PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah melakukan pengkajian dan
studi bioetik terhadap penelitian biomedis yang melibatkan stem cell pada darah
menstruasi untuk terapi pengobatan berbagai penyakit.
BAB II
ISI
3. Autonomi
Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak
manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai
hak menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir
secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki,
menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya
sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut:
a) Menghargai hak menentukan nasib sendiri
b) Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
c) Berterus terang menghargai privasi
d) Menjaga rahasia pasien
e) Menghargai rasionalitas pasien
f) Melaksanakan Informed Consent
g) Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
h) Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
i) Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan,
termasuk keluarga pasien sendiri
j) Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
k) Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien
l) Mejaga hubungan atau kontrak
4. Justice
Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib
memberikan perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan
pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama,
kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak
boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter terhadap pasiennya. Justice
mempunyai ciri-ciri :
a) Memberlakukan segala sesuatu secara universal
b) Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
c) Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama
d) Menghargai hak sehat pasien
e) Menghargai hak hukum pasien
f) Menghargai hak orang lain
g) Menjaga kelompok rentan
h) Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status
social, dan sebagainya
i) Tidak melakukan penyalahgunaan
j) Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
k) Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
l) Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil
m) Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten
n) Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat
o) Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan
kesehatan
p) Bijak dalam makroalokasi
2.2 Stem Sel
2.2.1 Definisi dan Sejarah Stem Sel
Stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi yang mempunyai 2
sifat:
1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam
hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang,
misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-
lain.
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri
(self-regenerate/self-renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat
salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.
Berdasarkan Sumbernya
Stem cell ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh. Berdasarkan sumbernya,
stem cell dibagi menjadi:
1. Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur.
2. Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst
(embrio yang terdiri dari 50 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca
pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio
yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah
dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak
membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat terus hidup dan
bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi
kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
3. Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
4. Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera
setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan jenis
hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis stem cell ini
ke dalam adult stem cell.
5. Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:
a) Sumsum tulang.
Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum
tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.
stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.
Keuntungan umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat).
1. Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat).
2. Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan
pembekuan.
3. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum
tulang.
4. Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor.
5. Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan
dengan menggunakan stem cell dari sumsum tulang, dan transplantasi
tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna atau
dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih
besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.
Afandi, D dkk. 2008. Analisis Butir Uji, Reliabilitas, dan Validitas Tes Kaidah Dasar
Bioetika. Jurnal Maj. Kedokteran Indonesia. Juni 2008. Volume 56. No 6.
Ahmad. 2008. Aspek Dasar Sel Punca Embrionik. Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang.
Bertens K. 2009. Perspektif Etika Baru. Yogyakarta : Kanisius.
Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta:
EGC.
Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika, Humaiora
dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA.
Saputra, Virgi. 2006. Dasar-dasar Stem Sel dan Potensi Aplikasinya dalam Ilmu
Kedokteran. Jakarta: PT. Kalbe Farme Tbk.
TUGAS MAKALAH BIOETIKA
OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
KENDARI
2017