PENDAHULUAN
daya manusia. Akibatnya dalam dunia bisnis yang terjadi persaingan yang global
dan semakin tajam. keberhasilan suatu organisasi bisnis diera yang sarat dengan
manajemen perusahaan.
Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai
dengan salah satu cara, yaitu menigkatkan kinerja manejerial. Akuntansi dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang mengelola masukan berupa data operasi dan
satu satuan usaha untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksankan
pengendalian.
1
Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen dalam membantu
Dalam kondisi persaingan ini, semakin sulit bagi manajer untuk membuat
oleh karena itu perusahaan harus memiliki manajemen yang baik dan tangguh
sehingga dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat
tercapai.
2
untuk menyediakan informasi bagi manajer. Keberhasilan suatu organisasi bisnis
yang sarat dengan persaingan tergantung dari kesiapan suatu perusahaan dalam
terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai
timelines adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering dilaporkan
3
10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam
pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan
selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak
terlepas dari masalah keuangan (Kasmir, 2010: 25). Dalam suatu perusahaan
kinerja karyawannya.
hasil kinerja karyawan akan diketahui seberapa jauh kemampuan karyawan dalam
suatu perusahaan dapat terus berkembang dan tidak mengalami suatu hambatan
4
yang solid dan professional, maka dilakukanlah merger seluruh Bank berbadan
kalinya didirikan pada tanggal 01 Agustus 1984 dan dari sanalah bank bukopin
perhimpunan dana dan penyaluran kredit yang fokus pada empat pilar utama yaitu
usaha kecil, menengah & koperasi (UMKMK), bisnis mikro, bisnis konsumer dan
bisnis komersial. Selain empat pilar tersebut, Bank Bukopin memiliki kegiatan
usaha treasury, perbankan Internasional dan Layanan Berbasis Fee yang terus
berkembang.
PT. Bank Bukopin, Tbk yang bergerak dalam jasa keuangan, seharusnya
persaingan yang begitu ketat, Manajemen PT. Bank Bukopin, Tbk tidak hanya
melainkan dituntut untuk menjalin hubungan baik yang dinamis, harmonis dengan
5
dan informasi system akuntansi manajemen dalam meningkatkan kinerja
Manajerial(studi kasus pada PT. Bank Bukopin Tbk Cabang Kota Padang).
Padang?
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh desentralisasi terhadap kinerja manajerial
6
1.4.1 Bagi akademisi,
isi skripsi secara ringkas yang terdiri dari beberapa bab, yaitu :
7
Bab II, Merupakan tinjauan pustaka yang digunakan dalam pembahasan
teori yang menjadi dasar pemikiran dalam membuat penelitian ini. Menjelaskan
kinerja manajerial.
Bab III, Merupakan gambaran umum PT. Bank Bukopin Tbk, Cabang
Padang yang berisikan sejarah singkat berdirinya PT. Bank Bukopin Tbk, visi dan
misi PT. Bank Bukopin Tbk, Budaya Perusahaan dan struktur organisasi PT. Bank
Bukopin Tbk, Strategi Pemasaran dan cara memasarkan serta uraian kerja dan
metode penelitian.
manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. Bukopin Tbk Cabang Padang
8
KEGIATAN Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei
1 Penulisan Proposal
2 Bimbingan
3 Seminar Proposal
4 Penelitian Lapangan
5 Skripsi
6 Ujian Kompre
1.6.2 Biaya Penelitian sebesar Rp.1.900.000,- (Satu Juta Sembilan Ratus Ribu
Rupiah),yang terdiri dari :
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Desentralisasi
2.1.1 Pengertian Desentralisasi
9
Perusahaan yang memiliki pusat pertanggung jawaban biasanya memiliki
salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan
keputusan dibuat pada jenjang manajer puncak dan manajer pada jenjang yang
berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan
10
keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan
daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan serta bantuan dari pemerintah pusat.
nasional.
