Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

DISUSUN OLEH:

ALFIAN SAFITRI
D1F1 16 001

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2016
LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

DISUSUN OLEH:

ALFIAN SAFITR
D1F1 16 001

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Praktikum


Dasar-Dasar Ilmu Tanah

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2016

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Nama : Rahma Dania

NIM : D1F116 021

Kelompok : I (Satu)

Program Studi : Proteksi Tanaman

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Asisten

SUDARNO
D1B114143

Mengetahui,
Penanggung Jawab Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah

La Mpia. SP. M. Sc.


NIDN.0014038503

Tanggal Pengesahan., Desember 2016

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena

atas berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan praktikum serta laporan akhir

Dasar - Dasar Ilmu Tanah.

Adapun isi dari laporan akhir ini adalah kumpulan dari setiap laporan

mingguan selama praktikum berlangsung. Laporan ini merupakan syarat untuk

dapat mengikuti ujian Praktikum dan merupakan syarat dalam mengontrak mata

kuliah Dasar Dasar Ilmu Tanah.

Saya juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada

Dosen serta staf pengajar Mata Kuliah Dasar Dasar Ilmu Tanah yang selalu

membimbing dan mengajari saya dalam melaksanakan praktikum dan dalam

menyusun laporan ini. Serta semua pihak yang membantu saya dalam hal

penyusunan laporan ini.

Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik

serta saran yang membangun masih saya harapkan untuk penyempurnaan Laporan

akhir ini.. Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini saya

ucapkan terimakasih. Semoga Laporan ini dapat dipergunakan seperlunya.

Kendari, Desember 2016

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMN SAMPUL.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
........................................................................................................................
B. Tujuan dan Kegunaan................................................................................5
........................................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6
A. Sifat Fisik dan Morfologi Tanah................................................................6
........................................................................................................................
B. Sifat Kimia Tanah......................................................................................7
........................................................................................................................
C. Sifat Biologi Tanah....................................................................................8
........................................................................................................................
III. METODE PRAKTIKUM.........................................................................10
A. Waktu dan Tempat.....................................................................................10
........................................................................................................................
B. Bahan dan Alat...........................................................................................10
........................................................................................................................
C. Prosedur Kerja...........................................................................................11
........................................................................................................................
IV. HASIL..........................................................................................................15
A. Hasil Pengamatan......................................................................................15
........................................................................................................................
B. Pembahasan...............................................................................................19
V. PENUTUP.....................................................................................................23
A. Kesimpulan................................................................................................23
........................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................23
........................................................................................................................

4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5
DAFTAR TABEL

Tabel Teks

Halaman

1. Hasil Analisis Sifat Fisika.........................................................................15


2. Hasil Analisis Kimia Tanah1.....................................................................16
3. Hasil Pengamatan Organisme Tanah.........................................................17

6
1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan

mineral dan bahan organik), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan,

menempati ruang dan dicirikan oleh salah satu atau dua horison atau lapisan-lapisan

yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai suatu hasil dari proses penambahan,

kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau kemampuan

mendukung tanaman dalam suatu lingkungan alami.

Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap

waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah

lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang

dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah.


Tanah yang terbentuk di permukaan bumi baik secara langsung ataupun tidak,

berkembang dari bahan mineral dan batu-batuan melalui peroses pelapukan baik

secara fisik maupun kimia dibantu oleh pengaruh atmosfer, sehingga batu-batuan

terdisintegrasi menghasilkan bahan induk lepas dan selanjutnya berkembang menjadi

tanah hasil dari proses pedogenesis.


Tanah memiliki sifat fisik yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Salah

satu sifat fisik tanah yaitu tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan

relatif fraksi pasir, debu, dan liat.Tekstur tanah menggambarkan ukuran kasar atau

halusnya tanah. Dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan

yaitu metode feeling, pipet, dan hydrometer.


2

Sifat fisika tanah adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat

fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisik yang

terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi materi dan energi, maka fisika

tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi

energi dalam tanah.

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan

keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung antara satu dengan yang lain

membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai

susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang

disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang

berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi.

Struktur tanah berpengaruh terhadap gerakan air, gerakan udara, suhu tanah,

dan hambatan mekanik perkecambahan biji serta penetrasi akar tanaman. Karena

kompleksnya peran sejumlah parameter antara lain bentuk dan ukuran agregat, agihan

ukuran agregat, stabilitas agregat, presentase agregasi, porositas (BV dan BJ), agihan

ukuran pori-pori dan kemampuan menahan air (De boodt, 1978). Distribusi dan

kontinuitas pori menentukan aliran air dan udara.

Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat fisik

tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.

Tekstur tanah juga sangat berpengaruh bagi kesuburan tanah. Kesuburan tanah

ditentukan oleh tekstur tanah yang memiliki komposisi faraksi yang ideal. Dengan

demikian, tanah yang subur akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan dan
3

kesuburan tanaman karena tekstur menentukan cepat lambatnya air meresap (daya

serap air) ke dalam pori-pori tanah, besarnya aerasi, infiltrasi, perlokasi, ketersediaan

udara dan unsur hara untuk respirasi tanaman dan dapat mempengaruhi sistem

perakaran tanaman.Tekstur juga bisa digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi

tanah maupunkesesuaian lahan.

Menurut Sifat kimiawi tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara

atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial

seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi

sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara

tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya

secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan

produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan.

Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah

umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan

dalam menjerap dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk

koloid, yaitu liat dan bahan organik. Kedua bahan koloid ini berperan langsung atau

tidak langsung dalam mengatur dan menyediakan hara bagi tanaman.

Bahan organik sangat penting bagi tumbuhan karena bahan organik sebagian

syarat tanah yang subur. Sehingga tanah yang kehilangan bahan organik dapat

merugikan bagi tumbuhan. Tidak hanya kekurangan unsur yang terkandung dalam

tanah tetapi dapat juga kelebihan sehingga mengakibatkan keracunan dan overdosis

bagi tumbuhan. Oleh karena itu di butuhkan pengapuran untuk menetralkanya. Bahan
4

organik tanah merupakan indikator kesuburan tanah karena bahan organik merupakan

kumpulan senyawa-senyawa organik yang telah mengalami dekomposisi

(penguraian) oleh mikroorganisme dan mempunyai manfaat yang baik bagi tanah.

Banyak unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam tanah dan tidak semuanya

menguntungkan sehingga butuh penetralan dalam tanah atau perbaikan tanah dengan

cara pengapuran.

pH tanah atau kemasaman tanah atau reaksi tanah menunjukkan sifat

kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH

menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H +) di dalam tanah. Makin tinggi

kadar ion H+ di dalam tanah]], semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain

ion H+ dan ion-ion lain terdapat juga ion hidroksida (OH-), yang jumlahnya

berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion

H+ lebih tinggi dibandingakan dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada tanah alkalis

kandungan ion OH- lebih banyak dari ion H+. Jika ion H+ dan ion OH- sama banyak

di dalam tanah atau seimbang, maka tanah bereaksi netral.

Tanah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda, misalnya yang

berwarna merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur pasir, debu, liat dan sebagainya.

Dan untuk membedakan sifat tanah tersebut dilakukan klasifikasi tanah, yaitu usaha

untuk membeda-bedakan tanah berdasar atas sifat-sifat yang dimilikinya.

B. Tujuan dan Kegunaan


5

Tujuan pelaksanaan praktikum dasar dasar ilmu tanah yaitu untuk mengetahui

sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada kedalaman berbeda di lahan percobaan

Kebun Raya, Desa Mekar Jaya Morama Utara.

Kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui sifat

Fisik, Kimia dan Biologi Tanah pada kedalaman berbeda di lahan percobaan Kebun

Raya, Desa Mekar Jaya Moramo Utara.

II. TINJAUAN PUSTAKA


6

A. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah

Fisika tanah merupakan cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat

fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisika yang

terjadi dalam tanah. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebuah lahan untuk

penggunaan pengolahan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai dari kondisi

saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan

potensial) (Ulfa, 2014).

