Anda di halaman 1dari 5

Komplikasi bisa muncul akibat dari pengobatan atau karena stadium kanker serviks yang

sudah memasuki tahap akhir.

1. Efek Samping Pengobatan Kanker Serviks


Pengobatan kanker serviks berisiko menyebabkan beberapa efek samping yang dihadapi
oleh penderita.
2. Mengalami menopause dini
Menopause adalah kondisi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan
progesteron. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita sekitar umur 50 tahun. Menopause
dini bisa terjadi jika ovarium diangkat melalui operasi atau bisa juga karena ovarium
rusak akibat efek samping radioterapi. Beberapa gejala yang bisa muncul akibat kondisi
ini adalah:
a) Vagina kering.
b) Menstruasi berhenti atau tidak teratur.
c) Kehilangan selera seksual.

d) Sensasi rasa panas dan berkeringat (hot flushes).

e) Berkeringat berlebihan, meski di malam hari.

f) Kehilangan kemampuan menahan urine, sehingga bisa menyebabkan buang air kecil
tanpa disengaja saat batuk atau bersin; kondisi ini dikenal sebagai inkontinensia urine.

g) Penipisan tulang yang bisa menyebabkan osteoporosis atau tulang rapuh.

Ada beberapa obat-obatan yang bisa mengatasi gejala ini dengan efek merangsang
produksi estrogen dan progesteron. Pengobatan ini disebut sebagai terapi penggantian
hormon.

3. Terjadinya penyempitan vagina


Pengobatan dengan radioterapi pada kanker serviks sering kali menyebabkan
penyempitan vagina. Hubungan seks bisa terasa sangat menyakitkan dan sulit. Terdapat
dua pilihan pengobatan untuk ini. Pertama, mengoleskan krim hormon pada vagina untuk
meningkatkan kelembapan pada vagina. Dan akhirnya, hubungan seks bisa menjadi lebih
mudah,yang kedua adalah dengan memakai vaginal dilator. Vaginal dilator bisa terbuat
dari plastik, karet, atau kaca yang halus. Bentuknya seperti tabung dengan ukuran dan
berat yang berbeda-beda. Alat ini berfungsi untuk mengembalikan fleksibilitas vagina.
Alat ini akan membuat jaringan vagina menjadi elastis dan hubungan seks akan terasa
lebih nyaman. Disarankan memakai vaginal dilator selama lima sampai 10 menit secara
teratur selama enam bulan sampai satu tahun.
Banyak wanita yang merasa malu membicarakan tentang alat ini. Tapi metode
penanganan ini cukup dikenal untuk masalah penyempitan vagina. Anda bisa
menanyakan kepada dokter tentang kelebihan dan kekurangan alat ini.
4. Munculnya limfedema atau penumpukan cairan tubuh
Limfedema adalah pembengkakan yang umumnya muncul pada tangan atau kaki karena
sistem limfatik yang terhalang. Sistem limfatik adalah bagian penting dari sistem
kekebalan dan sistem sirkulasi tubuh.
Sistem limfatik mungkin tidak berfungsi dengan normal jika nodus limfa diangkat dari
panggul Anda. Salah satu fungsi sistem limfatik adalah membuang cairan berlebih dari
dalam jaringan tubuh. Gangguan pada sistem ini bisa menyebabkan penimbunan cairan
pada organ tubuh. Penimbunan inilah yang menyebabkan pembengkakan.
Pada penderita kanker serviks, limfedema biasanya terjadi pada bagian kaki. Untuk
mengurangi pembengkakan yang terjadi, Anda bisa melakukan latihan dan teknik
pemijatan khusus. Perban atau kain pembalut khusus juga bisa membantu untuk
mengatasinya.
Secara emosional, didiagnosis mengidap kanker serviks atau merasakan efek samping
pengobatannya bisa sangat melelahkan. Bahkan, pengidapnya bisa mengalami depresi.
Konsultasikan dengan dokter tentang cara menangani dampak emosional tersebut. Anda
juga bisa mencari informasi tentang kelompok dukungan kanker serviks baik di rumah
sakit maupun di Yayasan Kanker Indonesia.

