IMUNISASI
IMUNISASI
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian vaksinasi
Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melaui suntikan (misal : vaksin BCG, DPT, dan campak) dan
melalui mulut (misal : vaksin polio).
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas)
pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Depkes, 2000).
Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibody-antiboy, yang dalam bidang ilmu
imunologi merupakan kuman atau racun (toxin yang disebut antigen).
Imunisasi aktif
Imunisasi aktif merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan antigen
ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang akan membuat antibody yang akan
bertahan bertahun-tahun lamanya. Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan lama daripada
imunisasi pasif.
Ada dua jenis kekebalan aktif, yaitu :
Kekebalan Aktif Didapat
kekebalan yang didapat alami, bila seseorang menderita penyakit, apabila sembuh ia
aan kebal terhadap penyakit tersebut. Paparan penyakit trhadap system kekebalan
(sel limfosit) tersebut akan beredar dalam darah dan apabila suatu ketika terpapar
lagi pada antigan yang sama, sel limfosit akan memproduksi antibody untuk
mengembalikan kekuatan imunitas terhadap penyakit tersebut.
Kekebalan Aktif Dibuat
Kekebalan yang sengaja dibuat yang dikenal dengan imunisasi dasar dan ulangan
(booster) yang berupa pemberian vaksin.
Di dalam imunisasai aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinasinya,
yang dijelaskan sebagai berikut :
Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba
guna terjadinya semacam infeksi buatan berupa polisakarida , toksoid, virus yang
dilemahkan atau bakeri yang dimatikan.
Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.
Preservative, stabilizer, dan antibiotic yang berguna untuk mencegah tumbuhnya
mikroba sekaligus untuk stabilitas antigen.
Adjuvans yang terdiri dari garam alumuniun yang berfungsi untuk meningkatkan
imunogenitas antigen.
Imunisasi pasif
Disini tibuh tidak bisa membuat sendiri zat anti akan tetapi tubuh mendapatkan dari luar
dengan cara penyuntikkan bahan atau serum yang mengandung zat anti. Atau anak
tersebut mendapatkan dari ibu pada saat dalam kandungan.
1. Menurut terbentuknya
Pasif alami, yaitu terjadi pada neonatus sampai dengan usia enam bulan, yang
didapat dari ibu berupa antibody melaui vaskularisasi pada plasenta, missal
difteri, tetanus, dan campak.
Pasif didapat, yaitu kekebalan yang didapat dari luar misalnya gamma globulin
murni dari darah yang menderita penyakit tertentu.
2. Menurut lokalisasi dalam tubuh
Humoral
Imunitas humoral terdapat pada immunoglobulin (Ig) yaitu Ig A, G, dan M.
Seluler
Imunitas seluler terdiri dari fagositosis oleh sel-sel system retikuloendotelial.
Imunitas ini berhubungan dengan kemampuan sel tubuh untuk menolak benda
asing dan dapat ditujukkan denagn alergi kulit terhadap benda asing.
A. Sasaran Imunisasi
Penyimpanannya
Dalam lemari es pada suhu 2 0 8 0C
Kadaluarsa
2 tahun setelah tanggal pengeluaran yang dapat dilihat pada tabel.
Dosis
0,5 IU untuk tiap suntikan dan diberikann 3 kali suntikan dengan interval
minimum 4 minggu.
Cera pemberian
Intra muskular (IM) dari bagian luar
Kemasan
Flacon 5 mL, dosis efektif perflakon : 8 dosis
Kontra Indikasi
a. Anak diatas umur 7 tahun
b. Panas tinggi 37 0 38 0C
c. Riwayat berat pada pemberian DPT dosis sebelumnya seperti syok, kejang,
penurunan kesadaran, gejala neorologis lain.
d. Untuk dosis selanjutnya kasus ini diberikan vaksinasi DPT
Reaksi Samping Imunisasi
Yang mungkin disebabkan oleh komponen pertusis berupa:
a. Demam > 39 0, ratio : 1/25 1/16
b. Bengkak lokal, ratio : 1 1/25
c. Abses steril, ratio 1/187.000 1/1000
4. Manfaat Imunisasi
a. Untuk anak
Mencegah penderita yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau
kematian.
b. Untuk keluarga
Mengurangi biaya pengobatan si anak sakit
c. Untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
menunjukkan pembangunan negara.
