Penghitungan jumlah bakteri hidup terbagi atas dua, yaitu secara (tidak
langsung) Misalnya perhitungan pengurangan jumlah substrat dan secara
langsung. Penghitungan mikroba secara langsung antara lain:
Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah
ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah
diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut.
2. Turbidimetri
3. Hemasitometer
Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup.
Karena itu keduanya terhitung. Dengan kata lain hasil yang diperoleh ialah
jumlah total sel yang ada di dalam populasi. Pada beberapa macam sel
eukariotik, penambahan zat warna tertentu (misalnya biru metilen sebanyak 0,1
%) pada sampel yang akan dihitung dapat membedakan sel hidup dari sel mati.
Pada sel khamir misalnya baik sel hidup maupun sel mati akan menyerap biru
metilen namun hanya sel hidup mampu mereduksi zat warna tersebut secara
enzimatik menjadi tidak berwarna; jadi sel-sel mati akan tampak biru.
Kelemahan lain adalah sulitnya menghitung sel yang berukuran sangat kecil
seperti bakteri karena ketebalan hemasitometer tidak memungkinkan
digunakannya lensa obyektif celup minyak. Hal ini biasanya diatasi dengan cara
mewarnai sel sehingga menjadi lebih mudah dilihat. Kadang-kadang sel
cenderung bergerombol sehingga sukar membedakan sel-sel individu. Cara
mengatasinya ialah mencerai-beraikan gerombolan sel-sel tersebut dengan
menambahkan bahan anti gumpal seperti dinatrium etilen diamin tetraasetat
dan Tween 80 sebanyak 0,1 %.
Sel-sel pada sisi kanan dan bawah tidak dihitung pada kotak yang sedang
diamati/dihitung.
Sel-sel pada sisi kiri dan atas tetap dihitung pada kotak yang sedang
diamati/dihitung.
Jumlah sel dalam 25 kotak besar = Jumlah sel per kotak besar 25 kotak
Jumlah sel per mm3 sampel = Jumlah sel dalam 25 kotak besar (1/0,02)
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per mm3 sampel 103
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per kotak besar 25 kotak 50 103
Misalnya : didapatkan jumlah mikroba yang mau dihitung 12 sel mikroba, maka
jumlah sel per ml sampel adalah: 12 1,25 106 = 1,5 107.
7. tujuan dilakukannya scrub pada NA miring yang berisi biakan dan tujuan
penggunaan air steril
Hal ini dimaksudkan agar spora Aspergillus niger dapat lepas dan
tersuspensi dalam air steril.
10. Setelah dilakukan 2 hal di atas, apa lagi yang harus dilakukan sebelum
pengamatan ?
Permukaan lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan menggunakan tisu lensa. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan debu dan kotoran yang dapat mengganggu proses penghitungan
mikroba.
a. Dituangkan air steril sebanyak 5 mL pada media agar miring yang telah
ditumbuhi koloni Aspergilus niger hingga seluruh bagian media agar miring yang
ditumbuhi koloni terbasahi.
b. Digaruk (scrubbing) koloni Aspergilus niger pada media agar miring yang
telah terbasahi dengan menggunakan kawat ose hingga air steril dalam tabung
terlihat keruh.
e. Ditutup ruang hitung dengan kaca penutup dan diletakkan di atas pentas
mikroskop dengan hati-hati
g. Dilakukan perhitungan jumlah sel kapang dalam 5 persegi besar (80 persegi
kecil) sebanyak dua kali (duplo), yaitu pada bagian atas dan bawah
hemasitometer. Jika jumlah sel kapang dalam 1 persegi kecil > 10 sel dan dalam
1 persegi besar > 100 sel, maka suspensi kapang perlu diencerkan.
h. Pengenceran 1:10 dilakukan dengan cara 1 mL suspensi Aspergilus niger
diambil dengan menggunakan pipet ukur 1 mL dan diletakkan pada labu takar 10
mL. Kemudian, ditambahkan air steril hingga batas labu takar dan digoyang
hingga suspensi kapang homogen.
j. Dihitung jumlah rata-rata sel kapang dari dua kali perhitungan tersebut.