Rahma Dania Ddit Lengkap
Rahma Dania Ddit Lengkap
DISUSUN OLEH:
ALFIAN SAFITRI
D1F1 16 001
FAKULTAS PERTANIAN
2016
LAPORAN LENGKAP
DISUSUN OLEH:
ALFIAN SAFITR
D1F1 16 001
FAKULTAS PERTANIAN
2016
1
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok : I (Satu)
Asisten
SUDARNO
D1B114143
Mengetahui,
Penanggung Jawab Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
atas berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan praktikum serta laporan akhir
Adapun isi dari laporan akhir ini adalah kumpulan dari setiap laporan
dapat mengikuti ujian Praktikum dan merupakan syarat dalam mengontrak mata
Dosen serta staf pengajar Mata Kuliah Dasar Dasar Ilmu Tanah yang selalu
menyusun laporan ini. Serta semua pihak yang membantu saya dalam hal
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik
serta saran yang membangun masih saya harapkan untuk penyempurnaan Laporan
akhir ini.. Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini saya
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMN SAMPUL.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
........................................................................................................................
B. Tujuan dan Kegunaan................................................................................5
........................................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6
A. Sifat Fisik dan Morfologi Tanah................................................................6
........................................................................................................................
B. Sifat Kimia Tanah......................................................................................7
........................................................................................................................
C. Sifat Biologi Tanah....................................................................................8
........................................................................................................................
III. METODE PRAKTIKUM.........................................................................10
A. Waktu dan Tempat.....................................................................................10
........................................................................................................................
B. Bahan dan Alat...........................................................................................10
........................................................................................................................
C. Prosedur Kerja...........................................................................................11
........................................................................................................................
IV. HASIL..........................................................................................................15
A. Hasil Pengamatan......................................................................................15
........................................................................................................................
B. Pembahasan...............................................................................................19
V. PENUTUP.....................................................................................................23
A. Kesimpulan................................................................................................23
........................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................23
........................................................................................................................
4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
DAFTAR TABEL
Tabel Teks
Halaman
6
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan
mineral dan bahan organik), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan,
menempati ruang dan dicirikan oleh salah satu atau dua horison atau lapisan-lapisan
yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai suatu hasil dari proses penambahan,
berkembang dari bahan mineral dan batu-batuan melalui peroses pelapukan baik
secara fisik maupun kimia dibantu oleh pengaruh atmosfer, sehingga batu-batuan
satu sifat fisik tanah yaitu tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan
relatif fraksi pasir, debu, dan liat.Tekstur tanah menggambarkan ukuran kasar atau
halusnya tanah. Dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan
Sifat fisika tanah adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat
fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisik yang
terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi materi dan energi, maka fisika
tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi
keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung antara satu dengan yang lain
disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang
Struktur tanah berpengaruh terhadap gerakan air, gerakan udara, suhu tanah,
dan hambatan mekanik perkecambahan biji serta penetrasi akar tanaman. Karena
kompleksnya peran sejumlah parameter antara lain bentuk dan ukuran agregat, agihan
ukuran agregat, stabilitas agregat, presentase agregasi, porositas (BV dan BJ), agihan
ukuran pori-pori dan kemampuan menahan air (De boodt, 1978). Distribusi dan
tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Tekstur tanah juga sangat berpengaruh bagi kesuburan tanah. Kesuburan tanah
ditentukan oleh tekstur tanah yang memiliki komposisi faraksi yang ideal. Dengan
demikian, tanah yang subur akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan dan
3
kesuburan tanaman karena tekstur menentukan cepat lambatnya air meresap (daya
serap air) ke dalam pori-pori tanah, besarnya aerasi, infiltrasi, perlokasi, ketersediaan
udara dan unsur hara untuk respirasi tanaman dan dapat mempengaruhi sistem
Menurut Sifat kimiawi tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara
atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial
seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi
tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya
secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah
umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan
dalam menjerap dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk
koloid, yaitu liat dan bahan organik. Kedua bahan koloid ini berperan langsung atau
Bahan organik sangat penting bagi tumbuhan karena bahan organik sebagian
syarat tanah yang subur. Sehingga tanah yang kehilangan bahan organik dapat
merugikan bagi tumbuhan. Tidak hanya kekurangan unsur yang terkandung dalam
tanah tetapi dapat juga kelebihan sehingga mengakibatkan keracunan dan overdosis
bagi tumbuhan. Oleh karena itu di butuhkan pengapuran untuk menetralkanya. Bahan
4
organik tanah merupakan indikator kesuburan tanah karena bahan organik merupakan
(penguraian) oleh mikroorganisme dan mempunyai manfaat yang baik bagi tanah.
