Anda di halaman 1dari 13

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan
dewasa. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai
dengan usianya. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.10
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.1,2
Prinsip-prinsip dalam proses tumbuh kembang yaitu:1
a. Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi secara bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Sebagai contoh, perkembangan
intelegensia akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

b. Perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya.


Pada tumbuh kembang anak, terdapat suatu aspek perkembangan yang sangat
mendebarkan yaitu saat pertama (first), seperti tersenyum pertama, memegang
dengan kukuh pertama,berjalan pertama, mempertahankan kepala, dan kalimat
pertama.tumbuh kembang pada awal kehidupan sangat penting, karena menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum melewati tahap perkembangan sebelumnya.Sebagai contoh, anak tidak bisa
berjalan sebelum dia bisa berdiri. Anak tidak bisa berdiri jika mengalami hambatan
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri.

13
c. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar.
1. Maturitas intrinsik, yaitu kemampuan khas yang berasal dari potensi genetik.
2. Fungsi filogenik, yaitu fungsi yang biasa terjadi pada seseorang, seperti
merayap, merangkak, duduk dan berjalan.
3. Fungsi ontogenik, yaitu fungsi spesifik pada seseorang seperti berenang, naik
sepeda, melukis, sebagai hasil dari suatu pelatihan.
d. Pola perkembangan dapat diramalkan.
Arah perkembangan dapat diramalkan, yaitu sefalokaudal dan
proksimodistal.Perkembangan motorik kasar berlangsung sefalokaudal, yaitu mulai
dari daerah kepala kemudian ke arah kaki.

e. pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan.


1. Pola perkembangan anak mengikuti patokan umum dan mempunyai
karakteristik yang dapat diramalkan. Pola perkembangan sama pada setiap
individu, tetapi kecepatannya sama dan satu perkembangan akan memimpin
perkembangan berikutnya, tetapi kecepatannya tidak sama tergantung pada
variasi masing-masing ndividu dan stimulasi yang diterimanya.
2. Perkembangan adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
meninggal.
3. Perkembangan berlangsung dari umum ke spesifik
4. Masing-masing organ tubuh memiliki pola pertumbuhan yang berbeda.

3.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal
yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor Internal, diantaranya ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur,
jenis kelamin, genetik, dan kelainan kromosom; faktor eksternal, diantaranya faktor
prenatal (gizi, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan
imunologi, anoksia embrio, dan psikologi ibu), faktor persalinan, faktor pasca
persalinan (gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisis dan kimia,

14
psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-
obatan).1,3

3.1.2 Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau


Aspek-aspek perkembangan yang dipantau meliputi1:
1. Motorik kasar, adalah aspek yang berhubungan dnegna kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti
duduk, berdiri, dan sebagainya.
2. Motorik halus, adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan bahasa, adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah, dan sebagainya. Lundsteen membagi perkembangan bahasa
dalam 3 tahap :
Tahap pralinguistik
Tahap protolinguitik, dimana padda usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah
mengerti dan menunjukkan alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa
patah kata (kosa katanya dapat mencapai 200-300).
Tahap linguistik, yakni usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai
belajar tata bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000 buah.
4. Sosialisasi dan kemandirian, adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya, dan sebagainya.
3.1.3 Periode Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi hingga dewasa.Tumbuh kembang

15
anak terbagi dalam beberapa periode. Periode tumbuh kembang anak adalah sebagai
berikut1,3:
1. Masa prenatal atau masa intra uterin
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Ovum
yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organism, terjadi
diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
Masa ini terdiri dari 2 periode, yaitu masa fetus dini, sejak umur kehamilan 9
minggu sampai trimester ke-2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi
percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh
telah terbentuk serta mulai berfungsi.
Masa fetus lanjut, yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer
immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam
lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanoic Acid) dan Omega 6
(Arachidonic Acid) pada otak dan retina.
2. Masa bayi (umur 0 11 bulan)
Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu:
a. Masa neonatal (umur 0 28 hari)
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan
b. Masa post (pasca) neonatal (umur 29 hari 11 bulan)
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.

Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI
eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI
sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang

16
sesuai.Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin,
sehingga dalam masa ini pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.6

3. Masa anak dibawah lima tahun (umur 12 59 bulan)


Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan
dalam perkembangan motorik (motorik kasar dan motorik halus) serta fungsi
ekskresi.Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa
balita.Setelah lahir, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-
serabut saraf dan cabang-cabangnya. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan
antar sel saraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari
kemampuan belajar, berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.7
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada
masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak
dideteksi dan ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
dikemudian hari.8

4. Masa anak prasekolah (umur 60 72 bulan)


Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya
keterampilan dan proses berpikir. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah
maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Pada masa ini juga anak
dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistem reseptor penerima
rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar
dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan
cara bermain.1,3

