Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Plasma adalah gas yang terionisasi, artinya gas tersebut sudah kehilangan elektron-
elektronnya. Kita tahu bahwa sebuah unsur terdiri atas elektron dan nukleus (yang terdiri
atas proton dan neutron). Dalam zat padat, atom-atom terikat satu sama lain membentuk
molekul, yang masing-masing terikat dalam suatu ikatan kimia yang kuat. Pada zat padat,
molekul-molekul terikat dalam ikatan kimia lemah. Pada gas, molekul-molekul terpisah
satu sama lain tanpa adanya ikatan kimia. Unsur-unsur dalam plasma tersebut tidak lagi
bersatu membentuk molekul, dan unsur-unsur tersebut kehilangan elektron-elektronnya.
Jadi dalam plasma, yang ada adalah sebuah "sup" yang terdiri atas nukleus dan elektron.
Produksi plasma membutuhkan energi (dalam orde elektron volt) agar dapat
mengionisasi ion. Agar energi yang dibutuhkan tidak terlalu besar, maka dibuat
lingkungan yang bertekanan rendah. Di sisi lain, plasma tekanan rendah membutuhkan
sistem vacum yang memiliki tekanan rendah (<0.1 torr), yang membutuhkan biaya yang
cukup mahal dan membutuhkan perawatan. Load lock dan lengan robot otomatis kadang
harus digunakan untuk memasukkan dan mengeluarkan bahan dari sistem vakum. Dan
juga, ukuran dari sample dibatasi oleh ukuran ruang vakum tersebut. Pada makalah ini
akan dibahas mengenai suhu dan sifat optik plasma, untuk itu diperlukan suatu alat untuk
dapat menjelskan hal tersebut, yaitu fungsi partisi.
Fungsi partisi adalah suatu fungsi yang menjelaskan sifat-sifat statistika suatu
sistem dalam kesetimbangan termodinamika. Fungsi ini bergantung pada suhu dan
parameter-parameter lainnya, seperti volume dan tekanan gas. Kebanyakan variabel-
variabel termodinamika dari suatu sistem, seperti energi, energi bebas, entropi dan tekanan
dapat diekspresikan dalam bentuk fungsi partisi atau turunannya. Fungsi partisi
dilambangkan dengan huruf Z.
Z disebut "fungsi partisi", karena dapat menyatakan bagaimana kebolehjadian
terpartisi (terbagi-bagi) dalam keadaan mikro yang berbeda-beda, berdasarkan nilai energi
masing-masing. Huruf Z berasal dari kata dalam bahasa Jerman Zustandssumme, "jumlah
seluruh keadaan". Notasi ini juga menjelaskan arti penting lainnya dari fungsi partisi
sebuah sistem: ia dapat menghitung jumlah keadaan suatu sistem dapat terpenuhi. Oleh
karena itu, jika semua keadaan memiliki kebolehjadian yang sama (serta energi sama),
fungsi partisi merupakan jumlah total dari keadaan-keadaan yang memungkinkan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah Bagaimana menerapkan
fungsi partisi pada sifat optik dan suhu plasma?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui cara menerapkan fungsi partisi pada sifat
optik dan suhu plasma

D. Manfaat Penulisan

Anda mungkin juga menyukai