Banyak unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam tanah dan tidak semuanya
menguntungkan sehingga butuh penetralan dalam tanah atau perbaikan tanah dengan
cara pengapuran.
kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH
kadar ion H+ di dalam tanah]], semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain
ion H+ dan ion-ion lain terdapat juga ion hidroksida (OH-), yang jumlahnya
berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion
H+ lebih tinggi dibandingakan dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada tanah alkalis
kandungan ion OH- lebih banyak dari ion H+. Jika ion H+ dan ion OH- sama banyak
berwarna merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur pasir, debu, liat dan sebagainya.
Dan untuk membedakan sifat tanah tersebut dilakukan klasifikasi tanah, yaitu usaha
Tujuan pelaksanaan praktikum dasar dasar ilmu tanah yaitu untuk mengetahui
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada kedalaman berbeda di lahan percobaan
Kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui sifat
Fisik, Kimia dan Biologi Tanah pada kedalaman berbeda di lahan percobaan Kebun
Fisika tanah merupakan cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat
fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisika yang
terjadi dalam tanah. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebuah lahan untuk
penggunaan pengolahan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai dari kondisi
saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan
Ketahanan tanah merupakan salah satu faktor penentu besarnya erosi. Makin
tinggi nilai indeks erodibilitas tanah (K), makin rendah ketahanan tanah sehingga
semakin mudah pula tanah tererosi. Lahan hutan, pertanian monokultur dan lahan
pertanian turnpangsari pada kelerengan yang sama memiliki tingkat erosi yang
berbeda. Hal ini diantaranya disebabkan oleh vegetasi pada masing masing lahan
tersebut berbeda. Selain vegetasi, sifat fisiknya tanah faktor lain yang menentukan
besarya erosi, meliputi kelerengan, permeabilitas, tekstur dan struktur tanah (Moch
Arifin, 2010).
Pengukuran pergerakan air dalam tanah kondisi jenuh atau biasanya disebut
Konduktivitas Hidrolik Jenuh tanah (KHJ). KHJ berperan penting dalam penentuan
limpasan air, infiltrasi, dan juga perkolasi. Besarnya infiltrasi sangat mempengaruhi
ketersediaan air dalam tanah dan tentunya infiltrasi sangat dipengaruhi oleh sifat fisik
tanah itu sendiri, sehingga ketersediaan air dalam tanah juga tergantung dari sifat fisik
7
tanah yang berhubungan dengan kemampuan tanah dalam menyerap air dan
tanah yaitu kandungan air tanah, berat volume kering, porosits total, pori drainase
cepat, pori drainase lambat, kandungan pasir kasar, kandungan pasir halus,
kandungan debu, kandungan liat, kandungan bahan organik, partikel density, dan
Sifat kimia tanah merupakan salah satu indikator untuk menentukan tingkat
kemampuan lahan. Sifat kimia tanah menunjukkan aktivitas ion yang tidak dapat
dilihat secara langsung namun dapat diuji dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Sifat kimia tanah juga dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam pemupukan untuk
karena tanah gambut mengandung bahan organik yang sangat tinggi tetapi status hara
tanah gambut sangat rendah. Secara kimia, sifat tanah gambut yang utama adalah
kemasaman tanah, ketersediaan hara, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, kadar
tanaman. Sifat kimia tanah juga merupakan sifat penentu tingkat kesuburan tanah.
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman tanah atau alkalinitas yang dinyatakan
8
dengan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H di
Kandungan bahan organik tanah Litosol sangat rendah dan bahkan nihil.
mikro maka dengan rendahnya kandungan hahan organic dalam tanah menjadikan
tanah tersebut miskin akan unsur-unsur N-P-K dan unsur mikro. Rendahnya unsur-
unsur tersebut selain dikarenakan rendahnya kadar bahan organik tanah juga
disebabkan oleh pelapukan batuan induk yang belum lanjut. Hal ini nampak sangat
nyata pada tanah Litosol yang berkembang dari batuan napal. Pada azasnya napal
hanya tersusun dan lempung dan gamping sehingga miskin akan unsur-unsur kimia
merupakan pemecah primer, sehingga perlu untuk mengetahui perbedaan sifat biologi
tanah yang didekati dengan pengukuran respirasi tanah, populasi total bakteri, dan
populasi total jamur pada beberapa tipe penggunaan lahan (Agung, 2013).
mikroorganisme tinggi maka produksi CO2 juga tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah
CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh bahan
9
organik. Hal ini sesuai dengan Penelitian Ardi (2010) yang menyatakan bahwa
dan sumber energi. Jika aktivitas mikroorganisme tinggi maka produksi CO2 juga
dapat membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan
mikoriza efektif dalam meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan mikro,
mendukung kegiatan manusia. Kualitas tanah yang baik akan mendukung kerja fungsi
tanah sebagai media pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran air dan
Bertempat di Kebun Raya Universitas Halu Oleo di Desa Mekar Jaya, Kecamatan
Alat yang digunakan pada praktikum dasar-dasar ilmu tanah yaitu cangkul,
scop, parang, pattiba, lakban bening, jarum pentul, meteran kain, karung, meteran roll
ukuran 100 m, kertas label, plastik sampel, kantong kresek, ring sampel, kompas,
pisau cutter, gunting, kamera, terpal, buku Munsell Soil Colour Chart, alat tulis
menulis, tabung milk shaker, gelas ukur, thermometer, stopwatch, hydrometer, pipet,
timbangan analitik, oven, saringan 0,25 mesh, gelas beker, pH meter, Erlenmeyer,
Bahan yang digunakan pada praktikum dasar-dasar ilmu tanah yaitu air bersih,
kantong plastik, plastik sampel, kertas label, lakban bening, sampel tanah setiap
lapisan profil tanah, air, tanah kering uadara (2 mm), aquades, Na4P2O7, sampel
tanah, air destilat, contoh tanah, K2SO4 0,1 N, asam sulfat pekat (H2SO4), kalium
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Pengenalan Alat dan Bahan
Survei dan Contoh Teknik Pengambilan Contoh Tanah ini adalah pertama-tama
pada galian di atas tanah dengan ukuran diameter p:200 cm dan lebar 100 cm.
Kemudian penggalian dilakukan hingga mencapai lapisan induk (lapisan III) dan ukur
kertas pada tiap-tiap lapisan dan tandai dengan tali rafia pada tiap batas lapisan
Profil Tanah adalah keadaan penampang profil harus masih bersifat alami, solum
dibawah lapisan atas atau lapisan belum banyak terganggu oleh tenaga mekanis luar,
jangan membuat penampang ditempat bekas timbunan pupuk, tanah galian atau
timbunan, bekas bangunan atau jalan, kuburan, tempat sampah atau lainnya untuk
mencegah kesalahan pengamatan, dan jarak penampang dari saluran air, perumahan
menyediakan sampel tanah yang akan diamati dan menentukan konsistensi tanah
kering, lembab atau basah, mengambil agregat tanah dan mematahkan agregat
tersebut agar warna matriks asli dapat terlihat, menyiapkan buku Munsell sebagai
12
pedoman pemberian warna tanah, meletakan agregat tanah pada buku Munsell sesuai
warna yang ada pada buku serta mengamati ukuran hue, value, chroma yang tertera
plastik lalu di ikat. Mengocok dengan pengocok selama 30 menit, kemudian saring
dengan menggunakan ayakan 70 mesh. Tampung saringan ini dalam gelas ukur 500
ml, dan cuci tanah pada ayakan dengan menggunakan aquades sampai semua liat
tersaring di bawah air yang digunakan di usahakan jangan lebih dan 200 ml
penyemprotan di lakukan sampai air yang keluar dari ayakan jernih. Pasir yang
lawan, selanjutnya di masukkan dalam oven selama 1 hari (1050c) pasir yang telah di
panaskan di timbang fitrah dalam gelas ukur dan tutup dan di kocok. Selanjutnya di
ukur dengan hydrometer (setiap mengamati baca suhu kamar) pengukuran berikut
dilakukan setelah 8 jam. Menghitung persentase pasir, debu, liat dengan endapan
Prosedur kerja pada praktikum Kadar Air, Bobot Isi dan Total Ruang Pori
Tanah adalah mengambil ring yang telah berisi tanah hasil praktikum I. Melepaskan
penutup ring dan menimbang beratnya, mencatat sebagai berat tanah basah (b = x =
gram). Mengeringkan tanah bersama ring ke dalam oven pada suhu 105C hingga
berat konstan (1x24 jam). Setelah dingin menimbang kembali tanah kering bersama
13
ring mencatat sebagai berat tanah kering (c = gram). Menimbang kosong yang telah
volume tabung. Menentukan kadar air, bobot isi dan total ruang pori tanah.
adalah memasukan air destilat sebanyak 50 ml ke dalam beker 100 ml. Memasukan 3
agregat tanah kering udara berukuran 3-5 mm. Setelah 2 jam dan 20 jam perendaman,
amatilah ada atau tidak pemecahan agregat (slaking) dan atau dispersi. Memberikan
dengan dikocok (manual) selama kurang lebih 30 menit. Lalu diamkan selama 10
Masam pH H2O<4,5, Masam 4,5-5,5, Agak Masam 5,6-6,5, Netral 6,6-7,5, Agak
adalah menimbang tanah 0,3 gram dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
Membagi plot tersebut atas 6 sub plot pada masing-masing penggunaan lahan berbeda
dengan ukuran 20x20 cm. Mengambil tanah masing-masing sub plot dengan
menggunakan scop atau cangkul sedalam 10 cm. Sortir organisme yang ada pada
A. Hasil Pengamatan
1. Deskripsi Profil
2 Simbol Lapisan O A B
3 Kedalaman Lapisan 0-14 14-34 34-68
yR-10 10.yR 10 yR
4 Warna Matriks 5/4 6/6 7/8
5 Warna Karatan - Sedang Sedang
6 Tekstur Pasir Liat
Berlumpur Debu Berpasir Berdebu
7 KandunganBahan Kasar - - -
8 Struktur (Bentuk) M, PL, 1 R, 3, M 5B, C, 3
9 Konsistensi (Lembab) B L K
Meso dan
10 Pori-Pori Tanah Meso Sedang Meso Sedikit malcio
11 Kondisi Perakaran Banyak Sedang -
12 Bahan Organik Sedang Sedang -
13 Kandungan Kapur - - -
14 pH Lapang - - -
15 Kedalaman Top Soil 14 cm
16 Kedalaman Sub Soil 68 cm
17 Kedalaman Efektif 68 cm
18 Kedalaman Tanah Sedang
Tingkat Perkembangan
19 Tanah -
USDA :
20 Klasifikasi Tanah FAO :
PPT :
17
Parameter
pH
Lapisan
Konsistensi dan Stabilitas Agregat
Slaking Dispersi
Tekstur Warna H2O KCL KA(%) TP(%)
BO(%)
Pasir 10 YR 5/4
I berlumpur (Yellowish 1 2 2 3 7,60 5,56 16,44 41,75 10.718
brown)
2 3 3 4
Debu 10 YR 6/6
II berpasir 7,60 5,56 10,81 23,16 9.8006
2 3 3 4
Liat 10 YR 7/8
III berdebu 7,60 5,56 9,71 24,45 11.510
1 2 2 3
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral
dan bahan organik), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan, menempati
ruang dan dicirikan oleh salah satu atau dua horison atau lapisan-lapisan yang dapat
dibedakan dari bahan asalnya sebagai suatu hasil dari proses penambahan,
Makro dan mikro organisme serta topografi yang berlangsung dalam satu
periode waktu dan menghasilkan produk akhir berupa tanah yang berbeda dari bahan-
bahan penyusun aslinya dalam sifat fisik, kimia, biologi, morfologi dan
karakteristiknya.
Pada semua percobaan yang telah dilakukan mengenai analisis kondisi tanah
menyangkut mulai dari tekstur tanah, warna tanah, konsistensi tanah,pH tanah,
kandungan bahan organik, dan kandungan kapur ternyata menemukaan hasil yang
cukup maksimal dimana tanah yang telah dianalisa tanahnya subur dan kaya akan
bahan organik.
Hal ini karena mulai dari warna tanah menunjukan warna yang coklat
kehitaman dimana kita ketahui bahwa apabila warna tanahnya coklat kehitaman itu
menunjukan bahwa kondisi tanah subur dan kaya akan bahan organik. Selain itu,
tanah subur dengan didukung mengenai uji kandungan bahan organik yang
menggunakan larutan H2SO4 menjadi pembuktian bahwa tanah tergolong tanah yang
subur dan kaya akan bahan organik. Hal ini bisa terjadi karena kandungan
membantu dalam proses pelapukan sisa-sisa tumbuhan, makhluk hidup yang telah
20
mati dan lain-lain yang berpengaruh pada proses kesuburan tanah. Bahan organik
adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari makhluk hidup itu sendiri yang sudah
mati. Perombakan bahan organik oleh biota perombak (makro atau mikro organisme)
bahwa kandungan kapur dengan tidak adanya buih ketika tanah diberi larutan HCL.