Ketahanan tanah merupakan salah satu faktor penentu besarnya erosi. Makin

tinggi nilai indeks erodibilitas tanah (K), makin rendah ketahanan tanah sehingga

semakin mudah pula tanah tererosi. Lahan hutan, pertanian monokultur dan lahan

pertanian turnpangsari pada kelerengan yang sama memiliki tingkat erosi yang

berbeda. Hal ini diantaranya disebabkan oleh vegetasi pada masing masing lahan

tersebut berbeda. Selain vegetasi, sifat fisiknya tanah faktor lain yang menentukan

besarya erosi, meliputi kelerengan, permeabilitas, tekstur dan struktur tanah (Moch

Arifin, 2010).

Pengukuran pergerakan air dalam tanah kondisi jenuh atau biasanya disebut

Konduktivitas Hidrolik Jenuh tanah (KHJ). KHJ berperan penting dalam penentuan

limpasan air, infiltrasi, dan juga perkolasi. Besarnya infiltrasi sangat mempengaruhi

ketersediaan air dalam tanah dan tentunya infiltrasi sangat dipengaruhi oleh sifat fisik

tanah itu sendiri, sehingga ketersediaan air dalam tanah juga tergantung dari sifat fisik
7

tanah yang berhubungan dengan kemampuan tanah dalam menyerap air dan

kemampuannya dalam menghantarkan air (Rosyidah, 2013).

Terdapat 12 sifat fisik tanah yang diduga berpengaruh terhadap permeabilitas

tanah yaitu kandungan air tanah, berat volume kering, porosits total, pori drainase

cepat, pori drainase lambat, kandungan pasir kasar, kandungan pasir halus,

kandungan debu, kandungan liat, kandungan bahan organik, partikel density, dan

kandungan air tersedia (Rohmat, 2006).

B. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah merupakan salah satu indikator untuk menentukan tingkat

kemampuan lahan. Sifat kimia tanah menunjukkan aktivitas ion yang tidak dapat

dilihat secara langsung namun dapat diuji dengan menggunakan bahan-bahan kimia.

Sifat kimia tanah juga dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam pemupukan untuk

unsure hara tanaman (Wilson, 2015).

Pengembangan tanah gambut sebagai lahan pertanian menghadapai kendala

karena tanah gambut mengandung bahan organik yang sangat tinggi tetapi status hara

tanah gambut sangat rendah. Secara kimia, sifat tanah gambut yang utama adalah

kemasaman tanah, ketersediaan hara, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, kadar

asam organik, kadar pirit atau sulfur (Nazli, 2016).

Sifat kimia tanah memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan

tanaman. Sifat kimia tanah juga merupakan sifat penentu tingkat kesuburan tanah.

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman tanah atau alkalinitas yang dinyatakan
8

dengan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H di

dalam tanah semakin masam tanah (Leomo dkk, 2013).

Kandungan bahan organik tanah Litosol sangat rendah dan bahkan nihil.

Mengingat bahan organik merupakan pemasok unsur-unsur N, P, K; dan unsur-unsur

mikro maka dengan rendahnya kandungan hahan organic dalam tanah menjadikan

tanah tersebut miskin akan unsur-unsur N-P-K dan unsur mikro. Rendahnya unsur-

unsur tersebut selain dikarenakan rendahnya kadar bahan organik tanah juga

disebabkan oleh pelapukan batuan induk yang belum lanjut. Hal ini nampak sangat

nyata pada tanah Litosol yang berkembang dari batuan napal. Pada azasnya napal

hanya tersusun dan lempung dan gamping sehingga miskin akan unsur-unsur kimia

yang bermanfaat bagi tanaman (Suroyo, 2013).

C. Sifat Biologi Tanah

Sifat biologi tanah terutama populasi mikroorganisme merupakan parameter

penting guna menduga produktivitas suatu lahan karena mikroorganisme tanah

merupakan pemecah primer, sehingga perlu untuk mengetahui perbedaan sifat biologi

tanah yang didekati dengan pengukuran respirasi tanah, populasi total bakteri, dan

populasi total jamur pada beberapa tipe penggunaan lahan (Agung, 2013).

