aims to describe the use of contextual learning (Contextual Teaching
and Learning) with flash card media to improve the simple writing skills of class II mentally
retarded students. The focus of this research includes how the ability to write simple
sentences through the use of contextual teaching and learning activities with flash card media.
In this study, the techniques used in data collection were observation, interviews, and test
techniques. The results of this study indicate that through the use of contextual teaching and
learning with flash card media, it can improve the ability to write simple sentences for class II
mentally retarded students. This means that the ability to write simple sentences for mentally
retarded students in grade II can be said to be complete, because the average value of
mentally retarded children can increase.
ABSTRAK
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia tidak terkecuali
untuk anak yang berkebutuhan khusus. Pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus bersifat
spesifik berdasarkan pada pertumbuhan, perkembangan serta kelainan yang disandang anak-
anak berkebutuhan khusus dan dapat mengembangkan kemampuan anak secara maksimal.
Bahasa memiliki peran yang penting dalam yang dapat mempengaruhi perkembangan
intelektual, sosial dan emosional dan merupakan penunjangkeberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Bagi anak berkebutuhan khusus salah satunya yaitu anak tunagrahita
yang menurut Sumantri (2004 :103) anak tuna grahita kecerdasannya dibawah rata-rata yang
ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Belakangan
ini dunia pendidikan sudah membuka dan peduli pada anak yang mempunyai kebutuhan
khusus itu untuk mengikuti pendidikan yang sesuai dengan kelainannya. Anak tuna grahita
sudah dapat bersekolah seperti anak normal pada umumnya, contohnya di sekolah luar biasa.
Pengertian menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan
perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menulis bukan hanya menyusun satu kalimat
atau beberapa kalimat yang tidak berhubungan, melainkan juga menghasilkan rangkaian
kalimat yang berhubung satu dengan yang lain dan gaya tertentu. Menulis bukan sesuatu
yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan
mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur. Sedangkan menurut Semi
(2007:14) bahwa pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke
dalam lambang-lambang tulisan.
Teori perkembangan struktur intelektual yang dikemukakan oleh Jean Piaget bahwa
anak yang berusia 2 - 7 tahun pada tahap ini disebut tahap pra operasional . Pada usia ini anak
di dalam berpikirnya tidak didasarkan pada keputusan yang logis melainkan hanya dilihat
seketika,perilaku yang dapat diamati pada perkembangan anak dalam usia ini,antara lain anak
menggunakan kata-kata untuk menyatakan suatu benda,menghitung secara sederhana , anak
secara konkret dapat melakukan perbandingan lebih tinggi, dan lebih banyak pada tahap
permulaan,anak masih sukar melihat hubungan dan mengambil kesimpulan secara konsisten.
Pengertian tunagrahita yaitu suatu istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
memiliki kamampuan intelektual dibawah rata-rata, atau berkelainan mental (Soemantri,
2006). Anak tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang memiliki
gangguan perkembangan mentalnya yang disebabkan karena rendahnya tingkat kecerdasan,
kondisi ini berakibat pada kemampuan merawat diri yang rendah sehingga kurang dapat
beradaptasi dengan lingkungan (Basuni, 2012).
Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan
pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang
pikiran,perasaan,perhatian,dan minat serta perhatian siswa demikian rupa , sehingga proses
belajar mengajar berlanggsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan
(Sudirman,dkk.,2002:6). Flashcard sering dikenal dengan sebutan education card. Flashcard
adalah adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh
Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania (Domba,
2009).Media flashcard itu sendiri adalah media yang menggunakan kartu bergambar untuk
meningkatkan proses pelaksanaan pemahaman (Susanto,2011:108). Mencermati terkait
dengan media flashcard dan kemampuan mengenal kata dan kalimat bacaan, maka peneliti
mengangkat topik penelitian tentang pendampingan anak tunagrahita dalam menulis
menggunakan media flashcard anak tunagrahita ringan kelas II MI Tamrinussibyan 2
Tengguli. Setiap individu yang menyandang kelainan, khususnya tuna grahita, memerlukan
pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kondisi obyektifnya. Maka dapat
disimpulkan bahwa dalam memberikan layanan pendidikan luar biasa pada anak tuna grahita
diperlukan layanan pendidikan serta pengajaran yang baik dan efektif.
METODE PENELITIAN
Langkah analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini, dilakukan dalam tiga tahap
sebagai berikut seperti pada Miles dan Huberman (1992:20): (1) mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya da membuang yang tidak perlu; (2) setelah direduksi, maka selanjutnya
adalah menyajikan data; (3) memferifikasikan dan menyimpulkan data.
Pada kondisi awal, guru menyajikan materi masih menggunakan metode ceramah,
tanpa media pembelajaran. Kemampuan menulis kalimat sederhana siswa belumlah sesuai
dengan yang diharapkan yaitu 55,5. Kondisi ini masih jauh dari KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) menulis kalimat sederhana yaitu 70,0. Pada kegiatan awal menggunakan media
flashcard, baik aktivitas siswa dalam pembelajaran, aktivitas guru dalam pembelajaran,
maupun kemampuan menulis kalimat sederhana sudah mengalami peningkatan, meskipun
peningkatan tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu: (1) siswa mulai fokus
dalam pembelajaran menulis kalimat sederhana karena terpancing guru menggunakan media
pembelajaran kartu bergambar (flash card); (2) guru sudah mengubah metode ceramah
menjadi menjadi metode tanya jawab dan diskusi serta penugasan; (3) guru menerapkan
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang mengaitkan dengan pengalaman dunia nyata atau pengalaman yang sesungguhnya
namun guru belum membimbing siswa secara maksimal; (4) kemampuan menulis kalimat
sederhana sudah menunjukkan adanya peningkatan tetapi belum memuaskan atau masih
belum memenuhi KKM yang ditentukan.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis data dengan mendeskripsikan data tiap tahap baik kondisi
awal Pembelajaran dan membandingkan dengan data akhir pembelajaran, dapat ditarik
simpulan Penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), dapat
meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana siswa tunagrahita kelas II MI
Tamrinussibyan 2 Tengguli, hal inidapat dibuktikan pula dari penilaian hasil kemampuan
menulis kalimat sederhana dari penelitian awal hingga kegiatan akhir selalu mengalami
kenaikan/peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Agnesia.
Alwi, H, dkk. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Miles, B. M. & Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP
Muliono, H. A., Sujono, D., Hans, L. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ke
Tiga. Jakarta: Balai Pustaka
Tarigan, T& Guntur, H. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa