Enzim
Enzim adalah sebuah biomolekul yang berupa protein dan berbentuk bulat. Enzim
terdiri dari satu atau lebih rantai polipeptida. Enzim ini akan mengubah senyawa dan
mempercepat proses reaksi dengan mengubah molekul awal yang dikenali dan diikat secara
spesifik oleh enzim (substrat) menjadi molekul lain (produk). Kemampuan enzim untuk
mengaktifkan senyawa lain dengan cara spesifik disebut dengan biokatalisator.
Ikatan enzim dengan substrat adalah sebuah ikatan yang spesifik, jadi hanya enzim-
enzim tertentu yang dapat mengikat substrat tertentu. Setelah itu barulah substrat tersebut
aktif dan barulah terbentuk perubahan kimiawi.
Fungsi Enzim adalah sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya laju sebuah
reaksi. Didalam tubuh manusia, enzim berfungsi untuk memperlancar proses pencernaan.
Dimulai dari :
1. Mulut
Enzim Amilase, terdapat didalam saliva (air ludah), dihasilkan oleh kelenjar parotis
(kelenjar ludah) dan pankreas. Fungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa (molekul
yang lebih sederhana). Contohnya jika kita makan nasi dan mengunyahnya selama 3
menit atau lebih, maka kita akan merasakan rasa manis. Hal tersebut terjadi karena ada
efek dari enzim amilase
2. Lambung
Enzim Renin, terdapat didalam lambung, kerjanya dibantu oleh HCl (asam) lambung.
Fungsi untuk mengubah kaseinogen menjadi kasein.
Enzim Pepsin, terdapat didalam lambung, kerjanya dibantu oleh HCl (asam) lambung.
Fungsi untuk mengubah protein menjadi pepton, proteosa dan polipeptida.
Enzim Lipase, berfungsi dalam mengubah trigliserida menjadi asam lemak
3. Usus Halus
4. Pankreas
1. Protein
Segala sifat protein adalah sama dengan enzim, akan tetapi sifat enzim tidak berlaku
untuk protein. Oleh karena itu hampir lebih dari separuh jumlah protein didalam sel
merupakan enzim.
2. Katalis
Enzim merupakan katalis yang dapat mengubah laju reaksi, dengan tanpa ikut bereaksi.
Aktivitas enzim dapat di atur. Enzim mampu meningkatkan laju reaksi pada kondisi yang
biasa, yaitu dari tekanan, suhu, dan pH. Tingkat katalisasi yang diberikan oleh enzim juga
lebih tinggi dibanding katalis biasa dalam segi peningkatan laju reaksinya.
3. Aktif
Molekul yang awalnya hanyalah substrat diaktifkan menjadi produk oleh enzim. Molekul
yang teraktivasi ini akan mengalami kenaikan dalam segi energi kinetiknya.
4. Spesifik
Enzim tertentu hanya bisa mengikat substrat tertentu (spesifik) pula, sehingga barulah
terjadi pengaktifan substrat dan perubahan kimiawi pun terjadi pada molekul atau
senyawa yang diikat.
Enzim disebut juga dengan Holoenzim, yang terbagi menjadi dua, yaitu apoenzim dan
kofaktor. Apoenzim merupakan penyusun utama enzim, yaitu bagian enzim aktif yang terdiri
atas protein yang bersifat tidak stabil dan mudah berubah. Sehingga dibutuhkan kofaktor
untuk menjaga fungsi enzim tetap normal. Kofaktor merupakan sebuah komponen berupa
molekul yang bersifat nonprotein. Kofaktor bisa mempunyai ikatan yang kuat maupun lemah
terhadap protein enzim. Jika kofaktor mempunyai ikatan yang kuat dengan protein enzim,
maka disebut dengan prostetik. Jika kofaktor terdiri atas molekul organik nonprotein yang
terikat secara tidak kuat/renggang terhadap protein enzim, maka disebut dengan koenzim.
Kofaktor terbagi menjadi dua lagi, yaitu molekul organik dan non-organik. Molekul
organik (koenzim) contohnya adalah Vitamin. Sedangkan molekul non-organik (ion logam)
contohnya adalah Fe+2 dan Mn+2. Akan tetapi, penting untuk diketahui, bahwa tidak semua
enzim memiliki struktur yang lengkap (memiliki apoenzim dan kofaktornya). Contohnya
enzim ribonuklease pankreas yang hanya terdiri atas polipeptida saja, dan tidak mengandung
gugus kimiawi lain.
Protease
Enzim protease disebut juga dengan proteinase, proteolitik atau peptidase. Merupakan
enzim-enzim yang mengkatalisis pemecahan rantai protein didalam tubuh, sehingga
protein yang masuk melalui makanan dapat menjadi molekul yang lebih sederhana
diserap kedalam pembuluh darah dan dibawa ke sirkulasi menuju seluruh tubuh.
Enzim protease ini terutama terdapat di lambung dan di usus halus. Contoh dari enzim
ini adalah enzim pepsin, renin, tripsin, enterokinase, peptidase, dan gelatinase.
Esterase
Enzim selulase atau enzim yang dikenal dengan nama sistematik -1,4 glukan-4-
glukano hidrolase adalah enzim yang dapat menghidrolisis selulosa dengan memutus ikatan
glikosidik -1,4 dalam selulosa, selodektrin, selobiosa, dan turunan selulosa lainnya
menjadi gula sederhana atau glukosa. Sistem pemecahan selulosa menjadi glukosa terdiri
atas tiga jenis enzim selulase yaitu endo--1,4-glukanase, ekso--1,4-glukanase, dan -
glukosidase. (Silva et al. 2005).
1.2.3. Selulosa
Selulosa adalah polimer glukosa yang berbentuk rantai linier dan dihubungkan oleh
ikatan -1,4 glikosidik. Struktur yang linier menyebabkan selulosa bersifat kristalin dan tidak
mudah larut. Selulosa tidak mudah didegradasi secara kimia maupun mekanis. Di alam,
biasanya selulosa berasosiasi dengan polisakarida lain seperti hemiselulosa atau lignin
membentuk kerangka utama dinding sel tumbuhan (Holtzapple et.al 2003). Unit penyusun
(building block) selulosa adalah selobiosa karena unit keterulangan dalam molekul selulosa
adalah 2 unit gula (D-glukosa).
Selulosa adalah senyawa yang tidak larut di dalam air dan ditemukan pada dinding sel
tumbuhan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan
tumbuhan. Selulosa merupakan polisakarida struktural yang berfungsi untuk memberikan
perlindungan, bentuk, dan penyangga terhadap sel, dan jaringan (Gambar 1).
(Lehninger 1993)
Selulosa tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni di alam, tetapi selalu
berasosiasi dengan polisakarida lain seperti lignin, pectin, hemiselulosa, dan xilan (Goyskor
dan Eriksen 1980 dalam Fitriani 2003). Kebanyakan selulosa berasosiasi dengan lignin
sehingga sering disebut sebagai lignoselulosa. Selulosa, hemiselulosa dan lignin dihasilkan
dari proses fotosintesis. Di dalam tumbuhan molekul selulosa tersusun dalam bentuk fibril
yang terdiri atas beberapa molekul paralel yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik sehingga
sulit diuraikan (Goyskor dan Eriksen 1980 dalam Fitriani 2003). Komponen-komponen
tersebut dapat diuraikan oleh aktifitas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme mampu
menghidrolisis selulosa untuk digunakan sebagai sumber energi, seperti bakteri dan fungi.
(Sukumaran et.al 2005)
Rantai selulosa terdiri dari satuan glukosa anhidrida yang saling berikatan melalui
atom karbon pertama dan ke empat. Ikatan yang terjadi adalah ikatan - 1,4-glikosidik.