Kelebihan sistem ini adalah sebagian keputusan dan kebijakan yang ada di
daerah dapat diputuskan di daerah tanpa campur tangan pemerintah pusat. Namun
kekurangan dari sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia yang berlebihan
dimana wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta
dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau pribadi. Hal ini
Rontoknya nilai-nilai otokrasi Orde Baru telah melahirkan suatu visi yang
terhadap hak-hak asasi manusia, hak politik, dan hak asasi masyarakat (civil
rights). Kita ingin membangun suatu masyarakat baru yaitu masyarakat demokrasi
yang mengakui akan kebebasan individu yang bertanggungjawab. Pada masa orde
11
baru hak-hak tersebut dirampas oleh pemerintah. Keadaan ini telah melahirkan
suatu pemerintah yang tersebut dan otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-
kepentingan segelintir elite politik. Kejadian yang terjadi berpuluh tahun telah
melahirkan suatu rasa curiga dan sikap tidak percaya kepada pemerintah. Lahirlah
gerakan separtisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Oleh karena itu, desentralisasi atau otonomi daerah merupakan salah
keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Esensi dari desentralisasi adalah
sedangkan dalam organisasi yang tersentralisasi, manajer pada jenjang yang lebih
manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
suatu organisasi.
12
Setiap organisasi mempunyai struktur yang berbeda yang memberikan dasar
menunjukkan sejauh mana manajer yang lebih tinggi mengizinkan manajer yang
pembuatan keputusan (decision making) akan diikuti pula dengan tanggung jawab
atas aktivitas yang mereka lakukan, rasa tanggung jawab yang lebih besar
otomatis akan muncul karena kebijakan yang dijalankan tersebut adalah inisiatif
perusahaan atau organisasi yang semakin kompleks, begitu pula dengan tugas dan
lebih rendah. Pendelegasian wewenag kepada manajemen yang lebih rendah maka
beban yang ditanggung manajemen yang lebih tinggi menjadi terkurangi atau
lingkungan yang tidak dapat diramalkan. Hal tersebut didukung pula oleh
tingkat desentralisasi yang tinggi merupakan sebuah bentuk yang tepat untuk
13
2.1.2 Alasan-alasan Desentralisasi
Ketika suatu organisasi tumbuh dalam ukuran dan beroperasi pada wilayah
kondisi lokal. Namun manajer yang berada pada jenjang yang lebih rendah,
sehingga manajer yang berada pada jenjang yang lebih rendah sering unggul
organisasi harus lebih penting bagi manajemen pusat daripada operasi sehari
manajemen yang lebih rendah tidak untuk jangka panjang dan bukan
14
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk
keluar dari organisasi, sakit atau meninggal dunia. Dalam hal ini
yang lebih tinggi dan memotivasi manajer lokal untuk berupaya lebih baik,
hal tersebut secara otomatis akan memunculkan inovasi dan kreativitas yang
lebih baik.
15
a. Manajemen puncak dibebaskan atau diringankan dari pemecahan berbagai
persoalan hari ke hari yang lebih banyak dan dapat lebih berkonsentrasi
lebih tinggi.
yang telah dilakukan. Hal tersebut membuat pekerjaan lebih menarik dan
dapat terlihat.
16
Desentralisasi juga memiliki beberapa kelemahan, empat kelemahan
pada tingkatan yang lebih rendah., manajer puncak biasanya memiliki lebih
informasi yang sama kepada setiap manajer yang sampai pada CEO (Chief
organisasi.
c. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang
bagian organisasi mungkin memiliki suatu gagasan yang luar biasa yang
17
akan menguntungkan bagian-bagian lain dari organisasi, tetapi tanpa
adanya arahan dari pusat, gagasan tersebut mungkin tidak dibagi bersama
a. Karakteristik manjemen
keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak saja. Suatu
wewenangnya.
