Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

Pengembangan Alat Laboratorium Fisika

Rotary Motion Sensor

Oleh:
1. Ismiyati (16175015)
2. Nining Devitri (16175021)
3. Ria Hariani (16175026)

Dosen :

Yohandri, Ph.D
Dr. Yulkifli, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu
melimpahkan berkat rahmat dan hidayahNya, hingga akhirnya penyusunan proposal yang
berjudul Rotary Motion Sensor ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat
beriring salam tak lupa buat Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, Rahmatan Lilalamin.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada semua pihak, terutama pada dosen
pembimbing Bapak Yohandri, Ph.D dan Bapak Dr. Yulkifli, M.Si yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini
tanpa kendala yang cukup berarti. Dan semua pihak yang telah membantu dan memberi
dorongan penulis dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini belum sempurna, karena keterbatasan
pada penulis. Untuk itu, penulis dengan ikhlas menerima semua saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.

Padang , Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

1
BAB I Pendahuluan....................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................3

BAB II Kajian Teori...................................................................................................4


A. Prinsip Pengembangan Alat laboratorium......................................................4
B. Kriteria Pembuatan dan Pegembangan Alat Laboratorium............................4
C. Langkah langkah pembuatan dan Pengembangan Alat
Laboratorium Fisika sederhana......................................................................5
D. Momen Inersia...............................................................................................5
E. Konservasi Energi Mekanik di Putaran Sistem..............................................7

BAB III Metode Rancangan.......................................................................................9


A. Waktu dan Tempat..........................................................................................9
B. Pendekatan Pengembangan............................................................................9
C. Skema Rancangan Kerja Alat.........................................................................9
D. Alat dan Bahan...............................................................................................10
E. Prosedur Kerja Pembuatan Alat.....................................................................13
F. Pengujian Alat................................................................................................14
G. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................14

Bab IV Penutup..........................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................18

Daftar Pustaka............................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu bidang ilmu sains yang sangat fundamental yang
penerapannya banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan fisika
mempelajari tentang gejala alam, dimana hampir semua yang ada di alam tidak lepas dari
fisika, mulai dari mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik
bersifat makroskopis maupun mikroskopis yang berkaitan dengan perubahan zat atau
energi. Sehingga, pengetahuan tentang ilmu fisika ini diperoleh secara empiris, yaitu
pengamatan langsung kejadian di alam.
Teori fisika tidak cukup apabila hanya dibaca, sebab teori fisika tidak sekedar
hafalan saja akan tetapi harus dibaca dan dipahami serta dipraktikkan, sehingga peserta
didik mampu menjelaskan permasalahan yang ada, seperti yang ditekankan oleh
kurikulum 2013 pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach). Pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan membentuk jejaring. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karenanya, pembelajaran yang relevan digunakan
adalah pembelajaran yang didukung oleh kegiatan laboratorium (praktikum).
Kegiatan laboratorium memberi peran yang sangat besar terutama dalam
membangun pemahaman konsep, verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep,
menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah dan kemampuan
afektif siswa), dan menumbuhkan rasa suka terhadap pelajaran IPA (Koretsky, et.al.,
2011). Di samping melatih keterampilan, kegiatan laboratorium juga berperan dalam
melatih dan mengembangkan nilai-nilai sikap ilmiah, seperti: kritis, objektif, kreatif,
skeptis, terbuka, disiplin, tekun, mengakui kelebihan orang lain, dan kekurangan diri
sendiri (Academy Savant, e-Learning Science. 2012).
Kenyataan yang terjadi di lapangan, kegiatan praktikum masih jarang
dilaksanakan di sekolah-sekolah, karena komponen dari alat peraga masih kurang. Salah
satunya adalah alat peraga untuk materi Momen Inersia. Hal ini menunjukkan bahwa
sejauh ini laboratorium IPA di SMA belum sesuai dengan harapan kurikulum 2013. Oleh
karena itu, untuk menjaga kelangsungan pembelajaran fisika melalui praktikum perlu
dikembangkan alternatif alat laboratorium agar pembelajaran fisika dapat berjalan secara