Kandungan kapur dalam tanah banyak maka pertumbuhan tanaman juga akan
terhambat. Jadi, tanah yang banyak mengandung kapur juga tidak diperbolehkan.
Jumlah air yang tersedia dalam tanah sangat penting sebagai indikator yang
digunakan untuk mengidentifikasi kualitas tanah. Hal ini khususnya terjadi pada
musim kering ketika air menjadi faktor penentu pertumbuhan tanaman. Kemampuan
tanah mengikat dan menyerap air akan meningkat dengan perbandingan antara pori-
pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan bahan organik yang tinggi. Konsistensi
tanah tergolong tanah yang mudah untuk diolah. Tekanan yang diperlukan untuk
mengolah dan menggemburkan tanah tidak begitu besar karena dengan tekanan
sedikit ataupun dengan cara dicangkul tanah yang ada dapat diolah enhingga mampu
untuk memberikan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. PH tanah juga
diserap oleh tanaman, menunjukan kemungkinan adanya unsur beracun, dan juga
V. PENUTUP
21
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum sifat fisik tanah, kimia dan biologi pada ke
dalaman yang berbeda dapat disimpulkan bahwa sifat kimia dan biologi tanah pada
lahan yang berbeda relatif lebih cepat mengalami perbaikan dibandingkan dengan
perubahan sifat fisik tanah. Pengaruh proses tersebut terlihat jelas pada kedalaman
tanah tersebut dengan parameter C-organik dan. Suatu keadaaan tanah dimana tata
air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai
kebutuhan tanaman baik fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga sangat mendukung
pertumbuhan tanaman.
B. Saran
Saran saya pada praktikum ini yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai perubahan sifat fisik, kimia dan biologi tanah karena secara langsung
maupun tiadak langsung sangat berpengaruh terhadap penentuan kesuburan tanah dan
kualitas tanah.
DAFTAR PUSTAKA
22
Dede Rohmat, 2006. Formulasi Efek Sifat Tanah terhadap Permeabilitas dan
SuctionHead Tanah (Kajian Empirik untuk Meningkatkan Laju Infiltrasi).
JurnalBionatura 8 (1) 1-9.
Elsa Rosyidah, 2013. Pengaruh Sifat Fisik Tanah pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh
di 5 Penggunaan Lahan (Studi Kasus di Kelurahan Sumbersari Malang.Jurnal
Agritech 33(3) 340-345.
Gusti Agung, 2013. Perbedaan Sifat Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan
Lahan di Tanah Andisol, Inceptisol dan Vertisol. Jurnal
AgroteknologiTropika 2(4) 214-223.
Huriatul Ulfa, 2014. Memanfaatkan Data Fisika dan Kimia Tanah untuk Menilai
Kesesuaian Lahan Tanaman Pepaya di Politani. Jurnal Nasional Ecopedon
2(2) 41-44.
Juarti, 2016. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol pada berbagai Penggunaan
Lahan di Desa Sumber Brantas Kota Batu. Jurnal Pendidikan Geografi 21(2)
58-71.
Khairul Nazli, 2016. Pengaruh berbagai Jenis Bahan Amandement Tanah terhadap
Beberapa Sifat Kimia Gambut. Jurnal Kawista 1(1) 15-22.
Moch Arifin, 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan berbagai Penggunaan Lahan dalam
Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA
12(2) 72-144.
Risky Dharmawan, 2015. Karakteristik beberapa Sifat Fisik, Kimia dan Biologi
Tanah pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal Online Agroktenologi 3(2)
717-723.
Sitti Leomo, 2013. Aplikasi Rizobakteri pada Cover Cropdalam Mempengaruhi Sifat
Kimia Tanah Bekas Tambang Nikel. Jurnal Agroteknos3(1) 26-33.
Suroyo, 2013. Sistem Tumpangsari dan Integrasi Ternak terhadap Perubahan Sifat
Fisik dan Kimia Tanah Litosol. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi
10(1) 71-80.
23
Wilson, 2015. Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopi di Kabupaten Mandailing
Natal. Jurnal Online Agroekoteaknologi. 3(2) 642-648.