Secara alamiah molekul-molekul selulosa tersusun dalam bentuk fibril-fibril yang terdiri dari
beberapa molekul selulosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Fibril-fibril ini
membentuk struktur kristal yang dibungkus oleh lignin. Komposisi kimia dan struktur yang
demikian membuat kebanyakan bahan yang mengandung selulosa bersifat kuat dan keras.
Sifat kuat dan keras yang dimiliki oleh sebagian besar bahan berselulosa membuat
bahan tersebut tahan terhadap peruraian secara enzimatik. Secara alamiah peruraian selulosa
berlangsung sangat lambat (Fan et al., 1982). Berdasarkan derajat polimerisasi dan kelarutan
dalam senyawa natrium hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis
yaitu:
1. Selulosa (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam
larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan derajat polimerisasi 600 - 1500.
Selulosa dipakai sebagai penduga dan atau penentu tingkat kemurnian selulosa.
Selulosa merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi (murni). Selulosa > 92%
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan propelan
dan atau bahan peledak, sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai
bahan baku pada industri kertas dan industri sandang/kain. Semakin tinggi kadar alfa
selulosa, maka semakin baik mutu bahannya (Nuringtyas 2010) (Gambar 2).
2. Selulosa (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan
NaOH 17,5% atau basa kuat dengan derajat polimerisasi 15 - 90, dapat mengendap
bila dinetralkan (Gambar 3).
3. Selulosa (Gamma cellulose) adalah sama dengan selulosa , tetapi derajat
polimerisasinya kurang dari 15.
1.2.4. Glukosa
Glukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang mempunyai rumus molekul
C6H12O6. Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu glukus () yang berarti
manis, karena memang nyata bahwa glukosa mempunyai rasa manis. Nama lain dari glukosa
antara lain dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah karena glukosa banyak terdapat pada buah-
buahan. Glukosa merupakan suatu aldoheksosa yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan.
Dalam biologi, glukosa memegang pernan yang sangat penting, antara lain sebagai
sumber energi dan intermediet metabolisme. Glukosa merupakan salah satu produk
fotosintesis dan merupakan bahan bakar respirasi seluler. Glukosa berada dalam beberapa
struktur yang dapat dibagi menjadi dua stereoisomer.
Struktur glukosa adalah monosakarida dengan rumus molekul C 6H12O6 atau H-(C=O)-
(CHOH)5-H, dengan lima gugus hidroksi tersusun spesifik pada enam atom karbon. Glukosa
rantai terbuka mempunyai enam rantai karbon, dari C1 sampai C6. Pada C1 terdapat gugus
fungsi aldehida, sedangkan C yang lain mengikat gugus hidroksi dan atom hidrogen. Gugus
hidroksi pada C2, C4, dan C5 harus berada di sebelah kanan, sedangkan gugus hidroksi pada
C3 harus di sebelah kiri. Penyusunan struktur gloksa yang demikian dinamakan proyeksi
Fischer.
Di alam, glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan
sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa yang
terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum atau selulosa.
Glukosa merupakan salah satu senyawa organik yang mempunyai banyak manfaat.
Penggunaan glukosa dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Sumber energi
Glukosa merupakan suatu bahan bakar pada sebagian besar makhluk hidup. Penggunaan
glukosa antara lain adalah sebagai respirasi aerobik, respirasi anaerobik atau fermentasi.
Glukosa adalah bahan bakar utama manusia. Melalui respirasi aerob, dalam satu gram
glukosa mengandung sekitar 3,75 kkal (16 kilo Joule) energi. Pemecahan karbohidrat
menghasilkan monosakarida dan disakarida, dengan hasil yang paling banyak adalah glukosa.
Melalui glikolisis dan siklus asam sitrat, glukosa dioksidasi membentuk CO2 dan air,
menghasilkan sumber energi dalam bentuk ATP. Glukosa merupakan sumber energi utama
untuk otak. Kadar glukosa yang rendah akan mengakibatkan efek tertentu.