1
2

baik serta tetap memperhatikan aspek lingkungan. Sesuai dengan Permendiknas Nomor
16 Tahun 2007, salah satu kompetensi guru adalah guru harus dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik dengan kompetensi inti dapat menyusun rancangan
pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun
lapangan dan menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta
didik, maka dalam upaya mengadakan alat laboratorium fisika tersebut, guru dan peserta
didik dapat melakukan pengembangan dengan cara merancang dan membuat alat
laboratorium fisika sederhana (buatan sendiri). Produk pengembangan alat laboratorium
fisika walaupun sederhana dalam tampilan fisik, tetapi dapat mendukung prinsip kerja
dan konsep fisika yang diajarkannya sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi.
Inovasi pembuatan suatu alat laboratorium fisika akan terus mengalami tahapan
perkembangan seiring dengan berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi,
bermula dari alat laboratorium fisika berbasis analog hingga dihasilkan dapat suatu alat
laboratorium fisika berbasis digital. Pada proposal ini, penulis ingin mengembangkan
sebuah alat praktikum berbasis sensor mengenai materi Momen Inersia dan Hukum
Kekekalan Energi Mekanik yang melibatkan gerak rotasi, sehingga melalui pengalaman
empiris ini diharapkan dapat menghasilkan alat laboratorium fisika yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah
dalam proposal ini adalah Bagaimana merancang dan membuat alat percobaan tentang
Rotary Motion sensor untuk menentukan Momen Inesia dan Hukum Kekekalan Energi
Mekanik yang melibatkan gerak rotasi ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan proposal ini adalah :
1. Sebagai Panduan Pengembangan inovasi alat laboratorium fisika, sehingga
diharapkan guru terampil mengembangkan alat laboratorium fisika sederhana yang
sesuai dengan perkembangan IPTEK untuk pembelajaran fisika dan karya inovatif
pengembangan keprofesian berkelanjutan.
2. Merancang alat laboratorium fisika sederhana berbasis digital dalam memfasilitasi
pembelajaran fisika.
3. Membuat alat laboratorium fisika sederhana berbasis digital sesuai rancangan.

D. Manfaat
3

Adapun manfaat dalam pembuatan proposal ini adalah:


1. Dapat dijadikan sebagai panduan pengembangan alat laboratorium fisika yang
sederhana sesuai dengan perkembangan IPTEK berbasis digital.
2. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca khususnya
untuk tenaga pendidik kedepannya.
3. Membantu mahasiswa memahami cara mengembangkan alat laboratorium fisika
dalam pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Prinsip Pengembangan Alat Laboratorium Fisika


Alat laboratorium fisika telah banyak dibuat secara masal oleh pabrik. Namun
karena alasan-alasan tertentu, seperti kurang lengkap, kekurangan alat atau sekolah tidak
memilikinya, alat-alat tersebut dapat dibuat dan dikembangkan sendiri oleh guru atau
siswa dengan memanfaatkan bahan bekas yang banyak terdapat di lingkungan sekitar
kita; alat/ bahan yang banyak di pasaran, penggunaan perkakas tidak memerlukan
keterampilan khusus. Hal ini sesuai dengan pendapat Nyoman Kertiasa (1994) yang
menyatakan tentang pengertian alat laboratorium fisika sederhana adalah alat yang dapat
dirancang dan dibuat sendiri dengan memanfaatkan alat/bahan sekitar lingkungan kita;
dalam waktu relatif singkat dan tidak memerlukan keterampilan khusus dalam
menggunaan alat/bahan/ perkakas; dapat menjelaskan/ menunjukkan/ membuktikan
konsep-konsep/gejala yang sedang dipelajari; alat lebih bersifat kualitatif daripada
ketepatan kuantitatif.
Pengembangan alat laboratorium fisika sederhana dapat dibuat dalam bentuk:
1. Padanan alat, yaitu alat yang dibuat dengan mengacu pada contoh alat yang sudah
ada (alat praktik, alat peraga, alat pendukung) di laboratorium IPA. Misalnya: bel
listrik sederhana atau cakram Newton.
2. Prototipe, yaitu alat baru yang sebelumnya tidak ada, atau dapat merupakan
pengembangan dari alat yang sudah ada, pernah ada yang membuat namun kemudian
dimodifikasi. Misalnya: slide proyektor atau episkop sederhana.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
pengembangan alat laboratorium fisika sederhana adalah meliputi perancangan dan
pembuatan alat peraga, alat praktik, atau alat pendukung pembelajaran fisika yang
merupakan bentuk padanan alat atau prototipe.
B. Kriteria Pembuatan dan Pengembangan Alat Laboratorium Fisika
Beberapa hal yang penting diperhatikan sebagai kriteria dalam pembuatan dan
pengembangan alat laboratorium fisika sederhana, adalah sebagai berikut.
1. Bahan mudah diperoleh (memanfaatkan limbah dan dibeli dengan harga relatif
murah), mudah dalam perancangan dan pembuatannya, mudah dalam perakitannya
(tidak memerlukan keterampilan khusus), dan mudah dioperasikannya.