18
d. Penyebaran geografis organisasi
f. Kualitas manajer
19
h. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya, seperti biaya dan resiko yang
organisasi, mungkin berbeda hal ini mungkin dikarenakan berbedanya divisi atau
pendekatan yang paling logic yang dapat digunakan organisasi adalah mengamati
seperti pengawasan dan penilaian dapat lebih mudah untuk dilakukan. Otoritas
20
2.2 Sistem Akuntansi Manajemen
2.2.1 Definisi Sistem Akuntansi Manajemen
serta merupakan alat yang cukup efektif didalam menyediakan informasi yang
yang bisa dilakukan. Salah satu produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi
sangat berguna untuk membantu para pekerja, manajer, dan eksekutif untuk
menentukan.
penilaian kinerja dari setiap komponen dalam sebuah organisasi serta merupakan
alat yang efektif dalam penyediaan informasi yang berguna dalam memprediksi
akibat yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif yang dapat dilakukan.
21
Menurut Hansen dan Mowen (2000) tujuan dari system akuntansi
terdiri dari informasi Broad Scope, Timelines, Aggregation, dan informasi yang
a. Broad Scope
22
internal perusahaan, informasi ekonomi maupun non ekonomi, estimasi
kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, informasi yang
pelaksana), sehingga dalam organisasi ini informasi broad scope tidk terlalu
manajer yang satu dengan majer yang lainnya sesuai dengan fungsi masing-
masing.
perbedaan kebutuhan, oleh sebab itu informasi broad scope diperlukan untuk
23
efektif sehingga hasilnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi
secara menyeluruh untuk arah yang lebih baik. Sebuah organisasi yang
manajerial.
b. Timelines
disampaikan dengan tepat waktu juga akan memabantu para manajer untuk
didukung oleh ketersediaan informasi yang tepat waktu. Informasi yang tepat
waktu dibutuhkan oleh para manajer agar dapat merespon setiap permasalahan
24
desentralisasi yang tinggi perlu didukung dengan informasi yang tepat waktu.
Maka dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
desentralisasi yang tinggi maka informasi yang tepat waktu akan berpengaruh
c. Aggregation
oleh hasil akhir analitikal yang didasarkan pada area fungsional (seperti :
tidak teragregasi karena tidak terorganisir atau informasi dalam bentuk mentah.
yang berkaitan dengan area atau unit yang menjadi tanggung jawab mereka.
25
Adanya informasi agregasi menyebabkan manajer akan lebih cepat
terjadinya konflik dan dapat menghindarkan para manajer dari informasi yang
informasi agregasi ini disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas tetapi
tetap mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu
berguna dalam proses pengambilan keputusan karena lebih sedikit waktu yang
manajemen.
d. Integration
antara segmen sub-unit yang satu dengan yang lainnya. Informasi integrasi ini
mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari
26
lainnya akan tercermin dalam informasi integrasi ini. Semakin banyak segmen
dalam sub-unit dalam organisasi, maka informasi yang bersifat integrasi akan
yang mungkin juga berpengaruh terhadap sub unit lainnya. Informasi integrasi
bagian satu dengan bagian yang lain. Informasi terintegrasi berperan sebagai
Manajerial
27
Pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial
organisasi dalam pengambilan keputusan yang pada akhirnya dapat untuk lebih
para manajer tersebut dapat melaksanakan hal yang lebih baik dalam
promosi, untuk penjualan, untuk pajak, kategori pelanggan dan tingkat pelanggan.
28
Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk lebih
mereka, dalam penawaran produk dan pelayanan untuk konsumen berupa harga
yang kompetitif, pelayanan dan fasilitas yang mereka punya untuk konsumen.
tingkat desentralisasi yang semakin tinggi para manajer memiliki peran yang lebih
menjadikan mereka lebih bertanggung jawab atas berjalannya unit kerja yang
tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya.
Berbagai tipe manajer dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda-
29
berbagai aktivitas pekerjaan dalam organiasai untuk mencapai tujuan dari
perusahaan. Salah satu parameter atau indikator yang sering digunakan suatu
Menurut Juniarti dan Evelin (2003) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seorang kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
dengan mengerahkan bakat dan kemampuan serta usaha beberapa orang lain yang
30
yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Untuk mengetahui kualitas dari
kinerja manajerial, dibutuhkan suatu alat untuk menilai kinerja. Penilaian kinerja
organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah
organisasi.