17
3.2 Motorik Delay
3.2.1 Definisi
Istilah motorik diambil dari kata motor yang memiliki arti gerak dalam
kaitannya dengan pengertian gerak dimaksud adalah suatu aktivitas yang
mengandalikan peran gerak tubuh sebagai perilaku gerak. Perilaku motorik (gerak)
merupakan istilah generik yang mengarah kepada pengertian tentang gejala perilaku
nyata yang teramati dan ditampilkan melalui gerak otot atau anggota tubuh di bawah
kontrol sistem persyarafan. Ada dua istilah yang sering digunakan dalam kaitannya
dengan belajar motorik yaitu kemampuan motorik dan keterampilan motorik.
Kemampuan dan keterampilan ini merupakan dua konsep yang berbeda. Kemampuan
motorik lebih tepat disebut sebagai kapasitas seseorang yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan unjuk kemampuan yang relatif melekat sejak kanak-kanak.9,10

Faktor biologis dianggap sebagai kekuatan utama yang berpengaruh terhadap


kemampuan motorik dasar seseorang. Kemampuan motorik dasar inilah yang
kemudian berperan sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan motorik. Oleh
karena itu keterampilan motorik akan banyak bergantung kepada kemampuan dasar
yang dikuasai. Lingkup kemampuan dasar ini mencakup; keseimbangan, kecepatan,
ketepatan dan locomosi, kekuatan, dan fleksibilitas, misalnya.merupakan kemampuan
dasar untuk pelaksanaan berbagai keterampilan motorik. Dengan demikian
keterampilan motorik dapat dikatakan sebagai faktor lingkungan (yang diciptakan)
atau merupakan hasil belajar misalnya; terampil memukul bola stik, bermain bola
dll.Secara mendasar anak-anak yang mengalami gangguan motorik dapat
digolongkan ke dalam tiga katagori yaitu; 1) Spina bifina, 2) Cerebal palcy 3)
developmental coordination disorder.9,10

3.2.2 Etiologi

Penyebab gangguan koordinasi motorik tidak diketahui, tetapi hipotesis


adalah termasuk penyebab organik dan perkembangan.Faktor resikonya adalah
prematuritas, hipoksia, malnutrisi perinatal, dan berat badan lahir rendah. Kelainan

18
neurokimiawi dan lesi lobus parietalis juga telah diajukan berperan dalam defisit
koordinasi .11

Gangguan koordinasi motorik dan gangguan komunikasi memiliki hubungan


yang kuat, walaupun agen penyebab spesifik tidak diketahui untuk keduanya.Masalah
koordinasi juga lebih sering dibandingkan biasanya pada anak-anak dengan perilaku
impulsif dan berbagai gangguan belajar. Gangguan koordinasi motorik kemungkinan
memiliki penyebab yang multifaktoral .11

Penyebab keterlambatan perkembangan umum antara lain gangguan genetik


atau kromosom seperti sindrom Down; gangguan atau infeksi susunan saraf seperti
palsi serebral atau CP, spina bifida, sindrom Rubella; riwayat bayi risiko tinggi
seperti bayi prematur atau kurang bulan, bayi berat lahir rendah, bayi yang
mengalami sakit berat pada awal kehidupan sehingga memerlukan perawatan intensif
dan lainnya.12

Selain motorik delay dikenal juga istilah Global Developmental Delay


(GDD)didefinisikan sebagai keterlambatan dalam dua bidang atau lebih
perkembangan motor kasar/motor halus, bicara/berbahasa, kognisi, personal/sosial
dan aktifitas sehari-hari. Istilah GDD dipakai pada anak berumur kurang dari 5 tahun,
sedangkan pada anak berumur lebih dari 5 tahun saat tes IQ sudah dapat dilakukan
dengan hasil yang akurat maka istilah yang dipergunakan adalah retardasi
mental.1,6Anak dengan GDD tidak selalu menderita retardasi mental sebab berbagai
kondisi dapat menyebabkan seorang anak mengalami GDD seperti penyakit
neuromuskular, palsi serebral, deprivasi psikososial meskipun aspek kognitif
berfungsi baik.6,7

3.2.3 Gejala dan tanda Klinis

Gambaran klinis dari masalah koordinasi motorik dinilai dari sudut pandang
perkembangan, yaitu dengan mempertimbangkan kemampuan fisik normal pada usia
yang berbeda. Evaluasi perkembangan meliputi pertimbangan variasi individu.

