Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam
bentuk dari persediaan dan persediaan berhubungan dengan stok dari apapun yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis. Meskipun persediaan mewakili sebagian besar
dari investasi bisnis yang harus dikelolah dengan baik untuk memaksimalkan
keuntungan. Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan karena biasanya
mempunyai nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar
kecilnya biaya operasi perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah
satu kegiatan penting untuk mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
Persediaan berhubungan dengan bermacam-macam: mencari perimbangan antara
jumlah stock yang benar tetapi tidak terlalu banyak, meningkatkan turnover
persediaan tampa mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga stok terendah tetapi tidak
membahayakan kinerja, memelihara bermacam-macam stok yang sangat luas tetapi
tidak menghabiskan dengan cepat sehingga menipis, mempunyai persedian yang
mencukupi tampa item-item yang usang atau tidak terpakai, selalu mempunyai stock
yang diinginkan tetapi tidak item yang lambat, Ketika persediaan tidak dikelolah
dengan benar dan menjadi tidak dipercaya, tidak efisien dan mahal, tidak hanya item
yang disimpan, pajak asuransi dan juga biaya yang ada dalam inventori.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan persediaan?
2. Apa fungsi dari manajemen persediaan ?
3. Apa saja yang merupakan unsur-unsur biaya dalam persediaan ?
4. Bagaimana menentukan kuantitas pemesanan yang optimal ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan persediaan?
2. Untuk mengetahui fungsi dari manajemen persediaan ?
3. Untuk mengetahui unsur-unsur biaya dalam persediaan ?
4. Untuk mengetahui menentukan kuantitas pemesanan yang optimal ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persediaan

1
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau
perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau
mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses,
barang jadi ataupun suku cadang.
B. Tujuan Manajemen Persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi
persediaan dengan pelayanan pelanggan. Menurut Freddy Rangkuti (2002:2) adalah
sebagai berikut:
Karena dibutuhkannya waktu menyelesaikan operasi dan untuk memindahkan
produk dari suatu tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses
dan pemindahan.
Untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat jadwal operasinya
secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.
Menurut Dr. Zulian Yamit, Msi (2003:6), ada empat faktor yang dijadikan fungsi
dari persediaan, yaitu:
Faktor waktu, menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum
barang jadi sampai kepada konsumen.
Faktor ketidakpastian waktu datang dari supplier, menyebabkan perusahaan
memerlukan persediaan agar tidak menghambat proses produksi maupun
keterlambatan pengiriman kepada konsumen.
Faktor ketidakpastian penggunaan dari dalam perusahaan, disebabkan oleh
kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan
operasi, bahan cacat dan berbagai aspek lainnya.
Faktor ekonomis, adalah adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan
alternatif biaya rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan
menentukan jumlah yang paling ekonomis

Sedangkan Freddy Rangkuti (2004:15), menyebutkan bahwa fungsi-fungsi


persediaan adalah sebagai berikut:
Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan
bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam kuantitas dan waktu pengiriman.
Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan
penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi

2
lebih murah, dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan
pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya yang timbul
karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan lain
sebagainya).
Fungsi Antisipasi. Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang
dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data
masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat
mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories). Di samping itu,
perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jika waktu pengiriman dan
permintaan barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan
memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety
stock).

Manajer operasi membuat sistem-sistem untuk mengelola persediaan.ada dua


unsur dari sistem tersebut yaitu (1) bagaimana barang barang persediaan dapat
diklasifikasikan (analisis ABC) dan (2) seberapa akurat catatan persediaan dapat dijaga.
Kemudian kita akan mengamati control persediaan dalam sektor pelayanan
Analisis ABC
Analisis ABC membagi persediaan yang ada menjadi tiga klasifikasi dengan basis
volume dolar tahunan. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip
pareto. Prinsip pareto menyatakan terdapat sedikit hal yang kritis dan banyak yang
sepele. Gagasannya adalah untuk membuat kebijakan kebijakan persediaan yang
memfokuskan persediaan pada bagian-bagian persediaan kritis yang sedikit dan
tidak pada banyak yang sepele. Untuk menentukan volume dolar tahunan dari
analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap barang persediaan
dikalikan biaya perunitnya.
- Akurasi Catatan
Akurasi catatan sangat penting bagi manajemen untuk mengetahui persediaan yang
tersedia. Akurasi catatan adalah sebuah unsur kritis dalam sistem produksi dan
persediaan. Akurasi catatan membuat manajemen fokus pada barang-barang yang
diperlukan daripada menetapkan untuk yakin bahwa beberapa dari semuanya
berada dalam persediaan. Ketika sebuah organisasi dapat menentukan secara akurat
apa yang dimilikinya sekarang, organisasi tersebut dapat mengambil keputusan
yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman. Sama halnya
dengan penyimpanan catatan masuk dan keluar, keamanan ruang penyimpanan

3
harus baik untuk dapat menjamin akurasi. Sebuah ruang penyimpanan yang tertata
dengan baikakan memiliki akses yang terbatas, house keeping yang baik, dan area
penyimpanan yang menyimpan persediaan dalam jumlah yang tetap. Wadah-
wadah, rak-rak, dan bagian-bagianakan diberi label secara akurat.

C. Unsur-unsur Biaya Persediaan


1. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan (ordering cost, procurement costs) adalah biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari
penempatan pemesanan sampai tersedianya barang di gudang. Biaya pemesanan
ini meliputi semua biaya administrasi dan penempatan order, biaya pemilihan
vendor/pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan
pemeriksaan barang.