Dampak Kanker Serviks Stadium Lanjut

1. Rasa sakit akibat penyebaran kanker


Rasa sakit yang parah akan muncul ketika kanker sudah menyebar ke saraf, tulang, atau
otot. Tapi beberapa obat pereda rasa sakit biasanya bisa dipakai untuk mengendalikan rasa
sakit itu. Obat-obatan yang dipakai mulai dari paracetamol, obat antiinflamasi non-steroid
atau OAINS, hingga morfin. Semua tergantung pada tingkatan rasa sakit yang dirasakan.
Jika pereda rasa sakit tidak banyak membantu, tanyakan pada dokter tentang obat yang
mungkin memiliki efek lebih kuat. Radioterapi jangka pendek juga efektif untuk
mengendalikan rasa sakit.
2. Pendarahan berlebih
Pendarahan berlebih bisa terjadi jika kanker menyebar hingga ke vagina, usus, atau
kandung kemih. Pendarahan bisa muncul di rektum atau di vagina. Bisa juga terjadi
pendarahan saat buang air kecil. Pendarahan berlebihan bisa ditangani dengan kombinasi
obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bisa menghambat aliran darah.
Pendarahan kecil bisa ditangani dengan obat bernama asam traneksamat. Obat ini akan
membuat darah menggumpal, sehingga dapat menghentikan pendarahan yang terjadi.
Radioterapi juga efektif dalam menghentikan pendarahan karena kanker.
3. Penggumpalan darah setelah pengobatan
Seperti kanker lainnya, kanker serviks bisa membuat darah menjadi lebih lengket atau
kental dan cenderung membentuk gumpalan. Risiko penggumpalan darah juga
meningkat setelah menjalani kemoterapi dan istirahat pascaoperasi. Munculnya tumor
yang besar bisa menekan pembuluh darah pada panggul. Hal inilah yang memperlambat
aliran darah dan akhirnya mengakibatkan penggumpalan di kaki. Gejala terjadinya
penggumpalan darah pada kaki antara lain:
Sakit yang terasa sangat dalam di area kaki yang terkait.
Rasa sakit dan pembengkakan di salah satu bagian kaki, biasanya pada betis.

Kulit memerah, terutama pada bagian belakang kaki di bawah lutut.

Pada bagian yang terjadi penggumpalan, kulit akan terasa hangat.


Hal dikhawatirkan adalah terjadinya pulmonary embolism atau emboli paru. Dampak dari
kondisi ini bisa sangat fatal. Emboli paru adalah penggumpalan darah dari pembuluh
darah di kaki bergerak ke paru-paru dan menghalangi pasokan darah ke paru-paru.
Penggumpalan darah di kaki ini bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan pengencer
darah, misalnya obat-obatan jenis heparin atau warfarin. Semacam stocking juga akan
dibalutkan ke kaki karena bisa membantu memperlancar peredaran darah ke seluruh
tubuh.
4. Gagal ginjal
Ginjal berfungsi membuang materi limbah dari dalam tubuh. Limbah ini dibuang melalui
urine melewati saluran yang disebut ureter. Tes darah sederhana bisa dilakukan untuk
mengawasi kinerja ginjal. Tes darah ini biasanya disebut sebagai tingkat serum kreatinin.
Pada beberapa kasus kanker serviks lanjutan, kanker bisa menekan ureter. Ini
menyebabkan terhalangnya aliran urine untuk keluar dari ginjal. Terkumpulnya urine di
ginjal lebih dikenal dengan istilah hidronefrosis. Kondisi ini bisa menyebabkan ginjal
membengkak dan meregang. Hidronefrosis parah bisa merusak ginjal sehingga kehilangan
seluruh fungsinya. Kondisi inilah yang disebut sebagai gagal ginjal.
Pengobatan untuk gagal ginjal adalah dengan mengeluarkan semua urine yang terkumpul
di ginjal. Pipa akan dimasukkan melalui kulit dan ke dalam tiap ginjal, dikenal sebagai
nefrostomi perkutan. Pilihan pengobatan lain adalah memperlebar kedua saluran ureter. Ini
dilakukan dengan cara memasukkan pipa besi kecil atau stent ke dalam ureter.
Beberapa gejala yang muncul akibat gagal ginjal bisa sangat beragam, yaitu:
Sesak napas.
Kelelahan.

Mual.

Pembengkakan pada pergelangan, tangan atau kaki karena penimbunan cairan.

Darah dalam urine.

5. Produksi cairan vagina yang tidak normal


Cairan vagina bisa berbau aneh dan tidak sedap akibat dari kanker serviks stadium lanjutan.
Cairan yang keluar bisa muncul karena beberapa alasan, yaitu:
Kerusakan pada jaringan sel-sel.
Kerusakan pada kandung kemih atau usus sehingga terjadi kebocoran isi organ-organ
tersebut yang keluar melalui vagina.

Karena infeksi bakteri pada organ vagina.


Pengobatan untuk kelainan cairan vagina ini menggunakan gel antibakteri yang
mengandung metronidazole. Bisa juga dengan cara memakai baju yang mengandung zat
arang (karbon). Karbon adalah senyawa kimia yang sangat efektif untuk menyerap bau
yang tidak sedap.

6. Fistula
Fistula adalah terbentuknya sambungan atau saluran abnormal antara dua bagian dari
tubuh. Pada kasus kanker serviks, fistula bisa terbentuk antara kandung kemih dan vagina.
Ini bisa mengakibatkan pengeluaran cairan tanpa henti dari vagina. Terkadang, fistula bisa
terjadi antara vagina dan rektum. Fistula termasuk komplikasi yang tidak umum. Kondisi
ini hanya terjadi pada 2 persen kasus kanker serviks lanjutan.
Untuk memperbaiki fistula, biasanya perlu dilakukan prosedur operasi. Tapi ini sering kali
tidak mungkin dilakukan pada wanita dengan kanker serviks lanjutan, karena kondisi
mereka yang sudah sangat lemah. Jika operasi tidak memungkinkan, krim dan pelembap
bisa digunakan untuk mengurangi pengeluaran cairan. Ini juga bertujuan untuk melindungi
vagina dan jaringan di sekitarnya agar tidak rusak dan terjadi iritasi.

Anda mungkin juga menyukai