19
Mengevaluasi pengembangan keseluruhan anak, mempertimbangkan karakteristik
dan gaya kekuatan dan kelemahan masing-masing anak.11

Manifestasi pada bayi dengan kesulitan pada fungsi motorik mungkin muncul
hipertonikatau hipotonik.Jika bayi bereaksi keras pada setiap pendengaranringan atau
rangsangan visual dengan menjadi kaku atau denganmelengkungkan punggungnya,
ini adalah tanda hipertonus danhiperreaktivitas. Bayi muda mempertahankan tonus
fleksor dalambeberapa bulan pertama kehidupan dan hanya secara
bertahapmengembangkan pola ekstensi. Ketika orang tua melaporkan bahwabayi
mereka kuat (yaitu, otot-otot keras dan tegang muncul), jikarefleks primitif (misalnya,
Moro, plantar, atau refleks rooting) bertahansetelah 6 atau 7 bulan, keprihatinan
tentang perkembangan motorik dibenarkan. Salah satu tanda tunggal mungkin tidak
signifikan, namunketekunan refleks primitif harus mendatangkan beberapa
pemeriksaanpenuh fungsi motorik secara keseluruhan.Data anekdotal menunjukkan
bahwa bayi dalam beberapa kelompokras, misalnya Afrika ,Amerika, umumnya
mencapai keterampilanmotorik kasar lebih cepat daripada anak-anak dari kelompok
raslainnya. Ketika bayi kecil muncul hampir siap untuk berjalan pada usiabeberapa
bulan, ini adalah tanda untuk perhatian. Bayi yang bergeraksebagai seluruh unit tanpa
mengoreksi sudut kepala menuju garisvertikal saat dipegang samping mungkin
memiliki masalahperkembangan motorik.

Bayi dengan tantangan bermotor sering tertunda dalam mencapai


perkembangannya seperti kemampuan untuk berguling, duduk dengan bantuan,dan
duduk tanpa bantuan. Bayi dengan masalah motor mungkin tidakmampu
mempertahankan berat badan mereka setelah 6 bulan biladidukung di bawah lengan
mereka.

Pada sekitar usia 4 bulan, bayi dapat mulai mengantisipasi pergerakanbenda-


benda, menunjukkan perkembangan visuomotor awal. Padasekitar usia 6 bulan,
mereka biasanya dapat menentang ibu jari dalamgerakan menggenggam.Pada usia 9
bulan, sambil duduk dengan sendirinya, bayi harus bisamengoreksi diri postur saat

20
miring ke 1 sisi atau sisi lainnya, bukanhanya menjadi terbalik.Jika bayi tidak dapat
duduk dengan bantuan atau dirinya sendiri pada usia 9bulan, kekurangan ini harus
diperhatian oleh pemeriksaan dokterdengan rinci dan cepat.

Bayi yang berdiri dan yang selalu menunjuk ke bawah dengan jari-jarikaki
mereka juga mungkin menandakan hipertonus pada tungkaibawah (atau hipertonus
umum) dan sensitivitas tinggi untukmenyentuh di permukaan plantar kaki. Bayi ini
kemudian dapatberjalan berjinjit.

3.2.4 Deteksi Dini


Deteksi dini merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara komprehensif
untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal
faktor resiko pada anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan
tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi,
penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa
proses tumbuh kembang. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal
pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan.1,3
Secara umum, keterlambatan perkembangan umum pada anak dapat dilihat
dari beberapa tanda bahaya (red flags) perkembangan anak sederhana seperti yang
tercantum di bawah 7, 12:
a. Tanda bahaya perkembangan motor kasar
1. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh
bagian kiri dan kanan. Pada pasien ini didapatkan gerakan yang lebih dominan
pada sisi tubuh sebelah kiri.
2. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari
usia 6 bulan. Pada pasien ini tidak didapatkan adanya tanda bahaya ini.
3. Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot. Pada pasien ini didapatkan
hipotoni tonus otot yang didapatkan pada extremitas bawah dan sisi kiki
extremitas kanan.
4. Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh. Pada pasien ini tidak
didapatkan adanya tanda bahaya ini.

21
5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol. Gerakan yang tidak terkontrol
didapatkan pada gerakan mulut yang menjulurkan lidah secara berulang dan
tidak berhenti sampai pasien tertidur.
b. Tanda bahaya gangguan motor halus
1. Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan. Pada pasien ini didapatkan
adanya tanda bahaya ini.
2. Adanya dominasi satu tangan (handedness) pada pasien ini lebih dominan
pada tangan sebelah kiri
3. Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih sangat
dominan setelah usia 14 bulan. Pada pasien ini tidak didapatkan adanya tanda
bahaya ini.
4. Perhatian penglihatan yang inkonsisten. Pada pasien ini didapatkan adanya
tanda bahaya ini.
c. Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)
1. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan
terhadap suatu benda pada usia 20 bulan.
2. Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan.
3. Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan
d. Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)
1. Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi,
misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons. Pada pasien ini terdapat
adanya tanda bahaya ini.
2. Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan
dengan orang lain pada usia 20 bulan.
3. Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan.
e. Tanda bahaya gangguan sosio-emosional
1. 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain. Pada pasien ini
terdapat adanya tanda bahaya ini.
2. 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
3. 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya

22
4. 15 bulan: belum ada kata
5. 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura
6. 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti
7. Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi /
interaksi
f. Tanda bahaya gangguan kognitif
1. 2 bulan: kurangnya fixation
2. 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
3. 6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara. Pada pasien ini terdapat
adanya tanda bahaya ini.
4. 9 bulan: belum babbling seperti mama, baba
5. 24 bulan: belum ada kata berarti
6. 36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata

3.2.5 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Kuesioner ini diterjemahkan dan dimodifikasi dari Denver Prescreening


Developmental Questionnaire(PDQ) oleh tim Depkes RI yang terdiri dari
beberapadokter spesialis anak, psikiater anak, neurolog, THT,mata dan lain-lain pada
tahun 1986.Kuesioner iniuntuk skrining pendahuluan bayi umur 3 bulan sampai anak
umur 6 tahun yang dilakukan oleh orangtua.Setiap umur tertentu ada 10 pertanyaan
tentang kemampuan perkembangan anak, yang harus diisi (atau dijawab) oleh
orangtua dengan ya atau tidak, sehingga hanya membutuhkan waktu 10-15 menit.Jika
jawaban ya sebanyak 6 atau kurang maka anak dicurigai ada gangguan perkembangan
dan perlu dirujuk, atau dilakukan skrining dengan Denver II.Jika jawaban ya
sebanyak 7-8, perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian. Jika jawaban ya 9-10, anak
dianggap tidak ada gangguan, tetapi pada umur berikutnya sebaiknya dilakukan
KPSP lagi.1,9

Untuk memperluas jangkauan skrining perkembangan Frankenburg dkk,.


(1990) menganjurkan agar lebih banyak menggunakan PDQ, karena mudah, cepat,

23
murah dan dapat dikerjakan sendiri oleh orangtua atau dibacakan oleh orang lain
(misalnya paramedis atau kader kesehatan).10 Jika dengan PDQ dicurigai ada
gangguan perkembangan, anak tersebut dirujuk untuk dilakukan skrining dengan
Denver II yang lebih rumit, lama dan harus dilakukan oleh tenaga terlatih.11
Kuesioner ini sampai sekarang masih dianjurkan oleh Depkes untuk digunakan di
tingkat pelayanan kesehatan primer (dokter keluarga,Puskesmas) sering disebut
sebagai buku hijau berjudul Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita
Depkes RI 1994 yang telah diuji coba di beberapa propinsi, tetapi tampaknya jarang
dimanfaatkan. Bahkan beberapa dokter Puskemas tidak tahu adanya buku tersebut,
atau tidak tahu cara penggunaannya karena tidak pernah diajarkan.12,13

3.2.6 Penatalaksanaan
Secara khusus seorang dokter akan mencoba untuk memastikanmasalah yang
dialami seorang anak dalam kebiasaannya secara keseluruhan dan kemudian
merencanakan intervensi untuk mengembangkan fungsi adaptif secara optimal atau
kemahiran dari keterampilan yang terbelakang atau perbaikan dari kesulitan
berkoordinasi.4

Terapi gangguan koordinasi motorik termasuk latihan motorikperseptual,


teknik latihan neurofisiologis untuk disfungsi motorik, dan pendidikan fisik yang
termodifikasi.Teknik Montessori mungkin berguna bagi banyak anak prasekolah,
karena menekankan perkembangan keterampilan motorik.Tidak ada latihan atau
metode latihan tunggal yang tampaknya lebih menguntungkan atau efektif
dibandingkan yang lainnya.Masalah perilaku atau emosional sekunder dan gangguan
komunikasi yang terjadi bersamaan harus ditangani dengan metoda terapi yang
sesuai.6,13

3.2.7 Prognosis
Jika tidak ditangani, anak-anak dengan gangguan koordinasi motorik
cenderung memiliki gejala yang bertahan pada masa remaja hingga masa dewasa.4

24
Pada kasus berat yang tetap tidak terobati, pasien mungkin memilikisejumlah
komplikasi sekunder, seperti kegagalan berulang pada pekerjaan akademik dan
nonakademik di sekolah, masalah berulang dalam berusaha bergabung dengan
kelompok teman sebaya, dan ketidakmampuan bermain dan berolahraga.Masalah
tersebut dapat menyebabkan harga diri yang rendah, kesedihan, menarik diri, dan
pada beberapa kasus meningkatnya masalah perilaku yang parah sebagai reaksi
terhadap frustasi yang ditimbulkan oleh gangguan.Semua tingkat fungsi adaptif dapat
diharapkan pada anak-anak. Ciri penyerta yang sering adalah keterlambatan kejadian
nonmotorik, gangguan bahasa ekspresif, dan gangguan bahasa reseptif/ekspresif
campuran.14

25

Anda mungkin juga menyukai