Jumlah produksi CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas mikroorganisme tanah

berbanding lurus dengan jumlah mikroorganisme tanah, dimana aktifitas

mikroorganisme tinggi maka produksi CO2 juga tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah

CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh bahan
9

organik. Hal ini sesuai dengan Penelitian Ardi (2010) yang menyatakan bahwa

aktivitas mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh bahan organik, kelembaban, aerasi,

dan sumber energi. Jika aktivitas mikroorganisme tinggi maka produksi CO2 juga

tinggi (Dharmawan, 2015).

Mikoriza merupakan asosiasi mutualisme antara fungi tanah dengan akar

tanaman. Adanya simbiosis mutualistik antara mikoriza dengan perakaran tanaman

dapat membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan

mikoriza efektif dalam meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan mikro,

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan pathogen (Herdina, 2013).

Kesuburan tanah yang tinggi menunjukkan kualitas tanah yang tinggi.

Kualitas tanah adalah kapasitas tanah yang berfungsi mempertahankan

produktivitas tanaman, mempertahankan dan menjaga ketersediaan air serta

mendukung kegiatan manusia. Kualitas tanah yang baik akan mendukung kerja fungsi

tanah sebagai media pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran air dan

menyangga lingkungan yang baik pula (Juarti, 2016).


10

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan mulai dari bulan September-November 2016.

Bertempat di Kebun Raya Universitas Halu Oleo di Desa Mekar Jaya, Kecamatan

Moramo, Kabupaten Konawe Selatan dan dilanjutkan di Laboratorium Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum dasar-dasar ilmu tanah yaitu cangkul,

scop, parang, pattiba, lakban bening, jarum pentul, meteran kain, karung, meteran roll

ukuran 100 m, kertas label, plastik sampel, kantong kresek, ring sampel, kompas,

pisau cutter, gunting, kamera, terpal, buku Munsell Soil Colour Chart, alat tulis

menulis, tabung milk shaker, gelas ukur, thermometer, stopwatch, hydrometer, pipet,

timbangan analitik, oven, saringan 0,25 mesh, gelas beker, pH meter, Erlenmeyer,

labu ukur 100 ml, spektrofotometer, dan botol plastik.

Bahan yang digunakan pada praktikum dasar-dasar ilmu tanah yaitu air bersih,

kantong plastik, plastik sampel, kertas label, lakban bening, sampel tanah setiap

lapisan profil tanah, air, tanah kering uadara (2 mm), aquades, Na4P2O7, sampel

tanah, air destilat, contoh tanah, K2SO4 0,1 N, asam sulfat pekat (H2SO4), kalium

dikromat (K2Cr2O7) dan sampel tanah sub plot.


11

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Pengenalan Alat dan Bahan

Survei dan Contoh Teknik Pengambilan Contoh Tanah ini adalah pertama-tama

menentukan titik penggalian profil dengan menggunakan kompas. Selanjutnya buat

pada galian di atas tanah dengan ukuran diameter p:200 cm dan lebar 100 cm.

Kemudian penggalian dilakukan hingga mencapai lapisan induk (lapisan III) dan ukur

dengan menggunakan meter, jangan lupa dokumentasinya. Berilah symbol dengan

kertas pada tiap-tiap lapisan dan tandai dengan tali rafia pada tiap batas lapisan

penampang. Setelah penggalian profil dilakukan, masukkan data eksternal sesui

dengan karakter lingkungan penggalian profil.

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Pemboran dan Pengamatan

Profil Tanah adalah keadaan penampang profil harus masih bersifat alami, solum

dibawah lapisan atas atau lapisan belum banyak terganggu oleh tenaga mekanis luar,

jangan membuat penampang ditempat bekas timbunan pupuk, tanah galian atau

timbunan, bekas bangunan atau jalan, kuburan, tempat sampah atau lainnya untuk

mencegah kesalahan pengamatan, dan jarak penampang dari saluran air, perumahan

gudang p]aling dekat 50 meter.