4
5

2. Dapat memperjelas/menunjukkan konsep dengan lebih baik, dapat meningkatkan


motivasi siswa, akurasi cukup dapat diandalkan, tidak berbahaya ketika digunakan,
menarik, daya tahan alat cukup baik (lama pakai), inovatif dan kreatif, bernilai
pendidikan.
C. Langkah-langkah pembuatan dan pengembangaan Alat Laboratorium Fisika
Sederhana
Langkah-langkah pembuatan dan pengembangaan alat laboratorium fisika
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

D. Momen Inesia
Momen gaya dan percepatan sudut adalah analogi dari gaya dan percepatan linear.
Untuk mengembangkan analogi hukum Newton untuk gerak rotasi, kita masih perlu
mencari analogi massa. Dalam gerak linear, massa adalah ukuran inersia suatu benda,
yaitu kecenderungan benda untuk tidak mengalami perubahan posisi atau gerak. Untuk
gerak rotasi , yaitu kecenderungan benda untuk tidak mengalami perubaha gerak rotasi,
selain ditentukan massa, juga dipengaruhi pola distribusi massa terhadap sumbu putar
yang di sebut momen inersia. Jadi, analogi dari massa pada gerak linier adalah momen
inersia pada gerak rotasi.
Adapun besaran besaran yang di jelaskan dalam gerak rotasi antara lain adalah
keceparatan sudut (), torsi () dan percepatan sudut () dan muncul dalam hukum kedua
Newton tentang gerak untuk gerak rotasi sebagai berikut :

Tabel di bawah ini menjelaskan persamaan untuk menghitung Momen Inersia I


dari benda benda berikut :
6

Tabel 1 Persamaan persamaan yang digunakan untuk menghitung Momen


Inersia

Penentuan Eksperimental dari Momen Inersia


Di bawah ini merupakan gambar rancangan dari alat praktikum yang akan
digunakan untuk mengukur momen inersia dari piringan yang berputar

Gambar. 1 skema dari setup eksperimental untuk menentukan momen inersia


dari piring berputar.
Persamaan rotasi dari sistem (mengambil piringan sebagai contoh) dari hukum
kedua Newton tentang gerak adalah :

dimana I adalah momen inersia piringan , r adalah jari-jari katrol dan T adalah tegangan
tali. Mengingat massa yang digantung (mH), analisis dari benda tersebut dalam diagram
bebasnya adalah :

Dengan menggabungkan persamaan 1 dan 2 maka di peroleh persamaan:

Momen Inersia piringan dapat ditentukan dengan :


7

E. Konservasi Energi Mekanik di putaran Sistem


Energi mekanik merupakan energi total dari energi potensial dan energi kinetik
dalam kinematika linaer. Energi kinetik adalah energi yang ada saat benda bergerak. Oleh
karena itu, dalam gerak rotasi sebuah sistem juga memiliki energi kinetik rotasi. Hal ini
dinyatakan bahwa energi kinetik dari gerak translasi dan gerak rotasi dapat di rumuskan
dalam persamaan :

adalah kecepatan sudut dalam satuan "rad/s". Ini menggambarkan seberapa cepat
obyek berputar. Secara umum energi mekanik untuk sistem rotasi "konservatif" yang
bekerja pada sistem adalah kekal.