Menurut Juniarti dan Evelyn (2003) ada beberapa ukuran yang dapat
dua hal yang penting bagi manajer untuk menghadapi lingkungan persaingan
31
Intensitas manajer dalam mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan
manajer tersebut. Kepercayaan tersebut tidak serta merta muncul begitu saja,
tetapi muncul atas kinerja yang baik dari manajer itu sendiri. Peranan manajer
dalam mewakili perusahaan dapat menjadi salah satu indikator tingkat kinerja
manajer tersebut.
2.3.4 Tahap Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001:420) tahap penilaian kinerja terdiri dari tiga tahap,
sebelumnya.
32
Menurut Mulyadi (2001:416) manfaat penilaian kinerja yaitu:
perusahaan. Salah satu parameter atau indikator yang sering digunakan suatu
1. Perencanaan (Planning)
33
a. Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi.
jadwal kerja.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah:
34
c. Penugasan tanggung jawab dan promosi kepada setiap karyawan sesuai
mengembangkan tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan rencana dan program
yang telah ditetapkan. Perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis organisasi yang
berbeda pula.
3. Pengarahan
tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk
membuat para karyawan melakukan apa yang didinginkan dan apa yang harus
mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin
disiplin.
4. Pengawasan (Controlling)
35
Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk
penting dan harus dapat dikuasai dengan sebaik mungkin oleh para manajer.
Berikut ini akan diuraikan secara terinci apa tugas-tugas penting yang
dilaksanakan manajer:
Istilah orang lain tidak hanya mencakup para bawahan dan atasan,
36
Setiap manajer akan menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan
tertentu secara sukses. Mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik
manajer.
tidak bersetuju atau saling bertentangan. Bila hal itu terjadi dalam suatu unit
37
kerja maka dapat menurunkan semangat kerja dan produktivitas, kejadian itu
manajer.
b. Batas tanggung jawab harus teliti dan adil. Ruang lingkup tanggung jawab
seorang manajer yang akan diukur kinerjanya harus ditetapkan secara teliti,
38
adil dan diterima oleh manajer sebagai suatu pembagian tanggung jawab yang
adil.
c. Untuk mengembangkan pengendalian operasioanal, daerah
faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, baik dari dalam maupun
lainnya.
b. Faktor Situasional, yaitu faktor yang meliputi sosial dan organisasi,
pekerjaan, desain dan kondisi alat-alat kerja, penataan ruang kerja dan
lingkungan kerja.
2.4 Penelitian terdahulu
39
Tahun
1 Pratama Pengaruh Sistem Akuntansi, Bahwa variabel Sistem
Ketidakpastian lingkungan
Manado
2 Yuristisia Pengaruh sistem akuntansi Bahwa sistem akuntansi
40
4 Nazzarudin, Pengaruh Desentralisasi Dan Dengan desemtralisasi, para
sesuai tujuan.
5 Sutapa Pengaruh Sistem Akuntansi Menyimpulkan terdapat
Enviromental Unsertainty
manajerial
41
7 Mutamainah Pengaruh Ketidakpastian Tugas, Menyimpulkan bahwa
Akuntansi Manajemen,
Desentralisasi berpengaruh
BAB III
42
5. INKOVERI : Induk Koperasi Veteran Indonesia
Pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia
b. Tahun 1986,
Cabang Bandung)
Makassar)
43
c. Tahun 1987, Merger dengan Bank Umum Koporasi Kahuripan (sekarang
saham perdana kepada masyarakat. Pada tahun yang sama PT.Bank Bukopin juga
telah melakukan akuisisi saham PT. Bank Syariah Bukopin (sebelumnya PT. Bank
tanggal 01 Agustus 1984, Bank Bukopin Cabang Padang hanya memiliki 7 orang
perusahaan, Bank Bukopin Cabang Padang mulai membangun kantor yang lebih
44
Saat yang paling bersejarah bagi PT.Bank Bukopin Tbk,Cabang Padang
adalah tanggal 18 Juli 1987, dimana mulai masuknya era komputerisasi dalam
proses transaksi keuangannya dan disaat bersamaan gedung kantor yang baru
dibangun telah dapat digunakan den diresmikan oleh Menteri Koperasi Republik
Gambar 3.1
45
3.1.2 Visi, Misi dan Nilai-nilai PT. Bank Bukopin Tbk
3.1.2.1 Visi
Bank Bukopin Menjadi Lembaga Keuangan Terkemuka Dalam Pelayanan
3.1.2.2 Misi
Bank Bukopin).