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Warna Tanah adalah

menyediakan sampel tanah yang akan diamati dan menentukan konsistensi tanah

kering, lembab atau basah, mengambil agregat tanah dan mematahkan agregat

tersebut agar warna matriks asli dapat terlihat, menyiapkan buku Munsell sebagai
12

pedoman pemberian warna tanah, meletakan agregat tanah pada buku Munsell sesuai

warna yang ada pada buku serta mengamati ukuran hue, value, chroma yang tertera

pada buku Munsell.

Prosedur kerja pada praktikum Tekstur Tanah adalah menimbang 25 g

tanah kering, anginkan, ayak, kemudian di masukkan kedalam Erlenmeyer, lalu di

tambahkan calgon setelah itu ditambahkan aquades. Erlenmeyer di tutup dengan

plastik lalu di ikat. Mengocok dengan pengocok selama 30 menit, kemudian saring

dengan menggunakan ayakan 70 mesh. Tampung saringan ini dalam gelas ukur 500

ml, dan cuci tanah pada ayakan dengan menggunakan aquades sampai semua liat

tersaring di bawah air yang digunakan di usahakan jangan lebih dan 200 ml

penyemprotan di lakukan sampai air yang keluar dari ayakan jernih. Pasir yang

tertinggal pada ayakan setelah pengayakan dan penyemprotan di masukkan ke dalam

lawan, selanjutnya di masukkan dalam oven selama 1 hari (1050c) pasir yang telah di

panaskan di timbang fitrah dalam gelas ukur dan tutup dan di kocok. Selanjutnya di

ukur dengan hydrometer (setiap mengamati baca suhu kamar) pengukuran berikut

dilakukan setelah 8 jam. Menghitung persentase pasir, debu, liat dengan endapan

berat (liat+debu) = (a+0,3atI)-0,5.

Prosedur kerja pada praktikum Kadar Air, Bobot Isi dan Total Ruang Pori

Tanah adalah mengambil ring yang telah berisi tanah hasil praktikum I. Melepaskan

penutup ring dan menimbang beratnya, mencatat sebagai berat tanah basah (b = x =

gram). Mengeringkan tanah bersama ring ke dalam oven pada suhu 105C hingga

berat konstan (1x24 jam). Setelah dingin menimbang kembali tanah kering bersama
13

ring mencatat sebagai berat tanah kering (c = gram). Menimbang kosong yang telah

dikeluarkan tanahnya (a = y = gram). Mengukur rata-rata tinggi dan diameter ring

kosong untuk mrnghitung besarnya volume tanah dengan menggunakan persamaan

volume tabung. Menentukan kadar air, bobot isi dan total ruang pori tanah.

Prosedur kerja pada praktikum Konsisitensi Tanah dan Stabilitas Agregat

adalah memasukan air destilat sebanyak 50 ml ke dalam beker 100 ml. Memasukan 3

agregat tanah kering udara berukuran 3-5 mm. Setelah 2 jam dan 20 jam perendaman,

amatilah ada atau tidak pemecahan agregat (slaking) dan atau dispersi. Memberikan

nilai skor berdasarkan kriteria yang ada pada tabel.

Prosedur kerja pada praktikum Reaksi pH Tanah adalah memasukan sampel

tanah 5 kg ke dalam Erlenmeyer 25 ml. Menambahakan aquades 12,5 ml. Mengaduk

dengan dikocok (manual) selama kurang lebih 30 menit. Lalu diamkan selama 10

menit atau sampai sampel tanah mengendap. Menenentukan dengan menggunakan

pH meter. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan tabel kualitatif Sangat

Masam pH H2O<4,5, Masam 4,5-5,5, Agak Masam 5,6-6,5, Netral 6,6-7,5, Agak

Alkalis 7,6-8,5 dan Alkalis >8,5.

Prosedur kerja pada praktikum Penentuan Kadar Bahan Organik Tanah

adalah menimbang tanah 0,3 gram dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.