5. Efek Samping Vaksin DPT
Kebanyakan bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan suntikan DPT tetapi
panas ini akan sembuh sendiri dalam 1 2 hari. Sebagian bayi merasa nyeri, sakit,
merah atau bengkak didaerah atau tempat suntikan. Keadaan ini tidak akan berbahaya
dan cukup diberikan paracetamol/obat penenang panas.
a. Panas
Jika panas yang timbul sesudah DPT, bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT,
mungkin ada infeksi yang perlu diteliti lebih lanjut. Berikan 1 tablet anti pluretik
kepada ibunya dan kekebalan bahwa bila akan panas tinggi (lebih dari 39 0C)
maka anak perlu diberi tablet, dengan cara daerah suntikan dikompres dengan
air hangat.
b. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri sakit, kemerahan, bengkak ditempat suntikan. Bila
hal tersebut setelah suntikan berarti ini disebabkan oleh suntikan DPT.
c. Peradangan
Bila pembengkakan sakit terjadi seminggu atau lebih sesudah imunisasi, maka hal
ini mungkin sebagai akibat dari
Jarum suntik tidak steril
- Jarum tersentuh tangan
- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril.
- Sterilisasi kurang lama
- Lain-lain kontaminasi/pencemaran oleh kuman
d. Kejang-kejang
Reaksi disebabkan oleh komponen P dari vaksin DPT, karena cukup berat maka
anak yang pernah mendapat reaksi ini (misal: kejang) tidak boleh diberi vaksin
DPT lagi dan sebagai gantinya diberi DT saja, dosis DT sama dengan DPT yaitu
0,5 cc setiap kali pemberian, jangan diberi DPT pada anak yang berumur lebih
dari 5 tahun komponennya dapat mengakibatkan syok.
Pengkajian praimunisasi
1. Tulis biodata klien secara lengkap.
2. Pengkajian secara umum mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
3. Riwayat penyakit yang oernah diderita
4. Riwayat imunisasi yang pernah didapatkan o/ anak
5. Riwayat prenatal
6. Riwayat kejang
7. Riwayat penyakit keluarga ( Disfungsi imunologi,HIV/ AIDS, Kanker )
8. Riwayat obat- obatan
9. Riwayat alergi terhadap obat tertentu.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN IMUNISASI DPT
I. Pengkajian
Tanggal : Jam :
No. Reg :
Tempat:
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Bayi : Untuk mengetahui usia bayi
Tgl Lahir : Untuk mengetahui bayi
Umur : Sebagai parameter untuk mengetahui usia dalam
pemberian imunisasi DPT3 ( )
Nama orang tua, umur, agama, penddikan, pekerjaan, alamat, untuk
mengetahui identitas orang tua si bayi dan mempermudah dalam kunjungan
rumah.
2. Keluhan Utama
Ibu menginginkan anaknya mendapatkan imunisasi DPT3 dan saat ini tidak
sedang menderita sakit apapun.
3. Riwayat penyakit anak
Apakah anak pernah menderita penyakit campak, polio, batuk dan pilek.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah bayi dalam keadaan sehat atau sakit.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang berpengaruh pada bayi penyakit
menular/menahun seperti DM, Jantung, TBC, HT, Asma dan Hepatitis.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b. TTV :N normal (100 200 x /menit)
RR normal (30 60 x /menit)
S normal (36 37 0C)
BB normal (Bertambah 100 1000 gr/bln)
PB normal (Bertambah 3 5 mm/bln)
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Tidak ada kelainan
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning,
simetris
Hidung : Tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada polip
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis
Telinga : Simetris, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
bendungan venajugularis.
Dada : Simetris, tidak ada refraksi dinding dada
Abdomen : Tidak ada kelainan, perut tidak kembung
Ekstremitas : Simetris, tidak oedema, tidak ada kelainan
b. Palpasi
Dada : Tidak ada nyeri tekan
Abdomen : Perut tidak kembung, tidak ada nyeri tekan
Kulit : Turgor kulit baik
Ekstremitas : Tidak oedema
c. Asukultasi
Dada : Tidak ada bunyi ronkhi, tidak ada wheezing
Perut : Bising usus normal
d. Perkusi
Perut : Tidak kembung
VI. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan intervensi
DAFTAR PUSTAKA