46
2. Berperan Aktif Dalam Mengembangkan Usaha Kecil, Menengah dan
Professionalism
Respect Other
Intregity
membangun kepercayaan
Dedicated of Customer
Excellence
47
Struktur organisasi adalah kerangka antara hubungan satuan-satuan
Organisasi adalah suatu proses yang tersusun orang-orang yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan. Dari defenisi tersebut ada tiga elemen yang terkait yaitu :
a. Organisasi formal yaitu tanggung jawab yang dirancang oleh manajemen agar
b. Organisasi informal yaitu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin
Bentuk organisasi garis, kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap
48
Bentuk organisasi ini tidak mempunyai sejumlah bawahan yang jelas. Setiap
Bentuk organisasi ini banyak dianut perusahaan besar, daerah kerjanya luas dan
mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam dan rumit dan jumlah
karyawan banyak. Terdapat satu atau lebih tenaga staf. Staf yaitu orang yang
ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasehat dan saran dalam
Dewasa ini, garis besar struktur organisasi bank dapat dibagi atas :
1. Struktur atas dasar retail. Struktur organisasi seperti ini umumnya dialami oleh
49
account officer yang melayani nasabah besar dan melakukan koordinasi
perusahaan dan memiliki relatif sedikit retail bisnis, kegiatan ini seperti disebut
coorporate banking.
3. Struktur atas dasar nasabah. Struktur organisasi bank atas dasar pelayanan pada
saat sekarang ini berkembang menjadi organisasi yang berstuktur atas dasar
globalnya. Atas dasar pengelompokkan itu terdapat kegiatan bagian bak yang
4. Struktur Divisi Internasional yang terpusat. Tipe struktur ini terdapat pada
cabang-cabangnya.
50
Struktur organisasi pada PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang Padang dapat
dilihat dari tabel atau bagan struktur organisasi PT.Bank Bukopin,Tbk Cabang
Padang. Struktur organisasi pada PT. Bank Bukopin Cabang Padang, Tbk adalah
Dua jabatan dimaksud adalah Manager Pelayanan dan Operasi yang bertugas
Sedangkan Manager Bisnis lebih difokuskan untuk memantau kegiatan usaha baik
kerjasama. Untuk gambaran struktur perusahaan dapat dilihat pada lampiran 3.1
didasarkan atas jumlah asset yang dimiliki oleh kantor cabang. Jumlah asset yang
51
Dari struktur organisasi diatas, dapat diterangkan tugas dan wewenang
I. Pemimpin Cabang
Cabang untuk mencapai target cabang sesuai dengan baik untuk unit bisnis
1. Manager Bisnis
rencana.
kegiatan pemasaran.
52
c. Menganalisa,mengevaluasi dan menindak lanjuti pengajuan proposal
SLA.
2. Manager Operasi
ketentuan.
(meliputi transaksi front office dan back office) dan pelayanan untuk
53
memastikan pelaksanaanya telah sesuai dengan standar dan
perusahaan.
promosi, gathering).
54
Dengan tugas memonitor kinerja supervise dibawahnya terkait
perusahaan.
2. Koordinator Pelayanan
55
b. Mengarahkan, mengkoordinasikan,dan memantau penanganan
dengan baik.
nasabah, internet banking, sms banking dan seluruh produk PT. Bank
Bukopin.