Menambahakan larutan K2Cr2O7 1 M sebanyak 3 ml. Kemudian menambahkan

larutan H2SO4 pekat sebanyak 5 ml dan diamkan selama 30 menit. Menambahkan

aquades sebanyak 12,5 ml kemudian didiamkan kurang lebih 1 malam.


14

Prosedur kerja pada praktikum Distribusi Organisme Tanah adalah

membuat plot di sekitar penggunaan lahan berbeda masing-masing seluas 10x15 m.

Membagi plot tersebut atas 6 sub plot pada masing-masing penggunaan lahan berbeda

dengan ukuran 20x20 cm. Mengambil tanah masing-masing sub plot dengan

menggunakan scop atau cangkul sedalam 10 cm. Sortir organisme yang ada pada

tanah sub plot pada penggunaan lahan berbeda tersebut.


15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Deskripsi Profil

a. Tabel 1 Pengmatan Eksternal


No Karakteristik Umum Hasil Pengamatan
1 Nama Profil II
2 Tgl. Pengamatan 24 September 2016
3 Lokasi Pengamat Desa Mekar Jaya Kec. Moramo Utara
Prov. Sultra
4 Pengamat Kelompok I
5 Tinggi Lokasi mdpl -
6 Kelerengan Lokasi Datar
7 Cuaca Panas
8 Bentuk Wilayah Dataran
9 Fisiologi Dataran Bergelombang
10 Bahan Induk Kuarsa
11 Formasi Geologi -
12 Batuan Permukaan -
13 Singkpan Batuan -
14 Drainase Sedang
15 Kedalaman Air Tanah -
16 Penggunaan Lahan Semak Belukar
17 Vegetasi Alang-Alang
18 Ancaman Banjir Sedang
19 Gejala Erosi -

b. Tabel 2 Pengamatan Internal


No Karakteristik Tanah Lapisan
1 Nomor Lapisan I1 II2 III3
16

2 Simbol Lapisan O A B
3 Kedalaman Lapisan 0-14 14-34 34-68
yR-10 10.yR 10 yR
4 Warna Matriks 5/4 6/6 7/8
5 Warna Karatan - Sedang Sedang
6 Tekstur Pasir Liat
Berlumpur Debu Berpasir Berdebu
7 KandunganBahan Kasar - - -
8 Struktur (Bentuk) M, PL, 1 R, 3, M 5B, C, 3
9 Konsistensi (Lembab) B L K
Meso dan
10 Pori-Pori Tanah Meso Sedang Meso Sedikit malcio
11 Kondisi Perakaran Banyak Sedang -
12 Bahan Organik Sedang Sedang -
13 Kandungan Kapur - - -
14 pH Lapang - - -
15 Kedalaman Top Soil 14 cm
16 Kedalaman Sub Soil 68 cm
17 Kedalaman Efektif 68 cm
18 Kedalaman Tanah Sedang
Tingkat Perkembangan
19 Tanah -
USDA :
20 Klasifikasi Tanah FAO :
PPT :
17

2. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah

Tabel 3. Hasil analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah

Parameter

pH
Lapisan
Konsistensi dan Stabilitas Agregat

Slaking Dispersi
Tekstur Warna H2O KCL KA(%) TP(%)
BO(%)

2 Jam 20 Jam 2 Jam 20 Jam

Pasir 10 YR 5/4
I berlumpur (Yellowish 1 2 2 3 7,60 5,56 16,44 41,75 10.718
brown)

2 3 3 4
Debu 10 YR 6/6
II berpasir 7,60 5,56 10,81 23,16 9.8006
2 3 3 4
Liat 10 YR 7/8
III berdebu 7,60 5,56 9,71 24,45 11.510
1 2 2 3

Keterangan:KA=Kadar Air, TP=Total Pori, BO=Bahan Organik


18

3. Pengamatan Organisme Tanah

Adapun hasil pengamtan dari praktikumdistribusi mikroorganisme tanah dapat

dilihat pada abel berikut ini :

a. Hasil Pada Plot I


Tabel 4. Hasil pengamatan distribusi Organisme tanah plot I

Sub Plot (Jumlah)