mH adalah massa beban yang tergantung, dan v adalah kecepatan. Idisk adalah momen
inersia piringan, dan adalah kecepatan sudut, h adalah tinggi dari beban yang
digantung diukur dari tanah. Dalam percobaan, berat menggantung dan piringan
dilepaskan dari yang lain, dan kita mengukur kecepatan akhir sebagai berat menggantung
mencapai lantai. Jadi Persamaan 6 menjadi :

Kecepatan linear dari beban yang digantung dari piringan yang berputar dapat di peroleh
melalui persamaan, v = r, di mana r adalah jari-jari katrol. Menggunakan persamaan
ini, Persamaan 7 menjadi :

Pemecahan persamaan ini untuk f (kecepatan sudut akhir)


8

Persamaan ini untuk menghitung nilai-nilai teoritis kecepatan sudut akhir.


Tabel 2. Besaran besaran pada gerak translasi dan gerak rotasi
BAB III
METODE RANCANGAN

A. Waktu dan Tempat


Pengembangan dilaksanakan di laboratorium Pendidikan Fisika Universitas Negeri
Padang, pada bulan AprilJuni 2017, selama 3 bulan.

B. Pendekatan Pengembangan
Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan ini adalah pendekatan Penelitian
dan Pengembangan (Research and Development) yang dikembangkan oleh Borg dan
Gall (1989), yang dimodifikasi oleh Sukmadinata dan kawan-kawan (2007). Pemilihan
pendekatan pengembangan ini didasari oleh tujuan pengembangan yang ditetapkan,
yakni untuk memenuhi alat praktikum tentang Momen Inersia memanfaatkan sensor
kecepatan yang belum ada di sekolah serta menjelaskan perbandingan data yang
diperoleh menggunakan alat yang dikembangkan dengan data yang diperoleh dari
konsep Dinamika Rotasi.

C. Skema Rancangan Kerja Alat

Benda yang berputar

f
Pulley (Katrol)
T Katrol

Sensor Putaran Benang


T

Falling mass m

mg

Dudukan alat (Base)

Gambar 2. Skema Rancangan Alat

9
10

D. Alat Dan Bahan


Tabel 3. Bahan yang Dibutuhkan untuk Merancang Alat Labor
No Nama Alat Gambar Fungsi alat Jumlah
1 Piringan kayu Benda yang 1
(atau kayu) diputar.
berbentuk bulat Ditengahnya diberi
R
(diameter 20 lubang 2 cm tempat
cm) sambungan ke
batang penyangga.
Gambar 3. Piringan Kayu
2 Benda kayu Benda yang diputar 1
berbentuk cincin diatas piringan
(diameter 16
cm)
Gambar 4. Cincin Kayu
3 Sensor putaran Berfungsi sebagai 1
penentu nilai
kecepatan putara
benda yang
berputar

Gambar 5. Sensor putaran


4 Batang 1
penyangga dan
klem

Gambar 6 . Batang
penyangga dan klem
5 Kabel Berfungsi untuk 2
penghubung menghubungkan
sensor ke LCD
display
11

Gambar 7. Kabel
penghubung
6 Display LCD Berfungsi untuk 1
(2x16) menampilkan nilai
putaran yang
ditunjukkan oleh
sensor putaran
Gambar 8. LCD display
7 Arduino Berfungsi sebagai 1
pengendali mikro
single-board yang
bersifat open-
Gambar 9. Arduino source.
8 Base (Dudukan Berfungsi untuk 1
alat) menopang bak
penampung 1

Gambar 10. Dudukan A


9 Bor Berfungsi untuk 1
melubangi piringan
kayu

Gambar 11. Bor


10 Beban yang Penyebab putaran 10
digantung pada benda.

Gambar 12. Beban


12

11 Hanger Tempat gantungan 1


(penggantung massa beban
massa beban)

Gambar 13. Penggantung


12 Katrol 3 tingkat Tempat penyangkut 1
tali pemutar benda

Gambar 14. Katrol 3


tingkat
13 Katrol dan Penghubung tali 1
Klem

Gambar 15. Katrol dan


klem
14 Benang Penghubung benda 1
dan beban

Gambar 16. Benang


15 Power supply Berfungsi untuk 1
mengantar arus
listrik dan juga
ebagai penampung
arus atau tahanan
Gambar 17. Power supply listrik.

