Anda di halaman 1dari 5

Laporan Akhir Praktikum

Hari /tanggal percobaan : Kamis, 1 November 2012

Judul percobaan : Penetapan Kalorimeter dan Huktm Hess

Tujuan : - Menentukan tetapan kalorimeter sebagai dasar percobaan yang


lain
- Mengetahui sifat- sifat kalorimeter

Teori dasar
Banyaknya kalor yang dihasilkan dalam suatu reaksi kimia dapat diukur dengan menggunakan
kalorimeter. Kalor dapat diukur dengan menggunakan jalan jumlah total kalor yang disetiap
lingkungan kalor yang diserap air merupakan hasil dari perkalian antara massa, kalor jenis dan
kenaikkan suhu, sedangkan kalor yang diserap komponen lingkungan lain yaitu tom, pengaduk,
termometer, dan lain sebagainya. Merupakan hasil kali jumlah kapasitas kalor komponen-komponen
ini dengan suhu. Dari sini dapat diketahui bahwa penjumlahan kalor dapat diterapkan melalui
hukum Hess (Attkins, 1999).

Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik untuk ekspansi Hess dalam siklus Hess. Hukum
ini digunakan untuk memprediksi perubahan entalpi dari hukum kekekalan energi (dinyatakan
sebagai fungsi dari keadaan H).

Hukum Hess menyatakan bahwa besarnya entalpi dari suatu reaksi tidak ditentukan oleh jalan atau
tahap reaksi, tetapi hanya ditentukan oleh jalan atau tahap reaksi, tetapi hanya ditentukan oleh
keadaan awal dan keadaan akhir suatu reaksi. Setelah itu hukum Hess juga menyatakan bahwa
entalpi suatu reaksi merupakan jumlah total dari penjumlahan kalor reaksi tiap satu mol dari masing-
masing tahap atau orde reaksi. Sehingga besarnya H dapat ditentukan hanya dengan mengetahui
kalor reaksinya saja. Dasar dari hukum Hess ini adalah entalpi atau energi internal artinya bersaran
yang tidak tergantung pada jalannya reaksi. Suatu reaksi kadang-kadang tidak hanya berlangsung
melalui satu jalur akan tetapi bisa juga melalui jalur lain dengan hasil yang diperoleh adalah sama.

Alat dan Bahan :

Alat : Bahan:
1.Kalorimeter 1.NaOH padat
2.Gelas ukur 2.HCl
3.Pengaduk 3.Aquadest
4.Termometer
5.Pemanas listrik
6.Botol timbang
7.stopwatch
Prosedur percobaan :
1. Ukuran 50 mL air dengan gelas ukur, dan masukan dalam kalorimeter. Catat suhu dalam
kalorimeter setiap 30 detik hingga menit ke-4.
2. Tepat menit ke-4 masukan air panas.
3. Catat suhu air dalam kalorimeter setiap 30 detik dengan tidak lupa mengaduknya
4. Buat kurva hubungan tersebut antara waktu dengan suhu untuk mendapatkan suhu
maksimum yang tepat.
5. Timbang 2 gram NaOH padat dalam botol timbang yang dapat ditutup rapat. Hal ini perlu
untuk mendapatkan NaOH yang bersifat Hydroskopis.
6. Ukur 25 mL air suling dengan gelas ukur, masukkan dalam kalorimeter. Catat suhunya sambil
diaduk.
7. Masukan NaOH padat tadi kedalam kalorimeter sedikit demi sedikit sampai diaduk higga
larut. Catat suhu maksimum.
8. Ukur 25 mL HCl ,catat suhu dan masukkan ke dalam kalorimeter.
9. Ukur 25 mL air suling dengan gelas ukur , masukkan ke dalam kalorimeter dan catat
suhunya.
10. Siapkan 25 mL HCl ukur suhunya dan masukkan ke dalam kalorimeter, catat suhu
maksimum.
11. Masukkan 2 gram NaOH dalam kalorimeter sedikit demi sedikit sampai larut dan catat suhu
maksimumnya.

Hasil Percobaan
Tabel Pengamatan

Waktu H2O (0C) H2O + H2O (600C)


0 28 35
30 28 36
1 28 35
1.30 28 34
2 28 34
2.30 28 34
3 28 34
3.30 28 34
4 29 34

Reaksi 1
Waktu 5 menit H2O (0C) 10 menit + NaOH (0C) 15 menit + HCl (0C)
T awal 28 29 58
T akhir 29 64 65

Reaksi 2
Waktu 5 menit H2O (0C) 10 menit + HCl (0C) 15 menit + NaOH (0C)
T awal 28 29 30
T akhir 28 29,5 39

Jawaban Pertanyaan dan Tugas

1. Energi yang diserap air dingin dan air panas berbeda di karenakan adanya pengaruh
dari keadaan suatu sistem yang ditentukan oleh jumlah mol, suhu dan tekanan. Bila
air panas dan air dingin memiliki T awal yang berbeda , terjadi pada keadaan
setimbang maka energi yang diserap beda pula.