No Vegetasi I II III IV V VI
Takson
1 Rayap Hutan 3 2 31 1 1 2
2 Lipan Hutan 3 - 1 1 1 2
3 Laba-Laba Hitam Hutan 2 1 - 1 1 1
4 Semut Merah Hutan - 1 1 - 1 -
5 Kalimondi Hutan 1 - - 1 - -
6 Semut Hitam Hutan - 1 - - 1 1
7 Jangkrik Hutan - 1 - - 1 -
8 Laba-Laba Merah Hutan - - - 1 - -
9 Kaki Seribu Hutan - - - 1 - 1
10 Cacing Hutan - - - - 1 -

b. Hasil Pada Plot II


Tabel 5. Hasil pengamatan distribusi Organisme tanah plot II
Sub Plot (Jumlah)
No Vegetasi
Takson I II III IV V VI
1 Cacing Tanah Semak Belukar 4 1 - - 7 -
2 Semut Semak Belukar - - 3 2 3 3
3 Rayap Semak Belukar - - - - - 40
4 Semut Merah Semak Belukar - - - - - 20
5 Semut Hitam Semak Belukar - 7 1 - - -
6 Ulat Tanah Semak Belukar 2 - - 1 1 -
7 Telur Cacing Semak Belukar 2 1 - 2 - -
8 Kalimondi Semak Belukar - - 2 - - -
9 Laba-Laba Hitam Semak Belukar - - - 1 - -
10 Lipan Semak Belukar 1 - - - - -
B. Pembahasan
19

Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral

dan bahan organik), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan, menempati

ruang dan dicirikan oleh salah satu atau dua horison atau lapisan-lapisan yang dapat

dibedakan dari bahan asalnya sebagai suatu hasil dari proses penambahan,

kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi.

Makro dan mikro organisme serta topografi yang berlangsung dalam satu

periode waktu dan menghasilkan produk akhir berupa tanah yang berbeda dari bahan-

bahan penyusun aslinya dalam sifat fisik, kimia, biologi, morfologi dan

karakteristiknya.

Pada semua percobaan yang telah dilakukan mengenai analisis kondisi tanah

menyangkut mulai dari tekstur tanah, warna tanah, konsistensi tanah,pH tanah,

kandungan bahan organik, dan kandungan kapur ternyata menemukaan hasil yang

cukup maksimal dimana tanah yang telah dianalisa tanahnya subur dan kaya akan

bahan organik.

Hal ini karena mulai dari warna tanah menunjukan warna yang coklat

kehitaman dimana kita ketahui bahwa apabila warna tanahnya coklat kehitaman itu

menunjukan bahwa kondisi tanah subur dan kaya akan bahan organik. Selain itu,

tanah subur dengan didukung mengenai uji kandungan bahan organik yang

menggunakan larutan H2SO4 menjadi pembuktian bahwa tanah tergolong tanah yang

subur dan kaya akan bahan organik. Hal ini bisa terjadi karena kandungan

mikroorganisme yang menguntungkan dalam tanah begitu banyak sehingga mampu

membantu dalam proses pelapukan sisa-sisa tumbuhan, makhluk hidup yang telah
20

mati dan lain-lain yang berpengaruh pada proses kesuburan tanah. Bahan organik

adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari makhluk hidup itu sendiri yang sudah

mati. Perombakan bahan organik oleh biota perombak (makro atau mikro organisme)

akan membentuk humus yang kaya akan bahan makanan.

Kandungan kapur dalam tanah yang menggunakan larutan HCL menunjukan

bahwa kandungan kapur dengan tidak adanya buih ketika tanah diberi larutan HCL.

Kandungan kapur dalam tanah banyak maka pertumbuhan tanaman juga akan

terhambat. Jadi, tanah yang banyak mengandung kapur juga tidak diperbolehkan.

