Anda di halaman 1dari 3

SKRINING DINI DIABETES MELITUS

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis


yang ditandai dengan hiperglikemia dan intoleransi
glukosa yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat
memproduksi insulin secara adekuat atau karena tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara
efektif atau kedua-duanya. World Health Organization (WHO)
merumuskan bahwa DM merupakan suatu kumpulan masalah anatomi
dan kimiawi dari sejumlah faktor dimana didapati defisiensi insulin
absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Diabetes Melitus
diklasifikasikan menjadi DM tipe 1, yang dikenal sebagai
insulin-dependent atau childhood onset diabetes, ditandai
dengan kurangnya produksi insulin dan DM tipe 2, yang
dikenal dengan non-insulin-dependent atau adult-onset
diabetes, disebabkan ketidakmampuan tubuh
menggunakan insulin secara efektif yang kemudian
mengakibatkan kelebihan berat badan dan kurang
aktivitas fisik. Sedangkan diabetes gestasional adalah
hiperglikemia yang diketahui pertama kali saat kehamilan.
Global status report on non communicable diseases tahun 2014
yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa prevalensi DM di seluruh dunia diperkirakan sebesar 9%. Proporsi
kematian akibat penyakit DM dari seluruh kematian akibat penyakit tidak
menular adalah sebesar 4%. Kematian akibat DM terjadi pada negara
dengan pendapatan rendah dan menengah dengan proporsi sebesar 80%.
Pada Tahun 2030 diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab
kematian di dunia.
Indonesia merupakan negara yang berada di urutan keempat
dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, Cina, dan
Amerika Serikat. Bahkan, jumlah pengidap diabetes terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, terutama untuk DM tipe 2. WHO
memperkirakan, jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia akan
meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa pada 2030 mendatang.
Penyakit DM merupakan penyakit degeneratif yang sangat terkait
dengan pola makan. Pola makan merupakan suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit. Perubahan gaya hidup dalam hal konsumsi
makanan khususnya di kota besar dipicu oleh perbaikan/peningkatan di
sektor pendapatan (ekonomi), kesibukkan kerja yang tinggi, dan promosi
makanan ala barat fast food maupun health food yang populer di Amerika
dan Afrika, namun tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran
gizi yang mengakibatkan budaya makan berubah menjadi tinggi lemak
jenuh dan gula, rendah serat dan rendah zat gizi mikro serta jadwal
makan yang tidak teratur. Pola makan bukan saja terkait dengan nilai dan
kualitas makanan tetapi juga keteraturan asupan makanan yang
dikonsumsi. Diabetes UK (2010) menganjurkan pola makan yang teratur
3 kali sehari bahkan lebih dengan jumlah asupan kalori yang seimbang
dan dengan jadwal yang teratur. Keteraturan makan sangat penting dalam
mengkondisikan sekresi insulin yang teratur dan konsisten.
Guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
skrining dini diabetes dan juga dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat, untuk itu pada tanggal 16 september
2016 lalu diadakan bakti sosial oleh dokter spesialis dan PPDS Ilmu
Penyakit Dalam RSUD Zainoel Abidin. Kegiatan ini dipimpin langsung
oleh kepala bagian smf Penyakit Dalam dr. M. Riswan, Sp.PD, KHOM,
FINASIM.
Kegiatan ini dilakukan di Mesjid Agung Al- Makmoer Lamprit.
Jumlah peserta yang melakukan pemeriksaan gula darah sebanyak 100
peserta dan sebanyak 215 orang yang melakukan pemeriksaan tekanan
darah.
Semoga dengan dilakukannya kegiatan ini dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya skrining dini Diabetes
Melitus dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin sehingga
dapat mencegah terjadinya penyakit DM dan juga kompliaksinya.

Anda mungkin juga menyukai