Analit dalam tes darah
Glukosa merupakan analit yang diukur pada sampel darah. Darah manusia normal
mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap yaitu antara 70-100 mg tiap 100
mL darah. Glukosa dalam darah dapat bertambah setelah memakan makanan berkarbohidrat.
Namun 2 jam setelah itu, jumlah glukosa akan kembali pada keadaan semula. Pada penderita
diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100
mL darah.
Salah satu identifikasi dari gula pereduksi yaitu dengan uji fehling. Gula pereduksi
yaitumonosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dg pereaksi Fehling
.Gula pereduksi bereaksi dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu 2O).
Selain Pereaksi Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dg pereaksi Benedict
danTollens. Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang
digunakan dalam pengujian ini adalah larutan Fehling A dan larutan Fehling B. Larutan
Fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air sedangkan larutan Fehling B adalah larutan NaOH
dan Kalium-Natrium tartrat dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan
dicampur saat akan digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Aldehid dengan pereaksi
Fehling dapat bereaksi menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna merah bata. Dalam
pereaksi ini, ion Cu++ direduksi menjadi ino Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan
sebagai Cu2O. Untuk mengetahui gula pereduksi yang mempunyai sifat reduksi lebih kuat,
reaksi fehling lebih jelas perubahan warnanya. Dalam larutan glukosa 1% pereaksi Fehling
akan menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang
lebih encer misalnya glukosa 0,1 % endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
Pereaksi Fehling (kompleks tartrat tembaga (II) sulfat) adalah pereaksi yang dapat digunakan
untuk menguji gula pereduksi. Dengan mengetahui jumlah pereaksi yang tereduksi maka
kadar gula dapat diketahui. Penambahan urine pada larutan Fehling menyebabkan perubahan
warna. Perubahan warna ini, menandai tingkatan seseorang memiliki diabetes.
Pereaksi Fehling mampu mengoksidasi senyawa golongan Alkanal (Aldehida)
sedangkan senyawa golongan Alkanon (Keton) tidak dapat dioksidasi oleh Pereaksi Fehling.
Oleh karena itu di laboratotrium, pereaksi Fehling sering digunakan sebagai reaksi
identifikasi Alkanal sekaligus untuk membedakan dengan AlkanonUji Kuantitatif
Reaksi dengan DNS yang terjadi merupakan reaksi redoks pada gugus aldehid gula
dan teroksidasi menjadi gugus karboksil. Sementara itu DNS sebagai oksidator akan
tereduksi membentuk 3-amino dan 5-nitrosalicylic acid. Reaksi ini berjalan dalam suasana
basa. Bila terdapat gula reduksi pada sampel, maka larutan DNS yang awalnya berwarna
kuning akan bereaksi dengan gula reduksi sehingga menimbulkan warna jingga kemerahan.
Dalam pembuatan reagen DNS, kita perlu menambahkan NaOH ke dalam larutan
yang bertujuan untuk memberikan suasana basa. Karena nantinya reaksi dari reagen DNS ini
bekerja pada suasana basa. Selain menambahkan NaOH, juga ditambahkan kalium natrium
tartrat 40% (Rochelle Salt). Fungsi dari penambahan ini adalah untuk menstabilkan warna
yang terbentuk pada saat reaksi terjadi yaitu merah bata/kecoklatan. Di samping itu, kadang
juga diperlukan pemanasan untuk membantu mempercepat jalannya reaksi. Karena nantinya
yang akan diukur adalah absorbansi dari warna yang terbentuk tersebut dengan
spektrofotometri pada panjang gelombang 575 nm.
E+ S ES E +P
Keterangan:
E = Enzim
S = Substrat
P = Produk
persamaan Michaelis-Menten:
V +[S]
v o = max
K m +[ S]
Keterangan:
vo
= laju awal
v max
= laju maksimum
[S] = Konsentrasi Substrat
Km
= Konstanta Michaelis Menten