E. Prosedur Kerja Pembuatan Alat


1. Melengkapi alat dan bahan yang akan digunakan sesuai table 3
13

2. Memotong piringan yang terbuat dri kayu dengan alat pemotong, diameter piringan
adalah 20 cm dengan ketebalan 2 cm dan diberi lubang ditengah 2 cm untuk
penghubung ke batang penyangga.
3. Menyiapkan cincin kayu dengan diameter luar 16 cm dan diameter dalam 14 cm serta
ketebalan 10 cm.
4. Mengatur dudukan sensor ke batang penyangga dan menyambungkan ke alat
penghubung
5. Mengatur letak katrol besar beserta klem agar terhubung dengan sensor putaran.
6. Mengikat ujung benang ke gantungan beban dan salah satunya lagi ke katrol yang
terhubung pada benda.
7. Gantungkan benang sehingga benang berada pada alur katrol dan penggantung beban
tergantung dengan bebas.
8. Mengatur posisi klem pada katrol harus membentuk sudut sehingga benang berjalan
dalam garis singgung dari katrol 3 tingkat lurus menuju tengah katrol besar ke bawah.
9. Letakkan piringan diatas katrol 3 tingkat secara langsung.
10. Letakkan cincin kayu dengan menyisipkan diatas garis pada piringan.
11. Setelah rancangan alat tersebut selesai, sebuah program dimasukkan ke dalam arduino
yang telah dipasang sensor putaran
12. Setelah pemprograman berhasil, rangkaian arduino yang telah dihubungkan dengan
display disusun ke dalam kotak.
13. Agar alat dapat digunakan terlebih dahulu dihubungkan pada power supply, sehingga
alat dapat dijalankan.

F. Pengujian Alat
Validasi adalah suatu penilaian terhadap parameter tertentu pada prosedur
penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya. Akurasi dari suatu metode analisis adalah kedekatan
nilai hasil uji yang diperoleh dengan prosedur tersebut dari harga sebenarnya. Akurasi
merupakan ukuran ketepatan prosedur analisis. Nilai akurasi dapat diterima, jika diperoleh
80% - 120%. Nilai akurasi dapat dihitung dengan persamaan:

Akurasi = ( Nilai Hasil / Nilai sebenarnya ) x 100%

G. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini, teknik pengambilan data dilakukan secara eksperimen.
Langkah-langkah pengambilan data:
1. Rangkai alat sesuai gambar
14

2. Hubungkan kabel ke sumber arus, pastikan sensor dan display terkoneksi.


3. Gantung beban pada hanger mass dan biarkan jatuh secara bebas.
4. Pastikan saat beban jatuh, piringan dan cincin ikut berputar.

PROSEDUR PENGUKURAN MOMEN INERSIA SECARA TEORI


1. Ukur massa cicin dan piringan lalu catat pada table 4.1.
2. Ukur diameter dalam dan luar cincin dan hitung jari jarinya (R 1, R2) , catat pada table
4.1
3. Ukur diameter piringan kayu dan hitung jari jari R, catat pada table 4.1
Table 4.1 Momen Inertia secara teori

Massa cincin
Massa piringan
Jari-jari luar cincin
Jari-jari piringan
PROSEDUR PENGUKURAN MOMEN INERSIA SECARA EKSPERIMEN
Menemukan percepatan cincin dan piringan
1. Run Science Workshop
2. Pada jendela eksperimen, pertama klik dan drag ikon sensor digital dari dua
port digital berturut turut kemudian di colokan pada RMS
3. Pilih RMS dari menu digital sensor dan klik OK