2. Rumus menghitung kapasitas pada kalorimeter:


C=Mxc
Dimana:
C = kapasitas kalor (J/0C)
M = massa zat ( gram)
c = kalor jenis (J/gr0C)

3. Hukum Hess adalah perubahan entalpi suatu reaksi hanya bergantung pada keadaan
awal (zat- zat pereaksi) dan keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan
tidak bergantung bagaimana jalannya reaksi.

4. Aplikasi untuk hukum Hess pada percobaan ini yaitu dengan cara yang berbeda
untuk mendapatkan produk yang diinginkan diketahui reaksi entalpi akhir akan
sama.
5. Q air panas = MC
= 25 gr x 4,2 J/g0C x (34,4-28)0C
=672 J
6. Q air dingin = MC
= 25 gr x 4,2 J/g0C x (34,4-60)0C
=-2688 J
7. Q lepas = Q terima
Q air panas = Q air dingin + Q kalorimeter
Q kal = -2688 J - 672 J
= -3360 J
8. Q kal = C .
C=
=( )
=-535 J/0C
9. Diket : Massa = 100 gr
0
C
Q = MC
=100 gr x 4,2 J/g0C x 10C
=420 J
10. Jumlah mol HCl
2M= = 50 mmol = 0,05 mol

Jumlah mol NaOH


N= = = 0,05 mol

Massa larutan
2 mL = 25 gr H2O
2 gr NaOH 2 gr NaOH

M H2O = x V
= 1 x 25mL
= 25 gr

M HCl = x V
=1,16 gr/mL x 25 ml
= 29 gr

M larutan= 54 +2= 56 gr

Percobaan :
Q larutan 1 = MC
= 56 gr x 4,2 J/gr0C ( 64-28)0C
= 8467,2 J
= 8,4672 kJ

Q reaksi = - q larutan
= -8,4672 kJ

Q larutan 2= MC
= 56 gr x 4,2 kJ/g0C (39-29,5)0C
= 2234,4 J
=2,2344 kJ

reaksi (1) untuk 0,05 mol = -8,4672 kJ = 8,5 kJ


reaksi (1) untuk 1 mol = -8,4672 kJ/0,05 mol = -169 kJ /mol

reaksi (2) untuk 0,05 mol = 2,2344 kJ


reaksi (2) untuk 1 mol = 2,2344kJ / 0,05 mol = 44,68 kJ/mol

11. NaOH + HCl NaCl + H2O 1= 169 kJ/mol


HCl + NaOH NaCl + H2O 2 = 44,68 kJ/mol +
NaOH + HCl NaCl + H2O 3 = 213,68 kJ/mol
NaOH + HCl ( keadaan)

0 = 169 kJ/mol

= 213,68kJ

HCl + NaOH

= 44,68 kJ/mol
NaCl

Pembahasan
Pada percobaan ini hukum Hess tidak terbukti karena hasil yang didapatkan berbeda
yaitu 169 kJ/mol pada arah satu dan 44,68 kJ/mol pada arah kedua. Karena entalpi arah
pertama tidak sama dengan entalpi arah kedua. Ini menunjukkan bahwa percobaan
yang dilakukan menyimpang dari hukum Hess. Karena kemungkinan ada kesalahan
prosedur yang dilakukan oleh praktikan.

Kesimpulan
Dari percobaan tentang hukum Hess dapat disimpulkan bahwa:

- Q untuk H1 = 8,4672 kJ
Q untuk H2 = 2,2344 kJ
- Prinsip dari percobaan hukum Hess ini adalah pengukuran perubahan entalpi
dengan menggunakan alat pengukur kalor yaitu kalorimeter

- Fungsi pengadukan pada reagen adalah untuk menaikkan suhu dari reagen-
reagen tersebut, karena dengan adanya pengadukan (gesekan) dapat menaikkan
suhu.

DAFTAR PUSTAKA

Attkins, P. W. 1999. Kimia Fisik Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Fraington, dkk. 1987. Kimia Fisik. Jakarta: Erlangga

Moore, John. T. 2003. Kimia For Dummies. Indonesia: Pakar Jaya

Anda mungkin juga menyukai