56
2. Teller: Tugas melayani transaksi penyetoran dan penarikan oleh
57
c. Menjaga likuiditas dan memeriksa hasil komparasi neraca dengan
RTGS.
58
Bertanggung jawab dalam menjalankan dan menjaga kelancaran
Swasta nasional terkemuka di tanah air pada saat ini. Selain mampu
59
mengembangkan jaringan usaha dengan 419 outlet yang terdiri dari 36 kantor
Cabang, 107 Kantor Cabang Pembantu, 136 Kantor Kas, 90 kantor layanan
fungsional (layanan mikro), 42 kantor payment point dan 8 pick up service. Untuk
Jaringan elektronik yang dijalankan antar lain: 368 ATM yang tersebar di seluruh
cabang dan daerah-daerah tertentu, 779 ATM Mini, 11.000 PPOB diseluruh
Kinerja PT. Bank Bukopin,Tbk dapat dilihat dari berbagai indikator yang
tercapai selama ini, khususnya yang berkaitan langsung dengan bisnis perbankan.
Salah satu bentuk keberhasilan yang dicapai PT.Bank Bukopin Tbk adalah mampu
melewati masa sulit pada tahun 1998. Ditengan situasi perbankan yang mengalami
operasional dari Rp. 124,14 Milyar pada tahun 1997 menjadi Rp.371,99 Milyar
60
Walaupun kondisi perekonomian belum menunjukkan tanda-tanda
usaha sesuai rencana jangka panjang 1998-2003. Kelima segmen itu adalah
consumer, koperasi, usaha kecil dan mikro, komersial, syariah, treasury dan
internasional banking.
sepanjang tahun 1998 dilakukan dengan sangat selektif dan ditujukan pada sector
Tbk menjadi satu dari sembilan bank swasta nasional yang mengikuti program
rekapitulasi perbankan. Keputusan ini disambut dengan lega dan rasa syukur,
mengingat hal ini membuka peluang bagi PT. Bank Bukopin Tbk untuk terus
berkarya demi peningkatan usaha serta taraf hidup sector usaha kecil, pedesaan,
1993 yang dirubah dengan pembetulan AD Bank Bukopin nomor 118 tanggal 28
Mei 1993. Bank Bukopin menjalankan kegiatan usaha berupa perhimpunan dana
61
dan penyaluran kredit yang fokus pada empat pilar utama yaitu usaha kecil,
menengah & koperasi (UMKMK), bisnis mikro, bisnis konsumer dan bisnis
komersial. Selain empat pilar tersebut, Bank Bukopin memiliki kegiatan usaha
berkembang.
1. Produk keunggulan bisnis mikro dari bank Bukopin produk kredit dengan
a. Produk Dana
b. Produk Kredit
- Bank Garansi
62
3. Produk unggulan bisnis komersial terdiri dari :
a. Produk Dana
- Giro umum
- Deposito valas
b. Produk Kredit
- Kredit investasi
Bank Bukopin Tbk Cabang Padang untuk memperoleh data dan informasi
63
a. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab kepada pihak organisasi
penelitian ini.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
64
informan atau subjek penelitian. Dalam hal ini penulis mendapatkan
juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan
harian, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini
angket berupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
ditujukan kepada orang yang terdiri dari berbagai posisi atau jabatan pada
65
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Netral
d. Tidak Setuju
Untuk dapat menganalisis suatu masalah dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah :
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer) (Indriantoro dan
Supomo 2002:146). Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli, tidak melalui media perantara. Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang Desentralisasi dan system
akuntansi manajemen yang diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang diajukan
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan bank, buku-buku
minat yang ingin peneliti investigasi. sedangkan sampel adalah bagian dari
66
organisasi yang terditi atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah manajer PT. Bank Bukopin
3.2.4.2 Sampel
populasi dijadikan sebagai sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 91). Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
untuk populasi. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betu-betul
menggunakan teknik total sampling atau sampel jenuh yang termasuk data
Sampel dalam penelitian ini adalah manajer pada PT. Bank Bukopin
Variabel penelitian adalah obyek atau apa yang menjadi titik pusat
67
perhatian peneliti Arikunto (2006;99).
Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
gerikut :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
Variabel bebas atau independen dari penelitian ini ada dua, yaitu :
A. Desentralisasi (X1)
68
Variabel independen yang pertama (desentralisasi) diukur dengan
2. Informasi Timelines
3. Informasi Aggregation
4. Informasi Integretion
69
3.2.6.1 Uji Normalitas
masing variabel penelitian. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data dalam penelitian berdistribusi normal.
Pengujian ini untuk mengetahui adanya linier yang sempurna atau pasti
diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. Syarat
berlakunya model regresi ganda adalah antar variabel bebasnya tidak memiliki
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance melalui SPSS dan koefesien
korelasi antar variabel bebas. Jika VIF > 10 maka variabel tersebut mempunyai
regresi diperoleh VIF < 5 dan tolerance diatas 0,1 maka dalam model tersebut
70
Gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan dilakukan pengamatan
scatter plot melaluli SPSS antara prediksi variabel terikat dengan residualnya,
grafik Scatter plot dengan pola titik yang menyebar diatas dan dibawah sumbu Y.
X100%
Keterangan:
n = nilai yang diperoleh
N = jumlah seluruh nilai
% =prosentase
Arikunto (2006:240)
71
a. Untuk jawaban pernyataan Sangat Setuju (SS) =5
80% : 5 = 20 %
72
84% < DP < 100% Sangat Baik
73
20% < DP < 36% Sangat Tidak tinggi
adalah sebagai
Interval
Persentase Kriteria
berikut :
74
Analisis Inferensial adalah metode analisis statistik yang member cara
menarik kesimpulan tentang ciri ciri populasi tertentu dari hasil analisa
analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih, juga menunjukkan arah hubungan antar variabel dependen dengan variabel
dengan metode analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan
dari analisis regresi linier berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan
75
Persamaan model regresi berganda Ghozali (2005: 182)
Y = a + 1. X1 + 2 . X2 + e
Dimana:
Y = kinerja manajerial
a = konstanta regresi
X1 = variabel desentralisasi
a. Menentukan hipotesis
Ho : = 0, (tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel independen
76
Bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih, dan derajat
kepercayaan sebesar 5% maka Ho dapat ditolak bila nilai t > 2 (dalam nilai
absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif (Ha), yang
manajemen).
Jika t hitung t tabel dan t hitung t tabel maka Ho ditolak, maka kita
Jika t hitung <t tabel dan t hitung >t tabel maka Ho diterima, maka kita
menolak hipotesis alternatif (Ha) yang artinya tidak ada pengaruh antara
a. Menentukan hipotesis
77
Ho = i = 0 (tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel
b. Simpulan
Bila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak pada derajat kepercayaan
5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif (Ha) yang
kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menolak hipotesis alternatif (Ha)
yang artinya tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel independen
varian dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. yang
78
variabel independen dalam suatu model atau disebut Adjust Atau yang
independen.
2 2
parsialnya r untuk masing-masing variabel bebas. Uji r digunakan untuk
DAFTAR PUSTAKA
79
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta.Bumi
Aksara .
Anthony and Azwar Omar. 1999. Decentralization Goverrnance and Public
Services The Impact of Institutional Arrangements. IRIS Center. University
of Maryland.
Ajibolade, S.O. 2010. Managemen Accounting Systems, Perceived Enviromental
Uncertainty and Companies , Faculty of Business Administration
University of Lagos Nigeria Vol. 2
Banyuaji Himawan. 2009. Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen, Desentralisasi
dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial, Universitas
Muhamadiah Surakarta.
Budiarto , Dekeng Setyo. 2004.Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen (SIAM) Terhadap Kinerja Organisasi Dengan
Tingkat Desentralisasi Sebagai Moderating Variabel (Studi Empiris pada
Bank Swasta di Jateng dan DIY). Masters thesis, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro.