4. Klik dua kali ikon RMS di jendela eksperimen set up untuk mengaktifkan kotak
dialog sensor untuk RMS
15

5. Pastikan bahwa tombol radio Divis/ Rotasi berada di posisi 360, dan pilih sesuai
katrol dalam menu Linear Calibration pop -up, klik OK

6. Klik dan tarik grafik untuk ikon RMS dan pilih Velocity Angular dari jendelan
perhitungan dan klik OK

7. Letakan massa 50 gram pada hanger mass. Klik tombol record kemudian
lepaskan dan putar katrol 3 kali, yang memungkinkan massa untuk jatuh. Klik tombol
stop untuk mengakhiri pengumpulan data

Petunjuk : klik tombol stop sebelum massa mencapai lantai untuk menghindari data
yang salah
8. Pada jendela display grafik, klik tombol statistics button kemudian pilih linear
curve fit dari pop up menu
16

Kemiringan linear fit merupakan percepatan sudut dan harus dimasukan pada tabel 5
Mengukur jari jari
1) Menggunakan calipers untuk menghitung diameter dan jari jari katrol. Catat
pada tabel 4.2

Menemukan Percepatan piringan


1) Percepatan cincin dan piringan dari kedua piringan dan cincin yang berputar,
diperlukan untuk menentukan percepatan dan inersia rotasi piringan dengan
sendirinya jadi ini inersia rotasi dapat dikurangkan dari total, hanya
menyisakan inersia rotasi cincin.
2) Untuk melakukan hal ini, mengambil cincin dari peralatan rotasi dan ulangi
Menemukan Percepatan cincin dan piringan untuk piringan saja.

Perhitungan
Catat hasil perhitungan pada Tabel 4.3
1) Hitung nilai eksperimental inersia rotasi cincin dan piringan yang bersama-
sama.
2) Hitung nilai eksperimental inersia rotasi piringan saja.
3) Kurangi inersia rotasi piringan dari total inersia rotasi cincin dan piringan.
4) Gunakan perbedaan persen untuk membandingkan nilai-nilai eksperimental
untuk nilai-nilai teoritis.

Table 4.1. Momen Inertia secara teori

Massa cincin
Massa piringan
Jari-jari luar cincin
Jari-jari piringan

Tabel 4.2 Data Eksperimen Inersia Rotasi

Kombinasi cincin dan Piringan saja


piringan
17

massa yang di
gantung
slope
Jari jari katrol

Tabel 4.3 Hasil

Inersia rotasi dari cincin dan piringan


Inersia rotasi dari piringan
Inersia rotasi dari cincin
% perbedaan untuk piringan
% perbedaan untuk cincin
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pembuatan alat pengukur momen inersia untuk benda bergerak rotasi


menggunakan teknik yang sederhana seperti yaitu dengan menggunakan arduino
dan display LCD serta sensor putaran
2. Perancangan pembuatan alat ini sesuai dengan konsep dinamika rotasi dimana
setiap benda memiliki kelembaman atau inersia yang berbeda beda, tergantung
seberapa besar massa yang di miliki benda tersebut.
3. Cara kerja alat ini adalah ketika beban digantung dan saat jatuh bebas, bendapun
ikut berputar. Kemudian kecepatan sudut dan momen inersianya bisa di baca pada
display.

B. SARAN
Pengembangan alat ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan yang
penulis alami serta diharapkan untuk pengembangan selanjutnya hendaknya dapat
lebih baik lagi dan bisa menambah atau memodifikasi sensor yang akan di pakai pada
pengembangan alat ini.

DAFTAR PUSTAKA

18
Foster, Bob. 2011. Terpadu Fisika SMA/MA Jilid 2B untuk kelas XI Semester II. Bandung :
Erlangga

Hanks, Jon. 1996. Instructional Manual And Experiment Guide for the PASCO scientific
Model Cl-6538 Rotary Motion Sensor.

Physics Lab IX. Moment of Inertia and Rotational Energy. Physics Mercer University : USA

19

Anda mungkin juga menyukai