Jumlah air yang tersedia dalam tanah sangat penting sebagai indikator yang

digunakan untuk mengidentifikasi kualitas tanah. Hal ini khususnya terjadi pada

musim kering ketika air menjadi faktor penentu pertumbuhan tanaman. Kemampuan

tanah mengikat dan menyerap air akan meningkat dengan perbandingan antara pori-

pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan bahan organik yang tinggi. Konsistensi

tanah tergolong tanah yang mudah untuk diolah. Tekanan yang diperlukan untuk

mengolah dan menggemburkan tanah tidak begitu besar karena dengan tekanan

sedikit ataupun dengan cara dicangkul tanah yang ada dapat diolah enhingga mampu

untuk memberikan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. PH tanah juga

memberikan faktor penting dalam menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara

diserap oleh tanaman, menunjukan kemungkinan adanya unsur beracun, dan juga

mempengaruhi perkembangan mikroorganisme dalam tanah.

V. PENUTUP
21

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum sifat fisik tanah, kimia dan biologi pada ke

dalaman yang berbeda dapat disimpulkan bahwa sifat kimia dan biologi tanah pada

lahan yang berbeda relatif lebih cepat mengalami perbaikan dibandingkan dengan

perubahan sifat fisik tanah. Pengaruh proses tersebut terlihat jelas pada kedalaman

tanah tersebut dengan parameter C-organik dan. Suatu keadaaan tanah dimana tata

air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai

kebutuhan tanaman baik fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga sangat mendukung

pertumbuhan tanaman.

B. Saran

Saran saya pada praktikum ini yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai perubahan sifat fisik, kimia dan biologi tanah karena secara langsung

maupun tiadak langsung sangat berpengaruh terhadap penentuan kesuburan tanah dan

kualitas tanah.

DAFTAR PUSTAKA
22

Dede Rohmat, 2006. Formulasi Efek Sifat Tanah terhadap Permeabilitas dan
SuctionHead Tanah (Kajian Empirik untuk Meningkatkan Laju Infiltrasi).
JurnalBionatura 8 (1) 1-9.

Elsa Rosyidah, 2013. Pengaruh Sifat Fisik Tanah pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh
di 5 Penggunaan Lahan (Studi Kasus di Kelurahan Sumbersari Malang.Jurnal
Agritech 33(3) 340-345.

Gusti Agung, 2013. Perbedaan Sifat Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan
Lahan di Tanah Andisol, Inceptisol dan Vertisol. Jurnal
AgroteknologiTropika 2(4) 214-223.

Huriatul Ulfa, 2014. Memanfaatkan Data Fisika dan Kimia Tanah untuk Menilai
Kesesuaian Lahan Tanaman Pepaya di Politani. Jurnal Nasional Ecopedon
2(2) 41-44.

Julida Herdina, 2013. Pertumbuhan Beberapa Tanaman untuk Revegetasi yang


Diinokulasi Ektomikoriza pada Lahan Bekas Tambang Batubara Ombilin.
Jurnal Biologika 2(1) 47-58.

Juarti, 2016. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada berbagai Penggunaan
Lahan di Desa Sumber Brantas Kota Batu. Jurnal Pendidikan Geografi 21(2)
58-71.

Khairul Nazli, 2016. Pengaruh berbagai Jenis Bahan Amandement Tanah terhadap
Beberapa Sifat Kimia Gambut. Jurnal Kawista 1(1) 15-22.

Moch Arifin, 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan berbagai Penggunaan Lahan dalam
Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA
12(2) 72-144.

Risky Dharmawan, 2015. Karakteristik beberapa Sifat Fisik, Kimia dan Biologi
Tanah pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal Online Agroktenologi 3(2)
717-723.

Sitti Leomo, 2013. Aplikasi Rizobakteri pada Cover Cropdalam Mempengaruhi Sifat
Kimia Tanah Bekas Tambang Nikel. Jurnal Agroteknos3(1) 26-33.

Suroyo, 2013. Sistem Tumpangsari dan Integrasi Ternak terhadap Perubahan Sifat
Fisik dan Kimia Tanah Litosol. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi
10(1) 71-80.
23

Wilson, 2015. Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopi di Kabupaten Mandailing
Natal. Jurnal Online Agroekoteaknologi. 3(2) 642-648.

Anda mungkin juga menyukai