Chenhall,R.H dan D. Morries. 1986. The Impact of Structur, Environment, and
Interdependence on the Preceived Usufulness of Management accounting
Systems. Acconting Review. Pp. 16-35.
Chong, V.K. 1996. Management accounting Systems, Task Uncertainty and
Managerial Performance: A Research Note. Accounting, Organizations and
Society. Vol. 21, No.25. pp. 415-421.
Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo. 1993. Statistik Induktif, Penerbit BPFE
UGM, Yogyakarta.
Dwirandra, A.A.N.B.2004. Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan,
Desentralisasi, dan Agregat Informasi Akuntansi Manajemen terhadap
Kinerja Manajerial. Jurnal akuntansi Universitas Udayana.
Garrison dan Noreen. 2000. Akuntansi Manajemen, Terjemahan Oleh : Totok
Budi Santoso. Jakarta : Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS. Semarang:Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.
Hansen dan Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen, Terjemahan Oleh : Ancella A.
Hermawan, Jakarta : Erlangga.
Hussen Umar, Riset Pemasaran, Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga, 1998
Jaryanto.2008. Pengaruh Ketidakpastian Tugas dan Desentralisasi terhadap
Kinerja Manajerial dengan Sistem Akuntansi Manajemen sebagai Variabel
80
Intervening studi kasus pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah. Tesis
Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasikan.
Juniarti dan Evelyne. 2003. Hubungan Karakteristik Informasi Yang Dihasilkan
Oleh System Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Mnajerial Pada
Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur , Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Univ. Petra Surabaya Vol. 5 No.
Machfoedz, Masud. 2001.Akuntansi Manajemen Peremcanaan dan Pembuatan
Keputusan Jangka Pendek. Edisi ke lima, BPFE-Yogyakarta.
Mari Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, Edisi Revisi,
Yogyakarta :Liberty, 1989.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Mutamainah, Kurniawati. 2009. Pengaruh Ketidakpastian Tugas dan
Desentralisasiterhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Akuntansi
Manajemen sebagai Variabel Intervening studi kasus pada Perusahaan
Manufaktur skala besar di Jawa Tengah. Tesis Universitas Diponegoro.
Tidak dipublikasikan.
Mulyaningtyas. 2008. Pengarun Desentralisasi dan Sistem Akuntansi
Manjemen Terhadap Kinerja Manajerial, Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur di Semarang. Skripsi Universitas Negri Semarang.
Nazaruddin, Ietje. 1998. Pengaruh Desentralisasi dan kerakteristik Informasi
akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial, Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Volume 1 Nomor 12. Pp 141-162.
Pratiwi, Umi. 2006. Pengaruh Strategi bisnis, Ketidakpastian Lingkungan dan
Desentralisasi Terhadap Hubungan Broad Scope Sistem akuntansi
Manajemen dengan Kinerja Manajerial, Studi Kasus Pada PT. BPR se
Wilayah BI Semarang. Tesis Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasikan.
Supriyono, 2000. Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, BPFE , Yogyakarta.
Sondang P. Siagian, MPA. 2002.Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Sutapa. 2003. Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen, Ketidakpastian
Lingkungan dan Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial. Tesis
Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasikan.
Handoko, Hani. 2003. Manajemen. Edisi dua. BPFE, Yogyakarta. Hansen dan
Mowen.2006.
Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Research Methods for Business) II. Edisi
Keempat: Salemba Empat, Jakarta.
Hongren, Charles, T. 2005. Akuntansi Manajemen. Erlangga, Jakarta.
81
Mangkunegara. 2005. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.
Marsyah, Syam,F.2005. Sistem AkuntansiManajemen. CV Alfabeta, Bandung.
Mulyadi. 2006. Akuntansi Manajemen: Konsep Manfaat dan Rekayasa. Edisi
kedua. Universitas Gajah Mada, STIE YKPN, Yogyakarta.
Pratama Randitya Yudha. 2011. Pengaruh Sistem Akuntansi, Desentralisasi dan
Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial Pada Bank
Syariah Manado. (tidak publikasi)
82