TOC = Keterangan :

2. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan (carrying costs, holding costs) adalah biaya yang dikeluarkan
berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Yang termasuk biaya ini, antara
lain biaya sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji pelaksana
pergudangan, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, biaya
asuransi ataupun biaya kerusakan, kehilangan atau penyusutan barang selama
penyimpanan.
Rumus total carrying costs, holding costs :
TCC = C.P.A
Rumus menghitung persediaan rata-rata:

A=

Keterangan :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
N = Frekuensi pemesanan
C = Biaya penyimpanan
P = Harga beli per unit
3. Biaya Kekurangan Persediaan
Biaya kekurangan persediaan (shortage costs, stockout costs) adalah biaya yang
timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan.Biaya

4
kekurangan persediaanini pada dasarnya bukan biaya nyata (riil), melainkan
berupa biaya kehilangan kesempatan. Dalam perusahaan manufaktur, biaya ini
merupakan biaya kesempatan yang timbul misalnya karena terhentinya proses
produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang diproses, yang antara lain
meliputi biaya kehilangan waktu produksi bagi mesin dan karyawan.Biaya
kekurangan persediaan sulit untuk diukur dan sering hanya diperkirakan besarnya
secara subyektif.

D. Penentuan Kuantitas Pemesanan Optimal


Untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan, telah dikembangkan
beberapa model dalam manajemen persediaan :
1. Model Persediaan Kuantitas Pesanan Ekonomis
Kuantitas pesanan ekonomis (economics order quantity/EOQ) merupakan salah
satu model klasik, diperkenalkan oleh FW Harris pada tahun 1914, tetapi paling
banyak dikenal dalam teknik pengendalian persediaan.EOQ banyak dipergunakan
sampai saat ini karena mudah dalam penggunaannya, meskipun dalam
penerapannya harus memperhatikan asumsi yang dipakai.
Model EOQ adalah Suatu rumusan untuk menentukan kuantitas pesanan yang
akan meminimumkan biaya persediaan. Dua dasar keputusan dalam model EOQ :
- Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat bahaan tersebut
perlu dibeli kembali.
- Kapan perlu dilakukan pembelian kembali.
Rumus:

EOQ =

Keterangan:
P = harga beli per unit
S = Penjualan Tahunan
F = Biaya Tetap
C = Biaya Penyimpanan
2. Titik-titik Pemesanan Ulang (Re-order Point)
Waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan, disebut waktu tunggu
atau waktu pengantaran, bisa selama beberapa jam atau beberapa bulan.Jadi
keputusan kapan harus memesan biasanya dinyatakan dengan sebuah titik
pemesanan ulang (reoder point-ROP), yaitutingkat persediaan dimana ketika
persediaan telah mencapai tingkat tersebut, pemesanan harus dilakukan.
ROP = (Permintaan per hari) x (Waktu tunggu untuk pesanan baru dalam hari)
3. Persediaan Pengaman (safety Stock)

5
Persediaan tambahan yang dimiliki untuk berjaga-jaga terhadap perubahan tingkat
penjualan atau kelambatan produksi pengiriman
Maka
Persediaan awal = EOQ + Safety stock
Persediaan rata rata = ( EOQ / 2 ) + safety stock

CONTOH KASUS
Perusahaan A penjualan 2,6 juta kg terigu, biaya pemesanan $ 5000, biaya
penyimpanan 2 % dari harga beli dan harga beli $ 5 /kg.
Persediaan pengaman 50.000 kg dan waktu pengiriman 2 minggu dan setiap
pemesanan terigu harus dengan kelipatan 2000 kg

EOQ =

= 509902 Kg
= 510.000 Kg
Pemesanan Ulang :
Penggunaan per minggu
= ( 2.600.000 / 52 ) = 50.000 Kg
Titik pemesan ulang
= Waktu pengiriman + safety stock
= (2 minggu x 50.000) + 50.000
= 100.000 + 50.000
= 150.000 Kg
Pemesanan dalam satu tahun
= ( 2.600.000 / 510.000 )
= 5,098 kali atau 72 hari
= 10 minggu
Tingkat Pemakaian per hari
= ( 2.600.000 / 365 )
= 7.123, 287 Kg atau 7.124 Kg
Biaya Penyimpanan
TCC = C. P. A atau TCC = C.P. (Q/2)
TCC = (0,02) x ( $ 5) x (510.000 / 2)
= 0,1 x 255.000
= $ 25.500
Biaya Pemesanan

TOC = F. ( S / Q )

TOC = $ 5000 x ( 2.600.000 / 510.000 )

6
= $ 5000 x (5,098)

= $ 25.490,20

Biaya Safety Stock = C. P . (safety stock)

= (0,02) x ( $ 5 ) x ( 50.000 )

= 0,1 x ( 50.000 )

= $ 5.000

Total Biaya Persediaan = Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan + Biaya safety stock

= $ 25.500 + $ 25.490,20 + $ 5.000

= $ 55.990, 20

BAB III
PENUTUP

7
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu.
2. Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi
persediaandengan pelayanan pelanggan.
3. Biaya-biaya dalam manajemen persediaan adalah biaya pemesanan, biaya
penyimpanan dan biaya kekurangan persediaan.
4. Menentuan kuantitas pemesanan optimal digunakan model persediaan kuantitas
pesanan ekonomis, titik-titik pemesanan ulang, dan persediaan pengaman.

B. Saran

Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada mahasiswa
agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam mengenai topik dalam
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://feb.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/Makalah-M.-Persediaan-
Makhmud-Zulkifli.pdf
http://resthoe.blogspot.co.id/2013/03/maksud-fungsi-dan-tujuan-persediaan.html

Anda mungkin juga menyukai